NovelToon NovelToon
Akan Kurebut Cinta Suamimu

Akan Kurebut Cinta Suamimu

Status: tamat
Genre:Tamat / Janda / Cinta Terlarang / Pelakor
Popularitas:110.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yunita Yanti

✅ Cerita ini mengisahkan konflik rumah tangga penuh drama.
✅ Bagi yang belum cukup umur apalagi masih bau kencur, silahkan mundur dengan teratur!

****

Kegetiran senantiasa menyertai perjalanan hidup seorang wanita bernama Mayuri Akhila.
Menyandang status janda di usia yang masih terbilang muda, membawa Yuri ke dalam banyak masalah.

Karena status itu pulalah, dia diusir warga di lingkungan tempat tinggalnya dan dituduh sebagai perempuan penggoda suami orang. Namun, pengusiran itu justru mempertemukan Yuri dengan seorang pria beristri yaitu Pandu Manggala.

Dekat dengan Pandu, membuat Yuri merasa menemukan kenyamanan dan diam-diam menaruh hati terhadap pria yang juga selalu memberi perhatian istimewa terhadapnya tersebut.

Mungkinkah Yuri dan Pandu bisa bersatu?
Haruskah Yuri menjadi seorang pelakor?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunita Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 29. Takut Dicurigai

Sepanjang perjalanan pulang, di dalam mobilnya Hans terus melengkungkan senyum bahagia di bibirnya. Mendapatkan apa yang selama ini menjadi satu-satunya keinginannya yang belum terwujud, bagai mendapat sebuah hadiah tak ternilai harganya malam itu.

Perasaan berlawanan justru dirasakan oleh Tamara, yang kala itu duduk di sebelah Hans dan mobil itu melaju pelan untuk mengantarnya pulang. Tamara tampak gelisah, berkali-kali dia memandangi layar ponselnya, takut kalau-kalau Pandu menghubunginya. Dia sadar hari sudah sangat larut malam, ketika dia akan sampai di rumahnya.

"Kamu kenapa terlihat cemas seperti itu, Tamara?"

Hans yang menyadari kegelisahan wanita di sampingnya, menoleh serta menatap wajah itu dengan mengernyitkan dahinya.

"Ini sudah hampir jam dua belas malam, Hans. Sampai di rumah, Mas Pandu pasti akan mencecar aku dengan banyak pertanyaan," ucap Tamara, sangat khawatir apabila suaminya mencurigai kecurangan yang telah dia lakukan malam itu bersama Hans.

Hans menghela nafas pelan dan menggeleng. "Came on, Tamara! Kamu itu wanita yang pintar dan cerdas. Aku sangat yakin, kamu pasti bisa membuat alasan agar suamimu itu tidak curiga terhadapmu," sahut Hans, mencoba menghilangkan rasa ragu yang masih saja mengisi benak Tamara.

"Iya, Hans." Tamara hanya mengangguk dan terus berusaha memikirkan alasan apa, yang nanti akan dia katakan kepada suaminya.

Sejenak tangannya menyentuh lehernya dan dia ingat, kalung permata pemberian Hans masih menempel disana. Bergegas Tamara melepaskan kalung itu lalu menyimpannya di dalam tasnya.

"Kenapa kamu lepas kalung itu, Sayang. Apa ... kamu tidak suka kalung pemberianku?" Hans menautkan kedua alisnya.

"Aku tidak mungkin memakainya di hadapan Mas Pandu, Hans. Dia pasti akan tambah curiga dan bertanya dari mana aku mendapatkan kalung ini."

Hans kembali hanya mengangguk mendengar jawaban Tamara, karena sudah pasti Pandu akan menanyakan perihal kalung itu apabila dia melihatnya.

Tanpa terasa mobil yang dikendarai Hans kini sudah memasuki komplek perumahan tempat tinggal Tamara bersama Pandu. Suasana di komplek perumahan padat itu sudah sangat sepi karena para penghuni disana sudah semua terlelap dalam mimpi indahnya malam itu.

Beberapa meter dari rumah Pandu, Hans menghentikan mobilnya.

"Sayang, maafkan karena aku hanya bisa mengantarmu sampai disini." Hans menekan tombol unlock di pintu mobilnya.

