NovelToon NovelToon
Aplikasi Penghubung Dunia

Aplikasi Penghubung Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menjadi Pengusaha / Kultivasi Modern / Toko Interdimensi
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Arzhel hanyalah pemuda miskin dari kampung yang harus berjuang dengan hidupnya di kota besar. Ia terus mengejar mimpinya yang sulit digapai.nyaris tak

Namun takdir berubah ketika sebuah E-Market Ilahi muncul di hadapannya. Sebuah pasar misterius yang menghubungkan dunia fana dengan ranah para dewa. Di sana, ia dapat menjual benda-benda remeh yang tak bernilai di mata orang lain—dan sebagai gantinya memperoleh Koin Ilahi. Dengan koin itu, ia bisa membeli barang-barang dewa, teknik langka, hingga artefak terlarang yang tak seorang pun bisa miliki.

Bermodalkan keberanian dan ketekunan, Arzhel perlahan mengubah hidupnya. Dari seorang pemuda miskin yang diremehkan, ia melangkah menuju jalan yang hanya bisa ditapaki oleh segelintir orang—jalan menuju kekuatan yang menyaingi para dewa itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28 Pembantu pilihan Lily

Arzhel turun dari mobil, menoleh sekilas. “Ya. Baru saja kubeli dengan harga murah.”

Laura keluar juga, menatap bangunan besar itu dengan kagum sekaligus heran. “Aku… aku tak percaya. Apa kau mengancam agensi perumahan agar dapat harga murah? Karena ini jelas rumah orang kaya!”

Arzhel terkekeh pelan, menggeleng. “Tidak. Justru aku dapat murah karena satu alasan.”

Laura menatapnya penuh tanda tanya. “Alasan?”

“Karena rumah ini… berhantu.”

Laura membeku, lalu mengerjap. “Be… berhantu? Maksudmu serius?”

Arzhel hanya menyeringai samar. “Yap, dan sekarang aku sudah berdamai dengan hantu itu."

Laura mendengus, setengah tak yakin. “Kau ini aneh.” Ia kemudian tersenyum, melambaikan tangan. “Semoga kita bertemu lagi di lokasi syuting film berikutnya.”

Arzhel menggeleng pelan, bergumam, “Aku bahkan belum memutuskan untuk ikut.” Tapi mobil Laura sudah berjalan menjauh.

Arzhel mendesah pelan, lalu berbalik, dan memasuki rumah besarnya. Begitu masuk, suasana sepi langsung pecah oleh suara ceria seorang gadis.

“Kakaaaak!” Lily berlari menghampirinya dengan mata berbinar. “Aku tadi lihat dari jendela! Siapa wanita di mobil tadi? Kalian kelihatan akrab sekali!”

Arzhel menghela napas, melepas jasnya dan meletakkannya di kursi. “Kau menguping lagi, Lily?”

“Aku tidak menguping!” protesnya sambil manyun. “Aku hanya… penasaran. Cepat bilang, siapa dia? Cantik sekali! Aktris ya? Apa dia pacarmu?”

Arzhel menatap adiknya dengan ekspresi datar, tapi sudut bibirnya sedikit terangkat. “Kau terlalu banyak menonton drama.”

Lily makin penasaran, mengguncang lengan kakaknya. “Ayolah, Kak! Jangan bikin aku mati penasaran!”

Arzhel tahu rasa penasaran Lily itu tidak terbatas, jadi satu-satunya cara untuk menghindari pertanyaan yang tidak diperlukan adalah dengan mengalihkan pembicaraan.

“Ngomong-ngomong bagaimana dengan perekrutan pembantunya? Kau sudah menemukan kandidat yang tepat?” tanyanya santai.

Lily terdiam sejenak, lalu wajahnya langsung berbinar penuh kemenangan. Senyumnya melebar hingga hampir menyentuh telinga.

“Sudaaaah!” serunya sambil mengangkat dagu. “Dan kau tidak akan percaya betapa kerasnya aku berjuang untuk itu!”

Arzhel mengangkat alis. “Berjuang?”

Lily menepuk dadanya dengan bangga. “Tentu saja! Aku tidak sembarangan, Kak. Aku bahkan pakai penyamaran! Wig! Kacamata hitam! Aku menyusup ke tempat paling berbahaya untuk mencari informasi menurut film-film!”

Arzhel menatapnya datar. “…Bar, kan?”

Lily terkejut. “Eh? K-Kakak tahu?!”

“Tebakan mudah.” Arzhel menyandarkan punggungnya ke sofa. “Lalu apa yang terjadi? Kau diusir?”

Lily langsung cemberut. “Hei! Jangan meremehkan aku. Aku memang diusir, tapi bukan karena lemah, melainkan karena tubuh ini belum mencapai tinggi rata-rata remaja.”

“Dengan kata lain, kau cuma setinggi pinggang orang dewasa,” potong Arzhel.

Lily mendengus keras. “Hmph! Aku tahu, aku tahu. Tapi aku tidak menyerah begitu saja! Aku langsung beralih ke rencana B… Kekuatan gosip!”

Mata Arzhel menyipit. “…Kekuatan… apa?”

“Gosip!” Lily bersinar bangga. “Aku menyamar lagi, kali ini dengan cara paling sempurna: membaur dengan ibu-ibu di pasar! Aku ikut nimbrung waktu mereka milih sayuran, aku tertawa saat mereka gosipin tetangganya, bahkan—uhm—aku ikut pura-pura paham ketika mereka ngobrol soal… soal hal-hal yang tidak pantas untuk dipahami anak kecil.”

