NovelToon NovelToon
Akhir Cinta Dari Formosa

Akhir Cinta Dari Formosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami / Pembantu
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Anna

" Hidup memang harus berani, berani pergi dari sesuatu yang tak pantas untuk di tinggali.
kisah Ana wanita paruh baya yang terpaksa menjadi tenaga kerja wanita(TKW) demi masa depan Anak-anaknya dan juga perjuangannya terlepas dari suami patriaki.
Ana yang selalu gagal dalam rumah tangga merasa dirinya tak layak di cintai sampai dia bertemu dengan laki-laki bernama Huang Lhi yang juga majikan tempatnya bekerja. Namun kisah cinta Ana dan Lhi tak semulus drama perbedaan kasta menjadi penghalang utama. bagaimana kisah mereka? Bisakah Ana mendapatkan cinta sejati? Kemana Akhir akan membawa kisah mereka?

Malam berakhir dengan gemerlap bintang-bintang dan bunga-bunga yang bermekaran mengantarkan pada mimpi yang menjanjikan sebuah harapan. Malam ini Ana lupa akan traumanya bunga di hatinya memaksa bersemi mesti tak pasti akankah tumbuh atau kembali layu dan mati.

ikuti terus kisah Ana dan jangan lupa dukungannya ....
terimakasih .. Update setiap hari, No libur kecuali mati lampu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 Keriuhan Sore hari

Satu tahun berlalu secepat peluru, sudah satu minggu Ana di pindah tugaskan dari pencari debu menjadi penghuni dapur setelah kejadian menegangkan sore itu.

Āyí Jung si mulut ajaib tiba-tiba jatuh pingsan tidak sadarkan diri saat menyiapkan makan malam. Suasana tegang langsung menyelimuti rumah megah itu ambulans di undang semua pekerja berkerumun menyaksikan, tapi di antara kekhawatiran orang- orang Ana berdiri penuh kepercayaan diri menggosreng sayur di penggorengan yang nyaris gosong karena di tinggal tanpa permisi.

"Kamu bisa masak, An?" Tanya Āyí Ling saat melihat beberapa masakan telah siap di meja makan. Wanita tua itu sedikit meragukan mencicip dengan penuh selidik sebelum matanya membelalak karena lidahnya menyesap kelezatan. " Ini enak sekali lo, An.'' Serunya lagi.

"Terimaksih pujiannya, Āyí Maaf Ana inisiatif selesaikan karena udh nanggung semua sayuran sama daging sudah terlanjur di siapkan," jelas Ana.

"Kalo hasilnya macam masakan koki begini bukan inisiatif namanya, An tapi menyelamatkan." Puji Āyí Ling lagi yang masih sibuk mencicipii semua menu yang Ana selesaikan.

Ana tersenyum tipis, " semoga Nyonya Huang suka, Āyí," timpalnya.

Nyonya utama rumah megah ini memang paling rumit dengan makanan, hanya yang sesuai dengan lidahnya saja yang dia terima, bahkan beberapa kali Ana melihat sendiri masakan Āyí Jung tidak masuk dalam seleranya dan tereliminasi dari meja makan.

Sore riuh dan malam menegangkan bersatu berebut aman di otak Ana manakala Nyonya utama mulai mencicipi hidangannya. Ana meremas lap kompor yang digenggamnya saat melihat Ny. Huang mulai menyapit sejimpit sayur di mangkuk nasinya. Belum ada respon ...

Jimpitan kedua ...masih sama, jimpitan ketiga ... sumpit kayu di letakkan pasrah di samping mangkuk, jantung Ana berdegup siap menerima kemungkinan termenyakitkan atas inisiatifnya,

"Siapa yang menyiapkan ini?" Tanyanya dengan intonasi rendah.

"Ana. " jawab Āyí Ling yang juga sedang menikmati makan malam di meja yang sama.

Ny.Huang kembali mengambil sejimpit sayuran dan daging, "suruh dia terus yang menyiapkan makanan, aku suka masakannya."

Pyarrr....

Bom atom di jantung Ana meletuskan wangi bunga, kelegaan bercampur kepuasaan datang bersama senyuman. Pun Citra yang ada di sampingnya bertepuk tangan tanpa suara di susul 2 jempol teracung di depan dada.

Sejak keriuhan sore itu kegiatan Ana berubah sudah tidak lagi mencari debu di sudut-sudut ruangan pun di kristal-kristal keramik yang mengilat. Hanya urusan pribadinya yang masih sama, tiap malam laporan dari indonesia dia terima, Danu yang mulai sibuk dengan praktek-praktek dan kegiatan permesinannya, Raka yang sedang menghadapi persiapan ujian kelulusan, si kecil Aidar yang semakin cerewet dengan celotehannya pun satu orang laki-laki yang setiap minggu pagi selalu setia memperhatikannya.

Tapi kali ini tak hanya minggu pagi tapi setiap pagi, lebih awal dan lebih menegangkan. Ana tidak cukup kesulitan sebenarnya menghadapi keruwetan perdapuran hanya saja pagi pertamanya di buat salah tingkah karena sang Tuan gunung es sudah berada di meja makan sejak pukul 7 pagi. Sedang normal di hari biasanya pukul delapan atau delapan lebih bossnya itu baru keluar dari kamar setelah melakukan joging pagi

Ana yang baru saja menyalakan kompor saat Tuan Lhi menghampirinya ke dapur, sedikit terkejut dengan suara serak-serak tipis laki-laki itu.

"Tetap siapkan sarapan di jam 8," ucapnya dingin. Membuat jantung Ana berhenti mengirim bunga-bunga. "Aku hanya ingin membaca koran di meja makan, kalau kamu tidak repot siapkan saja secangkir kopi seperti ini." Lanjut Tuan Lhi sembari menunjukkan Americano yang baru selesai dibuatnya di mesin kopi.

