NovelToon NovelToon
Menikahi Si Lumpuh

Menikahi Si Lumpuh

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Tamat
Popularitas:31.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: muliyana setia reza

Melinda Seorang gadis berusia 20 tahun terpaksa menikahi Pria lumpuh akibat ulah Ayahnya sendiri, Memiliki saudara tiri dan ibu tiri yang jahat.
Sikap sang ayah yang pilih kasih membuat Melinda sedih, ia ingin sang ayah kembali seperti dulu lagi.
Sampai hari itu terjadi, niat untuk memohon agar sang ayah tidak dipenjara membuat dirinya harus menerima persyaratan agar sang ayah terbebas dengan cara menikahi Raka Arafat pria yang kini tengah lumpuh.
Akankah kehidupan Melinda berakhir bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muliyana setia reza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Melinda tersenyum dan tak sengaja menoleh ke arah lain yang ternyata ada Raka serta Reza yang tengah menatap ke arahnya.

Senyum Melinda yang mengembang sempurna, mendadak hilang karena adanya dua pria tersebut.

Apakah tadi mereka melihatku melambaikan tangan pada kupu-kupu? Kalau mereka melihatnya, pasti mereka membicarakanku, terlebih lagi Mas Raka. (Batin Melinda)

“Ayo bawa aku pergi!” perintah Raka pada asisten pribadinya.

Reza mengangguk dan mendorong kursi roda Tuan Mudanya ke ruang keluarga.

Melinda menggaruk-garuk tengkuknya dan berlari menuju lift untuk segera sampai ke kamar.

Pada saat Melinda hendak berjalan menuju lift, Indri tiba-tiba menghentikan langkah Melinda dengan cara menahan tangan Melinda.

“Kamu mau kemana?” tanya Indri dan tersenyum lebar.

“Saya mau ke kamar, Mbak Indri,” jawab Melinda yang agak risih dengan apa yang dilakukan Indri padanya.

“Pembalutku habis, apakah kamu ada pembalut cadangan?” tanya Indri.

“Pembalut saya juga habis, Mbak Indri,” jawab Melinda apa adanya.

“Berhubung pembalut kita sama-sama habis, mari ikut aku membeli stok pembalut di minimarket,” tutur Indri mengajak Melinda.

Melinda ingin menolak ajakan Indri. Akan tetapi, Melinda tidak sanggup jika harus menolak ajakan Indri. Dikarenakan, Melinda tidak ingin membuat Indri salah paham dan semakin membencinya.

“Baguslah, ayo kita pergi sekarang.” Indri tersenyum dan menggandeng tangan Melinda erat-erat.

Raka yang sedang berbincang-bincang dengan asisten pribadinya, tercengang melihat Indri yang menggandeng tangan istrinya.

“Mbak Indri, tunggu sebentar,” ucap Melinda dan berjalan kearah suaminya untuk meminta izin terlebih dahulu.

“Kenapa kamu bisa sedekat itu kepada wanita munafik?” tanya Raka melirik tajam ke arah Indri yang berdiri sekitar 5 meter dari pengantin baru tersebut.

“Begini Mas Raka, Mbak Indri mengajak saya pergi ke minimarket. Dengan kata lain, saya meminta izin kepada Mas Raka,” terang Melinda tanpa berani menatap mata suaminya secara langsung.

“Tidak aku izinkan. Sekarang kamu masuk ke dalam kamar dan jangan keluar dari kamar!” perintah Raka yang melarang istrinya untuk keluar dari rumah apalagi keluar bersama Indri.

“Raka, kamu sebagai suaminya sangat keterlaluan dan juga egois. Dulu, saat kakakmu masih ada, tidak pernah sekalipun kakakmu melarang ku keluar,” protes Indri pada Raka.

“Jangan mencampuri urusan rumah tangga ku,” tegas Raka.

Melinda saat itu juga berlari meninggalkan ruang tamu daripada menyaksikan pertengkaran keduanya.

