Aqmal Dan Gundu Ajaib

Mereka tidak tahu, jika motor Aqmal hanya sampai di tepi hutan saja, setelah menyimpan motor nya di dalam cincin ruang penyimpanan nya, kedua nya meneruskan perjalanan dengan berlari cepat menuju ke tengah hutan larangan.

Kini kedua nya sedang duduk di dalam rumah pohon, sambil menikmati kopi gula aren yang kali ini dibuat oleh Leona untuk mereka berdua, seraya menikmati gorengan.

"Kenapa tidak kau setting Dunia dimensi Galatian itu seperti waktu di bumi ini saja Mal?" tanya Leona.

Aqmal menatap kearah Leona, "apa bisa dibuat seperti itu Leona?" tanya Aqmal.

"Bisa lah Mal, dimensi Galatian ini kan milik mu Mal, kau hanya masukan energi jiwa mu untuk memprogram agar menyamai waktu di Dunia, nanti Batu Galatian ini akan menyesuaikan kan nya, aku bermaksud menjadikan istana kecil menjadi rumah kita, dan rumah pohon ini hanya tempat liburan saja, mau kan Mal?" tanya Leona berharap.

"Aku mau saja Leona, ajari aku untuk mengatur waktu dimensi Galatian ini agar menyamai waktu di Bumi!" kata Aqmal.

Dengan bantuan dari Leona, Aqmal mengatur waktu dimensi Galatian agar sama dengan waktu di Bumi.

"Sekarang aku bisa menanam apa saja tumbuhan Bumi ini, serta membawa binatang Bumi untuk hidup di Dimensi Galatian" kata Leona.

"Nanti aku mau membeli beberapa pasang angsa untuk ku lepaskan di telaga Bening itu" kata Aqmal bergumam.

"Telaga bening?" ....

"Aku menamakan telaga yang ada di dimensi Galatian dengan telaga Bening" jawab Aqmal.

"Mulai sekarang, kau tidak boleh tidur di sini, kau harus tidur di istana kita di dimensi Galatian, kita bawa semua peralatan masak kesana ya, nanti kalau rumah selesai, rumah itu dan istana akan terhubung secara langsung, tanpa harus membuka gerbang dimensi Galatian lagi, kita bisa keluar masuk dengan bebas" kata Leona.

"Wah gawat bila ada orang yang memasuki nya secara diam diam!" sanggah Aqmal.

"Tidak juga!, kita bisa mengunci nya dengan menonaktifkan pintu itu!" bantah Leona.

"Ah!, terserah kau saja, tetapi sebenar nya kalau hanya peralatan dapur, kita bisa membeli nya besok!" kata Aqmal.

"Ya!, besok kita beli yang lengkap, sekarang pakai yang ada ini saja dulu, ayo kita ke Istana kecil yok!" Leona mengajak Aqmal kembali.

Aqmal mengibaskan tangan nya, dan sebuah pintu portal terbuka.

Mereka tiba di depan Istana kecil itu.

Hari ini Leona sibuk membenahi dapur nya yang tidak pernah berisi peralatan dapur, dia akan menanyakan nasi dan memasak sayur.

Sementara itu, Aqmal sibuk berlatih beban terus menerus tanpa berhenti.

Semakin berat beban itu, semakin alam jiwa nya terangsang untuk bereaksi membesar, dan semakin besar pula arus Qi yang masuk, seperti pompa yang pipa sedot nya diperbesar.

Namun sebanyak apapun arus Qi murni yang masuk, masih tidak terasa apapun, yang menandakan Dantian nya masih kosong.

Kini beban tubuh Aqmal sudah mencapai dua ratus lima puluh kilogram yang sanggup dia bawa.

"Cukup untuk hari ini Mal, jangan paksakan diri mu, atau seluruh otot mu akan rontok!" teriak Leona melihat Aqmal masih mau meneruskan setelah beban nya menjadi dua ratus lima puluh kilogram.

Mendengar itu, Aqmal menghentikan latihan nya, melepaskan semua beban nya, lalu melakukan senam kecil sebagai pendinginan.

Leona menghampiri nya dengan sebuah nampan berisi teko terbuat dari batu giok.

Mereka duduk di sofa di teras pintu aula latihan, dari dalam aula latihan, ini seperti di teras depan rumah menghadap kearah Padang tandus tanpa pohon.

"Sudahkah kau letakan di perpustakaan mu buku buku novel yang banyak itu?" tanya Aqmal meneguk teh yang dituangkan oleh Leona.

"Belum, setelah ini!" jawab gadis itu sambil meneguk teh nya pula.

"ini teh apa?" tanya Aqmal lagi.

"Oooh ini teh biasa yang kita beli tadi, tetapi ku campur dengan kelopak bunga sakura, bagus untuk kesehatan!" jawab Leona.

Setelah selesai minum, Leona mengajak Aqmal membenahi perpustakaan nya.

Leona mengeluarkan buku buku novel yang tadi dia baca, dan dia susun rapi di dalam rak buku.

"Apakah aku boleh menyusun kitab kitab ku juga?" tanya Aqmal.

Leona menoleh kearah Aqmal lalu menganggukkan kepala nya.

"Tentu saja boleh, bukankah sekarang istana ini juga sudah menjadi milik mu?" ....

Aqmal mengeluarkan semua benda dari cincin cincin nya, ada kitab kitab ilmu peperangan, kitab Alchemis, kitab pengobatan, kitab aneka bahan herbal dan khasiat nya, dan sebagai nya, yang kesemua nya di tulis di atas kulit kijang yang dikeringkan.

