Ibunya adalah pelayan di istana kekaisaran. Karena itu, Guang Shen tidak diperbolehkan berlatih beladiri. Sejak bayi, dantiannya disegel oleh kaisar Tian Tang.
Saat usianya genap 15 tahun, 4 roh dewa suci menghancurkan segel dantiannya. Empat roh dewa suci adalah roh spiritual langka. Kebangkitan itu membuat Kaisar murka. Ia dicambuk berkali-kali hingga mati. Lalu mayatnya dibuang ke lembah kematian.
Di lembah kematian, ia bertemu dengan ayahnya, seorang kaisar dewa. Sayangnya, nasib buruk terus membayanginya. Demi ibunya, ia terpaksa menjaga gerbang dewa selama 100 tahun.
Setelah 100 tahun, ia kembali dengan dendam yang membara. Dalam hati, ia bertekad untuk membalas rasa sakitnya kepada keturunan kaisar Huang. Satu per satu, keturunan dari orang-orang yang dulu menyakitinya akan dihabisi tanpa belas kasihan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jusman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28 Jadilah Permaisuriku
"Jadilah Permaisuriku!"
Gadis itu diam sejenak. Ia menatap Guang Shen untuk waktu yang lama. Sebenarnya penampilannya yang buruk adalah ujian untuk calon suaminya.
"Semua orang melihatku dengan jijik, tapi kamu tidak. Ternyata ayahku tidak berbohong. Katanya hanya orang yang benar-benar tulus padaku yang bisa melihat wajah asliku," jelasnya.
"Sejujurnya aku tidak peduli kamu itu jelek atau buruk. Meski kamu jelek sekali pun, aku bisa mengubahmu menjadi gadis tercantik." Guang Shen menimpali.
Guang Shen melepas benang di pergelangan tangan Xue Yun. Selama bertahun-tahun, benang itulah yang membuatnya jelek dan buruk rupa di mata orang-orang. Bahkan ayah angkatnya yang juga merupakan kakak dari ibunya juga menyebutnya gadis buruk rupa.
"Kamu mau kan menjadi permaisuriku?" tanya Guang Shen.
Gadis itu tak menjawab. Ia hanya mengangguk kecil. Anggukannya membuat Guang Shen sangat bahagia.
"Besok, aku akan menjemputmu! Kalung itu akan melindungimu," jelasnya.
Guang Shen mengantar Xue Yun pulang. Ternyata gadis itu tinggal di sebuah gubuk tak jauh dari danau, bukan di klan Mu. Selain tinggal di gubuk yang hampir roboh, di sana juga tidak ada makanan.
"Patriak Mu tidak pernah memberimu uang?" tanya Guang Shen.
"Tidak pernah. Selama ini, aku hanya makan makanan sisa. Selain itu, dantian dan meridianku dihancurkan oleh Mu Yin Xia," jelasnya.
"Mulai hari ini, kamu tidak akan kekurangan apa pun lagi!"
Guang Shen mengeluarkan koin emas, koin langit, dan 20 giok suci. Semua itu dimasukkan ke dalam kantong merah dan diberikan kepada Xue Yun.
"Ambil dan simpanlah!" pintanya.
Guang Shen berbalik dan hendak pergi, tapi ia mengurungkan niatnya saat melihat beberapa orang datang ke gubuk Xue Yun. Seorang gadis cantik dan tiga orang yang mirip bandit.
"Xue Yun!" Gadis itu berteriak. Dia adalah Mu Yin Xia.
"Berani kamu pergi tanpa izin! Lihat saja, malam ini akan kubuat hidupmu hancur!" ucapnya.
Guang Shen yang mendengar itu hanya tersenyum sinis. Sebelum Mu Yin Xia sampai di kediaman Xue Yun, sebuah kubah pelindung berlapis muncul di sana.
"Tanpa kuselidiki, kau menunjukkan sifat aslimu!" Guang Shen berbalik dan memakai topeng.
"Kenapa pakai topeng?" tanya Xue Yun.
"Supaya mereka tidak mengenaliku!" jawab Guang Shen.
"Ikutlah denganku!"
Guang Shen merangkul pinggang Xue Yun dan membawanya terbang. Ia diam dan melayang di langit selama beberapa saat sebelum menghilang.
"Sialan, siapa yang membawa pergi gadis jelek itu?" tanya Mu Yin Xia.
...****************...
"Tujuannya untuk menyelidiki Nona Mu, tapi pulang membawa gadis lain! Kuharap kau memberi jawaban yang bagus!" ucap Xuan Yue.
"Kau mencuri kata-kataku!" kesalnya.
"Jelaskan saja siapa gadis itu!" pintanya.
"Dia calon istriku," jawab Guang Shen.
"Oh!"
Xuan Yue tak lagi bertanya. Ia hanya memberikan sebuah gelang lalu pergi sambil tersenyum. Sikap cueknya itu membuat Xue Yun takut. Terlebih lagi semua orang tahu seberapa kejam perempuan yang dijuluki peri sayap perak.
"Oh, iya, aku hampir lupa! Siapa nama gadis yang bersamamu itu?" Xuan Yue menghampiri dua orang yang masih berdiri di halaman paviliun.
"Xue Yun," jawab Guang Shen.
"Xue Yun, ikutlah denganku!" pintanya.
Xue Yun tak hanya menurut. Gadis itu terus melangkah dengan kepala menunduk. Sikapnya itu membuat si peri sayap perak tersenyum kecil.
