Sering di-bully, hingga dikirim ke ruangan seorang dosen yang dikenal aneh, dia masuk ke dalam sebuah dunia lain. Dia menjadi seorang putri dari selir keturunan rakyat biasa, putri yang akan mati muda. Bagaimana dia bertahan hidup di kehidupan barunya, agar tidak lagi dipandang hina dan dibully seperti kehidupan sebelumnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rozh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Benang
"Aku akan memberitahu kamu nanti Deana, kita membutuhkan tepung untuk membuat kerupuk, dan memasak kerupuk kita membutuhkan minyak," kata Putri Laeouya.
"Tepung apa dan minyak apa, Yang Mulia?"
"Sebenarnya ber-bagai tepung bisa digunakan, tergantung jenis kerupuknya, namun kebanyakan kerupuk dibuat dari tepung tapioka atau tepung ubi singkong. Ada yang di campur dengan tepung terigu atau tepung gandum. Kalau minyak, bisa minyak hewan dan minyak nabati atau minyak tumbuhan!" jelas Putri Laeouya.
"Baiklah, Yang Mulia, hamba menanti cara pembuatan kerupuk itu."
"Ya, tapi singkong harganya juga cukup mahal, kita belum menemukan singkong liar seperti tahun-tahun kemarin. Stok tepung ubi pun mulai menipis, kita tidak bisa memakai stok itu dulu untuk pembuatan kerupuk."
"Saya akan mencari-cari singkong liar kembali Yang Mulia, pasti banyak, karena orang-orang tidak tahu cara mengolah singkong liar beracun itu!"
"Benar juga! Semoga kita menemukan singkong liar kembali!"
"Oh ya, saya rasa, kerupuk bisa laku keras, dia bisa di simpan berlama-lama tanpa perlu pengawet seperti penggunaan permata Essen atau permata energi. Kerupuk benar-benar bisa murni di simpan lama, sama seperti buah kering, sayur kering dan daging kering!"
"Wah, kalau begitu, kita harus segera membuat kerupuk Yang Mulia Putri!" Deana bersemangat.
"Kita akan membuat kerupuk jika dapur besar di wilayah utama sudah selesai dan punya stok banyak tepung ubi!" kata Putri Laeouya, lalu melanjutkan menulis.
"Baik Yang Mulia Putri."
Hari ini adalah kepulangan Jack. Dia membawa beberapa bahan dan buah-buahan.
"Senang bertemu kamu kembali, Jack. Bagaimana dengan belajarmu di sana?" tanya Putri Laeouya saat Jack baru sampai.
"Hamba belajar bersungguh-sungguh agar berguna untuk Yang Mulia. Hamba di bawa masuk ke dapur istana belakang oleh Ayah. Bisa belajar banyak, salah satunya membuat benang dari daun buah nenas, mewarnai benang-benang itu," jawab Jack.
"Benarkah? Wah, kau beruntung, belajar dari siapa? Apa ada guru di istana dapur belakang?"
"Tidak Yang Mulia Putri. Hamba belajar membuat benang dari seorang pelayan miskin, dia bangsawan rendah yahg terkucilkan tapi memiliki skill memasak yang mumpuni. Aku mencoba mendekati dia dan belajar dari dia selain kepada Ayah, akan tetapi bukan hanya cara memasak saja yang bisa saya pelajari, tetapi juga membuat benang dari daun buah nenas."
"Untuk mewarnai benang, saya sendiri yang menemukannya, saat itu saya memperhatikan dia mewarnai makanan dengan buah, jadi saya terpikir untuk mewarnai benang, Yang Mulia, dan itu berhasil. Tolong Yang Mulia lihat hasil karya saya," kata Jack. Kemudian, mengeluarkan semua barang-barang bawaannya.
"Wah, sungguh benang ini dari daun buah nenas?"
"Iya, Yang Mulia Putri," jawab Jack.
"Bagus, ayo kita ke wilayah utama, ajarkan pada semua orang, ini adalah sumber uang Jack! Tidak salah kamu menjadi suamiku. Muah!" Putri langsung mencium pipi Jack. Membuat anak laki-laki itu bersemu merah, darahnya berdesir hebat dan jantungnya bertalu-talu.
"*Hahahaha, benar yang dikatakan buku, kemampuan Jack sangat hebat, makanya putri ketiga waktu itu memaksanya memasak apapun dan memanfaatkannya sampai mati. Tapi ditanganku, aku memanfaatkan kamu demi hidup panjang dan berguna serta bahagia, tidak akan menyiksa dan membunuhmu*!" gumam Putri senyum-senyum sendiri. Tidak menyadari ekspresi Jack yang berbunga-bunga karena dipuji dan dicium olehnya.
