Akhir Cinta Dari Formosa

Akhir Cinta Dari Formosa

Bab 1 Tangis

Wanita 37 tahun itu menangis sesak sembari memandang ke tiga buah hatinya yang Sedang tertidur lelap. Sesekali diciumnya pipi gembul si kecil Aidar yang masih berusia 6 bulan.

Kenapa dunia masih tidak baik-baik saja?. Pernikahan kedua kalinya nyatanya tak memberi kebahagiaan untuk Ana. Seorang wanita paruh baya yang masih saja harus berjuang mencari nafkah untuk dirinya dan ke tiga buah hati nya, bahkan untuk suaminya.

Roy laki-laki yang menikahinya setahun lalu tak lebih hanya sebuah beban

Baru untuk Ana.

Bayangkan saja dalam keadaan hamil besar, ah sedari Ana hamil muda Roy sudah terang-terangan meminta Ana untuk turut membantunya mencari nafkah.

Atau malah lebih tepatnya jika Ana sendiri yang berjuang, karena jika di lihat suami nya itu tak lebih hanya makan tidur kerjaannya.

Ana sudah tidak beruntung di pernikahan pertama. Mantan suami nya terdahulu kasar, Main tangan, dan berakhir selingkuh. Lama Ana menjanda, sempat terpikir pula untuk tidak menikah lagi. Sampai Ia bertemu dengan Roy laki-laki yang lebih muda 5 tahun dari nya.

Roy mampu meluluhkan hati Ana dan anak-anak nya. Namun nyatanya semua itu hanya sesaat. Baru beberapa bulan menikah mental Ana sudah di hajar habis-habisan. Roy sudah menunjukan sifat asli nya. Kasar, egois, suka mabuk, dan cenderung tidak peduli dengan Ana dan anak-anaknya. Sangat berbanding terbalik dengan saat Dia ingin mendapatkan Ana. menyesal...?" jelas Iya, tapi apa daya Dia terlanjur hamil, sudah pasti Dia harus bertahan Demi anak yang di kandungnya. Meski harus banting tulang sendiri .

Dalam keadaan hamil besar, Ana harus berjuang mencari uang. Bangun pagi-pagi buta menyiapkan dagangan, untuk kemudian Ia jajakan ke rumah-rumah warga. Belum lagi urusan rumah dengan segala tetek bengek nya. Dan suami sialannya itu, tidak berguna. Lebih seperti mayat hidup yang kerja nya hanya makan dan tidur. Ana hanya menghela nafas panjang tiap kali pulang berdagang, Ia lelah namun tak berdaya.

"Masak apa sayang pagi ini?" Tanya Roy dengan wajah khas bangun tidur.

"Masih ada nasi uduk sisa pagi tadi mas,'' jawab Ana sedikit malas.

Roy yang masih dengan muka bantalnya, mendekap Ana yang sedang berganti pakaian.

"Jatah sayang,'' bisik Roy genit. Tidak mau? "Capek?" Cerca Roy sembari menciumi tengkuk Ana. "Sebentar saja, An. Ini kewajiban lo jangan lupa!"

Ana hanya tersenyum, menatap sayu sang suami tanda menyetujui permintaan laki-laki itu. Begitu hari-hari berat yg harus di lalui Ana. Kewajiban selalu menjadi dalih Roy menuntut haknya meski dia sendiri lupa akan kewajibannya sebagai kepala keluarga.

Roy memang bekerja sebagai juru parkir di sebuah pasar tradisional di daerah mereka,

Tapi dengan dalih parkiran sepi Roy nyaris tidak pernah membawa uang saat pulang.

bagaimana mau dapat uang jika dia saja selalu bangun siang, sedang parkiran di pasar tradisional hanya ramai saat pagi saja.

Ana hanya tersenyum getir tiap kali suami nya justru meminta uang kepadanya. Hasil jualan yang tak seberapa masih harus dibagi untuk suami sialannya.

Tangis getir kembali mendominasi saat Ana mengingat-ingat semua kepedihan itu, terlebih ketika ia melihat ke tiga buah hati nya, ''bagaimana masa depan mereka nanti jika keadaan masih begini-begini saja.'' batin Ana menggumal perih.

Ana kembali mengingat obrolan nya dengan Roy sore tadi, niatnya hanya mengobrol agar sang suami peka dan berfikir untuk mencari kerja tapi justru jawaban penuh ambisi yang Ana dapat.

Sore tadi .

''Mas,'' panggil Ana pada sang suami yang sedang sibuk dengan Handphonenya,

'' bagaiamana kalau aku kerja keluar negeri? Tanya Ana ragu.

