sebuah pria tampan CEO bernama suga yang menikah dengan wanita cantik bernama cristine namun pernikahan itu bukan atas kehendak suga melainkan karena sedari kecil suga dan cristine sudag di jodohkan dengan kakek mereka, kakek cristine dan suga mereka sahabat dan sebelum kakek cristine meninggal kakeknya meminya permintaan terakhir agar cucunya menikah dengan suga, namun di sisi lain suga sebenarnya sudah menikah dengan wanita bernama zeline suga dan zeline sudah menikah selama dua tahun namun belum di karuniai seorang anak, itu juga alasan suga menerima pernikahan dengan cristine.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tika kookie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cinta di antara dua istri sang ceo
Kantor pusat Lumisera Tech, pukul 10 pagi
Langkah kaki Tae terdengar cepat di sepanjang koridor lantai atas. Ia menatap sekeliling, mencari seseorang yang belum juga muncul sejak pagi. Saat tiba di depan ruangan bertuliskan
“CEO Zeline Han”, pintu itu tertutup rapat dan ruangan tampak kosong.
Tae menarik napas pelan lalu menghela frustrasi. “Dia kemana lagi pagi-pagi begini…”
Tak lama, Zee, asisten pribadi Zeline, datang sambil membawa beberapa map dan menatap Tae dengan sedikit terkejut.
“Ah, Tuan Tae? Anda sedang mencari Ibu Zeline?”
Tae: “Ya, aku sudah ke ruangannya, tapi kosong. Apa Zeline tidak masuk hari ini?”
Zee menatap jam di pergelangan tangannya, lalu menggeleng pelan.
Zee: “Seharusnya beliau sudah tiba sejak pukul delapan, tapi sampai sekarang belum juga datang. Aku sudah mencoba menghubungi beliau beberapa kali, tapi tidak ada jawaban, Tuan.”
Tae menautkan alisnya, nada suaranya terdengar khawatir.
Tae: “Tidak ada jawaban sama sekali? Bahkan tidak membalas pesanmu?”
Zee: “Tidak, Tuan. Teleponnya aktif, tapi tidak diangkat. Biasanya beliau selalu memberi kabar kalau ada rapat di luar kantor atau urusan pribadi mendadak… tapi kali ini benar-benar tidak.”
Tae menatap meja kerja Zeline yang rapi namun sepi. Di sana masih ada mug teh kesukaan Zeline yang belum tersentuh sejak kemarin.
Tae: berbicara pelan, seolah pada dirinya sendiri “Zel, ada apa denganmu? Kau bukan tipe orang yang seperti ini…”
Zee: “Apakah Anda tahu beliau pergi ke mana, Tuan? Biasanya kalau Ibu Zeline tak bisa dihubungi, Anda orang pertama yang beliau temui.”
Tae menggeleng sambil tersenyum tipis, tapi raut wajahnya jelas menyimpan kekhawatiran.
Tae: “Tidak… kali ini aku sama sekali tidak tahu. Tapi aku akan mencarinya.”
Zee menatap Tae yang kini berbalik hendak pergi.
Zee: “Kalau begitu, kalau Anda berhasil menghubunginya, tolong kabari saya juga ya, Tuan. Kami semua di kantor mulai khawatir.”
Tae berhenti sejenak di depan pintu, menatap ruangan Zeline sekali lagi sebelum menjawab lirih,
Tae: “Ya… aku juga khawatir.”
Di parkiran kantor Lumisera Tech
Tae berjalan pelan menuju mobilnya, raut wajahnya masih menyimpan kecemasan. Hujan rintik mulai turun, membuat suasana semakin muram. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku jas dan membuka kontak bernama “Zeline ”.
Jarinya sempat terhenti beberapa detik di atas layar, seolah ragu harus menulis apa tapi akhirnya ia mulai mengetik.
“Zeline, di mana kamu? Aku ke kantormu, tapi kamu tidak ada. Aku khawatir. Tolong beri kabar, aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja.”
Setelah menekan tombol kirim, Tae menatap layar ponselnya lama. Tanda centang satu muncul, menandakan pesan terkirim, tapi tak kunjung dibaca.
Ia menghela napas panjang dan bersandar di mobilnya, menatap langit kelabu.
Tae dalam hati “Apa kau sedang menghindariku, Zel? Atau… ada sesuatu yang terjadi padamu?”
Tae mencoba meneleponnya, namun sama seperti sebelumnya panggilan itu hanya berdering tanpa jawaban.
Suara hujan yang semakin deras menenggelamkan kegelisahan di dadanya. Hingga akhirnya, Tae memutuskan untuk mencari tahu sendiri ke mana Zeline pergi.
Langit Busan siang itu sedikit mendung. Angin berhembus lembut, namun suasana di depan rumah megah milik kediaman zeline justru terasa panas dan menegangkan.
Taehyung berdiri tegap di depan pintu, mengenakan setelan jas hitam, wajahnya tenang tapi matanya tajam. Ia baru saja menekan bel, dan beberapa detik kemudian, pintu besar itu terbuka perlahan.
Sosok wanita dengan rambut terurai rapi, wajah cantik namun penuh kesombongan, muncul di balik pintu.
Cristine istri kedua Suga berdiri di hadapan Taehyung dengan senyum yang dipaksakan.
Cristine sedikit gugup
“Tuan Kim? Aaapa yang kau lakukan di sini?”
Nada suaranya terdengar gemetar, tapi matanya berusaha menatap Taehyung dengan percaya diri.
Namun sorot mata Taehyung menusuk tajam, membuat Cristine sedikit mundur setengah langkah.
Taehyung dingin
“Hm... aku rasa pertanyaanku jauh lebih penting.
Apa yang kau lakukan di rumah Zeline?”
Cristine mengangkat dagunya tinggi, berusaha terlihat anggun dan tidak tersudut. Ia melipat kedua tangannya di depan dada, bibirnya membentuk senyum sinis.
“Kenapa? Bukankah sekarang rumah ini juga milikku?
Aku juga istri Suga. Jadi aku berhak berada di sini.”
Suasana langsung menegang. Tatapan Taehyung berubah dingin dan tajam seperti bilah pisau. Ia menatap Cristine dari ujung kepala sampai kaki, lalu tersenyum miring dengan nada sindiran yang halus namun menusuk.
Taehyung sambil tersenyum sinis
“Istri, huh?
Aku lihat kau lebih mirip wanita ular pandai membelit, tapi tak tahu malu.”
Cristine mendengus pelan, menatap tajam ke arah pria di depannya.
Cristine:
“Kau tidak sopan, Tuan Kim.”
Taehyung mendekat setengah langkah, suaranya rendah namun tegas
“Kau yang merebut rumah dan menghancurkan pernikahan orang lain.
Menurutmu, siapa yang tak sopan di sini?”
Cristine tercekat, bibirnya terbuka namun tak bisa membalas.
Tatapan Taehyung benar-benar membuatnya merasa kecil.