"Iya, nggak apa-apa, Hans. Aku juga tidak mengizinkan kamu mengantarku sampai di depan rumah pas. Nanti Mas Pandu bisa melihat kita." Tamara hanya tersenyum kecil seraya melepaskan sabuk pengamannya, hendak segera turun dari mobil itu.

"Sebentar, Tamara!" Hans meraih tangan Tamara dan menahannya agar tidak keluar dari mobilnya.

"Ada apa lagi sih, Hans." Tamara kembali menoleh ke arah Hans.

"Good night, Tamara. Aku akan terus mengingat malam indah ini dan ku harap kita bisa bertemu lagi secepatnya!" Dengan nakal Hans menarik lengan Tamara lebih dekat ke pundaknya lalu mengecup mesra bibir wanita yang sudah sangat memabukkan baginya itu.

"Sudah ya, Hans! Aku harus segera masuk ke dalam rumah. Aku takut ada yang melihat kita disini!" Buru-buru Tamara melepaskan tangan Hans dan menjauh darinya. Dia juga takut ada tetangga yang melihatnya bersama pria lain di tengah malam seperti itu. Sudah pasti apabila itu terjadi, akan menjadi gossip hangat di kalangan tetangganya nanti.

Tanpa memperdulikan Hans yang masih memandangnya dengan sorot mata nakal, Tamara bergegas turun dari mobil dan melambaikan tangannya. Dia melebarkan langkahnya untuk segera masuk ke dalam rumahnya.

Sementara itu di ruang tamu, Pandu berdiri mondar-mandir menunggu kepulangan istrinya.

"Sudah selarut ini Tamara belum pulang juga. Pergi kemana perempuan itu? Dia sama sekali tidak mengabari kalau dia akan pulang terlambat." Wajah Pandu menyiratkan aura kekesalan serta kecemasan. Walau Tamara memang sudah biasa pulang terlambat tanpa mengaberitahunya, tetapi malam itu ada firasat sedikit berbeda dirasakannya.

"Semakin hari tingkah Tamara semakin keterlaluan! Dia masih saja hanya memikirkan dirinya sendiri. Apa dia lupa kalau dia sudah punya keluarga? Dia masih saja bersikap seperti seorang gadis. Sebagai seorang ibu, dia bahkan melupakan tanggung jawab kepada anaknya!" Pandu berdecak kecewa. Kelakuan Tamara semakin hari semakin membuatnya geram.

Pandu mengacak rambutnya semakin gelisah sekaligus marah. Jam dinding sudah bertumpuk di angka dua belas yang artinya kini sudah tengah malam.

Ceklek!

Pintu utama rumahnya terbuka dan Pandu sangat terkejut melihat Tamara tiba-tiba menyembul dari balik pintu itu, tanpa terdengar ada suara kendaraan ataupun derap langkah sama sekali.

Melihat Pandu ada di ruang tamu dan menatap kesal ke arahnya, Tamara hanya bisa menundukkan wajahnya.

"Kamu belum tidur, Mas?" tanya Tamara menyembunyikan perasaan gugup dan takutnya.

"Chia mana? Apa dia sudah tidur?" Tanpa rasa berdosa, Tamara mencoba menunjukkan rasa perhatiannya terhadap putrinya.

"Bagaimana aku bisa tidur kalau selarut ini kamu baru pulang?!" hardik Pandu ketus. "Dan tumben kamu menanyakan tentang Chia. Aku pikir kamu sudah tidak peduli lagi sama bayimu itu!" Cibiran tajam meluncur dari mulut Pandu. Rasa kesal membuatnya tidak peduli lagi akan perasaan istrinya, yang pasti akan marah dan sedih setelah mendengar kata sindiran tajam itu darinya.

"Ngomong apa sih kamu, Mas? Chia itu anakku, mana mungkin aku tidak peduli terhadapnya?" Tamara membalikkan hardikan itu kepada Pandu.

"Kemana saja kamu, sampai pulang larut malam begini? Apa pantas seorang wanita masih keluyuran di luar rumah malam-malam?" Pandu kembali bertanya seraya menatap tajam dengan sorot amarah ke arah istrinya.

"Ada urusan pekerjaan. Tadi aku harus menemani client yang baru datang dari luar negeri makan malam," sahut Tamara mencari alasan berbohong.

"Makan malam saja sampai tengah malam begini?" Pandu mendelikkan matanya. Alasan Tamara kurang bisa diterima oleh logikanya.

