NovelToon NovelToon
Balasan Dari Neraka

Balasan Dari Neraka

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Horor / Pembantu / Poligami / Iblis / Dendam Kesumat
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Romlah tak menyangka jika dia akan melihat suaminya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, bahkan sahabatnya itu sudah melahirkan anak suaminya.

Di saat dia ingin bertanya kenapa keduanya berselingkuh, dia malah dianiaya oleh keduanya. Bahkan, di saat dia sedang sekarat, keduanya malah menyiramkan minyak tanah ke tubuh Romlah dan membakar tubuh wanita itu.

"Sampai mati pun aku tidak akan rela jika kalian bersatu, aku akan terus mengganggu hidup kalian," ujar Romlah ketika melihat kepergian keduanya.

Napas Romlah sudah tersenggal, dia hampir mati. Di saat wanita itu meregang nyawa, iblis datang dengan segala rayuannya.

"Jangan takut, aku akan membantu kamu membalas dendam. Cukup katakan iya, setelah kamu mati, kamu akan menjadi budakku dan aku akan membantu kamu untuk membalas dendam."

Balasan seperti apa yang dijanjikan oleh iblis?

Yuk baca ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BDN Bab 28

Inah sungguh sangat kaget mendengar pertanyaan dari Sugeng, mentang-mentang dirinya kini tidak sempurna lagi, pria itu langsung bersikap genit dan bertanya tentang masalah pernikahan kepada Ajeng.

Sedih sekali rasanya melihat sendiri perlakuan suaminya itu, air matanya bahkan sampai luruh begitu saja. Bibirnya memang tertutup rapat, tetapi air matanya terus saja berjatuhan.

"Memangnya Tuan mau nerima anak aku dan biayain hidup anak aku serta Ibu aku?"

"Mau, Jeng. Yang penting kamu itu nantinya layani aku dengan baik, aku pasti baik sama kamu."

Tatapan mata Sugeng benar-benar genit saat melihat tubuh Ajeng, Ajeng langsung tertawa. Lalu, wanita itu mengusap kedua lengan Sugeng sambil berkata.

"Tuan sih oke kalau menikah dengan aku dan mau menerima buntut serta ibu aku, tapi... sayangnya aku tidak mau menikah dengan pria yang sudah beristri."

Ajeng merapikan semua bekas dia memasak, Sugeng langsung merengut. Pria itu tidak senang dengan penolakan secara tidak langsung yang dilakukan oleh Ajeng, tetapi pria itu sepertinya tidak pantang menyerah.

Sugeng kembali mendekati Ajeng, tetapi di saat dia ingin merayu wanita itu kembali, Trisno berteriak-teriak memanggil nama pria itu. Sugeng sampai cepat-cepat menjauh dari Ajeng.

"Pak bos! Ada yang nyariin!" teriak Trisno sambil melangkahkan kakinya menuju dapur.

Namun, langkah pria itu terhenti ketika melihat Inah yang sedang diam terpaku di ambang pintu. Trisno memperhatikan wajah wanita itu, Trisno menghela napas berat. Lalu, pria itu mendekat ke arah Inah yang sedang menyandarkan tubuhnya pada kusen pintu.

"Eh? Bu bos, kok nangis? Apa tangannya kejepit pintu?"

Inah cepat-cepat mengusap air mata yang mengalir di kedua pipinya, sedangkan Sugeng terlihat kaget dan langsung menghampiri Inah.

"Sejak kapan kamu di sini?"

Inah sebenarnya ingin marah, tetapi melihat Sugeng yang sedang mengincar perempuan, dia ingin menahannya. Keadaannya kini sedang tidak baik-baik saja, takutnya nanti dia dibuang tanpa membawa apa-apa dari sana.

"Baru saja," jawab Inah.

"Lalu, kenapa kamu menangis?"

"Dada aku sakit, datang ke dapur karena mau ngambil sarapan. Habis itu minum obat,'' jawab Inah.

