Harap bijak dalam membaca!
Felix yang merupakan anak yatim piatu dengan kepribadian yang cuek dan kasar tinggal di Panti Asuhan Helianthus tapi setelah berumur 10 tahun Panti Asuhan tersebut kebakaran dan yang selamat hanya dia seorang dan 2 petugas dapur.
Akhirnya Felix tinggal di Panti Asuhan Arbor bertemu dengan empat orang anak yang seumuran dengannya dan untuk pertama kalinya membuka diri untuk menjalin persahabatan.
Di sekolah barunya 'Gallagher' ada yang menganggap ia adalah pelaku dari kebakaran tersebut, ada juga yang menganggap ia adalah pembawa sial karena hanya dia anak yang berhasil selamat dan membuat orang di dekatnya menderita.
Saat Felix dipenuhi rasa bersalah untung saja ada sahabatnya Cain dan si Kembar 3 yang selalu menemani dan mereka melakukan banyak petualangan bersama.
Tapi tetap saja ia menganggap dirinya tidak beruntung hingga sebuah kekuatan aneh dalam dirinya muncul dan rambut hitamnya mulai berubah sedikit demi sedikit menjadi hijau.
Apakah benar Felix termasuk orang yang tidak beruntung?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ittiiiy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.26 - Alexavier Rumah Daisy
Hari libur mereka berlima jadi bermalas-malasan dan masih tidur sampai jam 10 pagi. Bu Corliss juga tidak membangunkan mereka untuk ikut bersih-bersih walau banyak anak-anak yang protes, "Mereka kan habis kecelakaan jadi biarkan lima kakak itu istirahat ya," kata Bu Corliss menjelaskan.
Sedangkan anak yang lebih tua dari mereka hanya maklum saja karena mereka juga pernah minta untuk istirahat di hari libur.
Daisy yang datang dengan membunyikan klakson mobilnya seperti musik membuat anak-anak tertawa dan berlarian menghampirinya.
"Kakak ketiga kalian dimana?" tanya Daisy.
Kakak pertama adalah yang sudah SMA, kakak kedua yang sudah SMP, makanya kelompok Felix disebut kakak ketiga.
"Mereka masih tidur."
Daisy ke kamar Felix dan Cain sambil menggedor-gedor tapi tidak ada yang bangun, akhirnya ia mengambil master kunci dari Luna dan membuka pintu.
Mereka berlima tidur disana setelah berbicara panjang lebar tentang Mertie.
"Mereka semua tidur melantai begini?" kata Daisy membuka tirai jendela dan sinar matahari langsung masuk membuat mereka semua protes.
Daisy menarik semua bantal mereka tapi tidak dihiraukan dan hanya melanjutkan tidur.
Ia pun mengeluarkan Mist mahalnya dan menyemprotkan kewajah mereka semua. Mau tidak mau mereka bangun juga dengan terpaksa.
"Ayo mandi, ganti baju dan ikut ibu!" perintah Daisy.
"Ini sudah dimandi..." kata Cain menunjuk wajahnya yang sudah disemprot.
"Kak Luna menu sarapan apa?" tanya Teo pada Luna yang berdiri di luar pintu.
"Sarapannya nanti dijalan sama ibu!" Daisy menarik mereka semua untuk berdiri.
15 menit Daisy menunggu dan kembali memeriksa mereka dan ternyata mereka kembali tidur sesudah mandi dan berganti pakaian, "Kalian ini ...." decak Daisy.
Lima anak itu dibawa naik mobil tanpa tahu mau dibawa kemana dan hanya menurut saja semua. Bahkan Tan yang masih tahap pemulihan dibawa juga.
"Kita mau kemana sebenarnya?" tanya Tom sambil mencari permen kesegala arah didalam mobil.
"Ada ditas," kata Daisy.
Tom pun membuka tas itu dan menemukan banyak permen lalu membagi-bagikannya.
"Kita mau kemana?" tanyanya lagi sambil menyuapi Daisy permen saat sedang menyetir.
"Ke rumah baru ibu!"
"Ibu pindahan lagi?" Mereka semua langsung mengeluh kecuali Felix.
"Felix, ini pertama kalinya yah ngebantu ibu pindahan. Kali ini yang terakhir deh ... Janji!"
"Bagaimana kami bisa mempercayai saudari Pinokio!" Cain berbicara sambil mengemut permennya.
"Kali ini Ibu sudah keluar dari karth keluarga Pinokio ... benar-benar sudah sadar, serius!" Daisy meyakinkan.
Daisy memarkir mobil ditempat persinggahan untuk mengisi bensin dan membelikan mereka sarapan.
Mereka berempat tertidur dimeja saat Daisy dan Teo membawakan makanan.
"Makan ... makan ...." suara Daisy membangunkan mereka semua.
Melihat makanan sudah didepan mata, mereka pergi mencuci tangan dan kembali untuk makan.
"Bahkan tempat ini tidak ada yang berubah, tapi rumah ibu setiap kesini pasti berubah lagi," Cain mengomel.
"Kenapa juga Tan yang sakit dibawa untuk pindah rumah?" Felix heran.
"Sekalian liburan juga kan!" kata Daisy yang langsung diprotes oleh mereka, "Liburan apanya?!!"
