Zhao Jinyue, putri keempat Bangsawan Jing kehilangan segalanya setelah Pangeran Rui—sang suami—mendapatkan gelar Putra Mahkota.
Dia yang seharusnya menjadi Putri Mahkota tidak hanya dikhianati, tetapi juga difitnah dan dibunuh dengan kejam.
Zhao Jinyue pikir kematian tragisnya adalah akhir dari segalanya, tanpa diduga dia malah lolos dari lubang neraka dan kembali di hari Kaisar menjatuhkan titah pernikahan untuknya.
Dengan kenangan menyakitkan yang membekas di ingatannya, Zhao Jinyue mana mungkin bersedia mengulangi kesalahannya dengan menikahi Pangeran Rui dan membiarkan kakak ketiganya menjadi selir samping, bahkan bersedia menyetarakan status mereka.
Di kehidupan ini, Zhao Jinyue akan menjadi wanita yang berbudi luhur di mata dunia. Namun, diam-diam merencanakan pembalasan dan berbalik menaiki kapal Pangeran Runan, musuh bebuyutan Pangeran Rui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ahhh, Siapa Kau?!
Di Istana Mige, sepasang anak manusia tengah terlelap di ranjang besar sambil berpelukan dengan mesra. Penampilan keduanya sangat berantakan, ranjang yang mereka tempati juga sungguh kacau.
Jika menyaksikan kekacauan itu, siapa pun akan tahu pertempuran asmara seperti apa yang telah terjadi di antara mereka.
"Apa yang kalian lakukan?!" Suara wanita paruh baya yang diselimuti keterkejutan dan kemarahan menggema ke penjuru ruangan, membuat sejoli di sana terhenyak dari mimpi indah mereka.
Dalam keadaan linglung, Zhao Jinyue segera duduk di atas ranjang dan menatap kaget pada Selir Agung Xue.
Ibu mertuanya yang membuat keributan tidak datang sendirian ke dalam kamarnya, melainkan membawa Zhao Yi Nan dan beberapa pelayan.
Tatapan orang-orang itu tampak malu-malu, tetapi juga menyiratkan penghinaan, bahkan beberapa dari mereka tak segan-segan bergosip di belakang Selir Agung Xue.
"Apa yang Putri Rui lakukan? Ini sangat memalukan!"
"Benar-benar memalukan, dia tidak layak menjadi seorang putri."
"Betul, bagaimana Putri Rui bisa melakukan hal menjijikkan seperti ini di saat Putra Mahkota sibuk dengan urusan pemerintahan?'
"Apa Putri Rui begitu kesepian sampai membawa pulang pria liar?"
Zhao Yi Nan diam-diam tersenyum puas mendengar bisik-bisik pelayan di belakangnya, dia pun mengeluarkan suara manis yang mengandung racun berbisa dan mematikan. "Adik, apa yang kamu lakukan dengan pria itu? Siapa dia?"
Kata-kata Yi Nan menyadarkan Jinyue, tetapi dia masih tidak sepenuhnya sadar betapa kacaunya situasi di sekitar. "Pria?"
Jinyue mengerutkan keningnya dengan heran, lalu memutar kepalanya ke samping.
Dalam hitungan detik, bola mata Jinyue membesar dan dia refleks berteriak kaget. "Ahhh, siapa kau?!"
Jinyue beringsut mundur sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang sedikit terbuka, dia menatap laki-laki di depannya dengan waspada. "Siapa kau? Kenapa kau ada di kamarku?"
"Setelah mendapatkan apa yang kamu inginkan, kamu melupakan aku?" Li Chuan menatap Jinyue dengan tatapan terluka seperti seorang wanita yang baru saja dicampakkan oleh kekasihnya.
"Jangan bicara omong kosong! Aku tidak tahu siapa kau!" Jinyue berteriak marah, dia khawatir kata-kata pria tak dikenalnya itu akan membuat orang lain salah paham.
Dia sepertinya tidak sadar bahwa orang-orang sudah salah paham sejak melihatnya bersama pria asing di atas ranjang yang sama, bahkan terlelap dalam keadaan saling berpelukan.
Tidak ada di antara mereka yang hadir di ruangan itu memiliki pemikiran positif tentangnya!
"Tiga hari lalu kamu mendatangi Menara Hanqin untuk mencari pria, begitu melihatku, kamu langsung tertarik. Kamu bilang, suamimu tidak bisa memuaskanmu, itu sebabnya kamu mengajakku bertemu di kamarmu setiap malam. Kenapa kamu lupa begitu cepat? Apa karena dilihat semua orang? Kamu ingin menjatuhkan kesalahan hanya padaku?" Li Chuan yang berasal dari Menara Hanqin bersenandung dengan riang dan tanpa beban.
Dengan sandiwaranya yang tak bercela itu, Li Chuan benar-benar layak menjadi pria penghibur!
Dia bukan hanya bisa merayu, tetapi juga menipu.
"Menara Hanqin? Aku tidak pernah menjejakkan kakiku ke tempat terkutuk itu!" Sebagai seorang putri bangsawan terhormat yang diajarkan tentang berbagai etiket, Jinyue tidak mungkin pergi ke Menara Hanqin.
