Istri Kecilku Yang Hebat (2)

Hari-hari Della berjalan cukup membosankan sebab tidak ada yang mengajaknya bertengkar. Misi juga masih belum ada, ia pun harus tetap berada di sekolah agar bisa membuat orang-orang yang sudah melukai Zenna di masa lalu hancur. Ya, keputusan Della memberikan hukuman pada semua orang terutama keluarga Savior sudah diputuskan dan hal itu akan segera terjadi dalam waktu dekat.

"Apa kau yang namanya Della?"

Tiba-tiba saja seorang remaja pria tampan menghampiri Della yang sedang bermalas-malasan di kursinya. Ia bosan, namun tidak tahu harus melakukan apa. Bergabung dengan para siswa perempuan yang sedang bergosip, rasanya tidak mungkin. Della sudah dewasa sehingga tidak akan melakukannya.

Della hanya menatap remaja tersebut, ia kenal dengannya. Siswa laki-laki itu merupakan idola para siswa perempuan, tidak ada satu pun yang tidak mengenalnya bahkan banyak yang berfantasi liar tentangnya.

"Aku ingin kau menjadi kekasih ku."

Ini seperti lelucon. Della berusia 25 tahun lalu sekarang seorang remaja berusia 18 tahun menyatakan cinta padanya. Sebenarnya bukan menyatakan, tapi seperti terpaksa atau memang ingin menjadikannya kekasih namun gugup akibat sikap dingin Della.

"Aku tidak mau," jawab Della tegas. Semua orang terpana ketika mendengar penolakan Della. Bahkan semua siswa perempuan mengutuk kebodohan dan kenaifan Della yang menolak cinta seorang idola sekolah.

"Beraninya kau menolak ku! Bukankah seharusnya kau merasa beruntung karena pria seperti ku menyatakan cinta pada mu." Wajah remaja tersebut memerah malu, sepertinya cinta itu nyata. Tapi sayang sekali Della tidak akan pernah menerimanya. Selain usia yang cukup jauh, perasaan ingin memiliki kekasih, Della tidak punya lagi.

"Siapa kau yang bisa mengatakan hal seperti ini pada ku? Bahkan jika aku menolak mu, itu merupakan kehendak ku. Kau masih terlalu muda sehingga kita tidak cocok bersama." Della mulai jengah. Ia sedang menjadi tontonan gratis bahkan tatapan para siswa wanita seperti ingin membunuhnya.

"Aku putra kelurga Watson! Keluarga ku kaya bahkan aku idola sekolah. Banyak anak perempuan yang ingin menjadikan ku milik mereka tapi sekarang kau berani menolak ku!"

"Hanya keluarga Watson. Jika kau keluarga Taran, mungkin aku akan memikirkannya. Dan tentang kau yang menjadi idola, aku tidak tertarik dengan hal tersebut. Jadi, sekarang pergilah dari hadapan ku dan cari target wanita mu, abaikan saja aku dan anggap kita tidak pernah berbicara seperti ini." Della hanya berbicara asal-asalan. Ia sama sekali tidak punya niat menjalin hubungan apalagi bersama putra keluarga Taran.

"Kau... aku akan membuat kau menjadi milik ku entah itu dengan cara yang baik atau licik." Setelah itu, remaja tersebut pergi meninggalkan Della.

"Kau tidak akan berhasil, Nak," ejek Della.

Para penonton ikut bubar, dan hal tersebut dimanfaatkan oleh Della untuk kembali tidur. Sebenarnya ia tidak benar-benar tidur, ia sedang mendengarkan Black melalui earphone hitam tanpa kabel. Bahkan orang-orang yang melihat sekilas tidak akan ada yang berhasil melihatnya.

"Putrinya akan segera masuk ke sekolah lain, dan akan ada pertunangan atas nama keuntungan yang sebentar lagi terjadi."

"Siapa keluarga yang akan menjadi tunangan wanita itu?"

"Keluarga Weber. Kebetulan wanita itu menyukai putra pertama keluarga Weber sehingga ia bersedia bertunangan di usia muda."

"Sepertinya aku harus menyelidiki keluarga Weber agar langkah ku menggulingkan pria itu berhasil."

"Aku akan melakukannya untuk mu, sekarang kau harus fokus menyingkirkan sepupu wanita itu. Dia salah satu pelaku penyebab dijualnya gadis yang kau selamatkan."

Entah apa alasan Della dan Black mengunakan 'wanita' itu pada Leta dan keluarganya sedangkan Zenna menggunakan kata 'gadis'.

"Kau benar, kebetulan dia juga berada di sekolah yang sama dengan ku. Jadi semuanya semakin mudah, mungkin sebentar lagi dia akan menghampiri ku."

"Kau sangat yakin. Bukankah dia tidak mengenal ku dan alasan mengusik mu karena sudah mengusir sepupunya dari sekolah kurang meyakinkan dia untuk menghampiri mu."

"Tentu saja tidak, apa kau tahu. Pria yang sedang dia targetkan baru saja mengatakan cinta pada ku di hadapan semua siswa. Kau pasti sudah tahu bagaimana hidup ku setelah ini."

"Hah! Kau serius ketika mengatakan hal itu?" Black tercengang ketika mendengar pengakuan Della tentang remaja yang usianya cukup jauh dengan Della menyatakan cinta. Astaga, ini sebuah perubahan yang mencengangkan. Bahkan Black baru pertama kali mendengarnya.

"Apa kau pikir aku punya waktu untuk membuat lelucon?'

"Kau benar juga, tapi. Apa kau menerima pernyataan cinta itu?"

"Tentu saja tidak, tujuan ku bukan menjalin hubungan apalagi dengan seorang remaja bau kencur sepertinya."

"Masuk akal, jadi apa rencana mu untuk sepupu wanita itu?"

"Ikut bermain, sebelum mendapatkan informasi penuh tentang kecurangan keluarga Savior. Aku akan membuat mereka yang sudah melukai gadis itu menderita sehingga akan mengingatnya sampai mati."

"Kau kejam tapi aku suka itu. Baiklah, sekarang aku akan memutuskan sambungan telepon, kau harus berhati-hati dan tunggu kabar dari ku tentang mereka."

"Oke."

Sambungan terputus, Della mengembuskan nafas dengan kasar. Tangannya sekarang sedang ingin memukul tapi si objek belum datang juga, Della cukup kecewa.

"Apa jangan-jangan mereka sedang merencanakan sesuatu setelah pulang sekolah," tebak Della dalam hati. "Ya, sepertinya begitu. Bagaimanapun manusia jenis mereka suka melakukan hal-hal menjijikan demi melancarkan aksinya. Aku jadi tidak sabar." Jangan berpikir Della akan takut, sungguh. Della benar-benar menantikannya. Menampar wajah dan menginjak-injak tubuh mereka, hayalan yang sangat indah.