Tunangan Pria Obsesif

Akhir pekan ini, Reina dan Nico memilih menghabiskan waktu bersama rumah saja. Karena Reina yang masih belum sehat sepenuhnya dan wanita itu juga sedang mestruasi yang membuatnya lebih memilih bermalas-malasan. Sekarang keduannya sedang duduk di sofa di ruang keluarga. Nico fokus menonton berita di TV sambil salah satu tangannya tidak berhenti memainkan rambut kekasihnya. Sedangkan Reina sibuk bermain game di hp kekasihnya.

Hingga sebuah pesan masuk, membuat permainan Reina terganggu. Wanita itu segera memberikan HP-nya ke Nico. Ia tidak ada niat untuk membaca pesan yang masuk. Walaupun ia sedikit penasaran dengan orang yang mengirim pesannya dengan nama yang dia duga seorang wanita.

“Ada pesan, sepertinya dari seorang wanita ya!” ucap Reina yang membuat Nico langsung menatap wajah kekasihnya yang terlihat sedang cemburu. Senyuman terbit di wajah pria itu saat melihat wajah Reina ditekuk.

“Benarkah, aku coba lihat dulu. Mungkin wanita itu merindukanku.” Ucap Nico yang sengaja membuat kekasihnya kesal. Sebuah pukulan mendarat di bahu pria itu. Reina tidak lagi bersandar ke tubuh pria itu. Tatapannya semakin tajam dengan kedua tangan dilipat.

“Kamu sangat menggemaskan sayang kalau sedang cemburu.” Ucap Nico sambil mencubit pipi tembam kekasihnya. Rasannya ia ingin menggigit pipi tembamnya.

“NICO”

“iya sayang.”

“aku marah loh ini.”

“hahaha, tenang sayang aku tidak akan pernah berpaling padamu. Orang yang kamu curigai hanya bawahanku. Aku yakin setelah kamu bertemu dengannya. Kamu pasti tidak akan cemburu padanya.” Ucap Nico menjelaskan pada kekasihnya. Sambil membuka pesan dari seseorang yang membuat pusing karena tingkahnya sama kaya sahabatnya yang paling muda itu.

“Memang siapa?” mungkin beberapa hari lagi dia akan menemuimu.

‘Boss aku punya sesuatu buat kamu. Aku yakin kamu akan senang melihatnya.’ Isi pesan yang masuk yang membuat dahi pria itu sedikit mengerut. Bawahannya satu ini selalu berbelit-belit dan menguji kesabarannya. Bersamaan itu sebuah gambar masuk ke dalam ruang chatnya. Tatapannya seketika berubah, pria itu langsung berdiri dari duduknya. Hal itu membuat Reina terkejut dan semakin penasaran isi pesan itu.

Pada gambar itu menunjukkan sebuah ruangan yang berisi lukisan dan patung. Tapi bukan itu yang membuatnya marah, melainkan objek dari semua hasil seni itu hanya satu orang. Orang itu adalah kekasihnya,  Bahkan patung itu membentuk satu tubuh indah kekasihnya. Tangannya meremas hp-nya sangat kencang. Pesan kembali muncul yang membuat pria itu tidak bisa menahan rasa ingin membunuh pemilik ruangan itu.

“Bukankah ia lebih mencintai Reina dibandingkan Boss. Anda kalah” pesan yang kembali masu semakin membuatnya marah. Reina yang tadinya tidak ingin ikut campur jadi penasaran dengan pesan yang masuk itu. Karena berhasil membuat Nico marah seperti ini.

“sayang.” Panggil Reina tapi tidak mendapat balasan apapun dari Nico.

‘ Tenang saja, aku Sudah membakar ruangan itu semua. Tapi aku tidak yakin ia tidak akan membuatnya lagi. Aku akan menemui sahabatku.’ Pesan terakhir dari seseorang itu.

“Nico.”

“ya sayang.” Saat itu Nico langsung menatap kekasihnya. Reina tidak bisa memahami tatapan pria itu saat ini.

“kenapa?” tanya Reina.

“Ada sedikit masalah di perusahaan.”

“Pasti karena kamu menemaniku beberapa hari ini bukan?” tanya Reina dengan wajah sendunya yang membuat Nico langsung menggelengkan kepalanya.

“Tentu saja tidak,sayang.”

“Sudahlah Nic, aku memang sangat menyusahkanmu bukan.” Ucap Reina yang memilih meninggalkan pria itu. Tapi langkahnya terhenti. Saat tiba-tiba tubuhnya diangkat, kedua tangannya melingkah di leher Nico.

