Dia adalah Anindira Maheswari. Dia adalah seorang gadis yang sangat mandiri, pemberani, tomboy, cerdas dan pekerja keras. Dia tinggal bersama Ayahnya di sebuah rumah sederhana milik Ayahnya yang dulu sebelum Ayahnya menjadi orang sukses namun sekarang harus kembali ke titik NOL. Saat ini dia berstatus mahasiswi semester 5 dengan beasiswa prestasi namun dia harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi tiba-tiba cerita hidupnya berubah ketika dia bertemu seorang duda beranak satu....
Bagaimana kelanjutannya, inilah novel pertamaku " Jatuh Cinta Sama Duda"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dydy_ailee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 29 ~ Pertemuan Keluarga~
Malam harinya, Keenan menyusun acara pertemuan keluarga di restoran berbintang milik keluarganya. Keenan sudah mengirim stelan jas dan gaun untuk Pak Salman dan Dira beserta periasnya, bahkan Keenan sudah menyiapkan mobil beserta sopir untuk menjemput dan mengantar Dira dan Pak Salman ke restoran. Di rumah pun Keenan, Queen dan kedua orang tuanya pun bersiap-siap menuju restoran.
" Ayah, tampan sekali hari." Kata Dira sambil merapikan kembali jas ayahnya.
" Dan kamu sangat cantik, nak. Persis seperti almarhum mama kamu. Masya Allah anak ayah sebentar lagi sudah menikah." Kata Pak Salman dengan mata berkaca-kaca sambil menggenggam erat tangan Dira.
" Seandainya ada mama. Pasti mama tersenyum bahagia melihat putri kecilnya tumbuh menjadi gadis luar biasa." Imbuh Pak Salman lalu memeluk Dira sambil menitikan air mata.
" Ayah, ini hari bahagia Dira. Jadi kita harus bahagia ya ayah. Mama pasti juga bahagia melihat kita disana." Kata Dira sambil mengusap air mata Ayahnya.
" Ayo ayah kita berangkat. Pak Keenan sudah menyiapkan mobil dan sopir untuk kita." Ajak Dira.
Sesampainya di restoran, para pelayan sudah menyambut kedatangan Pak Salman dan juga Dira. Mereka segera mengantar ke tempat perjamuan pribadi. Sesampainya di tempat perjamuan pribadi.
" Kak Dira." Sapa Queen berlari ke arah Dira. Dira pun langsung menyambutnya dengan pelukan.
" Halo sayang, kamu cantik banget." Kata Dira dengan gemas.
" Halo Kakek." Sapa Queen.
" Halo juga anak cantik." Balas Pak Salman. Keenan pun segera berdiri menyambut kedatangan Pak Salman dan Dira lalu mempersilahkan duduk.
" Tunggu sebentar ya, Mama sama Papa masih di jalan sebentar lagi juga sampai." Kata Keenan.
" Iya, Pak."
" Maaf ya Pak sudah membuat menunggu."
" Iya tidak apa-apa. Panggil ayah saja nak Keenan." Pinta Pak Salman.
" Iya, ayah. Terima kasih ya." Balas Keenan.
" Semakin hari Dira semakin feminim dan semakin cantik tetapi aku merindukan dia yang galak." Kata Keenan dalam hati sambil menatap Dira dengan dalam.
" Pak Keenan, setiap kali bersama Queensha sikap dingin yang menyebalkan seketika berubah menjadi hangat dan membuat ketampanannya semakin bertambah." Batin Dira cekikikan. Tetap saja si Dira ini. Luarnya feminim tapi hatinya masih bisa slengekan. Tak lama kemudian Pak Salim dan Bu Wulan datang.
" Maaf ya kami telat." Kata Pak Salim. Mereka pun menoleh ke arah ke arah Pak Salim. Pak Salim dan Pak Salman saling tatap dan saling mengingat.
" Salman." Seru Pak Salim.
" Salim." Seru Pak Salman. Mata mereka berdua berkaca-kaca. Salman segera menghampiri Salim lalu memeluknya. Dira dan Keenan saling tatap dengan pandangan bingung.
" Salim kamu kenapa, kenapa seperti ini? Wulan, kamu Wulan?" Seru Pak Salman.
" Iya, Salman aku Wulan. Wulan yang dulu selalu menjadi bahan ledekan kalian saat masih SMA dulu." Kata Bu Wulan. Mereka bertiga pun tertawa sambil menangis.
