Menjadi Ibu Susu Anak Adik Ipar

Mendengar ucapan putranya Seakan dunia Raisa runtuh. anaknya yang masih polos Harus melihat tontonan orang dewasa. Dimana pemerannya adalah papanya sendiri " Mamah, Mama, mama kenapa mah? Kenapa mama diam aja?, Kaka minta maaf mama" ucap Rangga menepuk-nepuk pipis Raisa. Membuat Raisa tersadar. " Mama kenapa nangis?" Tanya Rangga yang kini ikut menangis .

"Mama tidak apa-apa sayang, kakak jangan nangis yah" Raisa langsung menangkup wajah putranya dan memeluknya. Dia mencoba tabah atas apa yang sudah terjadi walaupun terasa berat dia harus menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. " Ya Allah kenapa kau menjadikan putraku saksi atas kebejatan papahnya" batinnya ingin teriak.

Raisa mulai merenggangkan pelukannya. " Kakak bobo siang yah.. mama mau keluar sebentar" Ujarnya sambil mengecup pipi putranya, Rangga mengangguk patuh " tapi mama perginya jangan lama-lama yah.. mama janji" ujarnya sambil menyodorkan jari kelingkingnya. " Iya sayang mamah janji ga akan lama" balas Raisa tersenyum sambil mengaitkan jari kelingkingnya dengan kelingking mungil putranya.

Dilain tempat

"Milikmu keset banget sayang...aku suka" pujinya saat miliknya sudah terbenam disana, membuat si wanita memekik keenakan " emang punya istri mas ga keset apa?" Tanyanya " Punyanya becek, ga kaya kamu, kamu tuh luar biasa bisa membuat aku melayang sayang akh..." Ujarnya terus memuji perempuan yang dibawanya, membuat si wanita tambah semangat. Padahal yang dikatakan oleh Angga itu tidak semuanya benar.

" Punya kamu anget, kamu bisa semua gaya. beruntung sekali Arga bisa menikahi mu. Sedangkan Raisa dia itu seperti gedebog pisang anyep mana tau dia gaya kaya gini" racau Angga. makin mempercepat Tempo membuat Talita terombang ambing .

"Akh...mmm kamu pinter banget mas buat aku melayang akhh.... nikmat mas...akhh mas aku mau keluar.."

" Iya sayang akh..." Tubuh mereka menggelinjang hebat karena orgasme.

Pasangan yang tidak tahu malu itu terus melakukan kegiatan mereka didalam sebuah kost-an milik salah satu teman mereka pada jam istirahat. Seminggu bisa tiga, empat kali mereka melakukannya, sudah seperti selayaknya pasangan suami istri padahal Talita baru saja melahirkan dengan cara Cesar. Tapi dia tidak merasa takut ataupun risih. Padahal jika wanita lain pasti risih takut jahitannya terbuka kembali tapi tidak dengan Talita. Dia wanita hiper s**. Dirumah sudah dapat jatah dari suaminya dan diluar dia minta jatah kepada kakak iparnya.

Tapi mereka tidak tahu ada sepasang mata yang melihat apa yang mereka lakukan. Rahangnya mengeras tapi dia masih bisa mengendalikan emosinya.

Sebelumnya

Awal mula hubungan mereka terjalin hanya karena pujian. Angga sering sekali memujinya bahkan di depan rekan-rekannya ataupun keluarganya sekalipun. membuat Talita merasa dihargai karena suaminya sendiri tidak pernah memujinya. arga bukanlah pria yang romantis beda jauh dengan Angga Pria itu sangat romantis dia pandai merangkai kata membuat Talita merasa nyaman bersama pria itu walaupun dia tahu itu salah tapi toh perasaan kan tidak bisa dibohongi. Karena kesibukan Arga yang seorang dokter jarang mereka berkumpul bersama apalagi jika Arga sudah ditugaskan di luar kota untuk membantu korban bencana alam mereka akan jarang bertemu.

Membuat Talita merasa kesepian apalagi mereka masih pengantin baru. semua karyawan sudah pergi ke kantin. Sedangkan wanita itu masuk ke dalam toilet. Sebenarnya Angga tadinya ingin mengajak adik iparnya itu makan bersama tapi ditunggu-tunggu wanita itu tidak jua keluar dari toilet karena takut terjadi apa-apa, dia segera menyusul. Saat sampai di toilet Angga mendengar suara erangan bukan Erangan kesakitan melainkan erangan kenikmatan yang dia dengar. Karena penasaran Angga mencoba mengintip apa yang dilakukan adik iparnya itu dengan cara memanjat keatas toilet duduk. Dengan pelan-pelan dia menaikinya agar tidak menimbulkan suara. Karena toilet kantor tidak ada langit-langitnya maka Angga langsung bisa melihat jelas apa yang di lakukan oleh Talita.

