NovelToon NovelToon
Dia Yang Kau Pilih

Dia Yang Kau Pilih

Status: tamat
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor / Cerai / Penyesalan Suami / Selingkuh / Berondong / Tamat
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Rika Nurbaya adalah seorang guru honorer yang mendapat perlakuan tak mengenakan dari rekan sesama guru di sekolahnya. Ditengah huru-hara yang memuncak dengan rekan sesama guru yang tak suka dengan kehadirannya, Rika juga harus menghadapi kenyataan bahwa suaminya, Ramdhan memilih wanita lain yang jauh lebih muda darinya. Hati Rika hancur, pernikahannya yang sudah berjalan selama 4 tahun hancur begitu saja ditambah sikap ibu mertuanya yang selalu menghinanya. Rika pun pergi akan tetapi ia akan membuktikan bahwa Ramdhan telah salah meninggalkannya dan memilih wanita lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Drama Belum Usai

Pak Zakaria menghela napas. Ia tahu, pikiran istrinya masih dipenuhi kebencian. Kabar Rika yang semakin sukses di SMA Bina Cendekia, dan hubungan Rika dengan Arya Dewandaru yang semakin intensif, ia yakini pasti sudah sampai ke telinga Rosba melalui Miss Rini yang diam-diam menjenguk.

“Bu,” Pak Zakaria memulai, nadanya lebih tegas dari biasanya. “Sudah cukup. Sampai kapan Ibu mau menyalahkan orang lain?”

Rosba menatapnya, matanya menyala. Ia mencoba mengeluarkan suara ‘Rika!’ namun yang keluar hanya erangan serak yang menyakitkan telinga.

“Rika tidak salah, Bu! Rika tidak ada hubungannya dengan penyakit Ibu!” seru Pak Zakaria, hatinya terasa sakit melihat penolakan keras istrinya.

“Rika bahkan datang ke sini. Dia mendoakan Ibu, dia memaafkan Ibu! Dia adalah orang yang baik, Bu. Kenapa Ibu masih keras kepala? Kenapa Ibu masih ingin menyalahkannya?”

Rosba mencoba berteriak lagi. Ia ingin mengatakan bahwa Rika adalah kutukan yang dikirim untuk menghancurkannya. Ia ingin mengatakan bahwa keberhasilan Rika adalah bukti bahwa Rika adalah wanita licik yang kebal hukum karma.

'Dia palsu! Sandiwara! Semua ini hukuman untukku karena aku berani mengungkap kebusukannya!' Rosba menjerit di kepalanya, namun tubuhnya tetap diam.

Pak Zakaria meraih tangan Rosba, menggenggamnya erat. “Dengarkan saya, Bu. Dokter bilang, tekanan darah Ibu sangat tinggi. Emosi Ibu tidak stabil. Kalau Ibu tidak bisa melepaskan kebencian ini, Ibu tidak akan pernah pulih.”

“Penyakit ini bukan datang dari luar, Bu. Penyakit ini datang dari dalam hati Ibu sendiri! Dari amarah yang tidak terkendali! Dari dengki yang Ibu pelihara! Ini adalah teguran keras dari Allah, Bu!”

Rosba memejamkan mata erat-erat, menolak kebenaran itu. Ia tidak percaya pada teguran. Ia percaya pada pembalasan.

Air mata mengalir di sisi wajahnya yang lumpuh, air mata yang membasahi bantal. Bukan air mata tobat, melainkan air mata janji.

Dengan sisa tenaga yang ia miliki, Rosba menggerakkan jari-jari tangan kirinya, mencoba menunjuk ke langit. Itu adalah isyarat sumpah yang ia lakukan berulang kali, isyarat untuk membalas Rika.

****

Pak Zakaria menangkap isyarat itu. Ia menghela napas pasrah. Ia tahu, istrinya belum menyerah pada dendamnya.

“Bu, Ibu mau membalas apa lagi? Rika sudah tidak di SMA Negeri 2. Rika sudah bahagia. Kalaupun Ibu bisa bergerak sekarang, apa yang akan Ibu lakukan?” tanya Pak Zakaria, nadanya kini penuh keputusasaan.

