NovelToon NovelToon
Aku Yang Untukmu

Aku Yang Untukmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Angst / Pihak Ketiga
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: jewu nuna

Dari sekian banyak yang hadir dalam hidupmu, apa aku yang paling mundah untuk kau buang? Dari sekian banyak yang datang, apa aku yang paling tidak bisa jadi milikmu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jewu nuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AYU 18

"Zidan kampret!"

Gue menoleh saat Zidan baru saja lari melewati gue, disusul Lia yang lantas berhenti tepat disamping gue.

"Pacaran teroos"

Lia berkaca pinggang. Entah apa yang sekarang jadi topik perkelahian kedua manusia itu. Gue hanya bisa tertawa saat justru Lia semakin naik darah atas kelakuan Zidan yang menjadi jadi.

"Gila emang si Zidan"

"Apa lagi sih, Li" desis gue tanpa mengalihkan lagi pandangan gue dari layar ponsel. Ada beberapa hal yang jadi pusat gue sekarang, pesta perayaan ulang tahun Laras yang dihadiri banyak orang. Termasuk Kara dan keempat pria itu.

Gue bisa lihat betul perubahan yang terjadi dari masing masing orang yang gue kenal. Karamel yang semakin menggemaskan dengan dress pink pastel. Daffa dengan jas hitam yang terlihat serasi dengan kekasihnya. Haris yang entah sejak kapan sudah memiliki kekasih, pria itu tampan dengan rambut gondrongnya.

Gibran, pria yang entah berubah lebih dingin setelah kita tidak lagi saling sapa kala itu. Bahkan difoto gue bisa merasakan sensasi kedinginan Gibran yang bertambah, bersama Laras yang mengandeng tangannya dengan mesra.

Sementara Biyan? Sesuai dugaan awal kalau dia benar benar sudah memiliki kekasih. Bukti dengan seorang gadis yang memeluk lengannya, dress merah yang serasi dengan kemeja hitam pria itu.

"Yuk, PPT yang hampir selesai malah di close sama Zidan. Emang kurang ajar tu anak, untung masih ada draf lamanya!"

Gue menghela napas, bahkan tak peduli dengan cerocosan Lia.

"Tapi gue kan harus revisi lagi, Ayuna!" Suara rengekan itu justru membuat gue teralihkan. Dengan pandangan kesal gue menepuk pundak Natalia.

"Sabar, ini cobaan"

"Ngga ada kerjaan lain apa sampe harus ngerepotin gue mulu?!"

"Kerjaan dia bikin lo suka, elo nya yang ngga peka peka" gue terkekeh.

"Ish lo tu ya!"

Sebenarnya kasihan. Tapi bagaimana lagi? Ini satu satunya cara agar Zidan bisa dekat dengan Lia, katanya dia hanya ingin seterusnya seperti ini supaya kelak kalau udah ngga sama sama lagi, Lia ngga akan repot sama perasaanya. Cukup cuma Zidan aja yang ngerasain sakitnya perpisahan sepihak, katanya.

Emang dasar!

"Bantuin gue!"

"Tapi gue udah ada janji bantuin Juna bikin PPT" gue menggaruk tengkuk yang tidak gatal. Lantas menatap wajah Lia yang kesal.

Satu jam lalu, Juna sempat mengirimkan pesan untuk datang ke perpus kampus. Minta gue bantuin dia ngerjain tugas individu kelasnya yang kata dia agak belibet.

"Ya udah ayo gue bantu"

Demi agar si singa tidak mengacak acak isi kampus. Gue menyeret Natalia ke perpus, sambil mendengarkan kekesalan gadis itu tentang Zidan. Lagian Zidan juga tidak bertanggung jawab, lebih memilih nongkrong sama temen sekelas di taman dari pada membenahi kekacauan yang terjadi akibat dirinya.

Gue dan Lia menemukan Juna yang duduk di sudut ruangan, bersama beberapa buku yang tertumpuk di samping laptop.

