NovelToon NovelToon
Amarahmu Kekuatanku

Amarahmu Kekuatanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Balas Dendam / Sistem
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nocturne_Ink

Ketika hidupnya diinjak-injak dan harga dirinya dihancurkan, Raka Wiratama menemukan sebuah kekuatan misterius—Sistem Upgrade Emosi.
Semakin besar amarahnya, semakin kuat pula dia menjadi.

Dari seorang pemuda biasa yang diremehkan semua orang, Raka Wiratama perlahan bangkit. Setiap penghinaan, setiap luka, dan setiap pengkhianatan… hanya membuatnya lebih kuat!

Dengan amarah sebagai bahan bakar, Raka Wiratama bertekad untuk membalikkan takdir.
Musuh yang dulu meremehkannya, kini gemetar ketakutan.
Dunia yang menertawakannya, kini dipaksa berlutut di bawah kekuatannya!

💥 Inilah kisah seorang pemuda yang menjadikan amarah sebagai senjata untuk menaklukkan dunia!

[Karya ini hanyalah ide yang muncul tiba-tiba. Jadi kalau tiba-tiba gak update, maaf banget ya]

[Jadwal Update: Setiap hari jam 0.00 WIB]

#Kalau telat berarti belum selesai dan sedang ada kendala.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nocturne_Ink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 - Bajingan Tetaplah Bajingan

“A-aku nggak begitu!” Ratna Dewi menggigit bibirnya, mencoba menjelaskan dengan lemah.

Raka tersenyum tipis ke arah Kevin, “Kamu pacarnya Guru Ratna, ya?”

Kevin menyipitkan mata, suaranya ketus, “Iya, gue pacarnya!”

“Tolong jangan salah paham, aku cuma murid Guru Ratna.”

“Murid? Hahaha. Malem-malem begini minum bareng murid? Siapa yang tahu kalau sebenernya kamu mau mabokin cewek gue terus bawa ke hotel?”

“Raka nggak kayak gitu!” tiba-tiba Ratna menyahut dengan nada keras kepala.

“Oke, oke! Masih juga kamu belain ‘laki liar’ ini!”

Kening Raka Wiratama langsung berkerut. Dia nggak nyangka cowok ini bisa segoblok itu, mulutnya terus-terusan nyebut “laki liar” seakan nggak ada kata lain.

Kalau aja Raka nggak mikirin posisi Ratna Dewi, mungkin dari tadi dia udah hajar cowok ini.

“Ikut gue pulang sekarang juga!” Kevin Anggara ngomel sambil gigi gemeretak.

“Aku nggak mau!” Ratna Dewi tetap duduk, bingung dan bimbang.

Lalu, dengan mata merah bengkak, Ratna Dewi menatap serius ke arahnya, “Kita… putus aja, ya?”

“Putus?”

“Ratna… kamu bercanda, kan?” wajah Kevin Anggara langsung berubah 180 derajat, jadi sok manis.

“Ratna, aku nggak seharusnya bentak kamu tadi, aku salah. Ayo balik sama aku, ya?”

Ratna Dewi menggeleng keras, “Kevin, sama kamu aku nggak pernah merasa aman!”

“Aku takut sama kamu… Tiga tahun ini, tiap hari aku hidup dalam ketakutan. Lebih baik kita udahan aja!” ucapnya mantap.

Wajah Kevin Anggara menegang, dingin, “Kamu serius?”

Ratna Dewi mengangguk pelan, “Iya.”

Kevin Anggara malah ketawa getir. “Tiga tahun! Selama tiga tahun gue tahan, dan lu nggak pernah gue sentuh sama sekali. Emang ada cowok yang bisa tahan begitu?”

“Ada aku!” tiba-tiba Raka Wiratama nyeletuk.

“Gue sama pacar gue udah kenal dua puluh tahun dari kecil, sampai sekarang juga belum gue sentuh. Jadi cowok itu harus punya hati, jangan seenaknya salahin cewek!”

Kevin Anggara cuma melirik Raka Wiratama sebentar, lalu lanjut ngomel, “Ciuman aja lu kasihnya ogah-ogahan. Kalau bukan karena bokap lu punya nama, udah lama gue buang lu!”

“Udah deh! Sekarang lu nemuin cowok lain dan mutusin gue, gue nggak ada lagi yang mau gue omongin!”

“Semoga kalian bahagia!”

Selesai ngomong, Kevin Anggara langsung nyampirin lengan bajunya dan pergi. Tapi sebelum hilang dari pandangan, dia sempet ngelirik ke Raka Wiratama dengan tatapan dingin, “Semoga lu juga bahagia!”

Raka nyengir cuek, giginya putih berkilat, “Gue emang udah bahagia!”

Air mata jatuh makin deras dari sudut mata Ratna Dewi. “Waktu ngejar aku dulu, dia nggak ngomong gitu.”

“Yaelah, masa omongan pas lagi ngerayu masih di percaya?” Raka Wiratama meneguk minuman, sambil nyoba menghibur.