Adapun bahan bahan herbal dan berbagai macam pil, Leona susun di ruangan khusus.

Aneka senjata antik dan kuno serta bertuah, senjata pusaka, senjata Mustika, peninggalan jaman primordial, juga di letakan di ruangan khusus pula.

Di lantai atas diantara ruang perpustakaan dan ruang tidur utama, ada ruang kultivasi tempat ber Meditasi.

Sedangkan di ruang tidur utama yang paling besar, ada sebuah tempat tidur besar, dengan hiasan indah di ke empat tiang nya. Sebuah meja hias besar, sofa dan meja serta sebuah pintu yang berhubungan ke ruang ganti pakaian. Di sisi lain sebuah pintu kaca menghubungkan ruang tidur ke WC dan kamar mandi utama yang juga besar.

Aqmal Duduk di tepi tempat tidur yang sangat indah ini, maklumlah ini istana mini untuk Ileona (Leona) seorang putri mahkota, sekaligus jendral muda pewaris kekaisaran negeri Armesia seandainya nya tidak hancur.

Leona duduk di samping Aqmal, menatap kearah pemuda itu.

"Kau tahu?, tidak pernah seorang pun ada laki-laki yang pernah memasuki ruangan ini, kecuali kau, karena Bangsa Armesia tidak mengenal kawin dalam arti sahwat, kami memiliki keturunan dengan cara bantuan mesin, benih pasangan dimasukan kedalam mesin lalu setelah cukup waktu nya, lahirlah bayi, kami tidak mengenal hubungan asmara yang dianggap ritual kuno jaman primordial!" kata Leona.

"Ah aku tidak mengerti kenapa ada Bangsa manusia yang tidak mengenal asmara, dan aku tidak bisa membayangkan hidup seperti itu" ujar Aqmal.

"Pernahkah kau memancing di telaga Bening Mal?" ....

"Tidak!, aku belum pernah mencoba nya, mungkin dapat ikan monster!" gurau Aqmal.

"Kita coba yu" ....

"Boleh!, ayo!" ....

Leona menyerahkan joran yang dibawa nya dari rumah pohon.

beberapa saat kemudian, keduanya sudah berada di tepi telaga.

Baru saja Aqmal melemparkan umpan nya, ternyata seekor ikan patin besar menyambar kail.

Kali ini Leona yang membersihkan ikan dan memasak nya, juga menanak nasi.

Beberapa saat kemudian, mereka selesai makan.

"Aku ada membaca kitab yang kau letakan di perpustakaan itu, tentang kultivasi ganda, apakah kau sudah membaca nya?" tanya Leona.

"Belum!" ....

Leona menarik tangan Aqmal naik ke lantai dua, masuk ke ruang perpustakaan, lalu menarik sebuah kitab usang terbuat dari kulit kijang, lalu menyerahkan nya kepada Aqmal, menyuruh pemuda itu untuk membaca nya.

Tulisan di kitab itu menggunakan tulisan jaman primordial di Dunia atas, dengan menggunakan huruf huruf dan simbol simbol. Tentu saja Aqmal tidak mengerti itu bahasa apa, tetapi dia membaca dan memahami nya.

Kitab itu tidaklah tebal, hanya beberapa lembar saja, berisi keterangan tentang kultivasi ganda, yang harus dilakukan berpasang pasangan.

Aqmal menoleh kearah Leona, menatap wajah jelita gadis itu, "kau tahu apa itu kultivasi ganda?" tanya nya.

"Kultivasi yang dilakukan oleh pria dan wanita kan?" tanya nya lugu.

"Menurut keterangan kitab ini, itu harus dilakukan sambil penyatuan tubuh pria dan wanita, alias suami istri, sedangkan kita bukan suami istri nona?, bagai mana kita bisa melakukan nya?" tanya Aqmal menatap kearah Leona.

Gadis itu tertunduk, "apakah tidak boleh dilakukan karena kita bukan suami istri?" tanya Leona.

"Di Dunia ku ini, itu tidak boleh dilakukan karena melanggar norma agama nona!" kata Aqmal menjelaskan.

"Maksud ku, kita tidak melakukan ritual itu Mal, kita hanya berkultivasi saja, semua ini agar kau bisa lebih cepat menerobos ke ranah berikut nya, bukankah kita sudah mencobanya di telaga kemarin?, bagai mana jika kita coba lagi!" tanya Leona seraya menundukkan wajah nya yang memerah.

Setelah berpikir sejenak, Aqmal mengangkat wajah nya menatap kearah Leona, "kalau kau tidak keberatan, baiklah, ayo" ....

Aqmal dan Leona berjalan beriringan menuju ke arah Telaga Bening.

Aqmal segera melepaskan baju nya, hanya mengenakan celana pendek saja.

Sementara Leona hanya mengenakan penutup dada (BH) dan celana saja.

Aqmal berendam didalam Telaga hingga menyisakan leher keatas saja, Leona duduk di depan Aqmal sambil merangkul tubuh pemuda itu, duduk di atas paha Aqmal.

Tiba-tiba seluruh simpul syaraf dan jalur Meridien Leona terasa berdesir hebat, simpul simpul Meridian nya membesar menarik arus Qi murni dari telaga.

Begitupun dengan Aqmal, Tubuh nya tiba-tiba bergetar halus, seperti ada arus besar yang masuk lalu merembes lewat jalur Meridian nya menuju pusat Dantian.

Tubuh kedua nya bergetar hebat, lalu kedua nya berputar di tempat, menimbulkan pusaran air dan udara.

...****************...