"Ibu sudah menebak kalau kau akan memilih gadis lain!" ucap Guang Xiu. Kemunculannya yang tiba-tiba membuat Guang Shen yang memiliki persepsi tinggi terkejut.
"Mu Yin Xia tidak sebaik yang Ibu bayangkan!" Guang Shen menimpali.
"Besok, Patriak Mu akan datang. Ibu tunggu kejutan darimu!"
"Sampai jumpa besok!" ucap Guang Xiu lalu menghilang.
...****************...
Sebelum matahari terbit, aula istana peri sudah dipenuhi oleh para petinggi istana, 10 murid utama, dan juga utusan dari beberapa klan.
"Akhirnya kamu ke sini setelah meninggalkan istana peri 30 tahun lalu," ujar Guang Xiu.
Mu Jing Xiao tak mengatakan apa-apa. Ia hanya diam dan menahan amarahnya. Wajahnya masam, dan tidak suka dengan pernyataan pemimpin istana peri.
"Kedatanganku ke sini bukan untuk membahas masa lalu klan Mu. Aku ke sini untuk membahas perjodohan," ucapnya.
"Keputusan terakhir ada di tangan putraku. Kalau dia setuju, aku juga setuju, sebaliknya kalau tidak setuju, aku tidak bisa apa-apa,"
Meski agak kesal, tapi ia tetap tersenyum. Hal itu dikarenakan putrinya terkenal sebagai jenius dan juga gadis tercantik di benua giok. Putrinya lebih terkenal dibandingkan jenius istana peri yang sangat misterius.
"Yin Xia itu jenius dan juga sangat cantik. Banyak orang yang ingin meminangnya. Aku yakin sekali pangeran istana peri tidak akan menolak perjodohan ini!"
Mu Jing Xiao sendiri adalah jenius istana peri 30 tahun lalu. Karena suatu alasan, ia meninggalkan istana peri dan membangun organisasi sayap putih.
Dalam waktu 30 tahun, organisasi itu berkembang menjadi kota besar. Bahkan, banyak yang mengklaim kalau istana peri adalah cabang dari organisasi sayap putih.
"Orang-orang menganggap istana peri adalah cabang dari sayap putihku. Selain itu, sayap putih memiliki ratusan ribu anggota. Istana perimu tidak ada apa-apanya dimataku."
Kesombongan mantan muridnya tak digubris sama sekali. Baginya, sayap putih hanyalah semut, tak ada yang perlu diwaspadai. Selain itu, ada ribuan murid istana peri yang tersebar di beberapa cabang dan juga ibukota kekaisaran. Kalau dia mau, semua murid istana peri akan berkumpul saat itu juga.
"Aku tidak punya banyak waktu! Panggil putramu sekarang!" teriaknya.
"Kalau kau tidak punya banyak waktu, pulang saja. Istana peri tidak menerima orang sepertimu!"
Semua mata tertuju pada seorang pemuda yang masuk ke aula. Ia tidak sendiri, melainkan bersama seorang gadis cantik. Mu Jing Xiao dan rombongan klan Mu mengenali gadis itu. Seorang gadis buruk rupa yang sekarang menjadi gadis cantik.
"Silahkan pulang, tapi aku tidak menjamin apakah kau sampai ke klan Mu hidup-hidup atau tidak," ungkapnya.
"Kalau tidak mau pergi, akan kukirim kau ke alam lain!"
Guang Shen mengeluarkan jarum akupuntur. Jarum yang awalnya hanya 8 buah, tiba-tiba saja menjadi puluhan. Mu Jing Xiao panik, tapi tidak sepanik anggota klan Mu yang datang bersamanya.
"Kalau kau selamat, berarti kamu beruntung!"
Puluhan jarum itu melesat ke arah rombongan klan Mu. Jarum-jarum itu membuat mereka tak bisa bergerak. Bukan hanya itu, aliran energi mereka kacau balau.
"Bocah, apa yang kau lakukan?" tanya Mu Jing Xiao.
"Memberantas pemberontak sombong, itu saja," jawab Guang Shen dengan santai.
Baaammm
Detik berikutnya, 30 anggota klan Mu meledak. Cipratan darah mereka membasahi aula. Bukan hanya 30 orang, Mu Yin Xia pun tak luput dari jarum akupuntur itu. Tubuhnya kaku, dan aliran energi yang kacau membuatnya terluka parah.
"Apakah begini caramu memperlakukan calon istrimu?" tanyanya.
"Calon istri? Sejak kapan aku menerimamu?" Guang Shen bertanya balik. Pertanyaan itu membuat Mu Yin Xia malu.
"Aku ini cantik dan jenius! Kau tidak punya alasan untuk menolakku!" bentaknya.
"Suka menindas dan menyiksa orang, memperlakukan orang lain seperti binatang, dan membiarkannya saudaranya kelaparan. Semua itu sudah cukup untuk menunjukkan sifatmu yang sebenarnya," jelas Guang Shen.
"Lepaskan aku!" Mu Yin Xia berteriak.
"Baiklah, kau akan kubebaskan!"
Guang Shen menghampiri putri Mu dan mencabut jarum yang menancap di punggung gadis itu. Setelah jarum dicabut, kultivasi gadis itu menghilang. Selain itu, ia juga menua dengan cepat.
"Kau—" Sebelum Mu Yin Xia mengatakan sesuatu, ia terjatuh ke lantai.
"Apa yang kau lakukan?" Mu Jing Xiao berusaha membebaskan diri, tapi tidak bisa.
"Hukuman bagi orang sombong dan suka menyiksa. Mungkin sekarang dia sudah tidak bernyawa," jelas Guang Shen.