"Lo butuh referensi juga ngga?"

Lia menggeleng bersamaan dengan Juna yang mendongak menyambut kehadiran kita berdua.

"Temen lo ngehapus tugas gue!" Decak kesal walau pelan itu terdengar menggelikan di telinga Juna. Juna juga tidak akan terkejut jika itu terjadi pada Lia akibat Zidan. Pasalnya sejak awal perkenalan mereka, kedua manusia itu memang tidak pernah akur, layaknya Tom dan Jerry.

"Yang mana, Jun?"

Hanya butuh lima belas menit setelah revisi yang masih dia ingat dia salin kembali. Lia memilih berpamitan karena kelasnya sebentar lagi dimulai. Sementara gue masih bantu Juna.

"Lo ngga ada kelas?"

Gue menggeleng pelan, setelah kelas pagi tadi kelas siang dibatalkan karena dosen ada urusan mendadak. Memang kadang suka seenaknya.

"Mau jalan ngga? Biar gue traktir"

"Es krim depan tuh enak, apa lagi panas gini, Jun"

Pria itu terkekeh. Untuk ajakan traktiran sepertinya gue terlalu membebani pria itu. Ya walau pasti itu bentuk balas budi karena gue udah bantu dia ngerjain tugas. Tapi dari pada menyinggung perasaanya, gue memilih untuk makanan yang ramah di kantong aja.

"Anak kecil"

Gue kali ini tersenyum, sambil melihat Juna membereskan barang bawaannya ke dalam totebag.

"Yuk"

Disinilah gue dan Juna berada saat yang lain sibuk dengan kelas mereka di kampus. Taman yang tak jauh dari kampus, tempat yang biasanya dihiasi banyak pedagang kaki lima, terutama es krim yang sedang gue mau. Pesan dua, satu coklat dan satu campur untuk Juna.

"Duduk disana aja, Yuk"

Gue mengangguk sambil menikmati es krim yang hampir meleleh di tangan. Membiarkan Juna lebih dulh pergi sementara gue dibelakangnya.

Hanya satu yang gue lihat saat hampir duduk di samping pria itu. Tawa kecil yang disusul raihan tangan Juna ke sudut bibir gue, mengusap krim coklat yang mungkin belepotan disana.

"Dasar anak kecil"

Gue hanya tersenyum tak berdosa seraya kembali menikmati es krim coklat itu. Duduk berdua menikmati sejuknya kota Bandung dan rentetan kendaraan yang lewat didepan mata.

"Kenapa ya orang sesibuk itu?"

Juna menoleh sebelum kembali pada jalanan yang cukup padat.

"Ini mah mending dari pada Jakarta, Yuk"

"Iya ya, sampe ngga bergerak"

"Makannya lebih suka Bandung aku teh" logat Bandung yang Juna gunakan justru membuat gue terkekeh, lucu saat dia bertingkah berbeda seperti ini.

"Pacar lo marah ngga kalo liat kita berduaan gini?" Selidik gue.

"Siapa? Lagian orangnya aja belum tau mau jadi pacar gue atau engga"

Gue menoleh saat Juna justru lebih dulu melempar senyum, sambil membersihkan kembali sudut bibir gue.

"Maksudnya?"

"Ya elo mau ngga jadi pacar gue?"

Gue terdiam. Hanya ada sekelibat bayangan Gibran di manik pria itu, rasanya seketika sesak kala itu kembali menyerang tepat saat gigi rapih Juan terlihat.

"Udah ngga usah dibikin beban, gue cuma ngungkapin aja kok"

Gue menelan ludah susah payah, sejenak mengalihkan pandangan dari pria yang baru saja menyadarkan lamunan gue.

"No reason kalo lo tanya, Yuk. Gue juga ngga tau perasaan suka beneran atau cuma kagum, jadi jangan dipikirin" Juna mengusap puncak kepala gue.

1
suka baca
good
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!