Ketika mimpi tidak sesuai dengan realita!
Kaira, seorang gadis sederhana, tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis ketika dinikahi oleh pria kaya keturunan bangsawan terhormat, Kairo Archipelago Attar. Pria yang selama ini tampak ramah dan penuh pesona justru menunjukkan wajah aslinya setelah mereka menikah.
Bagi Kairo, Kaira bukanlah istri—melainkan pion. Tujuannya hanya satu: membuka kedok para pengkhianat dalam keluarga bangsawan Archipelago Attar, meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Namun, pernikahan itu menyeret Kaira ke dalam pusaran intrik, politik, dan dendam. Ia menerima penghinaan dan perlakuan kasar dari keluarga bangsawan yang membencinya. Di tengah kekacauan itu, hanya satu pertanyaan yang terus menghantui:
Apakah Kairo akhirnya akan membuka mata dan melindungi istrinya?
Atau tetap memilih mengorbankannya demi rencana yang sudah ia bangun?
“Aku menikahi mu untuk menghancurkan mereka… tapi justru aku yang hancur karena mencinta mu.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Royals — BAB 13
SEPERTI KAMBING HITAM
Dengan dada yang naik turun, wajah yang pucat dan lelah akibat menelusuri keseluruhan Mansion Archipelago Attar, Kaira mencoba mencari keberadaan pelayan yang dia cari. Tam tanggung-tanggung dia juga pergi ke mess para pelayan tinggal.
Brakk! Wanita itu membuka mendadak pintu mess yang menunjukkan sebagian para pelayan yang sontak menatap ke arahnya dan langsung berdiri memberi hormat.
“Permisi!” ucap Kaira yang langsung masuk dan mengeceknya satu persatu, dengan perasaan berharap penuh, ia memperhatikan para pelayan di sana Dnegan detail. Wajah cantiknya penuh peluh hingga membuatnya frustasi saking panik dan takutnya dia dituduh.
“Di mana dia....” lirihnya dengan dada sesak saat di tak menemukannya dimana pun.
Dengan tubuh lemas dan langkah yang tertatih tergesa-gesa itu segera keluar dari ruangan tersebut, sembari mengusap berulang kali air matanya yang membasahi wajahnya. Sungguh! Pikiran Kaira benar-benar kacau hingga dia tak bisa berhenti meneteskan air matanya dan memilih menenangkan dirinya di taman belakang dengan kolam ikan yang luas.
Saat ia menoleh ke kiri, tepatnya di samping pohon besar yang berdiri kokoh bak payung untuk penutup kolam ikan. Kaira berkerut alis ketika dia melihat adanya seorang wanita yang tergeletak di belakang batang pohon besar itu. Dengan cepat, dia segera menghampirinya dan terkejut bukan main saat akhirnya dia menemukan pelayan wanita tersebut.
“Ap-apa yang terjadi? Ba-bagunlah.... Ka-kau...” Berulang kali Kaira mencoba menepuk pipinya dan menyadari bahwa pelayan tadi tewas seperti baru tenggelam dalam kolam ikan yang dalam.
Tak ingin disalahkan lagi, Kaira langsung berlari mencari suaminya. Ya! Suaminya, dia tidak masalah jika tidak dipercayai oleh siapapun, namun dia hanya butuh suaminya.
“Di mana tuan Kairo?” tanya Kaira kepada Elon yang saat itu berjalan hendak keluar.
“Dia ada di kamar nyonya Kusu— ”
Tak menunggu lama lagi, Kaira bergegas ke sana dan langsung menemui Kairo yang masih berdiri di samping ibunya berbaring. Kedatangan Kaira dan suara langkah kakinya membuat Kairo hanya diam tanpa menoleh dan masih fokus menatap ibunya.
“Ada apa?” tanya pria itu dengan suara dingin dan masih enggan menatapnya.
Kaira yang masih berdiri dengan napas memburu, kedua tangannya sibuk berkutat saling berpegangan. “Ak-aku menemukan pe-pelayan yang membawa jamu. Di-dia... Dia ada di dekat kolam, dia sudah meninggal.” Jelas Kaira sebisa mungkin.
Kairo yang mendengarnya, dia masih diam dengan kerutan di alis tebalnya. Pria itu mulai menoleh menatap istrinya yang masih nampak tegang dan takut.
“Lalu apa?”
“La-lalu apa? Se-semuanya berpikir— ”
“Katakan dengan cepat. Bagaimana bisa orang lain mempercayai mu jika kau terus berkata dengan tergagap?!” tegas Kairo yang langsung membuat Kaira semakin tegang.
Wanita itu terdiam menatap lekat dan mencoba menahan emosinya. “Jadi kau percaya jika aku pembunuh ibumu? Tolong katakan.” Ucapan Kaira dengan lirih dan menatap dengan berani.
Kairo masih menatap angkuh. “Pergilah, aku ras aku tidak perlu mengatakan nya kepadamu.” Balas Kairo yang kembali menatap ke ibunya dengan bati yang sedih.
Dan Kaira lebih sedih saat di hari pertamanya tinggal di Archipelago Attar, dia justru malah dituduh membunuh ibu mertuanya, dan paling miris ketika suaminya sama sekali tidak menatap nya.
