Ku langkah kan kaki yang lemah ini, rasanya badan ini tak kuat menopang sakit hati yang begitu hebatnya, enam tahun pernikahan hanya karna fisik ku yang berubah lantas dengan semena mena ia memperlakukan ku, mencaci maki, bahkan saat menalak ku pun masih sempat mencaci tubuh ini.
Tunggu mas, ku buat kau menyesal karna tindakan mu, awas kau mas. Kau akan merasakan karma nya, hukum tabur tuai masih berlaku di dunia yang kau pijak ini.
...
mampukah Asih mengubah takdirnya.
membuat pria yang dulu menikahinya menyesal telah melepasnya pergi.
ataukah dirinya mengalami keterpurukan dan membuatnya semakin terpuruk.
bagaimana Asih berusaha mengubah takdirnya.
ayo berjuang bersama Asih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kartikasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mantan mertua gila.
dahlia mengusap pelan air matanya, menurutnya inilah hal yang sepatutnya di lakukan. Sebelum adit tertangkap, Adit memerintahkan Dahlia membawa kabur tiara. Tapi hati nuraninya membawanya kembali untuk menyerahkan anak tirinya itu.
🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱
Tiara beserta semuanya telah kembali ke rumah.
Adit masuk ke dalam penjara, untuk mendapatkan hukuman yang layak.
" Terimakasih Jay, boleh kah saya memanggil mu begitu? " Tanya Asih.
Baik dewi, maupun jayden memaksa Asih untuk di rawat inap. Mengingat kondisinya yang tidak sehat dan butuh perawatan lebih, Asih menganggap dirinya sehat, tiara adalah obat yang lebih dari cukup baginya.
Jayden duduk di sebelah Asih " Tak masalah, asal kamu nyaman. Baiklah Asih, saya masih memiliki urusan yang lain. Jika kamu membutuhkan sesuatu tolong telpon menggunakan handphone ini, hanya ada satu nomor di dalam sini. Nomor saya,. Okay saya permisi, jangan lupa untuk meminum obat yang di berikan oleh perawat klinik. " Pesan jayden sebelum meninggalkan kediaman Asih.
Jayden yang biasa hidup mewah, melihat gubuk kecil Asih membuat dirinya tergerak untuk membelikan janda anak satu ini rumah yang layak, tapi secepat mungkin di tolak oleh Asih, berlandaskan jika dirinya juga akan segera pindah. Dan mereka sudah menemukan rumah yang lebih layak huni. Seperti biasa, jayden tak perduli, jika Asih mempunyai jalan pikirnya sendiri. Maka itu yang terbaik bagi mereka, karena kadang kebaikan yang kita berikan di anggap sebagai beban bagi yang menerima.
Jayden beserta Colin sang asisten pamit undur diri setelah memberikan Asih sebuah handphone mahal berlogo apple yang telah di gigit sebagian.
Asih menolak dengan tegas, hasilnya nihil. Jayden anti penolakan.
......
( Asih pov)
Berat rasanya menerima hadiah yang begitu mahal, dengan harga yang terbilang cukup fantastis, mampu membeli satu unit motor, sebuah handphone berlogo apple yang di gigit sebagian bukan sembarang handphone.
Kebaikan yang Jayden berikan sungguh, menjadi beban dihati. Apalagi bantuan bantuan yang entah dengan apa aku membalasnya. Perasaan tak enak hati menghantui ku.
Bantuan terakhir, mengingatkan ku akan kelakuan Adit. Lelaki yang tak pantas menjadi seorang ayah. Bagaimana bisa ia menculik anak nya sendiri, meminta tebusan atas anak nya. Hanya manusia tak waras yang mau melakukan nya.
Tiara sudah dalam kondisi stabil, dirinya tertidur pulas di atas ranjang. Hari yang berat baginya, maaf kan mama sayang. Maafkan mama.