Ratna Dewi akhirnya rebahin kepala di meja, nangis sesenggukan kayak bunga jatuh kena hujan, bikin Raka jadi ikutan nyesek.

“Tiga tahun… tiga tahun penuh aku kasih semuanya. Tapi akhirnya dia berubah jadi begini…”

Raka Wiratama ngeluarin napas panjang, lalu majuin bahu dan pelan-pelan meraih kepala Ratna Dewi, ngebolehin dia nangis di pundaknya.

Tangannya dengan lembut nepuk-nepuk punggung Ratna. Dia tahu, tiga tahun cukup buat nguras semua perasaan seseorang. Dan kalau udah pernah disakitin, jatuh cinta lagi dengan sepenuh hati itu susah banget.

Beberapa saat kemudian, pundak Raka udah basah sama ingus dan air mata.

Ratna Dewi buru-buru menjauh, pipinya merah, “Maaf… bajumu kotor.”

Raka senyum santai, “Nggak apa-apa. Ingus cewek cantik mah bentuknya bunga, kelihatan indah.”

Ratna Dewi nggak tahan ketawa kecil, terus ngelirik kesal, “Dasar kamu! Bikin orang ketawa aja.”

“Udah, minumnya cukup. Aku antar kamu pulang, ya?” tawar Raka.

Ratna ngangguk. Tapi baru mau bangkit, dia meringis kesakitan.

“Aduh!” wajahnya pucat.

“Ada apa?” Raka langsung panik.

“Kakiku… keseleo.” keringat dingin mengalir di pelipisnya.

Raka jongkok, pelan-pelan pegang pergelangan kakinya. Ankle-nya udah merah bengkak, jelas nggak bisa jalan.

“Yaudah, aku antar pulang dulu. Nanti aku pijitin, ya.”

Ratna cuma bisa ngangguk, menahan sakit.

Raka lalu bayar tagihan terakhir mereka, pamitan sebentar ke Mbak Rina, terus buru-buru bantu Ratna naik ke motor listrik kecil. Karena sakit, Ratna terpaksa melingkarkan tangannya erat di pinggang Raka.

Baru beberapa menit jalan, tubuh Ratna menggeliat nggak nyaman.

“Ada apa lagi?” tanya Raka.

“A-aku… kebelet…” wajah Ratna merah padam.

Raka celingukan, “Waduh, nggak ada toilet di sekitar sini.”

“Terus gimana?”

Raka garuk dagu, matanya melirik hutan kecil di tepi jalan.

“Gimana kalau di sana aja? Malem-malem gini nggak ada yang lihat.”

“Haah?! B-boleh gitu?”

“Tenang aja. Temen ku juga sering buang air di kebon. Nggak ada yang lihat kok.”

“Yaudah deh…” akhirnya Ratna mau juga.

Dia jalan terpincang-pincang masuk ke semak-semak, wajahnya merah, “Kamu jangan ngintip ya! Berdiri aja di luar, jagain aku!”

Raka ngakak kecil, lalu berbalik keluar.

Nggak lama kemudian, terdengar suara air. Tapi tiba-tiba ada jeritan kencang.

“AAAH!!”

Rama langsung panik lari balik, “Kakak! Kamu nggak apa-apa!?”

Begitu masuk, dia lihat seekor ular kobra melotot ke arah Ratna Dewi.

“Jangan gerak!” Raka maju hati-hati, terus dalam sekejap nangkep kepala ular itu. Sekali banting, reptil itu langsung tewas.

“Kak Ratna, kamu nggak apa-apa?” keringatnya bercucuran.

Ratna masih gemetar, “A-aku nggak apa-apa… tadi beneran kaget.”

Kali ini dia bener-bener nggak berani jauh dari Raka. “Tolong bantu aku berdiri, kakiku sakit.”

Raka sigap bantuin, lalu Ratna buru-buru bilang, “Jangan lihat!”

“Oke, oke, aku tutup mata!” jawab Raka sambil nyengir dalam hati.

Setelah suara kain berdesir selesai, barulah dia buka mata lagi.

“Aku nggak bisa jalan…” Ratna ngomong malu-malu.

Raka geleng-geleng, lalu jongkok, “Naiklah, aku gendong kamu!”

Pipi Ratna Dewi makin merah. Tapi akhirnya dia rebahin dirinya ke punggung Raka Wiratama.

“Cowok gendong cewek… ya wajar lah, kan?”

[BERSAMBUNG]

1
Anul
mau dong kekuatan itu🗿
Anul: apa itu?🗿
total 2 replies
Anul
Raja Sampah? wth😱
Anul: Ndak bahaya Tah 😱
total 2 replies
Anul
Jakut ga tuh🗿
Anul: City of Love aja 🤔
total 2 replies
mu bai
secara keseluruhan alurnya bagus ini, cuma nama mc dan tokoh didalemnya aj agak ke indo, kalau di bikin kek wuxia bagus lagi sih hehe
𝓝𝓸𝓬𝓽𝓾𝓻𝓷𝓮 𝓘𝓷𝓴: Siap, dan makasih ya atas dukungannya 👍
total 9 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!