NovelToon NovelToon
Legenda Pedang Chen Li (Dewa Ilusi)

Legenda Pedang Chen Li (Dewa Ilusi)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Spiritual / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rahmat Kurniawan

Tiga Roh Penjaga datang dengan membawa sejumlah misteri. Dari medali, koin, lonceng misterius, sampai lukisan dirinya dengan mata ungu menyala, semuanya memiliki rahasia yang mengungkap kejadian masa lalu dan masa depan. Yang lebih penting, panggilan dari Kaisar Naga yang mengharuskan Chen Li menjalankan misi yang berkaitan dengan pengorbanan nyawa, sekaligus memperkenalkan peluang rumit tentang kondisi Mata Dewanya.

Dengan ditemani dua murid, mampukah Chen Li memecahkan misteri tersebut, sekaligus menyelesaikan misi dari Kaisar Naga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 ~ Sepuluh Proyeksi Diri

Chen Li menghela napas panjang saat keluar dari Ruang Bawah Tanah. Tubuhnya terasa ringan, namun pikirannya masih penuh dengan bayangan pertarungan di Alam pikirnya. Butuh beberapa saat baginya untuk sepenuhnya menyesuaikan diri dengan realitas dunia nyata.

"Sudah selesai, Saudara Chen?"

Suara lembut yang familiar menyapanya. Su Yue berdiri tak jauh dari pintu, senyum hangat terpancar di bibirnya. Gadis itu tampak sudah menunggu cukup lama, tapi tidak terlihat kesal.

"Sudah. Ada yang bisa kubantu, Nona Su?" tanya Chen Li sambil mengusap sisa keringat di pelipisnya.

Su Yue menggelang. "Aku hanya ingin mengajakmu melihat pemandangan di sisi timur Pagoda. Sepertinya kau belum sempat menikmatinya selama di sini."

Chen Li mengangguk. Memang, setelah pertarungan dengan Jiao Shen dan pembicaraan dengan Sesepuh Hong, Chen Li belum sempat memiliki waktu untuk sekedar melihat-lihat pemandangan klan Pagoda Pelindung.

Mereka berjalan menyusuri jalan setapak yang diapit pohon-pohon sakura langit. Kelopak bunga berwarna keemasan beterbangan ditiup angin, memancarkan aura ketenangan yang menyejukkan jiwa. Di kejauhan, air terjun spiritual mengalir deras, suara gemericiknya menciptakan melodi alam yang menentramkan.

"Tempat ini adalah favoritku," ucap Su Yue sambil menatap air terjun. Wajahnya tampak berseri. "Di sini, aku sering merenung atau sekadar melatih pernafasan."

"Tempat yang tepat untuk menenangkan pikiran," gumam Chen Li. Dia bisa merasakan energi alam yang murni mengelilingi area ini, berbeda dengan energi teratur dan kaku di dalam Pagoda.

Su Yue mencuri pandang pada Chen Li. "Saudara Chen, kau akan kembali ke Istana Naga Langit?"

Chen Li mengangguk pelan. "Ya. Banyak hal yang harus kuselesaikan di sana." Matanya berbinar dengan tekad. "Terutama terkait Senior Long Yi."

Su Yue terdiam sejenak, memahami makna di balik kata-kata itu. "Kalau begitu, ijinkan aku mengantarmu sampai gerbang."

Mereka melanjutkan perjalanan dalam keheningan yang nyaman. Sesekali, Su Yue bercerita tentang sejarah Pagoda Pelindung atau menunjukkan tanaman spiritual langka yang tumbuh di sepanjang jalan. Chen Li mendengarkan dengan saksama, menikmati ketenangan sesaat ini sebelum kembali menghadapi badai di Istana Naga Langit.

Sesampainya di gerbang utama, Su Yue mengulurkan sebuah kantong kecil berwarna biru. "Ini adalah ramuan pemulihan energi dan penstabil pikiran. Bawa saja, siapa tahu berguna di perjalanan."

Chen Li menerimanya dengan kedua tangan. "Terima kasih atas segala bantuannya, Nona Su."

Su Yue tersenyum. "Semoga sukses dengan misimu, Saudara Chen. Jagalah dirimu baik-baik."

Dengan anggukan terakhir, Chen Li berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Pagoda Pelindung dan segala ketenangannya. Perjalanan panjang masih menanti, dan pertarungan sebenarnya baru saja dimulai.

Chen Li mengunci pintu kamarnya di Istana Naga Langit. Suasana istana terasa lebih muram dibanding Pagoda Pelindung, tapi justru inilah medan pertempuran yang harus dihadapinya. Setelah meletakkan kantong pemberian Su Yue dengan hati-hati, dia duduk bersila di lantai dan mulai mengatur napas.

Dia menutup mata, dan kesadarannya menyelam ke dalam Alam Jiwa-nya.