Ku usap pelan kepalanya, detik dimana aku melihat tubuh ringkihnya yang entah sudah berapa lama ia menangis, sangat mengoyak hati ku. Wajahnya yang penuh air mata, hidung nya yang tak berhenti mengeluarkan cairan, rambut acak acakan. Dan aura ketakutan terpancar jelas di matanya. Dalam dekapan ku, ia terseguk, menangis. Semua perasaan bercampur menjadi satu.
Tok... Tok.. Tok
Ku cium pelan tiara sebelum aku beranjak membuka pintu, mungkin itu mbah mina.
" Asih keluar kamu, keluar kamu Asih. " Suara ini tak lain adalah suara bu sumi mantan ibu mertua ku.
Apa lagi yang mereka mau, sepertinya besok adalah waktu yang tepat aku pindah dari sini.
Perkataan yang akan bu sumi lantunkan sudah terbayang di kepala ku. Bu sumi pasti menyalahkan ku, karena adit masuk penjara.
Gedoran pintu semakin kuat, teriakan nya semakin menggelegar. Biarlah, biar semua orang tau kebejatan anak nya.
Creekk....
Bu sumi berdiri di depan sana, wajah garang nya siap menerkam siapa saja.
" Ada ap.... "
" Kamu apa kan anak ku Asih, mengapa Adit ada di kantor polisi. Kamu apa kan anak ku... " Teriaknya dengan lelehan air mata.
Miris memang, kasihan. Wanita yang dulu sangat aku hormati, bahkan aku lebih mementingkan dirinya di banding orang tua nya sendiri.
Bu sumi semakin heboh menangis, mengakibatkan semua warga sekitar ikut menyimak. Tak terkecuali mbak dewi dan mbah mina.
" Apa yang aku lakukan? , mengapa tidak ibu tanyakan kepada polisi, oh kepada anak ibu sendiri. Apa yang di lakukannya hingga dirinya berakhir di penjara. " Tanya ku balik padanya.
Ia hendak menjambak rambut ku, eh main fisik dia.
Semua warga menonton aksi tak tau malu nya.
Mbak dewi serta mbah mina, berjalan mendekat dengan raut tak bersahabat.
" Jika sampai kamu menyentuh sehelai rambut Asih, ku pastikan dirimu juga menyusul anak sialan mu itu. " Maki mbah mina dari jauh.
" Lihat, orang lain juga bisa berkomentar. Mengapa Adit pantas masuk penjara. " Teriak ku, sebenarnya berita Adit masuk penjara telah ku minta kepada mbak dewi dan lainnya untuk bungkam. Keluarga nya pasti malu jika seluruh warga mengetahui Adit di penjara.
" Diam kamu, pasti kamu yang menjebak nya. Pasti kamu, dasar wanita tak tau di untung. Kamu bisa begini juga karena anak ku, tak tau balas budi. " Maki nya tiada henti.
Saat ini aku malas sekali ribut, baik fisik maupun mental ku lelah.
" kalian yang selalu membuat masalah pada Asih, adit menculik tiara untuk meminta tebusan kepada Asih, apa kejahatan seperti itu tak pantas di hukum. bahkan hukuman penjara tak layak untuk lelaki biadab seperti dirinya. " sentak mbak Ratna.
terlihat jelas raut terkejut bu sumi, " tak mungkin Adit melakukan semua itu, dia ayah dari tiara, kalian yang membuat saksi palsu. " air mata bu sumi semakin deras.
semua warga yang berkumpul mulai berbisik satu persatu, banyak yang menyalahkan Adit, banyak juga perkataan tak enak mereka tentang bu sumi. terdengar sangat jelas.
" harus kah aku jelas kan lagi, oh tidak. ayo kita tanyakan langsung padanya di kantor polisi. " ucap ku santai. marah sebenarnya, tapi sedikit tak tega. wajahnya yang penuh kriput mengingatkan ku pada ibu.
makian warga semakin jelas membuat bu sumi semakin tersudut.
dan akhirnya, dirinya pergi dengan kesal.
❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄
up
up
up
jangan lupa meninggalkan jejak ya manteman hehe...
jempol mu menghangatkan hati author 🥰🥰
terimakasih 🙏🏻