"Aaah, sudahlah, Mas! Aku capek berdebat denganmu. Aku kerja keras banting tulang cari uang untuk membantu ekonomi keluarga, tapi kamu selalu saja mencurigaiku berbuat yang tidak-tidak!" balas Tamara ikut marah kepada suaminya. Dia tahu dengan cara marah seperti itu, Pandu pasti tidak akan bertanya macam-macam lagi kepadanya.

Tamara memalingkan wajahnya dari Pandu dan menggerakkan kakinya hendak meninggalkan Pandu, untuk menuju kamarnya.

"Tunggu, Tamara! Kita belum selesai bicara!" Pandu menghadang langkah istrinya serta mencekal tangannya.

"Apa lagi sih, Mas?" Dengan wajah malas, Tamara mendengus kesal.

"Tadi siapa yang mengantarmu pulang? Aku tidak mendengar ada suara kendaraan di depan rumah?" tanya Pandu semakin menginterogasi.

"Naik taksi online!" jawab Tamara ketus sambil menatap sinis wajah Pandu.

"Apa kamu tahu ... tadi itu taksinya mogok di depan komplek. Aku terpaksa turun disana dan jalan pulang jalan kaki!" bohongnya kembali dengan nada kesal, memutar balikkan fakta agar justru Pandu lah yang merasa bersalah sudah menuduhnya berbuat tidak baik.

"Jangan bohong, Tamara!" hardik Pandu lagi.

"Teganya kamu menuduh aku berbohong, Mas! Kamu lihat aku sangat kelelahan dan berkeringat karena harus jalan jauh dari depan komplek?" Tamara menunjuk blazer-nya yang memang terlihat sedikit basah oleh keringat. Namun, sebenarnya keringat yang keluar dari tubuhnya bukan dari keringat karena dia habis berjalan jauh, tetapi itu adalah keringat dingin yang keluar karena dia tengah berbohong terhadap suaminya.

"Makanya, mulai bulan depan aku harus punya mobil baru, Mas. Aku juga capek kalau harus naik taksi gak jelas seperti ini tiap hari!" pungkas Tamara seraya berpaling dan kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Pandu untuk segera masuk ke kamarnya.

Pandu menghela nafas dalam-dalam dan tidak ingin lagi mencegah Tamara. Dia semakin merasa kecewa dan merasa harga dirinya kian direndahkan oleh istrinya sendiri.

Tiba di kamarnya, Tamara bergegas masuk ke kamar mandi, membersihkan kembali badannya dan berganti pakaian.

Di depan cermin wastafel, Tamara menggeleng menatap bayangannya di pantulan cermin dan melihat ada beberapa noda merah jejak kenakalan bibir Hans membekas di dadanya.

"Aaahh, sial! Kenapa Hans harus meninggalkan noda merah ini d kulitku? Kalau Mas Pandu melihat ini dia pasti akan sangat curiga terhadapku." Kekhawatiran tiba-tiba kembali memenuhi batin Tamara. Apabila pandu melihat noda merah itu dan mengetahui kalau itu bukan perbuatannya, pastilah Pandu akan semakin marah padanya.

Tamara sengaja memilih piyama tidur yang sangat tertutup untuk dipakainya tidur malam itu. Dia berupaya keras agar Pandu tidak sampai melhat noda yang ditinggalkan Hans di tubuhnya itu.

Di atas atas ranjang tempat peraduannya, Tanara juga sengaja menggulung tubuhnya rapar-rapat dengan selimut dan tidur mendahului Pandu. Dia berupaya sebisa mungkin agar Pandu tidak sampai melihat noda merah itu di tubuhnya, karena itu pasti akan menjadi bumerang untuk dirinya sendiri serta kelanjutan hubungannya bersama Pandu.

