Jennaira adalah putri kandung dari keluarga bangsawan Bakari. Ia terlahir dari rahim istri kedua Aston Bakari yang bernama Jenny. Ibu kandung Jennaira tersebut adalah cinta pertama Aston. Jenny terlahir dari trah rakyat jelata, bukan berdarah bangsawan.
Kebahagiaan Aston hancur setelah kematian Jenny secara mendadak.
Suatu malam, Jennaira (21 tahun) sedang berjalan kaki menuju ke sebuah klub malam terbaru di kotanya. Ia punya pekerjaan gelap yakni mencuri dompet-dompet orang kaya.
Jennaira terkejut melihat sebuah sedan mewah mengalami kecelakaan tunggal di depan kedua matanya. Ia berlari ke TKP untuk menolong.
Akan tetapi, Jennaira begitu terkejut melihat wajah seorang wanita muda yang ditolongnya itu ternyata mirip sekali dengan wajahnya.
"Kenapa wajahnya mirip sekali dengan wajahku? Apa aku punya saudara kembar?" batin Jenna.
Bagaimana bisa Jennaira, putri kandung dari putra mahkota Keluarga Bakari bisa tinggal berjauhan dari keluarga aslinya yang kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 - Keguguran
Ares menjeda ucapannya. Jenny pun memilih tetap diam dan sabar menunggu Ares untuk melanjutkan ucapannya.
"Besok ada kegiatan dadakan di sekolah, tapi Mama enggak bisa datang. Mama masih sibuk menemani daddy," ucap Ares yang akhirnya mulai bercerita pada Jenny.
"Kalau boleh tau acara di sekolah Ares tentang apa?"
"Lomba ibu dan anak membuat plakalya belcama," jawab Ares.
Jenny pun berpikir sejenak. Tak lama sebuah ide terbesit di benaknya.
"Gimana kalau tante yang menemani Ares lomba di sekolah?"
"Yang benal, Tan?"
"Iya, Sayang. Itu pun kalau Ares mau," jawab Jenny seraya memasang senyum tulusnya pada Ares.
"Mau," sahut Ares. "Aku mau, Tan."
Wajah Ares yang sebelumnya murung, kini berganti senyum haru, lega sekaligus bahagia. Secara spontan Ares mendekap tubuh Jenny. Ia memeluk erat wanita yang berstatus sebagai ibu tirinya itu.
"Makaciih, Tante Jenny."
"Sama-sama, Sayang."
Tepat keesokan harinya, Jenny menepati janjinya yakni menemani Ares mengikuti lomba prakarya ibu dan anak di sekolah.
Tema lomba adalah membuat sebuah bangunan indah menurut versi keinginan sang anak. Bahan utama prakarya dari kardus bekas. Selebihnya untuk bahan pelengkap bebas dan tidak dibatasi.
Jenny dan Ares berhasil membuat sebuah bangunan yakni Mansion Tropical dengan versi tampilan lebih sederhana, namun tetap asri dan indah. Banyak tanaman tumbuh di sekitarnya.
Ares tau jika Jenny menyukai tanaman. Alhasil suasana yang Ares tampilkan di sana cerminan kesukaan dirinya dengan Jenny.
Namun yang membuat Jenny terharu, ada papan spesial terpajang di prakarya Ares sebagai tambahan aksen.
Papan itu berisi gambar coretan tangan Ares khas anak kecil yakni berisi sketsa wajah anggota keluarga Bakari secara lengkap tanpa Jenna karena belum launching ke dunia. Tentu Jenny ada dalam sketsa yang dibuat oleh Ares tersebut.
"Makasih ya, Sayang."
"Makaci untuk apa, Tan?"
"Makasih karena ada gambar tante dalam sketsa Ares tadi di prakarya kita," jawab Jenny sedikit serak.
Sepasang netranya perlahan berembun karena dirinya yang notabene dari trah rakyat jelata diakui oleh anak tirinya itu. Walaupun Jenny tau jika Della tak pernah ikhlas menerima dirinya sebagai istri kedua Daddy Aston.
"Tante kan juga kelualgaku. Jadi, haluus macuk dong ke gambal kelualga Bakalii." Jelas Ares yang sesekali masih cadel ketika berbicara.
"Sambil nunggu pengumuman, kita makan dulu yuk. Kamu pasti sudah lapar,"
"Iya, Tan. Pelutku udah lapal nih ..."
"Ayo kita ke sana," ajak Jenny seraya berdiri dari duduknya dan menggandeng tangan Ares.
Keduanya kini sudah berada di area taman sekolah yang cukup sepi namun udaranya sangat sejuk dan menenangkan. Jenny segera mengeluarkan tikar kecil yang dibawanya serta bekal makanannya.
Ares hanya terdiam memandang Jenny yang sedang bersibuk ria menggelar acara piknik sederhana di taman sekolah.
"Nah, sudah beres. Ayo duduk. Sekarang waktunya makan," ucap Jenny seraya tangannya sibuk membuka kotak bekalnya di depan Ares.
Senyum mengembang dan kedua mata Ares berbinar menatap hidangan yang ada di dalam kotak bekalnya.
"Tante yang macak ini cemuaa?"
"Betul, Sayang. Tante siapkan semua dari hati penuh cinta untuk Ares. Semoga suka ya,"
"Cepeltina enak nih," ucap Ares yang tak sabar mencicipi masakan Jenny.