Melihat Inah dan juga Sugeng yang malah mengobrol, Trisno menggelengkan kepalanya. Lalu, pria itu menepuk lengan Sugeng.

"Maaf kalau saya lancang, Pak bos. Masalahnya di depan ada yang nyari, katanya dari pihak kepolisian."

"Hah! Polisi?"

Bukan hanya Sugeng yang kaget, tetapi Inah juga terlihat begitu kaget. Terlihat sekali jika keduanya ketakutan, mereka takut kalau kejahatan yang sudah mereka lakukan akan terbongkar.

"Mau apa polisi nyari saya?" tanya Sugeng.

"Mana saya tahu, Pak bos. Coba tanya sendiri saja, ayo buruan. Takutnya nanti pak polisi marah," jawab Trisno sambil mengedikan kedua bahunya.

Sugeng menolehkan wajahnya ke arah Inah, lewat lirikan pria itu seolah meminta pendapat dari wanita itu. Inah merasa tidak sanggup kalau harus bertemu dengan polisi.

"Kamu ke depan aja dulu, nanti ku nyusul."

Bukannya Inah tidak ingin menemani suaminya, tetapi saat ini dirinya keadaannya sedang tidak baik-baik saja. Takutnya nanti kondisi tubuhnya malah tambah drop, dia tak mau.

"Ya," jawab Sugeng.

Walaupun takut, tetapi dia juga penasaran kenapa ada polisi yang mencari dirinya. Sugeng akhirnya menemui polisi bersama dengan Trisno. Saat dia keluar dari dalam rumahnya, ada dua orang polisi yang sedang menunggu dirinya.

"Ehm! Maaf, Pak. Ada apa ya? Kenapa Bapak nyari saya?"

"Apa benar ini dengan Bapak Sugeng?"

"Ya, itu nama saya."

Jantung Sugeng berpacu dengan cepat, sungguh saat ini dia sangat takut sekali. Takut kalau masalah yang dia tutup-tutupi itu akan terungkap, pria itu berdiri dengan tegang.

Ada bulir keringat yang memenuhi dahinya, bahkan dia merasa kalau kedua telapak tangannya basah karena keringat.

"Apakah anda mengenal ibu Wati?" tanya polisi itu sambil menunjukkan KTP milik Wati. Sugeng dengan cepat menerima KTP tersebut, dia ingin memastikan Kalau KTP itu merupakan data diri dari ibunya atau bukan.

"Tentu saja mengenalnya, dia ibu saya. Memangnya ada apa dengan ibu saya?"

"Belum lama ini kami mendapatkan laporan dari warga, mereka menemukan wanita paruh baya di TPU. Keadaannya kacau, bajunya sobek-sobek. Ada luka di beberapa bagian tubuhnya, rambutnya acak-acakan. Pas ditanya cuma diem aja, kaya orang linglung."

"Ya ampun, terus... Bagaimana keadaan ibu saya sekarang?"

Sugeng begitu khawatir terhadap keadaan ibunya, dia merasa salah karena tidak memperhatikan ibunya tersebut. Dia bahkan tidak tahu kalau ternyata ibunya tidak pulang semalaman.

Entah apa yang dialami oleh ibunya tadi malam, dia merasa menjadi seperti anak yang durhaka. Karena tidak mampu menjaga ibunya tersebut.

"Kami sudah membawa beliau ke rumah sakit, sekarang sudah mendapatkan perawatan."

"Terima kasih, Pak polisi. Saya akan segera ke sana," ujar Sugeng.

Setelah diberitahukan di mana keberadaan ibunya, Sugeng langsung pergi ke rumah sakit. Sedangkan Inah meminta Trisno untuk memapah dirinya menuju ruang makan.

Sesampainya di sana, Inah meminta Ajeng untuk menyiapkan makanan. Wanita itu dengan cekatan menyiapkan makanan untuk Inah, Inah yang memang sudah lapar langsung memakan makanan tersebut.