1
Giyeem Endut
suruh sadar posisi di thor😂
Simply Yunita: Nah betul tuh Kak...
selain komen, sekalian tinggalkan jempolnya juga dong, siapa tahu bisa menambah semangat authornya bisa menulis lagi ❤❤
total 1 replies
Giyeem Endut
pemandangan sejuk y thor
Simply Yunita: semriwing sih tepatnya 😅😅
total 1 replies
Giyeem Endut
sisca,,, suka kamu
Simply Yunita: Berpura² bodoh juga diperlukan untuk menjadi lebih pintar Kak 🤣
total 1 replies
Giyeem Endut
hanya author yg bisa menjodohkan pandu dan yuri🤣
Simply Yunita: Hmm ... bisa gak ya? 🤔🤔💜
total 1 replies
Giyeem Endut
tamara jd kayak janda yg kehausan, padahal yg janda si yuri🤣
Simply Yunita: rumput tetangga emang kadang terlihat lebih hijau sih Kak 😁😁
total 1 replies
Giyeem Endut
hati" y yuri, lanjut thor
Herli Yati
rasa kan yuri kebodohan mu 😁
Simply Yunita: Padahal aslinya di prank sama Pandu 😁😁
total 1 replies
Safa Almira
wow
Oma Umi
lanjuuuttt....
ratna fury soraya
bagus beud storynya
Simply Yunita: terima kasih kakak 🙏
jangan lupa juga mampir di karyaku yg sudah tamat
Deburan Gairah Sang Segara
dan yang ongoing
Janda Bolong Tak Lagi Trending
kedua cerita itu alurnya dijamin nagih 🙏🙏
total 1 replies
Ana Susana
,👍
Diana Susanti
happy new year kak love you full 😚😚😚😚😍😍😍😍😍and happy family
Diana Susanti: 😍😍😍😍😍😚😚😚🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Simply Yunita: ❤❤❤❤❤🌹
total 4 replies
Pemenang YAWW 9 😴🤕
kok aku tersedak Thor ... selamat berkarya othor terbaikku 🤣😂🤭
Simply Yunita: happy new year 2023 🥰❤❤
total 1 replies
Pemenang YAWW 9 😴🤕
padahal aku sangat tergiur, kamu bisa bekerja secara online membantu nona Sisca, Yuri. jaman sudah canggih, jadi jangan mempersulit langkah mu 😬😬🤧
Pemenang YAWW 9 😴🤕
aku diet masih gempal, 😤😤😥

kamu terlalu Sisca 😂😂😂
Pemenang YAWW 9 😴🤕: itu enak 🤣🤣🤣 aku suka 🤣🤣🤣😂😂😂
Simply Yunita: aku biar kata miskin ttp seneng sedot es boba 🤣🤣🤣🤣🙏🙏
total 4 replies
Diana Susanti
nanti kalau kamu kerja punya pembantu,,pandu tergoda,,rugi kamu Yuri,,kenapa lah dah susah susah ndapati pandu dr Tamara
Simply Yunita: betul kak... jgn sampai tergoda lg untuk yg kedua kalinya. kucing kalau disodori ikan pasti langsung di hap lah 🤣🤣
total 1 replies
Diana Susanti
tapi bg aku utk apa Tamara harus berada di rumah yg membuatnya sakit,,,dia seperti itu siapa penyebabnya siapa dan apa,,,maka sudah aku komentari jng memasukkan wanita atau pria ke dalam rumah kita atas naka pertolongan atau balas budi karena suatu saat kita suami atau istri akan berubah sifat dan perlakuan nya,,,, CONTOH NYA AKU,,,,,,,,,,,,AKU DULU MEMASUKKAN ADIK IPAR LAKI LAKI IKUT SAMA AKU BIAR DIA BISA KERJA SEMUANYA BERUBAH DR KEUANGAN DAN SEGALA MACAMNYA LEBIH BAIK BANTU DIA SAJA JNG MASUK KE DFALAM RT KITA RUNYAM,,, JANGAN KAN ORANG LAIN SAUDARA AJA TEGA BISA CEMBURU SAMA KITA KOK NYATA LOH
Pemenang YAWW 9 😴🤕
pandu sok bijak. padahal bisa aja kamu nafkahi Tamara. walaupun dia pernah melakukan kesalahan, tapi setidaknya di maafkan, dan di nafkahi pandu. bagaimanapun Tamara itu ibu dari chia.

dahlah ... selamat buat pandu dan Yuri.

chia udah besar ketemu sama mama tamara ya nak. apapun ibu mu, dia tetap ibumu 😑😑🤭🤭
Pemenang YAWW 9 😴🤕
kok aku nangis😭😭😭

kasihan melihat Tamara, semoga dia akan bahagia bersama kehidupan yang lain. selamat jalan Tamara 🥲🤧
Don't Ask Myname
cepat laporkan aja penjahat itu ke polisi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!