NovelToon NovelToon
BENCI BENCI CEMBURU

BENCI BENCI CEMBURU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Enemy to Lovers
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Bekerja sebagai tim pengembangan di sekolah SMA swasta membuat Hawa Tanisha bertemu dengan musuh bebuyutannya saat SMA dulu. Yang lebih parah Bimantara Mahesa menjadi pemilik yayasan di sekolah tersebut, apalagi nomor Hawa diblokir Bima sejak SMA semakin memperkeruh hubungan keduanya, sering berdebat dan saling membalas omongan. Bagaimana kelanjutan kisah antara Bima dan Hawa, mungkinkah nomor yang terblokir dibuka karena urusan pekerjaan? ikuti kisah mereka dalam novel ini. Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MEMPERTANYAKAN

“Miss Hawa,” panggil Bima saat keluar dari ruangannya, ada keperluan dengan Hawa eh tidak ada di meja kerjanya. Beberapa tim lain yang masih stand by di kantor hanya bisa menunjuk kea rah pintu, pertanda perempuan yang dicari baru saja keluar. Bima mengerutkan dahi, tak biasanya Hawa pulang cepat apalagi on time pukul 4 sore. Pantas saja saat Bima chat di ponsel khusus tak dibalas. Kemungkinan besar ponsel itu tidak dibawa pulang.

“Sedang disambang Bos Nikel, Pak. Makanya pulang on time,” jelas Bu Dyah kemudian menawarkan apakah Bima ada yang bisa dibantu, biar dibantu Bu Dyah, memaklumi juga Hawa biasanya lembur sendiri, untuk kali ini sebagai senior Bu Dyah akan manghandle posisi Hawa bila dibutuhkan Bima.

“Ouh tidak perlu, Bu. Terima kasih,” ucap Bima sopan. Ia masuk ke ruangan dengan decakan sebal. Mendadak tak suka saja, Hawa pulang on time. Haknya sih, apalagi deadline lomba minggu ini juga tidak ada, masih progress, tak ada tanggungan kerjaan dong ya.

“Pacaran terus bikin gak professional saja,” gerutu Bima mendadak tak suka, bahkan kembali berkutat dengan laptop malah semakin teringat Hawa dengan kepintarannya saat berdiskusi. “Sial!” ujar Bima sembari menyenderkan punggung di kursi kerjanya. Menerka apa yang dirasakan sekarang. Tak mungkin ia mulai tertarik pada Hawa. Memang sejak SMA dia pintar, pintar ngomong, pintar bergaul, tapi Bima baru mengakui itu semua saat bekerja bersama Hawa. Analisis dan cara penyampaian saat berdiskusi menunjukkan dia perempuan berwawasan luas dan cerdas.

“Ingat, Bim. Dia sudah punya pacar,” ucap Bima mengingatkan dirinya sembari mengusap wajahnya kasar. Hubungan Hawa dan Uki sudah lama, tinggal menunggu saja kapan tanggal pernikahan mereka. Mencoba melanjutkan pekerjaannya, tiba-tiba Bima menatap ponselnya. Mencari kontak Hawa, tersenyum sinis karena ia masih belum berniat membuka blokiran nomor perempuan itu.

“Gak perlu deh, mungkin aku hanya kesal karena pekerjaan dengannya tertunda,” sekali lagi Bima denial akan perasaannya. Selamat menikmati kegalauan ya Bim, karena Hawa sedang tertawa bahagia dengan Uki. Pemuda itu sejak siang tadi sudah sampai di rumah ibunya, dimanfaatkan untuk istirahat dan saat sore sudah fresh siap menjemput Hawa.

Mereka menuju ke mall untuk makan, Hawa sudah menghubungi sang mama untuk pulang terlambat, karena Uki datang. Menjalin kasih sudah di atas 3 tahun plus teman SMA sehingga obrolan mengalir begitu saja.

“Besok aku reuni SMP, jadi habis ini temani aku buat beli dress code, karena aku gak bawa baju warna itu."

"Mendadak banget emang reuninya?" tanya Hawa sembari menyeruput lemon squash.

