Night King: The Asura

Kemudian, ketiga sosok roh itu menjelaskan bahwa mereka adalah orang-orang yang dulunya berjuang melawan bangsa iblis di dimensi kelima ini, mereka juga menjelaskan kekecewaannya terhadap generasi yang sekarang ini, karena kebanyakan dari para kultivator sekarang hanya mementingkan diri sendiri saja.

Selain itu, mereka juga mengetahui apa saja yang telah dilakukan oleh para kultivator saat datang ke Dunia Roh, meski begitu, mereka tetap tidak bisa melakukan apapun karena mereka yang sekarang hanyalah roh, dan mustahil bagi mereka untuk bisa menghentikan para kultivator tersebut.

"Lalu, siapa yang memasang begitu banyak jebakan dan formasi di luar makan ini?" tanya Lin Feng.

"Seratus tahun yang lalu, ada seorang kultivator muda yang sangat berbakat datang ke tempat ini. Awalnya kami sempat berpikir jika dia hanya akan mengambil peninggalan di makam kami, tapi apa yang kami pikirkan ternyata tidaklah benar."

"Pemuda itu tidak hanya tidak mengambil peninggalan yang ada di sini, dia bahkan memasang berbagai macam jebakan dan juga dua formasi kuat untuk melindungi makam ini, yang pertama adalah formasi diluar makam dan yang kedua adalah formasi ilusi di dalam lorong."

"Selama seratus tahun ini, sudah banyak kultivator yang mencoba menghancurkan formasi di luar makam, tapi baru kali ini ada yang benar-benar berhasil, itupun karena formasi itu telah rusak."

"Kalian tenang saja, karena setelah ini tidak hanya makam kalian saja, tapi seluruh Dunia Roh akan aku segel" sahut Lin Feng.

"Apa maksud yang mulia?"

Lin Feng kemudian menjelaskan jika dirinya tidak ingin ada lagi yang merusak Dunia Roh, walaupun tidak semua kultivator yang datang akan melakukan hal buruk, tapi jika hal itu dibiarkan saja, maka Dunia Roh akan benar-benar hancur dan tidak akan ada lagi peninggalan yang tersisa.

"Terima kasih yang mulia, tapi jika Dunia ini disegel, maka tidak akan ada lagi yang datang ke sini, dan kami semua akan benar-benar terlupakan oleh orang-orang di dimensi ini."

"Bukankah kalian memang sudah dilupakan?"

"Anda benar, yang mulia. Tapi tidak semua kultivator yang datang ke sini melakukan hal buruk, dan masih ada beberapa orang yang mengingat perjuangan kami di masa lalu."

"Hah" Lin Feng menghela napas panjang, "Terserah kalian saja, tapi aku akan tetap menyegel Dunia Roh, kalaupun ada yang bisa membukanya, mungkin dia memang ditakdirkan untuk bertemu dengan kalian" ucapnya.

Setelah berbincang-bincang cukup lama dengan ketiga roh itu, Lin Feng kemudian pergi meninggalkan makam tersebut untuk melanjutkan perjalanannya mencari sumberdaya, tapi sebelum pergi, ia memasang formasi yang jauh lebih kuat lagi dari sebelumnya, agar tidak seorangpun yang bisa masuk ke makam tersebut.

***

Kota Huang.

Salah seorang dari lima utusan yang membuka gerbang Dunia Roh adalah kultivator dari kota Huang, selain merupakan salah seorang kultivator kebanggaan kota Huang, dia juga merupakan tangan kanan raja kota sekaligus pengawal pribadi raja kota tersebut.

Saat tiba di istana kota, ia langsung menceritakan apa yang telah terjadi di gerbang Dunia Roh, ia juga mengatakan tentang lima artefak yang telah dihancurkan oleh Lin Feng, dan pastinya, dia juga melebih-lebihkan ceritanya, agar raja kota dan yang lainnya percaya jika Lin Feng adalah orang yang harus mereka singkirkan dari dunia ini.

"Xiao Hong, apa ceritamu ini bisa dipercaya?" tanya raja kota.

"Tentu saja yang mulia, jika yang mulia meragukannya, yang mulia bisa menanyakan masalah ini kepada empat utusan yang lain, dan hamba yakin, jawaban mereka akan sama dengan penjelasan yang hamba berikan."

"Baiklah, kalau begitu siapkan pasukan, tiga hari lagi gerbang Dunia Roh akan terbuka, jadi kita perlu menyambut kedatangan orang itu di sana."

"Baik, yang mulia!"

Sama halnya dengan utusan kota kerajaan Huang, empat utusan lainnya juga melakukan hal yang sama dan melaporkan kejadian yang mereka alami di gerbang Dunia Roh. Oleh karena itu, dua kota kerajaan serta dua sekte besar mengerahkan pasukannya untuk pergi ke tempat gerbang Dunia Roh terbuka.

***

Dunia Roh.

Lin Feng yang tidak menyadari apa yang tengah menunggunya di luar Dunia Roh, nampak masih santai dan tenang seperti biasa, ia juga masih fokus melanjutkan perjalanannya dalam mencari sumberdaya untuk bekal perjalanannya nanti.

