wanita dengan dendamnya dan pria dengan rahasia kelam.
"huhuhuh, sungguh sial saya bertemu dengan wanita seperti kamu," ucapnya seraya menutup wajahnya sambil menangis.
wanita yang tidur bersamanya menatapnya dengan tak percaya,"bapak serius nangis, pak, yang harus nangis itu saya, kan bapak ambil keperawanan saya,"ujarnya tak percaya apa yang di lihatnya.
"kan kamu yang memaksa saya tidur bersama kamu, saya sudah menjaga punya saya, agar tetap suci, tapi dalam semalam kamu mengambil kesucian saya, huhuhuhu,"omelnya panjang lebar seraya menangis, dan tidur membelakangi wanita yang syok melihat reaksinya.
" tapi bapak suka kan, buktinya ngak tidur semalam,"ucapnya, membuat pria yang membelakanginya itu, sedang menahan malu dengan wajah memerah."lagian sok nolak cinta saya, jadinya kan perjaka bapak saya ambil aja,"lanjutnya dengan senyuman bangga, berhasil mengambil keperjakaan pria yang menolaknya.
"saya tidak akan bertanggung jawab," ucapnya membuat wanita di sampingnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon liyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
wanita malam yang malang!
FLASH BACK ON.
TANGGAL 15 JANUARI 2017.
suara sorak sorai di tempat yang tak seharusnya manusia tempati, di sebuah club, cahaya berganti warna menyinari tempat itu. musik di putar dengan keras, memekakkan telinga.
tapi di sebuah pintu kamar berwarna hitam, seorang wanita muda dengan Rambut lurus sepinggang menangis tersedu-sedu.
"CK, sampai kapan kau akan menangis, cepat layani saya, atau kamu akan saya buat menangis semaleman, jadi berhenti menangis!" bentak Edam memukul kasur, membuat wanita itu terperanjat.
"kenapa? kenapa kamu sejahat ini Edam, apa tak ada sedikit pun belas kasih di hati kamu, untukku?" tanya wanita itu, dengan bahu bergetar dan isakan yang terdengar.
Edam menatapnya dengan datar, "kau serius menanyakan itu kepada saya,jelas jawabnya iya! saya tidak punya belas kasih sama sekali, lagi pula... kenapa menanyakan hal itu Malia," ucapnya dengan jengkel, ia juga membuka bajunya dan memperlihatkan otot-otot di tubuhnya.
wanita yang di panggil Malia itu menoleh dengan mata sembab, rambutnya yang lurus dan hitam legam, membuat wajahnya begitu cerah.
"hanya memastikan masih ada harapan setelah berkhianat, " sahutnya dengan mata memerah dan berambun air mata, dirinya juga menatap sendu Edam yang menatapnya dengan datar.
"cepat layani saya, jangan banyak tanya, " ujar Edam berbaring di kasur menunggu Malia mendekat, namun beberapa menit Malia sama sekali tak mendekat. membuat Edam merasa geram.
Malia pun menurutinya.
"AAAAAAAAAAAAH!"
"HHENTIKAN SA_KIT! AAAAAAAA! "
teriakan Malia begitu memilukan, sampai musik di berhentikan, semua orang saling pandang dengan heran dan juga sekaligus merasa kasihan.
Fika yang duduk di bar hanya bisa menelan alkohol dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.
Setelah melakukan adegan panas, Edam keluar dari kamar itu dengan wajah garangnya.
Semua orang menatapnya dengan takut, setiap Edam maju mereka semua mundur, dan membelah jalan untuk Edam, dan sekilas Edam melirik Fika yang membelakanginya.
sedangkan Malia tertidur dengan rambut yang menutupi wajahnya.
Seorang pelayan masuk, dan betapa terkejutnya ia melihat Malia sudah tak bernafas di lantai.
FLASH BACK OFF.
"jadi, nama wanita itu Malia? lalu, kenapa dia bisa mati, apa dia di bunuh oleh tuan Edam saat melakukan hubungan intim itu?" tanya Athera, Fika menatapnya dengan wajah polosnya.
"ya, bisa jadi, karena malam itu, hanya aku dan Edam di Club itu, bersama para pelanggan setia, "jawabnya dengan air mata kembali mengalir.
