Perjalanan Xiao Chen dan Ling Ye, dua pendekar naga yang akan menjelajahi dunia untuk menumpaskan semua Iblis dan membela kemanusiaan.
inilah kisah suka dan duka 2 pendekar naga yang akan menjadi Legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11: Kemunculan si gila berbaju merah
Ketika energi Yin-Yang dari dua Batu Naga itu perlahan menyurut dan menghilang kembali ke dalam artefak, Xiao Chen dan Ling Ye menghembuskan napas lega yang panjang dan bergetar.
"Huuh... Aku kira akan terjadi sesuatu yang luar biasa hebat tadi. Aku takut energinya akan menyebar liar dan membuat musuh mengetahui keberadaan kita. Untungnya tidak," ujar Ling Ye, mengelus Batu Naga Putih yang kini terasa hangat di tangannya.
Xiao Chen mengangguk setuju, matanya yang merah masih tajam dan waspada. "Kau benar, Ling Ye. Reaksi kedua batu ini harus bisa kita kendalikan penuh..." Kalimatnya terputus dan suaranya tercekat.
Tiba-tiba, suasana sunyi mencekam hutan yang tadinya hanya dingin menjadi dingin yang menusuk tulang. Mereka berdua merasakan aura mengerikan namun aneh, seolah ada seseorang dengan kekuatan yang tak terukur sedang mengamati mereka dari atas.
"Ling Ye!" Xiao Chen memanggil sahabatnya dengan suara bisik-bisik yang tertahan, matanya tertuju pada cabang di atas.
Ling Ye juga nampak pucat pasi dan jelas merasakan kehadiran menekan itu. "K-kau merasakan itu juga, Xiao Chen? Rasanya seperti tatapan elang yang siap menerkam, namun juga... main-main?"
Mereka berdua menelan ludah, perasaan takut yang dingin mulai menjalar ke seluruh tubuh. Dengan ketegangan luar biasa, mereka memberikan kode tangan untuk bersama-sama menengok ke atas pohon.
"Satu... dua... Tiga!"
Mereka kemudian dengan cepat mendongak ke atas.
"Menarik!"
Di atas dahan, bergelantungan terbalik dengan kaki tersangkut di cabang besar, ada seorang pria. Dia mengenakan jubah merah menyala yang terlihat usang namun memancarkan aura kebebasan. Rambutnya yang panjang terikat asal-asalan, dan wajahnya yang sebenarnya tampan kini dihiasi oleh senyum seringai gila layaknya menemukan mainan baru yang sangat langka. Aura Qi di sekelilingnya begitu bebas, liar, dan tak terkendali, jauh berbeda dari Qi militer para Faksi Pedang Bayangan yang teratur.
Xiao Chen dan Ling Ye sontak merinding hebat hingga bulu kuduk mereka berdiri tegak. Mereka mundur ke belakang dengan gerakan perlahan dan hati-hati.
"S-siapa kau?" tanya Xiao Chen, mencoba mempertahankan nada ancaman meskipun suaranya bergetar tak terkontrol. Orang tersebut masih saja diam, terbalik di dahan, sambil mengamati mereka dengan ekspresi yang sangat terhibur.
"Apa jangan-jangan dia juga berasal dari Faksi Pedang Bayangan? Auranya aneh, tapi dia pasti mengintai! Lari, Xiao Chen!" Ling Ye mulai berspekulasi liar dan berbalik duluan untuk kabur.
Namun, tragedi konyol segera terjadi.
Ling Ye melupakan satu hal: ia berada di atas dahan pohon setinggi sepuluh meter yang kokoh. Ketika ia berbalik, ia justru semakin panik karena tidak tahu bagaimana caranya turun.
"Xiao Chen! Bagaimana caranya aku turun?!" Ling Ye menjerit, wajahnya kini biru pucat karena ketakutan yang mendadak.
Xiao Chen, yang baru saja melompat tangkas turun ke dahan di bawah, juga ikut kebingungan. "B-bagaimana ini?" Xiao Chen berputar-putar di tempat karena dilema moral dan fisik. Di satu sisi, ia ingin menghindari ancaman orang aneh itu, tetapi di sisi lain, ia harus menyelamatkan sahabatnya yang terjebak di ketinggian.
Pada akhirnya, kesetiaan menang. Ia memutuskan untuk membantu Ling Ye.
"Cepat lompat saja, Ling Ye! Aku akan menangkapmu! Percayakan nasibmu padaku!" teriak Xiao Chen.
Ling Ye awalnya tidak yakin dengan usulan gila sahabatnya itu. Tetapi, ketika ia berbalik ke atas dan melihat pria berbaju merah itu menggoyangkan kakinya sambil tersenyum gila menatapnya, Ling Ye menjadi yakin untuk segera melompat.
"Baiklah kalau begitu. Aku akan melompat dengan keyakinan buta!" Ling Ye mengambil ancang-ancang lalu melompat drastis dari atas dahan.
Sementara itu, orang aneh tersebut, yang akan di sebut Si Gila Berbaju Merah, hanya diam memerhatikan. Senyumannya perlahan hilang, tergantikan oleh raut keheranan murni.
"Mereka ini kenapa? Melarikan diri dari siapa? Dasar bocah-bocah aneh!" gumamnya geli.
Ling Ye melesat ke bawah dengan kecepatan tinggi. Tarikan gravitasi seolah meningkat drastis karena bobot badan Ling Ye yang di atas rata-rata. Xiao Chen sudah bersiap total untuk menangkap Ling Ye.
Ia mengangkat kedua tangannya di depan dadanya, memfokuskan Qi untuk menahan benturan dahsyat. Ketika Ling Ye sudah sangat dekat—ia berhasil ditangkap. Tapi itu semua hanya ada di pikirannya saja.
Kenyataan yang pahit adalah: Xiao Chen berakhir pingsan seketika karena tertindih brutal oleh tubuh Ling Ye yang berat, dan Ling Ye sendiri kesakitan hebat karena beradu keras dengan tanah hutan.
"Hahahaha! Bocah-bocah ini benar-benar menarik luar biasa! Sudah lama aku tidak bertemu dengan orang semenarik ini, Hahaha!" Orang aneh tersebut tertawa girang dan menggelegar, suaranya menggema di hutan.
Tiba-tiba, orang lain datang dan mendarat senyap di atas dahan pohon seperti bayangan hantu. Orang ini mengenakan jubah abu-abu dan memancarkan aura yang lebih terkendali namun tetap kuat.
"Ada apa, Bos? Kenapa kau tertawa seperti kesurupan?" Sepertinya orang ini adalah bawahan atau murid dari Si Gila Berbaju Merah.
Orang aneh itu menunjuk ke bawah. "Ternyata kau. Lihat itu! Mereka berdua sangat konyol dan menarik, Hahaha! Sepertinya mereka juga dapat mengendalikan kedua Batu Naga, Artefak Yin-Yang! Hahaha! Menarik, sungguh menarik!" Si Gila Berbaju Merah, yang ternyata Bos gila, memukul-mukul betisnya karena terlalu girang.
Ia kemudian melompat turun dengan gerakan lentur yang tidak sesuai dengan kekonyolannya. Bos berjalan mendekati dua sahabat yang terkapar tak berdaya itu, tersenyum dengan seringai penuh misteri dan kenakalan.
makanya pembaca langsun hiatus