Rosba menatap Pak Zakaria dengan sorot mata yang penuh tekad dan amarah yang tak terpadamkan. Sorot mata itu berbicara lebih jelas dari ribuan kata: 'Aku akan menghancurkan kebahagiaannya. Aku akan membuatnya kehilangan semuanya, seperti aku kehilangan segalanya.'

“Tidak, Bu. Tidak bisa begitu. Ibu harus menerima bahwa Ibu salah. Ibu harus meminta maaf pada Rika dalam hati Ibu,” bisik Pak Zakaria, mencoba memohon.

Rosba mencoba memalingkan wajahnya ke dinding, menolak untuk mendengar nasihat suaminya. Ia tidak butuh nasihat. Ia hanya butuh kekuatan untuk bangkit.

'Aku akan membalas. Aku akan membalas. Aku akan membalas.' Sumpah itu berulang kali bergaung di benaknya, mengabaikan kondisi fisiknya, mengabaikan cinta suaminya, dan mengabaikan kebenaran yang jelas di depan matanya.

Kekerasan hati Rosba telah mencapai puncaknya. Di ranjang rumah sakit yang sunyi, Bu Rosba menjadi sosok tragedi yang diciptakan oleh dendamnya sendiri, menolak pemulihan demi janji pembalasan yang mustahil.

****

Pagi di SMA Bina Cendekia terasa sempurna. Ruangan kelas Rika, yang dipenuhi perangkat digital modern, disinari cahaya matahari pagi yang lembut. Rika sedang mengajar kelas XII A, memimpin diskusi tentang etika dan kepemimpinan kontemporer, topik yang selalu ia kaitkan dengan integritas.

“Jadi, anak-anak,” Rika bertanya, suaranya dipenuhi semangat yang menular, “menurut kalian, apa hal paling berharga yang harus dipertahankan seorang pemimpin, bahkan ketika ia berada di titik terendah dalam hidupnya?”

Kevin, salah satu siswa paling cerdas, mengangkat tangan. “Integrity, Ma’am. Integritas. Karena tanpa itu, kekuasaan dan kekayaan hanyalah bom waktu yang menunggu untuk meledak.”

Rika tersenyum bangga. “Tepat sekali, Kevin. Integritas adalah fondasi. Itu yang membedakan antara kepemimpinan yang tulus dan kepemimpinan yang didasari nafsu.”

Kelas itu mengangguk setuju, larut dalam diskusi yang mendalam. Rika merasa bahagia. Inilah tempatnya. Inilah semangat yang ia butuhkan. Apresiasi dari Kepala Sekolah, ketulusan Arya, dan kedamaian hatinya, semua terwujud dalam kegairahan mengajarnya.

****

Namun, di tengah keheningan intelektual yang berharga itu, tiba-tiba terdengar suara teriakan histeris dari kejauhan. Suara itu melengking, memotong atmosfer damai SMA Bina Cendekia seperti silet.

“RIKA NURBAYA! KELUAR KAU, WANITA TAK TAHU DIRI!”

Rika seketika membeku. Ia mengenali suara itu dengan kejernihan yang menakutkan. Suara itu sarat dengan amarah, dendam, dan histeria. Itu adalah suara mantan mertuanya, Ibu Cahya.

Siswa-siswa saling pandang, bingung. Sekolah elit ini tidak pernah diganggu oleh kekerasan publik.

“Siapa itu, Bu Rika?” tanya seorang siswa dengan cemas.

Rika menarik napas dalam-dalam. Ia harus tenang. Ia harus menjadi integritas yang ia ajarkan.

“Tenang, anak-anak. Lanjutkan diskusi kalian sebentar. Itu mungkin masalah kecil di gerbang depan,” ujar Rika, suaranya profesional dan terkontrol.

Rika berjalan cepat ke jendela kelasnya yang menghadap langsung ke gerbang utama sekolah. Pemandangan di luar membuat jantung Rika mencelos, namun ia menolak untuk panik.