" Ayo Salman kita duduk." Ajak Pak Salim.
" Oh, jadi Dira ini anak kamu Salman." Seru Pak Salim.
" Iya, Salim. Dia anak aku. Dan Keenan ini anak kamu juga lalu Queensha ini cucu kamu."
" Iya Salman. Mereka anak dan cucuku. Ya Allah Salman aku sudah lama mencarimu dan ternyata anak kita sekarang bisa bersama."
" Salim kenapa kamu bisa duduk di kursi roda seperti ini?"
" Panjang Salman ceritanya, lalu di mana istrimu, gadis manis dalam bis itu. Retno." Kata Pak Salim dengan semangat namun tiba-tiba raut wajah Pak Salman berubah sedih.
" Ada apa salman?" Tanya Bu Wulan.
" Retno sudah meninggal 5 tahun lalu karena sakit keras."
" Astaghfirullah, kenapa kamu nggak kasih aku kabar Salman?"
" Maaf , Ma, Pa, Ayah, Keenan potong pembicaraan. Jadi Papa sama Ayah Salman sudah saling kenal?"
" Iya, Keenan. Dulu sebenarnya yang ingin papa jodohkan sama kamu ya Dira ini. Tapi dulu nama kecil Dira itu Nindi. Tapi saat itu Dira masih usia 10 tahun dan kamu 20 tahun. Kamu pun menolak karena kelamaan nunggu Dira dewasa dan memilih Sintia. Dan sekarang Allah mempertemukan kita semua."
" Nindi." Mendengar nama itu membuat Keenan mengingat gelang dari gadis kecil itu yang sering dia tolong. Keenan mengeluarkan gelang di sakunya, gelang yang selalu Keenan bawa kemanapun Keenan pergi, berharap bertemu gadis itu.
" Dira, apa kamu Nindi gadis kecil itu?" Tanya Keenan sambil memberikan gelang itu pada Dira. Dira pun mencoba mengingat gelang itu.
" Jadi kamu Kakak tampan itu, Kakak tampan yang sering nolongin aku kalau ada yang gangguin aku main dan yang sering ngambilin layang-layang ku." Ucap Dira.
" Iya, kamu ingat Dira. Jadi kamu Nindi, Nindi yang selama ini aku cari." Kata Keenan dengan suara bahagia.
" Pak Keenan masih menyimpan gelang ini." Kata Dira yang tidak menyangka bahwa seorang Keenan masih menyimpan hal kecil seperti ini.
" Iya, aku selalu menyimpannya bahkan sesekali memakainya."
" Keenan, jodoh itu nggak akan kemana. Sekarang kita semua berkumpul menjadi satu keluarga." Kata Bu Wulan.
" Sekarang sudah jelas semuanya, sudah pasti kami mendukung 1000% hubungan kalian. Mari kita putuskan tanggal pernikahan kalian." Kata Pak Salim dengan antusias.
" Minggu depan saja, Pa. Lebih cepat lebih baik, nunggu apalagi." Seru Bu Wulan.
" Tante apa tidak terlalu cepat?"
" Dira apa kamu masih ragu?" Tanya Keenan.
" Nak, ayah setuju kok. Jangan karena ayah kamu menjadi ragu." Kata Pak Salman.
" Kamu tidak usah khawatir Dira, kami semua disni ada untuk kalian." Kata Pak Salim. Dira pun menitikan air mata bahagianya, Dira sangat terharu bertemu dengan orang-orang yang sangat baik. Queensha pun menghampiri Dira lalu memeluknya.
" Kak Dira, kalau kaka jadi mama Queen, Queen janji nggak akan nakal, nggak akan bikin kakak marah, Queen akan menuruti apapun yang Kakak bilang, Queen janji nggak akan bikin masalah atau merepotkan Kakak, Queen janji Kak. Queen sayang banget sama Kak Dira, Queen pun naik ke pangkuan Dira lalu mencium pipi Dira. Dira pun langsung memeluk Queen dengan erat.
" Nggak kok sayang, tidak ada persyaratan untuk menjadi anak kakak, Kakak juga sayang banget sama Queen." Suasana pun menjadi haru.
Terima kasih buat vote, like dan komentarnya, sayang kalian semua 😘😘😘