Perjalanan dilanjutkan lagi dan sudah melewati rumah terakhir yang Daisy tempati, "Kasian yang sudah ditinggal," kata Teo.
Tak lama mereka sampai juga dirumah baru Daisy, memang lebih besar dari rumah sebelumnya, "Ayo Bu, ucapkan selamat tinggal lebih awal ...." Tom mengangkat tangan Daisy untuk dilambaikan.
"Serius, ini yang terakhir!"
"Ya ...Ya ...." Cain mulai menuju mobil pindahan yang memuat barang-barang Daisy.
Tanpa aba-aba mereka mengangkat barang berulang kali keluar masuk rumah sedangkan Tan dengan hanya satu tangan berusaha membantu membersihkan dengan membuka semua jendela rumah dan menyalakan robot pembersih.
Tidak terasa semua barang Daisy sudah ada didalam dan untuk perabotan rumah yang besar seperti kursi dan lain-lain sudah dipindahkan jauh hari.
Rumah baru Daisy yang sekarang memang lebih bagus karena halamannya cukup luas, ada tempat parkir. Dilihat dari depan memang terlihat kecil walau bertingkat tiga tapi jika masuk kedalam sangat luas.
Cain menyalakan sprinkle putar untuk taman yang dikira tidak akan terlalu deras ternyata langsung membuat dirinya basah kuyup. Felix yang melihat lewat dinding kaca dari dalam rumah hanya menertawkannya.
Teo dan Tom yang muncul dari teras lantai dua juga langsung tertawa.
"Kau ini sedang apa?" Daisy meneriaki saat memasuki pagar membawa kue yang dibeli dari toserba.
Felix yang masih tertawa membawakan handuk kering untuknya.
"Felix, kau lihat toko pakaian yang tadi kita lewati?" tanya Daisy.
"Iya?"
Daisy ke tetangga sebelah dan tiba dengan mendorong sepeda, "Pakai ini dan belikan Cain baju baru!"
Felix kemudian menaiki sepeda dan mulai menyusuri jalan menuju toko yang dilihatnya tadi. Tapi entah mengapa Felix merasa aneh setiap melewati rumah seperti ada yang memperhatikannya.
Setelah sampai di toko, Felix langsung membelikan baju untuk Cain dengan kartu Daisy tapi saat ingin keluar dari toko ada anak laki-laki yang lebih tua dan lebih tinggi darinya tanpa sadar hampir menabraknya karena buru-buru masuk toko. Saat hendak meminta maaf anak laki-laki itu malah melarikan diri setelah melihat Felix dan menembus penjaga toko, "Hantu ya?" ia kembali lagi menaiki sepeda dan menyusuri jalan untuk kembali.
Perasaanya masih tetap sama setiap melewati rumah seperti ada yang memerhatikan dan saat Felix ingin mengecek ternyata ada yang mengintip dari jendela, mereka kemudian bersembunyi jika dilihat Felix.
"Lama sekali!" kata Cain.
"Sama-sama!" Felix melemparkan tas berisi pakaian yang tadi dibeli.
Tan memanggil dari arah dapur untuk diangkatkan nampan berisi jus jeruk yang dibuatnya.
Merekapun menikmati jus jeruk buatan Tan dan kue yang dibeli oleh Daisy di teras lantai dua sambil melihat pemandangan rumah yang lain.
Cain yang lama sekali mengganti baju akhirnya disusul Felix, "Lama sekali!" kata Felix dari luar kamar, "Sabar!" balas Cain dari dalam kamar.
Felix membuka pintu kamar dan melihat Cain ternyata berbaring santai di tempat tidur, "Sudah kuduga."
Saat Felix memasuki kamar, tiba-tiba pintu lemari terbuka sendiri dan seorang perempuan berumur sekitar 30 tahun berlari keluar tapi dicegah oleh Felix, "Kau Alexavier disini kan?" tanya Felix.
Tak lama Cain pun juga bisa melihat perempuan itu dan akhirnya berdiri segera mengunci pintu, "Kenapa kau memegangnya?" Cain protes.
"Hah?" perempuan itu memandangi seluruh tubuhnya dan berjalan ke dekat dinding kaca untuk merasakan kulitnya dikena sinar matahari, "Ternyata benar yang dikatakan mereka, Anda sudah kembali!" kata perempuan itu sambil berlutut.
"Mereka siapa? Dan kenapa kau berlutut?" tanya Felix.
Suara pintu akan dibuka dari luar tapi karena terkunci jadi digedor-gedor, "Kalian kenapa lama sekali? Jangan-jangan kalian tidur ya?" Teo dan Tom tidak berhenti berteriak.
"Kalian harus keluar! Sampai wujudku menghilang aku akan tetap bersembunyi disini."
"Kau tidak akan melarikan diri kan? banyak yang ingin aku tanyakan!" kata Felix.
"Aku tidak akan kemana-mana karena sudah terikat dengan rumah ini!"
Felix dan Cain pun membuka pintu dan saat keluar langsung menutup pintu mencegah Teo dan Tom masuk kamar.
...-BERSAMBUNG-...
endingnya nanggung banget, belum ada cerita setelah felix jadi caelvita loh >.<
selamat felix