"Ayo, kita ke wilayah utama Jack!" Putri memegang tangan Jack dengan tersenyum bangga. Jack juga senyum-senyum jaim bahagia. Pura-pura cool tapi hati jingkrak-jingkrak. Entah ini pengaruh Patrem Binye, atau dia benar-benar telah jatuh cinta secara murni kepada Putri Laeouya.
"Perhatikan semuanya, ini waktunya istirahat, sebentar lagi waktunya makan, saya akan memberitahu kalian untuk membuat benang dari daun nanas tua, benang bukan hanya bisa dibuat dari kapas atau serat daun-daun yang di tumbuk, Jack akan mengajarkan kalian, tolong perhatikan dengan baik!" perintah Putri Laeouya.
"Baik, Yang Mulia Putri," jawab mereka serempak.
"Pertama, pilih daun buah nanas yang tua, ektraknya yang lebih keras dan kokoh, seperti ini." Jack menunjukkan contoh daun nanas yang tua. "Serut atau kikis daun ini!" Jack mempraktekkan menyerut daun nanas yang tua itu hingga mengeluarkan serat dan mengikis daunnya.
"Lalu, bersihkan dan keringkan seratnya di bawah sinar matahari hingga kering dan berwarna putih. Nah, hingga seperti ini!" Jack mengeluarkan contoh serat yang sudah kering di jemur.
"Selanjutnya, sisir serat hingga terurai menjadi helaian halus, bisa menggunakan sisir kayu atau bambu yang sudah dilicinkan. Kemudian, sambungkan beberapa helaian dengan cara memilinnya untuk membentuk benang panjang. Terakhir, gulung benang yang sudah disambung menjadi gulungan, yang kemudian dapat digunakan untuk proses tenun," urai Jack.
"Ini benang original, dari daun nanas sebelum proses warna." Jack menunjukkan gulungan benang. "Sementara ini, gulungan benang yang sudah saya warnai." Jack menunjukkan benang-benang yang sudah berwarna.
"Woaah, benang bisa diberi warna juga? Wah, berarti kita bisa membuat pakaian tiruan dari bulu dong kalau begini?" Terdengar pelayan berbincang.
Ya, di kerajaan Nerluc ini, pakaian cantik berwana biasanya terbuat dari permata, kulit dan bulu-bulu hewan atau monster, jika pakaian dari benang, biasanya warnanya lusuh seperti benang, kebanyakan para pelayan yang memakai pakaian ini.
"Berarti, kita akan memiliki baju cantik yang berwarna!" Mereka berwajah riang.
"Mohon tenang semuanya, tolong dengarkan Tuan Jack bicara sampai selesai!" Deana berseru dan melotot pada mereka semua.
"Maaf, maaf Nona, Maaf Tuan, ampun Yang Mulia, kami terlalu senang."
"Ya, baiklah, mari kita lanjutkan kembali," kata Jack.
"Nah, cara mewarnainya seperti ini. Ini adalah bahan pewarna untuk pakaian ataupun makanan. Ini terbuat dari tumbuhan obat, sayuran dan buah-buahan, cukup mudah untuk kita dapatkan." Jack penuh percaya diri.
"Kunyit, bahan obat yang bisa kita gunakan untuk memasak akhir-akhir ini kita pelajari dari Yang Mulia Putri dan Nona Deana, rupanya bisa juga untuk mewarnai makanan dan benang. Warna pada kunyit menghasilkan warna kuning, lihat gulungan benang ini!" Jack menunjukkan gulungan benang yang berwarna kuning.
"Kunyit ditumbuk menjadi bubuk, larutkan dengan air dan masukkan benang, masak hingga benang menjadi kuning, seperti ini!" Jack mencontohkan.
"Daun tarum atau bunga telang, bisa memberikan warna benang menjadi biru. Kulit anggur masak bisa menghasilkan warna ungu, buah obat pinang dan kelopak bunga mawar merah, bisa memberikan warna merah, daun buah pepaya bisa memberikan warna hijau, obat akar mengkudu memberikan warna coklat, buah strawberry bisa memberikan warna merah muda. Ini yang baru saya praktekan, kalian bisa mempraktekkan warna lain, mungkin dengan mencampurkan bahan-bahan, agar menghasilkan benang-benang berwarna warni yang lebih bagus," jelas Jack panjang lebar.
Semua pelayan bertepuk tangan. "Tuan Muda Jack sangat hebat, terimakasih Tuan, terimakasih!"