"Diminum obatnya, Nyonya."

Ajeng sudah mengambilkan obat di kamar utama, cepat-cepat dia mengambilkan air dan memberikannya kepada Inah. Agar wanita itu bisa secepatnya mengkonsumsi obat yang dianjurkan oleh dokter.

"Makasih," ujar Inah setelah meminum obatnya. "Tolong antarkan saya ke kamar," imbuhnya.

Inah merasa kalau kepalanya begitu pusing, masalahnya tak kunjung berhenti. Ditambah lagi dengan masalah mertuanya, kepalanya rasanya mau pecah.

"Siap, Nyonya."

Ajeng dengan penuh kehati-hatian mengantarkan Inah menuju kamar utama, dia bahkan membantu membaringkan wanita itu di atas tempat tidur.

"Maaf loh, Nyonya. Bukannya saya lancang, tuan itu genit sekali. Dia suka mencari wanita lain, kalau boleh saya sarankan, mending Nyonya cerai saja sama dia. Hidup terus dengan tuan Sugeng itu pasti tidak akan tenang."

"Eh? Tapi, kalau saya cerai, nanti saya tak dapat apa-apa."

Ajeng duduk di tepian tempat tidur, dia menggenggam tangan kanan Inah dan menatap wajah wanita itu dengan serius. Inah seperti orang yang dihipnotis, dia terdiam sambil menatap lekat mata wanita itu.

"Nyonya jangan bodoh, peras semua harta tuan Sugeng, lalu pergi dengan tenang. Ngapunten, bukannya saya mengejek, tapi masalahnya keadaan Nyonya sekarang tidak sempurna. Jadi, Nyonya harus pintar."

Inah tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Ajeng, sungguh dia begitu penasaran dengan apa yang dimaksud dari wanita itu.

"Maksudnya?" tanya Inah penasaran.

1
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
eh bisa bisanya perawat kaya gini🤣🤣cuma ada di novel...
Cucu Suliani: Seriusan ada, aku pernah denger perawat gosipin pasien. Perawat gen z yang lagi magang, makanya aku masukin science ini🤣🤣
total 1 replies
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
bukan terlalu lagi itumah, udh bener bener bener bener bener jahat tingkat paling atas mentok😡
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
santai Inah, kamu ada temen nya🤣🤣akuuu
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
iiiii Inah ni lemot bngy🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
mampus di tolak🤣🤣🤣semoga aja Ajeng salah satu dari rencana nya Romlah, semoga aja Ajeng ga mw di ajak nikah, eh tapi gapapa Deng nikah aja, nanti minta semua aset Sugeng, terus terlantarin🤣
Reni
kapokkkk keadaan nya sama seperti dulu pas kamu sibuk merebut Sugeng , sakit kan sama bahkan lebih sakit yg dikhianati, dirampok hartanya , dibunuh
Reni
yeeeee akhirnya kebagian juga tu Wati ibu mertua lucnut
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
cowo gapunya duit aja banyak gaya😡😡
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
gila
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
mulai
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
makanya jangan jahat🤣🤣🤣mampus tuh
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
Sugeng, aku jatoh aja waktu itu di jait 14 jaitan sembuh nya sebulanan baru ga ngeluarin darah😭 belum kering, apalagi itu operasi tetew, gila kali itu
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
jahat bngt si sugeng
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
wkwkwk🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
lah giliran menantu siri aja inget
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
😈😈😈
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
kan anak sialan kamu itu yang bikin Romlah jadi jwlek
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
hayoloh😈😈😈😈
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
sasaran baru nih🤣🤣🤣Sugeng oh Sugeng, liat aja tanggal mainnya😎😝
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
lah Sugeng ni agak lain emang, makanya bantuin lah😡😡😡😡kasian baru operasi tetew
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!