Ares pun segera memakan bekal tersebut. Ia makan dengan lahap sembari menanyakan nama makanan-makanan itu pada Jenny.
Ya, makanan tersebut adalah Scotch Egg serta Fish and Chips.
Tak disangka keduanya menjadi juara satu. Ares begitu bahagia karena berhasil membawa piala untuk dipamerkan pada kedua orang tuanya ketika nanti mereka pulang setelah acara para bangsawan.
Setelah hari itu, Ares sering meminta Jenny untuk memasakkan dua makanan yang akhirnya menjadi kesukaannya itu. Bahkan Ares menjadikannya bekal ke sekolah untuk ditunjukkan pada teman-temannya.
☘️☘️
Beberapa hari kemudian, Daddy Aston dan Della pulang ke Mansion Tropical. Mereka berdua tentu bangga pada Ares atas keberhasilan yang telah diraih oleh putranya itu.
Namun, Della hanya bersikap manis di depan sang suami. Di belakang punggung Daddy Aston, Della mengintimidasi Jenny agar tak terlalu dekat dengan Ares.
"Jangan terlalu dekat dengan putraku. Aku tak suka itu!" desis Della pada Jenny.
"Maaf, Mbak. Aku hanya berusaha menemani Ares saat Mbak Della tidak bisa. Ares juga sudah kuanggap sebagai putraku sendiri,"
"Kalau kamu mau anak, bikin saja sendiri. Jangan pernah mengambil atau mengakui anak orang lain sebagai anakmu! Apalagi itu keturunanku!" ancam Della.
"Sekali lagi, maafkan aku Mbak. Mungkin aku sedang rindu dengan calon bayiku yang sempat keguguran beberapa waktu lalu. Jadi, aku terlalu menyayangi Ares sampai membuat Mbak Della salah paham denganku." Jenny tulus meminta maaf pada Della.
"Maka nya lain kali kalau hamil itu dijaga yang bener. Baru calon ibu saja enggak be_cus jaga kandungan. Gimana kamu mau jadi ibu beneran yang punya anak!" cibir Della.
Jenny hanya mampu menghela nafas beratnya mendengar ucapan sarkas Della yang selalu menusuk hatinya. Namun, ia sama sekali tak marah maupun dendam pada istri pertama suaminya itu.
Faktanya.
Beberapa bulan sebelumnya, Jenny sempat dinyatakan positif hamil. Ketika usia kehamilannya memasuki 14 minggu, Daddy Aston dan Jenny melakukan pemeriksaan USG di rumah sakit keluarga untuk mengetahui jenis kela_min calon jabang bayi mereka.
Laki-laki.
Ya, itulah hasil USG Jenny di kehamilan pertamanya. Tidak kembar.
Namun sayang satu minggu setelah melakukan pemeriksaan tersebut, Jenny mengalami keguguran.
Kala itu siang hari, Daddy Aston tentu sedang berada di kantor. Jenny terpeleset di salah satu anak tangga yang ada di dalam Mansion Tropical hingga tubuhnya berguling-guling jatuh ke bawah dan tak sadarkan diri. Kamar Jenny berada di lantai dua.
Kala itu lift sedang rusak dan masih diperbaiki oleh teknisi. Jenny terpaksa turun ke lantai bawah menggunakan tangga. Tiba-tiba, ia terjatuh dan akhirnya mengalami keguguran.
"Maafkan aku, Mas. Hiks...hiks...hiks..." tangis Jenny pecah di pelukan Daddy Aston ketika ia siuman dan sudah terbaring di ranjang rumah sakit.
Jenny merasa sangat bersalah karena sang suami begitu senang ketika dirinya dinyatakan hamil. Terlebih calon jabang bayi pertama mereka adalah laki-laki.
Daddy Aston bercita-cita punya banyak anak dengan Jenny. Calon anak pertama mereka laki-laki, tentunya sesuai harapan Daddy Aston. Ia ingin memberi teman bermain pada Ares, si sulung.
Namun, Tuhan berkehendak lain. Calon anak pertama mereka harus kembali pada Sang Pemilik Kehidupan sebelum dilahirkan ke dunia ini.
"Tak apa, Sayang. Semua sudah kehendak Tuhan. Yang penting kamu baik-baik saja. Justru yang ku takutkan adalah kamu. Aku sangat takut kehilanganmu, Jen."
"Mas..." Jenny merasa terharu atas ungkapan cinta Daddy Aston yang begitu besar padanya.
Dari peristiwa itu, Jenny semakin dekat dengan Ares. Bukan bermaksud ingin memiliki Ares seutuhnya sebagai anak. Jenny hanya merasa iba jika melihat Ares kurang perhatian dari Della.
Sejak kematian Jenny, Ares tak pernah lagi menyantap dua hidangan kesukaannya itu.
Pernah ia coba meminta Della untuk membuatkannya. Namun bukan Della yang memasak, tapi koki keluarga. Rasanya pun berbeda dengan yang dibuat oleh Jenny.
"Aku seperti melihat Tante Jenny dalam diri Sovia yang saat ini. Tapi, mengapa dulu aku tak merasakan seperti ini jika bersama Sovia?" batin Ares sedang memandang Jenna yang sibuk mengunyah.
Bersambung...
🍁🍁🍁
kelakuan busuk keluarga sunggu menyakitkan pasti kecewa banget kalau terbongkar siap siap lah jena tuk menopang dedy mu.......