Arzhel menatapnya datar lebih lama. “…Aku bahkan tidak mau tahu.”

Lily cekikikan kecil. “Pokoknya aku pro, Kak. Aku pindah-pindah lokasi: pasar, warung kelontong, teras rumah orang. Dan akhirnya aku dapat jackpot! Mereka gosip tentang seorang wanita muda, cantik sekali, tapi nasibnya naas. Harus menanggung keluarga sendirian. Dan kau tahu apa yang kupikirkan saat itu?”

Arzhel menghela napas. “Kau berharap aku menyukainya.”

“Benar sekali!” Lily menepuk tangannya dengan puas. “Wanita muda, cantik, seksi! Aku yakin itu tipe Kakak! Tapi aku tidak berhenti sampai di situ. Aku gali lebih dalam gosipnya, dan ternyata… dia bukan sembarangan wanita.”

Arzhel menoleh sedikit, akhirnya tertarik. “Oh?”

“Dia berpendidikan tinggi, pernah jadi manajer di perusahaan besar, lalu pindah kerja ke tempat lain. Jadi, dia bukan cuma cantik, tapi juga pintar. Perfect, kan? Wanita muda, cantik, seksi, pintar, dan sedang butuh pekerjaan. Itu kriteria pembantu rumah tangga paling sempurna menurutku!”

Arzhel menatap adiknya lama, lalu mendengus, setengah geli setengah tak percaya. “Jadi kau benar-benar merekrutnya?”

“Sudah tentu!” Lily mengangkat kedua tangannya penuh kemenangan. “Aku mendatanginya langsung, bicara dengan profesionalisme ala CEO, dan—bam!—dia setuju. Luar biasa!”

Arzhel menutup wajah dengan telapak tangannya, menghela napas panjang. “…Aku bahkan tidak tahu harus bangga atau khawatir dengan caramu itu.”

“Jadi… di mana dia sekarang?”

Lily langsung menepuk kedua tangannya dengan semangat, matanya berbinar penuh kemenangan. “Dia sudah menunggu! Hei, sini, sini!”

Suara langkah kaki pelan terdengar dari arah tangga. Arzhel menoleh, pandangannya terarah ke atas. Setiap detik langkah itu terasa berat, seolah waktu melambat.

Sosok seorang wanita perlahan turun, mengenakan pakaian maid yang elegan, namun dengan potongan cukup seksi—jenis seragam yang entah siapa yang mendesain, jelas lebih cocok untuk fantasi para pria daripada pekerjaan rumah tangga. Ia membungkuk dengan anggun, lalu menegakkan tubuhnya.

Begitu tatapan mereka bertemu—

Sunyi.

Seolah ruangan itu mendadak kehilangan suara.

Pupil mata keduanya melebar. Ada kejut, ada getir, ada masa lalu yang tak terucap.

Lily masih belum menyadari apa yang sedang terjadi. Dengan polosnya ia berdiri tegak, menunjuk ke arah wanita itu. “Namanya adalah—”

“Novita.”

“Arzhel.”

Suara keduanya terdengar hampir bersamaan, memotong kalimat Lily.

“Eh?” Lily berkedip cepat, kebingungan. “K-Kalian… sudah saling kenal?”

Tidak ada jawaban. Novita hanya menatap Arzhel, sementara Arzhel menatap balik, rahang pria itu mengeras, seperti menahan kata-kata yang ingin keluar tapi tak pantas diucapkan.

Lily yang tidak sabaran akhirnya mendengus, lalu membusungkan dadanya yang datar dengan penuh kebanggaan. “Hmph! Pokoknya Nona Novita akan mulai bekerja hari ini juga!”

Namun seketika, suara datar Novita memecah suasana.

“Aku… resign.”

“EHHHHH!!??” Lily hampir terjungkal, matanya membelalak lebar. “Eh!? R-resign? Baru juga masuk rumah ini, kenapa tiba-tiba begitu!?”

Novita mengalihkan pandangannya, menatap ke arah jendela seakan ada sesuatu di luar sana yang jauh lebih menarik. “Karena… pekerjaan ini tidak valid. Aku direkrut oleh anak kecil. Itu saja sudah cukup jadi alasan.”

Arzhel menatapnya sekali lagi. Tatapannya berat, seolah ada ribuan kata yang ingin keluar tapi tertahan di kerongkongan.

Novita, di sisi lain, justru semakin menjauh dari kontak mata itu. Ia seperti ingin tenggelam dalam ketidakpedulian.

Namun tiba-tiba, suara tawa lebar Lily meledak di ruangan. “Hahahahaha! Aku sudah prediksi kalau ini yang akan terjadi!”

1
Jujun Adnin
kopi dulu
Depressed: "Siapa bilang Iblis itu tak punya hati? Temukan kisahnya dalam Iblis Penyerap Darah."
total 1 replies
Redmi 12c
lanjuuttt
y@y@
🌟👍🏻👍🏾👍🏻🌟
El Akhdan
lanjut thor
Caveine: oke bang👍
total 1 replies
REY ASMODEUS
kerennn 2 jempol untuk othor🤭🤭🤭
REY ASMODEUS
siap nona bos kecil
Redmi 12c
kreeeenn
Redmi 12c
anjaaaiii dewa semproolll🤣🤣🤣🤣🤣🤣
REY ASMODEUS
Thor up banyak ya, ini karya dengan tata bahasa simple tapi masuk akal....
REY ASMODEUS
dewa kuliner dewa gila rasa /Smirk//Smirk//Smirk/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!