Indri mengepalkan tangannya kuat-kuat dan sangat kecewa dengan Raka yang melarang Melinda untuk ikut ke minimarket bersamanya.

“Kenapa masih disini? Sana pergilah! Bukankah kamu ingin pergi ke minimarket?” tanya Raka dengan tersenyum penuh kemenangan melihat Indri tak berdaya dihadapannya.

Indri pun melenggang pergi dengan kekalahan.

Menyebabkan sekali pria lumpuh itu. (Batin Indri)

Raka tersenyum sinis dan kembali melanjutkan perbincangan nya bersama dengan Sang asisten pribadi.

Melinda yang sudah tiba di kamar merasa sedikit lega karena Raka tak mengizinkannya pergi bersama Indri. Mau bagaimanapun, Melinda tak nyaman bila berada di dekat Indri. Senyum Indri kepadanya terlihat sangat palsu, seperti senyuman Ibu tirinya dan juga Katty.

“Mbak Indri jelas-jelas tidak menyukaiku. Akan tetapi, kenapa Mbak Indri malah berpura-pura baik kepadaku? Apakah Mbak Indri melakukan hal itu karena Kakek?” Melinda begitu penasaran dengan alasan Indri yang berpura-pura baik kepadanya. Akan tetapi, Melinda tak berani menanyakan hal tersebut kepada Kakek dari suaminya.

Melinda perlahan merebahkan tubuhnya di sofa dan perlahan memejamkan matanya.

🌷

Raka masuk ke dalam kamar dengan bantuan dari asisten pribadinya, Melinda yang tengah terlelap saat itu juga terkesiap melihat dua orang pria masuk ke dalam kamar.

“Apa kamu tertidur? Bisa-bisanya di jam seperti ini kamu tertidur,” ucap Raka yang terus-menerus mencari kesalahan istrinya.

Melinda hanya duduk tanpa membalas perkataan suaminya.

“Kamu pergilah!” perintah Raka pada Reza.

Reza mengiyakan dan segera keluar dari kamar tersebut.

“Nanti malam kamu bersiap-siaplah karena kita akan menghadiri pernikahan putri dari rekan kerja Kakek,” tutur Raka sembari menggerakkan kursi rodanya menuju tempat tidur.

“Jam berapa Mas Raka?” tanya Melinda karena Raka tak memberitahu secara detail jam berapa dirinya harus sudah siap.

“Jam 8,” jawab Raka singkat tanpa menoleh apalagi melirik ke arah Melinda.

Melinda mengiyakan dan berpikir keras mengenai pakaian apa yang harus ia kenakan.

“Kenapa masih disitu? Cepat bantu aku naik ke tempat tidur!” perintah Raka setengah berteriak.

Melinda menganggukkan kepalanya berulang kali dan berlari kecil ke arah suaminya.

Setelah membantu Sang suami naik ke tempat tidur, Melinda kembali mendapatkan perintah dari Raka.

“Kamu pergilah ke dapur dan masakan aku makanan yang bisa aku makan!” perintah Raka.

“Makanan? Apa pakai nasi?” tanya Melinda yang terlihat bingung.

“Bukankah kamu tahu bahwa aku paling tidak suka mengulangi perkataan ku? Sekarang pergilah dan dalam waktu 30 menit, makanan harus sudah siap,” tegas Raka.

Melinda dengan panik berlari keluar untuk sampai ke dapur.

Saat baru tiba di dapur, Melinda bingung harus memasak makanan yang seperti apa, ia tidak tahu makanan kesukaan Raka.

Melinda membuka kulkas dan melihat ada telur puyuh.

“Ada telur puyuh, kalau begitu aku buatkan saja telur puyuh sambal balado,” ujar Melinda sembari mengeluarkan telur puyuh tersebut.

Dua pelayan wanita mendekat ke arah Melinda yang tengah sibuk di dapur seorang diri.

“Nona Muda kenapa di dapur? Nona Muda butuh apa? Biar kami saja yang melakukannya,” ujar salah satu pelayan.