Di sana, langit berwarna ungu gelap dengan bintang-bintang yang berdenyup bagai jantung hidup. Di bawahnya, hamparan danau tenang membentang luas, permukaannya memantulkan langit dengan sempurna. Inilah dunia batinnya, tempat di mana waktu berjalan sepuluh kali lebih lambat dibanding dunia nyata.

Di dunia jiwanya ini, Chen Li tidak sendirian.

Sepuluh proyeksi dirinya, masing-masing dengan ekspresi kosong namun mata yang tajam, sudah menunggu dalam formasi melingkar. Mereka adalah penciptaan dari Ilusi Seribu Cermin, manifestasi fisik dari berbagai aspek pemahamannya tentang seni bela diri.

Tanpa kata-kata, tanpa isyarat, pertarungan dimulai.

Tiga proyeksi pertama menyerang dengan kecepatan luar biasa. Pedang energi mereka menyambar-nyambar, memotong udara dengan desisan tajam. Chen Li yang asli bergerak lincah, Pedang Mata Jiwa-nya berputar membentuk lingkaran pertahanan sempurna.

Trang!

Tring!

Trang!

Setiap tumbukan pedang menghasilkan percikan energi yang menerangi kegelapan Alam Jiwa. Chen Li tidak hanya bertahan; dia dengan cermat mempelajari setiap gerakan, setiap perubahan berat badan, setiap aliran energi dalam serangan mereka. Dalam waktu yang setara dengan semalam di Alam Jiwa, dia berhasil menyempurnakan lima celah dalam teknik pedang dasarnya yang bahkan tidak disadari sebelumnya.

Ketika tiga proyeksi berikutnya bergabung, pertarungan memasuki fase baru. Mereka tidak hanya menyerang dengan pedang, tetapi juga menciptakan ilusi—bayangan palsu yang menyesatkan, suara menggoda yang mengganggu konsentrasi, bahkan ilusi rasa sakit yang hampir terasa nyata. Chen Li terpaksa membagi konsentrasinya antara pertahanan fisik dan mental.

Saat sebuah ilusi pedang hampir menembus pertahanannya, dia secara refleks menciptakan ilusi cermin. Serangan itu memantul dan mengenai proyeksi penyerang. Ini adalah terobosan, menggunakan ilusi tidak hanya untuk menipu, tetapi untuk bertahan secara aktif.

Dengan semua sepuluh proyeksi menyerang bersamaan, Chen Li mencapai titik kritis. Daripada bertahan, dia melompat ke udara, Pedang Mata Jiwa-nya berputar cepat bagai kincir angin.

"Seribu Pedang Bayangan!"

Ratusan pedang energi terbentuk di sekelilingnya, masing-masing terlihat nyata namun separuhnya adalah ilusi yang sempurna. Saat proyeksi-proyeksi itu kebingungan membedakan mana serangan nyata, Chen Li dengan mudah melumpuhkan mereka satu per satu.

Teknik ini adalah perpaduan sempurna antara seni pedang dan ilusi menghemat energi namun memaksimalkan efek psikologis terhadap lawan.

Setelah pertarungan usai, Chen Li tidak berhenti. Dia duduk di tepi danau jiwa, merefleksikan setiap momen pertarungan. Proyeksi-proyeksi itu kini duduk mengelilinginya, bagai murid yang menunggu pertarungan berikutnya.

Dia menyadari satu hal, teknik yang dikeluarkan tadi masih terlalu boros energi. Dengan mata tertutup, dia mulai menyempurnakannya dalam pikirannya, mengurangi jumlah pedang bayangan dari ratusan menjadi lima puluh, namun membuat masing-masing lebih fokus dan mematikan. Setiap pedang bayangan kini memiliki target yang jelas dan efisiensi energi yang lebih baik.

Ketika Chen Li membuka mata, sinar matahari pagi sudah menyusup melalui jendela. Tubuhnya basah oleh keringat, tetapi senyum kepuasan tersungging di bibirnya.

Dia telah menghabiskan waktu yang setara dengan tiga hari tiga malam dalam Alam Jiwa, tetapi di dunia nyata, hanya enam jam yang berlalu. Teknik barunya masih perlu penyempurnaan lebih lanjut, tetapi fondasinya sudah terbentuk dengan kokoh.

Dia berdiri, merasakan energi yang mengalir deras dalam tubuhnya. Masih banyak yang harus dilakukan—mengungkap konspirasi di balik hilangnya Long Yi, dan yang paling penting, memahami sepenuhnya kekuatan Ilusi Seribu Cermin.

Tapi untuk pertama kalinya sejak kembali ke Istana Naga Langit, Chen Li merasa benar-benar siap. Pedang dan ilusi telah menyatu dalam genggamannya.

1
AR
suka sekali dengan ceritanya. tiap bagian dari perjalanan Chen Li adalah Isi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!