Matanya membulat sempurna tangannya memegangi miliknya yang mulai mengeras. Ternyata adik iparnya itu sedang memasukkan jari lentiknya kedalam inti miliknya membuat dia mengerang. Angga tidak percaya tapi nyata. ternyata adik iparnya itu tidak sepolos yang dia bayangkan. Angga menarik sudut bibirnya. Akhirnya dia pun pergi secara diam-diam setelah menyaksikan Talita yang sedang melakukan masturbasi di toilet kantor saat jam istirahat.

" Mas Angga sedang apa disini?" Tanyanya salah tingkah karena melihat iparnya ada diruangan divisinya.

" Kamu dari mana?" Tanya angga menyelidik padahal dia tau adik iparnya itu dari mana dan habis melakukan apa. Membuat Talita Sulit menelan Saliva nya sendiri. " Mm.. aku tadi dari toilet mas, perut ku sakit" Ujarnya beralas sambil memegangi perutnya agar meyakinkan.

"Oh" "Kamu pikir aku tidak tahu apa yang kamu lakukan di dalam toilet"batinnya

"Apa mau mas antar ke dokter?"

"Gak perlu mas aku baik-baik saja" tolak Talita, karena sebenarnya dia berbohong tidak mungkin kan kalau dia bilang habis onani.

" Mas cuman takut dibawah sana lecet" perkataan Angga membuat tubuh Talita menegang. Dan wajahnya berubah merah karena malu. Setelah mengucapkan itu Angga pergi menimbulkan tanda tanya di pikiran Talita. " Apa mas Angga tau? Apa yang aku lakukan bagaimana ini, bodoh, bodoh" rutuknya pada dirinya sendiri yang ceroboh karena tiba-tiba syahwatnya naik walaupun sudah biasa.

Untungnya dia melakukannya hanya dengan jari tidak dengan alat berbentuk tongkat yang biasa dia gunakan saat horny kala Arga sedang tidak ada dirumah. Dia sering melakukan dengan alat itu hingga dia beberapa kali mendapatkan pelepasannya. Bukan dia tidak puas dengan milik Arga. Pria itu jarang ada dirumah karena tugasnya. Dan mereka pun jarang bertemu jika Arga terkena Shift membuat Talita merasa kesepian,

Akhirnya jam kerja pun selesai mereka mulai merapikan meja kerja mereka. " Ta aku duluan yah" pamit teman kerja Talita " iya" Jawab Talita. Setelah selesai Talita Pun beranjak menuju parkiran karena sudah ada yang menunggunya disana.

" Maaf mas, tadi aku ngerjain pekerjaan sedikit" Ujarnya tak enak karena membuat iparnya itu sampai menunggu.

" Gak apa-apa aku juga baru keluar" bohongnya padahal dia sudah setengah jam menunggu wanita itu.

" Ayo masuk" ajak nya. Di ikuti oleh Talita. Padahal Talita masih merasa canggung karena takut yang dipikirkannya itu terjadi.

" Ta kita mampir dulu yah ke kost-an temen, ada berkas yang ketinggalan kemarin disana" Ujarnya saat mobil sudah mulai melaju.

" Iya mas gak apa-apa" ucapnya pasrah

Tak berapa lama ponsel Talita berdering menampilkan nama si pemanggil. " Hallo sayang maaf hari ini mungkin aku pulang terlambat " ujar Arga dibalik telpon membuat Talita membuang napas panjang saat panggilan telpon terputus. " Ckk" decak Talita padahal malam ini dia ingin bercinta dengan suaminya tapi hmmm ya sudahlah.

" Ada apa?" Tanya angga melihat wajah bete Talita. " Gak ada apa-apa mas" Ujarnya menoleh kearah samping menatap kearah jendela mobil.

Angga menarik sudut bibirnya. Dia hanya basa basi bertanya. Sebenarnya dia dengar apa yang dikatakan oleh Arga kalau adiknya itu akan pulang terlambat.