" apa gue tanya juga soal kak anya? hah ngak! dia pasti bisa langsung curiga, mending gue pancing aja deh,"batinnya, ia melirik Fika yang mengelap air matanya.
"Malia itu siapa?" tanya Athera.
"sahabat Anya, " jawabnya tanpa sadar, dan dalam sekejap ia tertegun, "ma_maksud saya.... eeh, "
"Anya itu siapa?" tanya Athera pura-pura tak tahu, agar Fika tetap menceritakan kelanjutan nya. "dan kenapa Malia di bunuh?" tanya Athera.
"ek heemm, itu..., maaf tapi saya hanya bisa memberikan jawaban untuk satu pertanyaan, " ucapnya, melihat Athera yang menekan lidahnya ke pipinya.
"kalau begitu, satu pertanyaan lagi, " ujarnya tak ingin menyerah.
"kenapa? kenapa kamu sangat ingin tahu tentang Malia? atau... kamu ini sedang menyelidiki kasus 8 tahun lalu?" tanya Fika mulai curiga, pada Athera.
Athera terkekeh, mengundang tanda tanya di benak Fika, "saya hanya...pembantu, dan libur kerja demi menyelamatkan seorang wanita, yang hampir kehilangan kehormatan nya, saya cuman penasaran saja, da... n, Mmm kasus 8 tahun yang mana maksud Anda?" Tanya Athera pura-pura tak tahu, dan pura-pura berfikir, Fika menelan ludahnya, ia tentu merutuki dirinya yang asal ceplos.
"bukan! bukan apa-apa Feli, kamu tidak perlu menghiraukan ucapan saya tadi, " katanya dengan keringat dingin di dahinya.
Athera memicingkan matanya, membuat Fika semakin gugup, ia meremas tangannya di dalam selimut.
#########
Sedangkan di mobil Edam, "issshh aaaarrrggh, " ringisnya menyentuh kepalanya.
ia mengerjapkan matanya, hal pertama yang ia lihat adalah dirinya di luar mobil, ia bangun seraya memegang kepalanya yang terasa berat dan sakit.
"hah, kenapa kepalaku sakit sekali, issh, " Edam naik ke mobilnya, dan mengingat kejadian semalam, tangannya terkepal erat, "siapa yang berani mengagalkan rencana ku, awas saja dia, " geramnya memukul stir.
dirinya akan menutup pintu mobil, tapi sebuah tank telihat di sana, Edam menaikkan satu alisnya dan turun kembali mengambilnya, ia mengambil kain di bajunya dan mengambil tank itu.
"akan ku temukan kamu! yang menghalangi rencana ku," gumamnya dengan muka penuh kebencian.
#####
kembali ke Athera.
"apa kalian 8 tahun lalu, melakukan kriminal atau...pembunuhan?" tanya Athera, semakin membuat Fika tak bisa mengkondisikan wajahnya, sangat kentara rasa takut dan resah terlihat jelas, dimata Athera.
"ti_tidak, saya tidak pernah melakukan itu, apalagi melanggar aturan Undang-undang, " katanya dengan gugup dan cepat, matanya menatap lantai.
"jika terlalu menekan, dia akan mengira gue memang tahu tentang kasus itu, aah sudahlah, gue bisa manfaatin Bingo buat cari tahu informasi lebih," batin nya, Athera mengangguk pelan, saat di lirik Fika, "kalau gitu, pekerjaan apa yang bisa membayar saya minimal 5 juta perbulan? " tanya Athera dengan wajah ramahnya, tak lagi memperlihatkan wajah yang penuh curiga.
Fika merasa lega, Athera tak lagi menanyakan hal itu lagi, "kalau kamu mau, kamu bisa menjadi asisten saya, " ucapnya.
"waow! Bingo sungguh! sepertinya dunia sedang berpihak padaku! "batinnya, ia tersenyum manis di depan Fika.