"Udah lama, makanya aku atur cutiku biar bisa ikut reuni ini," Hawa mengerutkan dahi. Kok ada yang janggal ya. Atur cuti? Emang cuti bisa diatur ya? Selama ini, Uki tak pernah mengatur cuti untuk bertemu Hawa, sepenting itu kah reuni? Mendadak Hawa tersentil saja, rasanya reuni lebih penting daripada sambang ke pacar. Selama menjalin hubungan, tak pernah tuh Uki mengatur cuti demi bertemu Hawa, meski saat ia wisuda.

Sejak itu, Hawa mendadak berpikir, jadi selama ini Uki menganggap dirinya apa, kok rasanya tidak diprioritaskan. Hawa cemburu pada kesanggupan Uki untuk datang ke reuni itu, namun tidak sanggup menggeser cuti demi hari bahagia Hawa seperti wisuda. Ia pun mendadak berprasangka buruk pada Uki, namun menutupi. Ia dengan ikhlas menemani Uki belanja dress code. Kata panitia pakai atasan putih, bawah cream atau mocca senada itulah.

Selagi Uki memilih baju, Hawa pun memperhatikan wajah sang kekasih, otaknya masih berisik ingin menuntut penjelasan penting tentang reuni. Sedikit tak terima lah, bisa-bisanya Hawa dikalahkan dengan reuni saja. "Sayang," panggil Hawa sembari menahan lengan Uki, yang akan membawa ke kasir.

"Apa?"

"Reuni kamu besok jam berapa?" tanya Hawa tiba-tiba, Uki tersenyum sembari mengusap kepala Hawa yang tertutup jilbab.

"Siang, dan aku yakin kamu gak bisa. Makanya gak aku daftarin," ujar Uki seenteng itu. Hawa melongo, kalau dikasih jauh-jauh hari mungkin Hawa bisa pengajuan cuti. Lah, ini ambil keputusan tanpa diskusi dulu. Sekali lagi Hawa merasa beda pada pertemuan ini. Rasanya Hawa hanya enak diajak komunikasi via telepon saja daripada di dunia nyata. Baru beberapa jam bertemu, Hawa sudah berapa kali dibuat aneh dengan tingkah Uki seolah ia tak mau melalui hari dengan Hawa. Keanehan ini adalah kali pertama Hawa rasakan, biasanya saat mereka bertemu, Uki selalu treat Hawa dengan sangat baik, sehingga Hawa merasa sangat dicintai dan diperhatikan, menyalurkan rasa rindu yang hanya bisa mereka lakukan setahun sekali.

"Bagaimana Uki?" tanya mama saat Hawa pulang, disambut oleh papa dan mamanya yang sedanf bersantai di ruang keluarga, sekaligus menunggu Hawa.

"Baik, Ma. Ya seperti biasa."

"Sudah ada kemajuan?" tanya papa tiba-tiba, biasanya papa gak pernah tanya hubungan Hawa dan Uki, tapi malam ini berbeda.

"Kemajuan maksutnya?" tanya Hawa sembari melepas jilbabnya.

Mama dan papa saling pandang, sepertinya mereka akan membicarakan sesuatu. "Wa. Kamu dan dia kan sudah mapan. Tanggungan sekolah sudah selesai juga. Kapan nih rencana untuk menikah?" tanya mama. Menikah? Bahkan tadi saat bertemu saja, cerita paling banyak tentang kehidupan Uki, tak menyinggung hubungan mereka.

"Masih belum, Ma!"

Papa meletakkan ponselnya, "Sampai kapan papa menanggung dosa, Wa?" tanya papa membuat Hawa shock. "Di dunia ini gak ada seorang ayah yang rela anaknya pacaran, Wa. Selama ini papa mau melarang, tapi papa gak mau menjadi orang tua yang jahat sama anak. Tiap hari papa berpikir kapan mereka putus, agak lega kalian LDR. Hanya saja saat kalian video call kamu gak pakai jilbab, gak seharusnya Wa kamu perlihatkan aurat kamu ke dia yang bukan muhrim."