"Kemana? Sahut Roy masih dengan menatap layar handphonenya.

"Taiwan."

''Ya bagus kalo kamu ada niat kaya gitu, aku malah memang mau kasih saran kamu. Keadaan kita juga gini-gini aja, Nanti biar anak-anak sama aku di rumah, yang penting kamu tiap bulan kirim buat kebutuhan aku sama anak-anak, sisa nya kita tabung buat bikin rumah.'' Sahut Roy kali ini fokusnya sudah pada Ana.

''Iya sih, tapi aku kasian sama Aidar,'' ucap Ana sembari menatap bocah gembul yang tertidur dipangkuannya. "kamu apa nggak ada info kerjaan apa gitu mas, maksut ku selain parkir." Ucap Ana ragu.

Roy menatap Ana sesaat, ''kamu pikir selama ini aku nggak usaha.'' Jawab Roy ketus.

Ana terdiam, suaminya itu memang mudah sekali tersinggung tiap kali di ajak berbicara urusan yang menyangkut rumah tangga. Apalagi perihal uang.

'' Kalo kamu sekiranya keberatan ya nggak usah pergi, urus anak-anak aja di rumah, hidup seadanya,'' lanjut Roy.

Ana membatin sesaat, ''yang jadi permasalahan yang buat hidup seadanya itu yang tidak ada, bahkan untuk sekedar membelikan jajan Danu dan Raka saja tidak ada.

Ana terkadang merasa bersalah dengan kedua anaknya dari pernikahan terdahulu.

Danu dan Raka, dulu sebelum menikah lagi Ana mampu mencukupi kebutuhan mereka berdua,Bahkan tidak pernah kekurangan, tapi sekarang jangankan untuk makan enak untuk jajan saja mereka kesusahan.

Ana menghela nafas berat, ''Aku sudah cari info mas, ada temen yang bisa bantu proses,'' ucap nya kemudian.

Roy meletakkan hanphone nya dengan kasar saat melihat bagaimana Ana menghela nafas seolah tau rutukan keluh kesahnya, ''Kamu kalo seolah berat ya nggak usah di lakuin, An. Jangan seolah-olah kamu yang paling capek aja.'' sungut Roy.

Ana tersentak, ''Lho kok ngomongnya gitu sih mas, aku kan emang ada niat mau kerja."

''Ya kamu hela nafas begitu, kalo sekira nya berat ya nggak usah,'' sela Roy semabri beranjak meninggalkan Ana dalam kebingungan.

Selalu seperti itu setiap kali Ana membuka obrolan tentang kebutuhan, berakhir salah paham. Beruntung Roy hanya pergi, terkadang jika benar-benar sudah emosi laki-laki itu akan mengamuk dengan menghancurkan berbagai barang, dan itu sudah umpama makanan sehari-hari untuk Ana.

masih dengan segala kebimbangan Ana kembali berfikir tentang niatnya, namun begitu melihat wajah lolos Danu dan Raka tekad Ana bulat, ia tetap ingin pergi ke luar negeri entah apa yang akan Terjadi Di kemudian hari, Ana hanya ingin memperjuangkan masa depan Anak-anak nya.

___Bersambung

Anna.

Terpopuler

Comments

Yuu

Yuu

duh duh relate banget sama kehidupan ibu2 jaman sekarang, kesulitan ekonomi, jadi TKW solusinya😭