"sekaligus, kamu menjadi pengawal pribadi saya, saya akan bayar kamu lebih dari 5 juta, kalau kamu mampu melindungi saya, dari orang jahat seperti Edam, " pungkasnya dengan serius, "gue juga ngak mungkin, tiba-tiba menghilang dari pertemuan gitu aja karena Edam, bisa mati gue sama si psikopat seni gila," batinnya, ia benar-benar takut, di jadikan karya selanjutnya oleh Meneer, apalagi Hendra tak lagi ada di pihaknya semenjak menikah.
"Baik, kapan saya kerja, dan ya... saya juga kuliah, sekaligus jadi pembantu, " ujarnya dengan sedikit bingung.
"kalau begitu berhenti saja dari pekerjaan menjadi pembantu, dan soal kamu kuliah, kamu bisa kerja setelah pulang kuliah, " ucapnya memberikan keringanan.
#####
Athera kini berada di rumah kediaman Magadan, dan ia sudah ganti pakaian, tante maya keluar saat mendengar suara mobil masuk.
"Athera! kamu dari mana saja nak?" tanya Maya merasa khawatir setelah tahu Athera tidak ada di kamarnya tadi pagi.
Athera turun dengan santai, "Athera habis jalan-jalan tante, Athera merasa suntuk kuliah dan kehidupan pernikahan, sangat berat buat Athera yang baru menginjak 20 tahun, " pungkasnya dengan wajah letih.
Maya memeluk keponakan yang di anggap sebagai putrinya, "yah, kehidupan pernikahan itu, tidak selalu bahagia nak, kadang ada waktunya sedih dan bahagia, dan kamu tidak lagi bebas seperti saat kamu masih lajang, " ujar maya melepaskan pelukannya, ia memegang kening Athera.
"badan kamu hangat sekali nak, mata kamu juga bergantung, kelihatan banget kamu habis begadang, sekarang mandi dan istirahat yah, "lanjutnya dan di angguki Athera, Athera memang merasa lemas dan badannya terasa hangat.
Athera masuk ke kamarnya dan melakukan perintah Tante maya, ia berbaring di kasur terlentang, menatap langit-langit kamarnya, " hari ini sangat melelahkan, kak, kenapa tidak memberitahu Athera, kakak punya sahabat bernama Malia, dan kenapa dia bisa menjadi wanita malam hanya dalam semalam, "gumamnya dan ia tertidur lelap.
########
Sedangkan Bima ia sibuk sekali dengan laptopnya di ruangan nya.
suara ketukan terdengar sebanyak 3 kali.
"Masuk, "
seorang wanita dengan sepatu hak tinggi berwarna maroon, dan pakaian yang memperlihatkan bahu dan belahan dadanya, dengan tali spageti, berwarna senada dengan sepatunya.
"Hai Bima, apa kabar, " sapa wanita itu dengan suara mendayu.
Bima yang fokus melihat dokumen mengernyitkan dahinya, dan mendongak dengan pelan-pelan.
"kenapa kamu kemari?" katanya dengan tatapan tajam, namun wanita itu malah tersenyum manis.
"kenapa? Bima kita dulu sepasang kekasih, dan juga satu tim dalam, " wanita itu berjalan memutar ke arah meja Bima, "menjebak mantan kekasih mu, dulu, hahahaa, " lanjutnya merasa itu lucu.
"ini sama sekali tidak lucu, jadi stop, bukannya kamu juga akan menikah Meneer, berhenti mengusik kehidupan saya, " geramnya berdiri menatap tajam ke arah Meneer.
"tapi sayangnya, aku menginginkan dua pria, bukan, satu saja Bima, bagaimana kalau kita menikah berti_" satu tamparan keras mengenai wajah Meneer yang putih nan mulus, rasa perih dan kebas menjadi satu, namun itu tak membuat Meneer menangis, dia malah terkekeh pelan, "kamu masih temperamen Bima, dan aku, sangat suka, "lanjutnya dengan suara mendayu dan tatapan menggoda.
wajah Bima memerah, urat-urat di lehernya dan tangannya terlihat jelas, Bima mengambil berkas itu dan menggulungnya, dan tak lupa menggulung lengan bajunya, dengan dada naik turun, ia berjalan ke arah Meneer yang menatapnya dengan angkuh.
"aku tahu kamu sudah menikah, " ucapnya menghentikan aksi Bima, yang akan memukulnya.