Hawa diam, kok baru bilang sekarang sih? ini sudah hampir 7 tahun loh Hawa pacaran. Kenapa baru sekarang protesnya meski berdalih tak mau jahat pada Hawa. "Besok, ajak Uki ke sini. Biar papa yang ngomong sama dia."

"Tapi, Pa!"

"Kenapa?"

"Dia ada reuni SMP."

"Ya setelah reuni kan bisa sih, Wa. Masa' reuni 24 jam," ujar mama realistis. Hawa kincep juga, benar apa kata mama. Tapi ia juga tak yakin Uki mau, selama bertahun-tahun pacaran, Uki paling menolak kalau diajak ke rumah Hawa. Paling banter cuma ngobrol sama mama saat mau mengajak Hawa pergi, kalau papa malah belum pernah. Ada saja alasan Uki, meskipun saat hari raya sesuai jadwal bertemu mereka. Hanya saja Hawa tak mau protes, ia bukan tipe pemaksa. Namun setelah kejadian di mall dan Hawa merasa tak diprioritaskan, perlakuan Uki yang dulu-dulu akhirnya muncul dan otak Hawa jadi berpikir. Siapa Hawa dalam hidup Uki sebenarnya?

1
Deera
Skrg giliranmu Wa buat blokir no Bimbim ehee
Auto bawa sperangkat alat solat sekalian akhlak nyaa
awokwook /Curse/
Lel: kalau resek sepertinya boleh juga
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
gumush aku nya liat pak bim tarik ulur soal perasaan berasa lagi main layangan eeh pak bim ntar kesalip ama rafka ataw uki uki yang lain nyeeseel 7 tanjakan lhoo..
Lel: kayak anak smp malu2
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
langsung aja pak bim bilang ntar malam papa kamu ada di rumah g..aku mau dan keluarga mau ketemu papa dan mama kamu 🤣🤣🤣
Lel: ouch2
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
weeeh auto uring²an pak bima liat sw nya hawa 🤣🤣
Deera
Kann... apa aku bilang, gengsi sma saldo sama2 tinggi sih/Sleep/
Lel: suka saldo ajaaaaa
total 1 replies
Deera
Bim, Hareudang gak? /Grin/
Lel: terpantau meriang kak
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut yg banyak Thor q kasih kembang sekebon/Chuckle/
kalea rizuky
kasih lah Thor guru baru yg ganteng kaya raya/Curse//Curse/ biar panas si bima
kalea rizuky
heleh songong nya sok ganteng bgt /Puke/
Lel: kikiki
total 1 replies
kalea rizuky
sweet bgt papa
kalea rizuky
heleh awas aja lu. menjilat ludah sendiri bim q ludahin lu
kalea rizuky
km. di selamatkan Tuhan hawa apa jadinya klo qm. ampe nikah ma laki yg gk mau berkomitmen dan tukang selingkuh
Lel: betul bgt
total 1 replies
kalea rizuky
laki dajjal emang
Lel: khilaf😃😃😃
total 1 replies
Deera
Noted ya Bimbim... /Kiss//Rose/
Lel: iyaaaaa dicatatt ajaaa adeh omongan bima apa ajaaa
total 1 replies
Amy
ya iyalaaaah Tahu, Wong yg mergoki dengan saya,,,Hawa Said
Lel: hwwwwkkkk
total 1 replies
Deera
Sipaling Tau tentang Bimbim /Facepalm/
Lel: bikin yang lain curiga
total 1 replies
Heni Fitoria
ihhhh pengen liat tera babak belur dipukuli anak pak jayadi
Lel: Udah dibawa ke UKS kak
total 1 replies
Heni Fitoria
seruuuuuuu
Deera
Bima said: mending gweh yg kaya beneran tp ga banyak Lagak/Casual/
Hawa: ga beLagak tapi belagu/Slight/

reader: bim, ci pox bim ampe engappp/Grin//Tongue/
Lel: hwkwkkwkwk
total 1 replies
Heni Fitoria
santet aja sekalian mel.....
maaf aq nyaranin jahat 🤭🤭🤭
Lel: enaknya sih gitu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!