Ana menunduk penuh hormat, dan di pagi berikutnya dia selalu menyiapkan apa yang Tuannya intruksikan. Kecanggungan sudah semakin menipis berganti kebiasaan hanya saja mulut 2 orang pembawa informasi yang terkadang membuatnya menggaruk kepala, salah tingkah.

"Gimana, kak rasanya tiap pagi di tungguin ayang nyiapin sarapan?" Goda Citra sore itu.

"Apa sih." Ana berkilah memelototkan matanya.

Sedang Citra hanya terkekeh nakal, "seumur hidup akhirnya bisa liat Tuan Lhi senyum tipis-tipis ya, Āyí." Seru Citra lagi mencari suara.

Āyí Ling yang baru saja tiba dari lantai 2 turut tertawa dan menggoda, sayangnya keduanya masih malu-malu," celetuk wanita itu membuat Ana semakin salah tingkah.

"Āyí sama Citra ini sama saja, suka asal prediksinya," kilah Ana.

"Kak, orang awam juga pasti langsung paham dengan bunga-bunga yang bermekaran masak yang dapet bunganya malah nggak paham," ledek Citra lagi.

"Sudahlah, An nikamti saja. Kamu orang pertama lo yang membuat dia sesemangat itu." Timpal Āyí Ling. Membuat Ana semakin pasrah pada ketidakmungkinan.

Ya ketidakmungkinan, bagaimana mungkin seorang Tuan besar jatuh cinta pada pembantu seperti dirinya. Bak pangeran dan upik abu di dongeng zaman dahulu.

Obrolan penuh godaan itupun berakhir saat mobil sedan putih yang mengantar Ana waktu itu tiba, agensi nya datang membawa satu pekerja untuk menggantikan posisinya di lantai 2 .

Gadis manis seusia Citra turun saat mobil itu berhenti di sambut Āyí Ling sama persis seperti saat Ana baru tiba dulu. Gadis manis itu bernama Tika.

Tika baru 3 bulan sampai di Taiwan tapi nasip buruk nenek yang di jaganya galak dan suka main tangan berakhir dia minta ganti majikan sekarang di sini berkumpul bersama Citra dan Ana yang anehnya mereka satu frekuensi. Apalagi si pembawa informasi Citra yang langsung mengajak bergibah berdalih wejangan.

"Kamu jangan coba-coba nglirik Tuan Lhi dia udah ada yang punya." Celoteh Citra.

"Siapa?" Tanya Tika semangat, menjadi anggota baru tidak menghalanginya untuk langsung masuk dalam sirkel pencari informasi.

"Itu. " sahut Citra sembari menaikkan dua alisnya, kemudian tersenyum menggoda .

"Jangan di denger,Tik. Citra itu suka asal kalau bicara." Protes Ana.

"Kalo nggak percaya kamu liat aja deh , aku sama Āyí Ling aja sampe baper sendiri ngeliatnya." Oceh Citra lagi .

Dan sial nya Tika menanggapi dengan penasaran juga, 2 orang pembawa informasi saja sudah cukup membuat Ana pusing ini bertambah 1, Ana mati kutu.

Setelah sore yang melelahkan bukan hanya karena pekerjaan tapi juga celotehan rekan kerjanya Ana memilih bersantai di sebuah bangku taman yang ada di sisi kanan paviliun tempatnya tinggal.

Bangku itu jadi tempat favoritnya melepas penat, penerangan yang remang cukup membuatnya tenang sembari memperhatikan anak-anaknya di sebrang panggilan vidio atau sekedar duduk bersantai menikmati udara musim semi dan pesawat yang sesekali lewat membelah langit gelap.

Sesekali bayangan masa lalu mencuri atensi meski dengan cepat Ana menepis semua. Akta cerainya sudah keluar sebulan yang lalu berkat bantuan seorang sahabat, membuat kelegaan baik di hati Ana ataupun di hati orang-orang terdekatnya, sedang lawannya yang Ana dengar terakhir kali laki-laki itu kembali terusir dari rumah orang tuanya di Surabaya alasannya ya masih sama playing victim dan malas bekerja membuat orang tuanya muak dan memilih mengusirnya.

Orang yang seharusnya jadi tumpuan saja muak apalagi Ana yang baru mengenalnya,

Ana tersenyum getir mengingat kebodohannya, untungnya dia cepat sadar dan pergi menjauh kalau tidak entah apa yang akan terjadi. Mungkin dia bisa gila pahit nya berakhir bunuh diri.

Ana masih bermain-main dengan pikirannya saat suara laki-laki yang begitu di kenalnya mengejutkannya.

"Kenapa melamun sendiri di sini!"

___Bersambung.

_IbuAnna.

1
Edelweis Namira
Kasihan banget sama si Ana. Berjauhan sama anak itu gak enak. Baru awal-awal begini sudah sedih banget, Thor
Yuu
duh duh relate banget sama kehidupan ibu2 jaman sekarang, kesulitan ekonomi, jadi TKW solusinya😭
Anna
yang laki-laki sudah punya pujaan hati 🤭🤭
Sunaryati
Perjodohan yang antusias perempuan sedang laki - laki tak tahu,
Sunaryati
lanjuut
Anna: harap bersabar ya kakk ...😇
total 1 replies
Lannnn🙈
Hallo mbak ceritanya bagus banget…,salam dari kota Chiayi😊
Anna: haii mbak salam kenal , thankss suport nyaa yaa 🥰🥰
total 1 replies
Kim shin
gemesh
Kim shin
apakah bab ini di beri bawang 10 kilo 😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!