Sebenarnya, Lin Feng telah berhasil mengumpulkan cukup banyak sumberdaya tingkat tinggi dan langka, namun semua sumberdaya itu masih belum cukup baginya, apalagi jika dia bertarung dengan penguasa dimensi lain, pastinya butuh banyak sumberdaya untuk mengembalikan kekuatannya.

"Aku sudah mendatangi hampir semua tempat di Dunia Roh ini, tapi sumberdaya yang aku dapatkan sangatlah sedikit" gumam Lin Feng sembari terus melesat terbang dengan kecepatan tinggi.

Tidak lama kemudian, Lin Feng tiba di sebuah puncak gunung yang sangat tinggi, dan saat menginjakkan kakinya di puncak gunung tersebut, Lin Feng langsung teringat dengan peristiwa ketika dia berada di hutan para monster, lebih tepatnya kejadian saat dia mendapatkan kekuatan lotus api dan es.

"Gunung ini mengingatkan aku pada kejadian waktu itu" ucap Lin Feng pelan.

Wushh!

Saat hendak beranjak meninggalkan puncak gunung itu, Lin Feng dikejutkan oleh kemunculan aura kekuatan yang sangat besar dari arah danau lava di puncak gunung tersebut, dan tidak lama kemudian, dari dalam danau lava itu muncul seekor ular yang seluruh tubuhnya terbuat dari lava gunung tersebut.

"Sepertinya aku tidak perlu repot-repot lagi mencari mangsa" ucap ular tersebut sembari mengarahkan pandangannya pada Lin Feng.

Alis Lin Feng berkerut, "Siapa yang kau anggap sebagai mangsa, cacing tanah?"

"Hahaha! Apa ini? Seorang manusia hina begitu berani menyebutku sebagai cacing tanah?"

"Benar! Karena bagiku, kau tidak lebih dari sekedar cacing tanah yang tubuhnya dilumuri oleh lava" jawab Lin Feng.

"Hahaha, baiklah, karena kau begitu berani menghinaku, maka bersiaplah untuk menjadi mangsaku!"

Kemudian, ular raksasa itu melesat kearah Lin Feng yang masih berdiri di pinggir danau lava, setelah cukup dekat, ular raksasa itu langsung membuka mulutnya untuk memangsa Lin Feng. Namun, sebelum ular raksasa itu berhasil melakukannya, Lin Feng telah lebih dulu menghilang dari tempatnya berdiri.

"Apa yang kau gigit, cacing tanah?"

"Manusia! Kau hanya beruntung karena berhasil menghindar dari maut, jadi jangan terlalu sombong di depanku!"

Setelah itu, ular raksasa itu membuka mulutnya dan menyemburkan lava panas kearah Lin Feng, tapi serangan itu masih tidak bisa mengenai Lin Feng, karena jauh sebelum lava panas itu menyentuhnya, Lin Feng telah lebih dulu menghindar dari sana.

"Jangan lari kau, manusia sialan!"

"Aku sama sekali tidak lari!" ujar Lin Feng yang tiba-tiba muncul didepan ular tersebut, dan pada saat yang bersamaan, ia juga melayangkan pukulan keras ke kepala ular tersebut, sehingga membuat ular raksasa itu terpental dan kepalanya menghantam bebatuan di puncak gunung.

"Ini tidak mungkin! Kenapa kau masih baik-baik saja setelah menyentuh kulitku?" ular raksasa itu sangat kaget ketika mengetahui Lin Feng masih baik-baik saja.

"Apa kau pikir panas lava di tubuhmu itu bisa membakar tanganku?"

Walaupun tubuh ular itu terbuat dari bebatuan bercampur dengan lava yang membuat kulitnya sangat keras dan panas, namun hal itu tidak menjadi masalah bagi Lin Feng, bahkan ia tidak merasa kesakitan ataupun kepanasan setelah memukul kepala ular tersebut, karena lengan kanannya dilindungi oleh armor sisik naga.

Armor sisik naga yang muncul di lengan kanan Lin Feng berasal dari kekuatan darah Naga yang ada ditubuhnya, selain bisa berwujud sebagai armor lengan, kekuatan darah naga di dalam tubuh Lin Feng juga memiliki energi yang sedingin es, sehingga panas lava yang ada di tubuh ular raksasa itu tidak akan pernah bisa menyentuh Lin Feng.

Kalaupun tidak ada kekuatan darah naga, masih ada kekuatan es surgawi yang akan menjaga tubuhnya, dan jika kekuatan itu juga tidak ada, maka masih ada kekuatan api emas yang memiliki panas berkali-kali lipat dari panas lava tersebut. Intinya, sepanas apapun lava di tubuh ular itu, tetap tidak akan bisa menyakiti Lin Feng.

"Cacing tanah, biar aku tunjukkan panas yang sesungguhnya padamu!"

Kemudian, armor sisik naga yang menyelimuti lengan Lin Feng menghilang, lalu di telapak tangannya muncul bola api emas sebesar kepalan tangan pria dewasa, dan seketika itu juga, udara di tempat tersebut mendadak menjadi sangat panas, bahkan panasnya jauh melebihi panas lava gunung tersebut.

"Mati!" ucap Lin Feng, lalu melemparkan bola api emas itu ke tubuh ular raksasa.

Dhuaarrr!