NovelToon NovelToon
My Secret Victoria

My Secret Victoria

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Balas Dendam / Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ni Putu Widia Sari

Victoria Baserra seorang siswi SMA High school tak sengaja bertemu dengan El Ganendra, putra tunggal keluarga Eros, salah satu keluarga ternama dan memiliki impact yang besar. Seiring berjalannya waktu sesuatu hal gelap mulai terkuak.

Sebuah rahasia kelam, terkubur dalam dalam. tak ada yang tahu. hari ini dia berakhir atau justru baru memulai. Apa yang terjadi sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Putu Widia Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 14

Serra dengan susah payah membawa setumpuk buku tinggi memasuki perpustakaan yang tenang. Aroma kerta tua dan tinta langsung menyambutnya. Dengan penuh hati hati, ia melangkah menuju meja petugas perpustakaan, tempat seorang wanita paruh baya dengan kacamata bertengger di hidung nya. Dia adalah Bu Wati penjaga perpustakaan dengan wajah datar dan menyeramkan.

"Selamat pagi Bu Wati, " sapa Serra, suaranya sedikit terengah-engah karena beban buku yang dibawanya.

Bu Wati yang tengah asik menulis, tiba tiba mendongakkan wajahnya. Membenarkan kacamata nya, pandangannya sedikit kabur. Dengan tatapan tajam, ia melihat Serra berdiri dihadapannya. " Pagi, ada apa? Tumben kamu pagi pagi sudah disini," Jelas nya datar.

"Heheheheh....iya Bu. Jadi saya mau kembaliin buku yang saya pinjam," Jelas nya cengengesan.

"Buku?, Berapa jumlah buku nya?," Tanya Bu Wati serius.

Serra menggaruk kepalanya, ada keraguan besar dalam dirinya saat hendak menjawab pertanyaan itu. Ia sedikit bingung ingin menjelaskan nya. " Kenapa kamu diam, saya bertanya,"

"Ouhhh,,, engga Bu. Bukunya ada di sebelah kanan ibu," Tunjuk Serra gugup.

Bu Wati menoleh ke arah kanan, kedua bola matanya langsung membelalak, ia bahkan membenarkan kaca matanya. Takut ada masalah dalam pengeliatannya. Ia mengusap nya berkali kali , Serra memperhatikan gerak gerik Bu Wati. Ia sangat yakin kali ini , dia akan diberi ceramah habis habisan.

"Hemmm, Bu. Ibu tidak salah lihat. Itu memang benar buku saya," Terka Serra cukup berani.

Bu Wati menoleh sinis, memperhatikan gadis ini. Serta kembali melihat ke arah tumpukan buku dari bawah sampai atas. " Kamu meminjam buku sebanyak ini?," Jelas nya sedikit syok.

"Hemmm,, sebenarnya masih ada lagi Bu,"

"Apa!!?, ada lagi?," Tegas Bu Wati. Serra bergidik merinding, ia begitu tertegun mendengar suara melengking dari Bu Wati.. Ia bahkan memejamkan kedua matanya sejenak, mencoba untuk tetap tahan berdiri disana. Sebelum ada angin besar yang menerpa nya.

"I--ya, Bu," Sahut Serra gugup.

"Serra Xaviera, kamu tau kan aturan dalam meminjam buku di perpustakaan ini,"

"Tau Bu, "

"Kalo begitu, kenapa kamu bisa sampai meminjam buku sebanyak ini,"

Serra tampak gugup, matanya bergerak gelisah, ia berusaha mencari alasan dan jawaban yang masuk akal untuk menjawab pertanyaan itu. Suasana semakin canggung, hingga tiba tiba Vicky datang bersama El disebelah nya.

Ia langsung memegang bahu Serra, ia tahu jika temannya sedang mengalami tekanan. Serra menoleh , pancaran matanya langsung terlihat sedikit ada cahaya. Hati nya nampak sedikit lega dengan kedatangan Vicky disana. Vicky menggeleng perlahan, meminta nya untuk tetap tenang.

Vicky melangkah maju, sementara El sudah meletakkan buku buku tersebut di meja Bu Wati. Bu Wati memasang wajah tegas, kerutan di dahi nya terlihat jelas. "Maaf Bu, teman saya tidak bermaksud untuk melanggar ketentuan perpustakaan,"

"Dia meminjam buku, untuk memenuhi beberapa tugas. Dan semua buku ini, bukan hanya dia yang menggunakan nya tetapi saya juga,".

"Kami berdua hanya ingin menambah wawasan, dan mencari ide ide baru setelah membaca semua buku ini. Lagipula sebentar lagi akan masuk ujian semester, bukan kah bagus jika seorang siswa banyak membaca buku. Itu akan meningkatkan wawasan dan mengasah kinerja otak kita," Jelas Vicky detail.

Bu Wati mendengarkan setiap detail penjelasan Vicky, ia masih mempertimbangkan nya dengan baik. Namun seiring itu, ekspresi wajahnya mulai melembut. Bu Wati masih terdiam, dan kemudian menghela nafas pelan. " Baiklah, saya setuju dengan hal yang kamu katakan."