“Berhenti berpikir buruk sayang, kamu tahu seberapa penting kamu dalam hidupku. Jadi kamu adalah prioritasku.Hanya saja ada seseorang yang memancing amarah seorang iblis.” Ucap Nico dengan tatapan tajam yang tiba-tiba kembali muncul saat mengingat photo itu.

Bruk

Kedua  pasangan itu terkejut saat pintu kediamannya dibuka dengan kencang. Sedangkan pelakunya hanya tersenyum lebar tanpa ada rasa bersalah. Kedua orang yang mengikuti langkah wanita itu hanya bisa membuang nafas kasar. Mereka sudah mengatakan tidak perlu berlebihan. Tapi tidak ada orang yang bisa melarang wanita itu selain kakaknya sendiri.

“Hallo every body,  I Come back.” Ucap Reina yang berdiri dengan meretangkan tangannya. Sedangkan kedua orang yang duduk di sofa masih terkejut melihat sosok wanita itu.

“Hey, kalian tidak ingin memelukku kah? Kalian tidak merindukanku? Kak Shaka mereka merupakanku.” Ucap wanita itu yang berlari ke dalam pelukan kekasihnya. Yuda yang menatap drama adik sahabatnya merasa sangat lelah. Ia muak melihat drama wanita itu. Sudah cukup seharian ia harus melihat kemesraan kedua orang itu berserta drama kecil yang dibuat sang wanita.

“Nina.”

“Right babe.” Ucap Nina yang sudah melepaskan pelukannya di tubuh kekasihnya. Ia tersenyum pada sahabatnya yang sangat dirinya rindukan. Sudah bertahun-tahun mereka berpisah, akhirnya mereka bisa berkumpul lagi.

“Kamu tidak ingin memeluk sahabatmu ini.” Ucap Nina yang langsung dianggukkan oleh Reina. Wanita itu berjalan dan memeluk tubuh sahabatnya. Tanpa sadar keduanya saling menangis.

“Maaf Rein.”sebuah gelengan bersamaan tangisan yang semakin keras. Ia tidak menyangka masih bisa bertemu sahabatnya yang Sudah dianggap saudarannya sendiri.

“Nina aku senang kamu kembali, jangan lagi pergi dari kita.”

“iya, Kita akan terus bersama Reina.Tapi sebelum itu ada yang harus kita lakukan.” Ucap Nina yang langsung melepaskan pelukan keduannya. Tiba-tiba tatapannya berubah serius. Sedangkan Reina masih dilingkup perasaan haru karena bisa bertemu sahabatnya.

“Apa?”

“Kita  harus membayar semua penderitaan kita pada wanita J*lang itu. Aku tidak sabar memberi Pelajaran pada wanita itu.” Ucap Nina dengan senyum tipisnya.

“Tapi kamu baru saja kembali, aku tidak ingin kamu terluka lagi.”

“Reina kemna perginya sahabatku yang pemeberani itu. Ayo kita memberikan Pelajaran pada wanita itu.” Ucpa Nina dengan menggebu-gebu.

Shaka dan Nico yang sudah tahu karakter kekasihnya merasa biasa saja melihat pemandangan itu. Berbeda dengan yuda yang merasa takut dengan perubahan sikap kedua wanita di depannya. Bukankah kedua wanita itu memang cukup dengan kedua pembunuh kejam itu. Ternyata benar pasangan adalah cerminan diri kita. Lihatlah kedua wanita itu sama kejamnya dengan kedua sahabatnya.

“Mereka sama saja dengan pak ketua dan wa ketu.” Gumam yuda yang sudah duduk di samping kedua sahabatnya.

“Kamu juga sama yuda, pasanganmu sama-sama menyusahkan.” Ucap Nico yang dianggukkan oleh Shaka. Kedua pria itu berpikir sama mengenai sahabatnya.

“Hey aku pria single, wanita mana yang kalian bicarakan?” tanya yuda.

“Tidak perlu menyangkal lagi yuda, wanita yang selalu membuatmu panggil setiap sebelum tidur. Kamu pikir kita tidak tahu, dasar bodoh.” Ucap Shaka

“Hey kalian tidak mengajakku.” Ucap seorang wanita yang baru saja datang.

“Sang pembuat onar itu datang.” Gumam Nico yang langsung mengelus dahinya.