2025-09-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Tangis
2 Bab 2 Maaf Nak,
3 Bab 3 Pamit
4 Bab 4 Semangkuk Mie Ayam perpisahan
5 Bab 5 PT Sinar Citra Formosa
6 Bab 6 Hari Keberangkatan Ana
7 Bab 7 Kontrak Pertama
8 Bab 8 Taman Da'an Taipe
9 Bab 9 Kemarahan Ana
10 Bab 10 Gedung 101
11 Bab 11 Keributan Pagi
12 Bab 12 Obrolan Penentu
13 Bab 13 Tzu Chi Hospital
14 Bab 14 Ama Onderdil Bodol
15 Bab 15 Obat Pelancar Kotoran
16 Bab 16 Kejutan Untuk Ana
17 Bab 17 Kembali Ke Rumah
18 Bab 18 Roy Si paling Playing Victim
19 Bab 19 Keputusan
20 Bab 20 Haruskah Aidar jadi korban?
21 Bab 21 Rapat Keluarga
22 Bab 22 Keputusan Akhir
23 Bab 23 Welcome kehidupan baru
24 Bab 24 RIP Ama Onderdi Bodol
25 Bab 25 Berlibur
26 Bab 26 Keluarga Huang
27 Bab 27 Selamat pagi Tuan Lhi
28 Bab 28 Keriuhan Sore hari
29 Bab 29 Malam panjang penuh bintang
30 Bab 30 Risol dan Bakwan jagung
31 Bzb 31 Huang Andi
32 Bab 32 Baguashan Changhua City
33 Bab 33 Senja Di Pantai Lukang
34 Bab 34 Perjodohan Yang Tiba-Tiba
35 Bab 35 Zhang Lucyana
36 Bab 36 Hadirnya Kembali Sebuah Luka
37 Bab 37 Intermezzo
38 Bab 38 Aku Mencintai Orang Lain
39 Bab 39 Malam Berduka Ana
40 Bab 40 Obrolan Santai
41 Bab 41 Jincheng Night Market
42 Bab 42 Gaun Pengantin
43 Bab 43 Gerimis Di Malam Suram
44 Bab 44 Demam
45 Bab 45 Ada apa dengan Ana?
46 Bab 46 Jika Cinta Kenapa Memaksa
47 Bab 47 Hari Pernikahan
48 Bab 48 Andi Si Pemadam
49 Bab 49 Terbukanya Sebuah Rahasia
50 Bab 50 Ana Juga Korban
51 Bab 51 Intermezzo
52 Bab 52 Dipaksa Kembali
53 Bab 53 Mengubur Segala Luka
54 Bab 54 Mie Ayam Nostalgia
55 Bab 55 Rujuk ?
56 Bab 56 Jangan Jadikan Aidar Alasan
57 Bab 57 Memori Gerimis Di Malam Mencekam
58 Ban 58 Danu Kamala Dan Raka Fallah
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1 Tangis
2
Bab 2 Maaf Nak,
3
Bab 3 Pamit
4
Bab 4 Semangkuk Mie Ayam perpisahan
5
Bab 5 PT Sinar Citra Formosa
6
Bab 6 Hari Keberangkatan Ana
7
Bab 7 Kontrak Pertama
8
Bab 8 Taman Da'an Taipe
9
Bab 9 Kemarahan Ana
10
Bab 10 Gedung 101
11
Bab 11 Keributan Pagi
12
Bab 12 Obrolan Penentu
13
Bab 13 Tzu Chi Hospital
14
Bab 14 Ama Onderdil Bodol
15
Bab 15 Obat Pelancar Kotoran
16
Bab 16 Kejutan Untuk Ana
17
Bab 17 Kembali Ke Rumah
18
Bab 18 Roy Si paling Playing Victim
19
Bab 19 Keputusan
20
Bab 20 Haruskah Aidar jadi korban?
21
Bab 21 Rapat Keluarga
22
Bab 22 Keputusan Akhir
23
Bab 23 Welcome kehidupan baru
24
Bab 24 RIP Ama Onderdi Bodol
25
Bab 25 Berlibur
26
Bab 26 Keluarga Huang
27
Bab 27 Selamat pagi Tuan Lhi
28
Bab 28 Keriuhan Sore hari
29
Bab 29 Malam panjang penuh bintang
30
Bab 30 Risol dan Bakwan jagung
31
Bzb 31 Huang Andi
32
Bab 32 Baguashan Changhua City
33
Bab 33 Senja Di Pantai Lukang
34
Bab 34 Perjodohan Yang Tiba-Tiba
35
Bab 35 Zhang Lucyana
36
Bab 36 Hadirnya Kembali Sebuah Luka
37
Bab 37 Intermezzo
38
Bab 38 Aku Mencintai Orang Lain
39
Bab 39 Malam Berduka Ana
40
Bab 40 Obrolan Santai
41
Bab 41 Jincheng Night Market
42
Bab 42 Gaun Pengantin
43
Bab 43 Gerimis Di Malam Suram
44
Bab 44 Demam
45
Bab 45 Ada apa dengan Ana?
46
Bab 46 Jika Cinta Kenapa Memaksa
47
Bab 47 Hari Pernikahan
48
Bab 48 Andi Si Pemadam
49
Bab 49 Terbukanya Sebuah Rahasia
50
Bab 50 Ana Juga Korban
51
Bab 51 Intermezzo
52
Bab 52 Dipaksa Kembali
53
Bab 53 Mengubur Segala Luka
54
Bab 54 Mie Ayam Nostalgia
55
Bab 55 Rujuk ?
56
Bab 56 Jangan Jadikan Aidar Alasan
57
Bab 57 Memori Gerimis Di Malam Mencekam
58
Ban 58 Danu Kamala Dan Raka Fallah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!