Seorang gadis berusia 20 tahun bernama Lilith adalah seorang pemimpin mafia terkenal dan dijuluki Bloody Queen.
Ia mati di tangan tunangannya yang berkhianat dan memilih gadis lain.
Tanpa disangka dirinya kembali ke masa lalu dan masuk kedalam tubuhnya saat masih berusia 15 tahun.
Tapi anehnya jiwa dirinya saat masih remaja masih hidup dan dia malah terjebak di alam bawah sadarnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Viens03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi Dari Lady
Malam harinya saat Lilith kecil dan sahabatnya sedang asik menonton televisi, tiba tiba ponsel Lilith kecil berbunyi.
"Halo Lady.", sapa Lilith kecil saat mengetahui siapa yang menghubunginya.
Hal itu sontak membuat ketiga sahabatnya yang penasaran menoleh kearahnya.
"..."
"Tidak, kami tidak sibuk.", jawab Lilith kecil.
"..."
"Baik Lady.", balas Lilith kecil.
"Ada apaan Lith?", tanya Luna penasaran.
"Lady nyuruh kita ke markas.", jawab Lilith lalu beranjak.
Namun sebelum itu Lilith kecil pergi ke belakang tempat dimana kamar pembantu berada.
"Pak.", panggil Lilith kecil kepada tukang kebun.
"Ada apa non?", tanya sang tukang kebun yang bernama Pak Surya.
"Bapak bisa nyetir mobil gak?", tanya Lilith kecil.
"Oh kebetulan saya bisa non.", jawab Pak Surya.
"Tolong anterin kita pak.", ucap Lilith kecil.
"Siap non.", balas Pak Surya.
"Kenapa minta anterin Lith?", tanya Luna kebingungan.
"Kita sekalian bawa motor kita dari markas, biar kalo mau ke markas bisa lebih enak.", jawab Lilith kecil.
"Bener juga sih.", ucap Luna.
Akhirnya mereka berempat menuju ke markas dengan diantar oleh Pak Surya.
Setelah tiba dipinggir hutan, Lilith kecil menyuruh Pak Surya untuk menghentikan mobilnya.
"Turun disini aja pak."
"Loh disini non?", tanya Pak Surya memastikan.
"Iya pak.", jawab Lilith kecil.
"Tapi disini gelap banget, emangnya non mau ngapain?", tanya Pak Surya lagi.
"Udah bapak jangan banyak tanya.", ucap Lilith kecil lalu keluar dari mobil, diikuti oleh ketiga sahabatnya.
"Sekarang bapak pulang gak usah nungguin kita.", lanjut Lilith kecil yang seketika membuat Pak Surya kebingungan.
Namun Pak Surya tetap menurut dan berbalik arah lalu pergi.
Setelah cukup jauh, Lilith kecil dan ketiga sahabatnya memasuki kawasan hutan rimbun yang hanya diterangi oleh sinar bulan.
Setelah beberapa saat akhirnya mereka tiba di markas Red Blooms, dan sebelum bertemu Veyra, mereka terlebih dahulu berganti pakaian menjadi serba hitam.
"Ada misi apa Queen?", tanya Lilith kecil.
"Ada sekelompok penyelundup senjata api ilegal yang akan meniggalkan negara lewat jalur udara pada jam 12 malam.
Tugas kalian adalah cegat kendaraan yang membawa senjata dan bunuh semuanya!", jelas Veyra.
"Lalu bagaimana dengan senjatanya?", tanya Luna.
"Anggota lain yang akan mengatasinya.", jawab Veyra.
"Dan ingatlah untuk jangan meninggalkan jejak, karena mereka berasal dari mafia yang cukup kuat.", ucap Veyra memperingatkan.
"Baik Lady.", balas Lilith kecil dan sahabatnya serempak.
Setelah itu mereka berempat keluar dari ruangan untuk menjalankan misi.
Diluar markas, para anggota yang bertugas sudah bersiap dengan beberapa kendaraan seperti motor dan mobil.
"Lilith! Kesini!", teriak suara gadis yang tak asing di telinga Lilith kecil.
Saat menoleh, ia melihat Shera yang melambaikan tangan padanya.
"Ayo kesana.", ucap Lilith kecil kepada ketiga sahabatnya.
Setelah malam cukup larut, mereka melaju menuju jalanan dengan terbagi menjadi dua kelompok.
Lilith, Shera dan ketiga sahabatnya melaju menuju utara beserta beberapa anggota lainnya, sedangkan sisanya menuju selatan.
Karena sudah pernah berurusan dengan hal hal ilegal, Lilith paham bahwa kendaraan yang membawa senjata terbagi menjadi dua untuk mengalihkan perhatian.
"Shera.", panggil Lilith menggunakan alat komunikasinya.
"Ada apa?", tanya Shera.
"Lo harusnya tau kan kalo penyelundupannya lewat di dua tempat sekaligus, itu artinya salah satunya cuman pengalih perhatian kan?", tanya Lilith memastikan.
" Gue tau, dan Lady udah ngeprediksi itu, jadi dia ngirim kita ke utara karena bandaranya ada di selatan.", jelas Shera.
Lilith mengangguk mengerti lalu tidak berbicara apa apa lagi.
Setelah cukup lama berkendara, mereka akhirnya tiba di jalur yang diprediksi oleh Veyra.
"Apa di sekitar sini ada jalan pintas buat pwrgi ke bandara?", tanya Lilith.
"Ada tapi masih diujung sana, dan kita bisa cegat mereka dari sini.", jawab Shera.
Hingga akhirnya setelah cukup lama menunggu, suara kendaraan terdengar dari kejauhan.
Para anggota segera bersiap dengan formasi yang rapi dan tidak mudah diketahui.
Shera sebagai pemimpin kelompok menyalakan alat komunikasinya.
"Saat mereka hampir tiba, segera jatuhkan batu besarnya!", ucap Shera.