Di depan gerbang besi hitam yang mewah, Bu Cahya berdiri. Ia mengenakan pakaian yang rapi, namun wajahnya benar-benar kacau, dipenuhi air mata dan urat-urat amarah yang menonjol. Ia mencengkeram erat jeruji besi gerbang, seolah-olah ingin merobohkannya. Dua petugas keamanan SMA Bina Cendekia berusaha keras menenangkan dan menjauhkannya, tetapi Cahya melawan dengan kekuatan yang didorong oleh frustrasi dan rasa malu.

“DIA PENIPU! DIA PERUSAK! DIA DIBAWA KEMARI DENGAN UANG HARAM! DASAR GURU HONORER BUSUK!” teriak Bu Cahya, suaranya memantul di dinding gedung sekolah yang megah.

Bu Cahya tidak peduli dengan martabatnya. Ia tidak peduli bahwa setiap mobil mewah yang melintas di depannya akan melihatnya meratap. Ia telah kehilangan segalanya: Ramdhan yang tidak bahagia, menantu yang tidak patuh, dan yang paling menyakitkan, ia telah kalah total dari Rika. Kemenangan Rika di Bina Cendekia adalah bukti kegagalannya sebagai ibu mertua dan manipulator ulung.

“KELUARKAN MANTAN MENANTUKU ITU! DIA MENCEMARI SEKOLAH INI! DIA MENGUMPULKAN KEKAYAAN DARI HASIL MENIPU! DIA TIDAK PANTAS MENGAJAR ANAK-ANAK KAYA!”

Di dalam kelas, para siswa mulai berbisik-bisik. Beberapa bahkan mulai mengeluarkan ponsel mereka, berniat merekam drama yang tak terduga ini.

Rika tahu, ia tidak boleh membiarkan drama ini merusak reputasi sekolah. Ia tidak boleh membiarkan Cahya mendapatkan kepuasan terakhirnya dengan melihat Rika hancur di depan murid-muridnya.

1
La Rue
Wah, singkat sekali ceritanya padahal ceritanya bagus lho. Terimakasih buat penulis,tetap semangat untuk terus berkarya
Serena Muna: Iya kak, bisa aja aku panjangin tapi malah nanti kayak sinetron jadinya
total 1 replies
Aether
TIDAK ADA AMPUN, KAU HARUS MATI DENGAN HINA CAHYA !!!!!!!
kalea rizuky
km terlalu baik rik
kalea rizuky
tinggal mantan mertua thor nunggu karma dia
kalea rizuky
alhamdulillah stroke deh/Curse//Curse/
kalea rizuky
wong gendeng uda cerai masih aja cari perkara
kalea rizuky
hahahah makan tuh mantu kaya
La Rue
akibat rasa iri dengki jadinya berbalik memyerang tubuhnya sendiri. Bu Rosba kapan tobatnya ?
Purnama Pasedu
nggak lelah Bu cahaya
Aretha Shanum
ada orang gila lewat thor
La Rue
Ceritanya bagus tentang perjuangan seorang perempuan yang bermartabat dalam meperjuangkan mimpi dan dedikasi sebagai seorang perempuan dan guru. Semangat buat penulis 👍❤️
neur
kereeen KK ☕🌹👍😎❤
Purnama Pasedu
Shok ya
Purnama Pasedu
Bu rosba panik
Purnama Pasedu
bo rosba nggak kapok ya
Purnama Pasedu
Bu rosba,,,itu Bu riika bukan selingkuh,kan dah cerai
Purnama Pasedu
benar itu Bu Guru
Purnama Pasedu
wanita yg kuat
Purnama Pasedu
lah Bu rosba sendiri,bagaimana
Purnama Pasedu
bener ya bu
Jemiiima__: Halo sahabat pembaca ✨
‎Aku baru merilis cerita terbaru berjudul BUKAN BERONDONG BIASA
‎Semua ini tentang Lucyana yang pernah disakiti, dihancurkan, dan ditinggalkan.
‎Tapi muncul seseorang dengan segala spontanitas dan ketulusannya.
‎Apakah Lucy berani jatuh cinta lagi? Kali ini pada seorang Sadewa yang jauh lebih muda darinya.
‎Mampir, ya… siapa tahu kamu ikut jatuh hati pada perjalanan mereka.
‎Dukung dengan like ❤️ & komentar 🤗, karena setiap dukunganmu berarti sekali buatku. Terimakasih💕
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!