"Tetapi tetap saja, aturan tetap aturan. Saya tidak menyukai seseorang yang sudah melanggar aturan yang sudah saya buat,"

"Iya Bu, saya tau kamu berdua salah. Maka dari itu kami berdua mohon maaf, dan tidak akan melakukan hal yang sama," Sahut Vicky, menoleh ke arah Serra.

Serra tersenyum kecil, ia begitu sangat beruntung karena kedatangan sahabat nya. El yang sejak tadi hanya berdiri dan menyaksikan, ikut tersenyum tipis ia menatap Vicky tanpa celah. Hati nya semakin kagum melihat bagaimana cara dia mengatasi situasi ini.

"Ya, baiklah. Kalo begitu saat jam istirahat, kalian susun buku ini kembali. Sembari saya akan mendata pengembalian nya,"

"Baik Bu,"

Vicky melangkah mendekati Serra, ia merangkul bahu Serra dan mengusap nya beberapa kali. Ia segera mengajak Serra untuk keluar dari perpustakaan.

Keluar dari ruang perpustakaan Serra menghentikan langkah nya, " Vic, seharusnya Lo gak perlu bilang itu semua. Kan Lo jadi kena teguran juga," Ucap Serra perlahan.

"Ser, it's okey. Gue gak mau Lo terlibat masalah. Kita kan sahabat jadi gue pasti selalu ada buat Lo"

Mendengar perkataan itu membuat Serra terharu, kedua matanya berkaca kaca. Ia tak kuasa menahan dirinya. " Lo emang selalu ada buat gue Vic, makasih,"

"Aman, " Ucap Vicky tersenyum tulus.

Serra tersenyum lega, sorot matanya tiba tiba teralih pada sosok El yang berdiri dibelakang mereka. Ia menatap El cukup intens, kemudian memberikan kode mata pada Vicky.

Vicky jelas mengerti, ia kemudian membalikkan badannya. Ia tak menyangka jika El masih disini bersamanya.

"Kalo gitu gue ke toilet dulu ya, kebelet," Terka Serra sedikit beralasan. Ia segera bergegas pergi dari sana, sengaja meninggalkan mereka berdua seperti biasanya.

Vicky bersungut kesal, ia bersikeras menghentikan langkah Serra dengan menggenggam tangan nya. Tetapi kali ini dia lolos, dan jadilah. Kini hanya tersisa El dan Vicky disana. El hanya tersenyum, melihat tingkah Serra yang selalu tiba tiba menghilang.

"Gue antar ke kelas?,"

"Engga usah, gue bisa sendiri," Sahut Vicky.

"Gapapa, kan kita searah. Nanti di depan Lo bisa balik kelas, dan gue balik ke kelas gue, gimana?,"

"Oke, boleh,"

Vicky dan El melangkah bersama, menelusuri lorong lorong kelas. Langkah mereka begitu seirama, tetapi keduanya hanya terdiam.Sesekali mereka saling menoleh dan hanya memberikan senyum kecil satu sama lain.

Di sepanjang perjalanan keduanya hanya diam , mereka berjalan berdampingan melewati beberapa siswa dan siswi yang masih berkeliaran. Mulut mereka memang terdiam, tetapi sorot pada siswa dan siswi itu sangat tajam.

El sangat mengetahuinya, ia melirik jelas pada mereka. Tetapi kali ini mereka hanya diam, terlepas dari berita hoax yang kemarin sudah membuat keduanya menjadi trending topik.

El kemudian memulai pembicaraan , " Itu luar biasa,"

Vicky menoleh, "Apanya?,"

"Cara Lo menghadapi masalah, dan mengontrol situasi tadi,"

Vicky tersenyum kecil, " Engga, biasa aja. Semua orang pasti punya cara sendiri, dalam menghadapi situasi dan masalah hidupnya," Jelas Vicky.

"Iya, tapi cara Lo itu sangat dewasa. Gue suka ,"

"Makasih, suka dalam hal?," Pertanyaan Vicky membuat El sedikit terpojokkan. Itu seperti pertanyaan yang berisi bom nuklir.

"Hemmmm.. Dalam hal, menyelesaikan masalah yang terjadi. Ya, itu," Ucap El cukup meyakinkan.

Vicky mengangguk, mengiyakan ucapan El. Perjalanan mereka harus terhenti disini. El dan Vicky harus kembali ke kelas nya masing masing. " Oke kita sampe sini, Lo bisa balik ke kelas,"

"Iyaa, makasih buat bantuannya," Ucap Vicky.

"Welcome. Oh ya, gue boleh bantu Lo nanti. Sekalian gue mau nyari beberapa buku,"

"Emmm, boleh,"

Vicky mengangguk perlahan, memberikan senyuman kecil. Kemudian membalikkan tubuhnya, dan bergegas pergi menuju kelas nya. El membalas senyuman itu, " Hati hati," Ucap nya setelah jarak mereka sudah terlihat jauh. Setelah itu El melanjutkan langkah nya, dengan membawa senyuman bahagia di wajah nya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!