Kalau mereka yang memasak makanan ini dan Mas Raka tak suka, dapat dipastikan bahwa mereka kehilangan pekerjaan ini. Lebih baik aku saja yang terkena imbasnya. (Batin Melinda)

“Saya ingin memasak telur puyuh ini, bisakah saya sendirian saja di dapur?” tanya Melinda yang hanya ingin seorang diri di dapur.

Dua pelayan wanita itu saling tukar pandang dan akhirnya mengiyakan permintaan Melinda.

Hampir 30 menit lamanya, Melinda belum juga membawa makanan yang sudah dinanti-nantikan oleh Raka.

“Akhirnya kamu datang juga,” ucap Raka.

Melinda tersenyum tipis untuk menyembunyikan ketakutannya dan berjalan mendekat ke arah Raka yang menatapnya dingin.

“Cepat kemari, aku ingin melihat makanan apa yang kamu buat!” perintah Raka.

Raka terkejut bukan main ketika melihat Melinda yang malah memasak telur puyuh sambal balado.

“Apa kamu kira aku orang miskin?” tanya Raka merasa bahwa Melinda tengah menghinanya.

“Maksud Mas Raka apa? Memangnya ada yang salah dengan masakan saya? Mas Raka bahkan belum mencobanya,” ujar Melinda sedih.

“Apa pergelangan tanganmu masih sakit?” tanya Raka kesal.

“Mas Raka tidak perlu khawatir, pergelangan saya sembuh lebih cepat dari perkiraan saya,” jawab Melinda.

“Kalau begitu, kenapa kamu malah membuatkan aku telur puyuh ini?” tanya Raka emosi.

“Kalau Mas Raka tidak mau, biar saya saja yang memakannya,” jawab Melinda yang berusaha untuk tetap stabil.

Raka mengernyitkan keningnya dan dengan terpaksa ia menerima masakan yang menurutnya begitu kampungan.

Melinda tersenyum dan menyerahkan sebuah nampan berisi air minum, sepiring nasi dan telur puyuh sambal balado buatannya.

Tak disangka ternyata telur puyuh sambal balado buatkan Melinda enak dan terlihat jelas bahwa Raka begitu menikmati makanannya dengan lahap.

Alhamdulillah, ternyata Mas Raka menyukainya. (Batin Melinda)

Dalam sekejap, makanan tersebut habis tak tersisa.

“Aku sangat tidak menyukai masakan ini,” ucap Raka dan menyerahkan kembali nampan tersebut kepada Melinda.

“Mas memang tidak suka, tapi kenapa bisa habis tak tersisa?” tanya Melinda penasaran.

“Apakah kamu wartawan? Kenapa banyak tanya? Lagipula aku menghabiskannya karena lapar,” balas Raka dan menggerakkan tangannya memberi isyarat agar Melinda segera keluar dari kamar.

1
Arletha Anggraini
Luar biasa
Arletha Anggraini
Lumayan
sakura
....
Audiyah
Luar biasa
Vinchiy Devila
dasar jajanan murahan😤😤
Vinchiy Devila
sakit nya🥹, memiliki sosok ayah tp tak pernah dianggap anak, aq juga sama🙂
Vinchiy Devila
makam ibunya bukan *makan ibunya* jahat banget typo nya🫠🫠
Hyuna❤️Ditya
lanjutkan
Hyuna❤️Ditya
bodoh bgt si raka...
Hyuna❤️Ditya
hadeeeeeeccchhhh...
Hyuna❤️Ditya
nyimak dwch
Hyuna❤️Ditya
heeeeemmmzzzz lola bner
Hyuna❤️Ditya
jaangan kasi celah raka
Hyuna❤️Ditya
huuuuuuuuummmzzz
Hyuna❤️Ditya
heee?mzzz
Hyuna❤️Ditya
muka tembok
Hyuna❤️Ditya
semangat melinda... caayyoooo
Rina wati
mampir juga kenovel. ku ya kak judul nya
*Tuhan Kita Berbeda* Kry. S.T.As syifa
083*******73
...
083*******73
............,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!