Kaira menunduk, menarik dalam-dalam saat ia mencoba menahan sesak di dadanya dan air matanya. “Aku tidak tahu siapa yang melakukannya, tapi aku tidak membunuh siapapun, aku bukan seorang pembunuh. Dan aku akan membela diriku sendiri, meski kau tidak memihak ku.” Ucapan Kaira yang berjalan mendekat dan menatap ke arah Kusuma dengan tatapan sendu.
Meski dia tak pernah berbicara banyak dengan Kusuma, namun Kaira sudah menganggap nya sebagai ibunya. Tak lama dia berpaling pergi sehingga Kairo masih terdiam menatap angkuh ke jasad ibunya.
Pria itu menoleh ke arah lantai, lebih tepatnya ke karpet merah yang terdapat gelas dan jamu yang berserakan. Tatapan yang angkuh dan penuh tanda tanya.
...***...
“Apa kau tidak melihatnya, dia benar-benar berani. Aku bisa merasakan bahwa dia akan sulit disetir.” Gerutu Kalindi yang saat ini berada di ruangan Raziq.
“Kau yang tidak sabaran. Perlakukan dia dengan lembut dan ambil hatinya.” Tegas Raziq yang saya ini mencoba tenang dengan bertopang tubuh di meja kerjanya sambil berdiri.
Pria itu menoleh ke Kalindi yang nampak diam menahan emosi. “Apa kau yakin tidak tahu siapa pembunuhnya?” kata Raziq yang langsung membuat Kalindi tegang hingga membuka lebar matanya.
“Apa yang kau katakan, aku tidak mungkin melakukannya. Aku bahkan tidak tahu kalau seseorang juga mengincarnya.” Balas Kalindi dengan nada tinggi hingga ke rendah, namun ia tak berani menatap mata Raziq.
Pria itu tua dengan pakaian tradisional warna orange itu terdiam mendengar jawaban Kalindi.
Sementara Kalindi mulai mengingat akan apa yang dia lakukan sebelumnya. Ya! Sebelumnya, ia mengingat bagaimana dia menyuruh seorang pelayan wanita mendambakan jamu untuk Kusuma. -‘Jika dia tidak meminum jamu itu, lalu siapa yang mendahului ku?’ batin Kalindi terheran dan melirik ke arah Raziq dengan curiga.
Namun seketika pria itu menatapnya balik dan membuatnya tersenyum getir. “Sebaiknya kita tutup kasus ini dan segera menyuruh Kairo untuk memakamkan Kusuma dengan layak.” Ujar Kalindi yang bergegas keluar dari ruangan tersebut agar tidak dicurigai lebih banyak lagi.
Namun sebelum keluar, Raka si pelayan nya itu tiba-tiba masuk dan menghadap ke Kalindi. “Nyonya! Pelayan itu sudah meninggal di dekat kolam!” ucapnya yang langsung membuat Kalindi menggertakkan giginya dan memejamkan matanya saat Raka tak seharusnya mengatakan hal itu dihadapan orang lain selain dia.
“Apa yang kau katakan? Katakan sekali lagi!” tegas Raziq yang langsung menghampiri Raka.
Tentu, pria gemuk itu ikut terkejut saat ada Raziq di sana. Dia merasa bersalah karena harus membuka mulut tanpa melihat kesekitarnya.
Tak bisa mengelak lagi, Raka menatap sejenak ke Kalindi yang terlihat pasrah namun masih tak berbalik badan.
“Apa yang kau katakan? JAWAB!”
“I-itu Tuan. Ada jasad seorang wanita di pinggir kolam ikan. Sepertinya dia tenggelam atau bunuh diri.” Jelas Raka dengan banyak cara, namun ucapannya memang benar. Pelayan itu tewas karena kemasukan air banyak bak orang yang tenggelam.
Dengan cepat Raziq menyuruh penjaga di sana segera mengeceknya sendiri.
“Ikut denganku!” tegas Raziq menunjuk ke arah Kalindi hingga berjalan keluar lebih dulu.
Melihat Raziq yang sudah keluar, Kalindi langsung memukul belakang kepala Raka saking kesalnya. “Dasar bodoh! Lihat lebih dulu sebelum membuka mulutmu itu.” Tegur nya dengan kasar dan segera keluar mengikuti Raziq dengan wajah panik.
Trus u Kaira jg dibiat menye2 lah karakternya. Calon istri sultan harus badas dan cerdik bukan malah senyum2 sendiri blm2 bayangin anak sultan
apakah kalindi memenjarakan seseorang..
jd musuh yg sebenarnya kalindi & raziq anggota keraja,an sendirikah???
kaira mencari tahu krn merasa di sudutkan oleh kelg suaminya & bahkan suami nya jg menyuruh nya mencari dalang kematian ibu nya ..
kaira itu sebenarnya tegas & pemberani..
cuman dia kesal karena merasa kairo memanfa,atkan nya 🙂🤣😂😍🫢🤭
isi amlop nya masih teka-teki yah guys 🤣😄
apakah kairo tahu klu caesar itu anak raziq..