Terlebih, dia telah menjadi putri dari seorang pangeran.
Bagi Jinyue, Menara Hanqin adalah tempat kotor yang tidak layak dikunjungi olehnya.
Selir Agung Xue menatap nyalang pada Jinyue seolah-olah ingin menguliti sang menantu. "Putra Mahkota sedang memberantas pemberontak, kamu di sini malah bermesraan dengan pria lain?"
Di istana dalam sedang ada kekacauan, itu sebabnya Selir Agung Xue tinggal di Istana Mige untuk sementara waktu.
Tidak disangka, dia malah melihat hal memalukan yang membuat darahnya mendidih dan ubun-ubunnya berdenyut.
"Dasar ja la ng!" Selir Agung Xue menampar Jinyue dengan keras, membuat wajah wanita itu terlempar ke samping dengan bibir yang sedikit koyak dan mengeluarkan darah.
Jinyue menyentuh pipinya yang terasa panas dan nyeri, dia bahkan mengabaikan rasa manis di bibirnya demi membuat pembelaan. "Ibu Selir, aku tidak—"
Sebelum Jinyue menyelesaikan pembelaannya, suara Yi Nan yang mendayu-dayu lebih dulu menghentikannya.
"Adik, kamu tidak mungkin tidur dengan pria ini, kan?" Yi Nan menatap tak percaya pada Jinyue dan mengajukan pertanyaan dengan gamblang seakan sengaja memperjelas apa yang telah terjadi. "Ibu Selir, jangan memarahi adik ... Yi Nan yakin, pasti ada kesalahpahaman di sini."
Jinyue kehilangan kata-katanya, dia hanya bisa menatap Yi Nan yang memiliki sosok selembut sekuntum bunga.
Di permukaan, Yi Nan seperti tengah membela Jinyue seperti biasanya.
Namun, entah kenapa sekarang ini, Jinyue merasa Yi Nan justru mencoba menjerumuskannya ke dalam jurang kesalahan yang tidak pernah dia perbuat.
Jinyue ingat, dia tiba-tiba merasakan pusing yang teramat setelah selesai makan malam.
Itu sebabnya, dia langsung menuju tempat tidur tanpa meminta bantuan pelayannya untuk membersihkan diri dan berganti pakaian seperti biasa.
Tidak disangka, ketika terbangun pakaian luarnya sudah tidak lagi melekat pada tubuhnya, menyisakan pakaian dalam yang terlihat sangat berantakan.
"Saksi dan bukti sudah ada di depan mata, kesalahpahaman apa yang bisa terjadi?" Selir Agung Xue melotot pada Yi Nan, lalu menggeleng tanpa daya. "Kamu terlalu baik hati dan polos, pantas saja mudah ditipu. Kamu diam saja, biarkan Ibu yang mengurus masalah ini."
Yi Nan menundukkan kepalanya hanya untuk menyembunyikan senyuman licik, sebelum akhirnya dia mengangkat kepalanya dan berkata, "Tapi Ibu Selir ...."
Yi Nan ingin mengucapkan kata-kata baik yang mengandung racun untuk membela Jinyue, tetapi dia langsung bungkam begitu mendapatkan tatapan penuh peringatan dari Selir Agung Xue.
"Pelayan, seret pria pez*na ini dan pukul sampai mati!"
Tanpa menunggu titah yang kedua kalinya, para pelayan langsung menyeret Li Chuan secara paksa.
"Hentikan! Jangan sakiti aku! Putri, tolong aku ... kamu tidak bisa membiarkanku mati!"
"Selir Agung, ampuni hamba ... hamba bersalah, tapi Putri Rui yang merayu hamba terlebih dulu."
"Arghhh ...."
Tidak peduli bagaimana Li Chuan meronta atau pun menjerit, dia tetap dipukuli di bawah kayu berduri hingga suaranya perlahan-lahan menghilang.
"Apa begini sikap yang seharusnya dimiliki oleh Putri Rui, calon Putri Mahkota? Sungguh memalukan!" Selir Agung Xue kembali menatap Jinyue dengan tatapan menghina. "Untungnya A-Heng tidak gegabah."
Di dalam hati, Selir Agung Xue sangat bersyukur karena sang putra belum mengadakan upacara resmi untuk menaikkan gelar Jinyue dari Putri Pangeran Rui menjadi Putri Mahkota.
Jika tidak, wajah kerabat kerajaan dan seluruh Negara Yangtze pasti akan tercoreng begitu skandal Putri Mahkota tersebar keluar.
"Jangan biarkan Putri keluar dari kamarnya walau setengah langkah saja!" Selir Agung Xue menatap dingin pada dua penjaga yang berada tak jauh darinya. "Jika Putri melarikan diri, kepala kalian jadi taruhannya"
Detik berikutnya, Selir Agung Xue mengibaskan lengan bajunya, lalu berjalan keluar bersama para pengikutnya.
"Yi Nan, ayo, pergi!" Begitu menyadari Yi Nan masih berdiri di tempatnya sambil menatap iba pada Jinyue, Selir Agung Xue berhenti dan mengeluarkan suara dinginnya. "Biarkan Putra Mahkota yang mengambil keputusan untuknya."
terima kasih