Awalnya Erina Jasmin di tuduh mencuri dompet milik pelanggan di kafe di mana dia bekerja. Dia di laporkan oleh manajer kafe dan di pecat oleh atasannya. Erina kesal karena di tuduh mencuri dompet milik pelanggan yang ternyata Erika Gladys perempuan pemilik dompet itu.
Alih-alih tidak di laporkan pada polisi, Erina di tawari sebuah kesepakatan untuk menjadi istri pengganti seorang kaya. Dia awalnya menolak, tapi karena Erika Gladys menawarkan uang banyak untuk membantunya membiayai ibunya dalam pengobatan di rumah sakit.
Karena wajah Erina Jasmin dan Erika Gladys sangatlah mirip bagai di pinang di belah dua. Maka misi yang di tugaskan Erika pada Erina pun di jalankan, menjadi seorang istri dari Kenzio Pahlevi Abraham. Lalu, apa intrik masalah yang akan di hadapi oleh Erina setelah menjadi istri pengganti Erika yang hidupnya memang untuk bersenang-senang saja dengan beberapa selingkuhannya.
Dan apakah Erina dan Erika sebenarnya saudara kembar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Sariawan
Ken benar-benar marah dari sebelumnya, jika kedatangannya dulu sikap Ken hanya dingin saja. Tapi kali ini wajahnya penuh dengan emosi dan kekecewaan. Erina bingung harus berkata apa.
Ucapannya di tepis sebelum dia menyelesaikannya.
"Siapa laki-laki itu?" tanya Ken masih bersikap dingin.
"Dia Aldo, tapi aku tidak terlalu dekat dengannya. sungguh," ucap Erina.
"Tidak dekat, tapi bertemu di hotel?" tanya Ken lagi.
"Ya, sudah aku bilang aku di jebak. Mana mungkin aku bertemu dengan laki-laki lain di hotel, aku tahu sebagai seorang istri itu harus menjaga martabat ku dan harga diriku." ucap Erina lagi memberi alasan.
"Kamu tahu suamimu ini orang yang di kenal banyak orang, jika sampai istriku bertemu dengan laki-laki lain di hotel. Apa kata mereka?" tanya Ken membuat Erina diam.
Gadis itu menatap Ken, bingung harus menjawab apa. Tapi kemudian dia mendekat perlahan, berdiri di depannya dengan menahan napas.
"Maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya lagi," jawab Erina, meski memang tidak sepenuhnya salahnya tapi dia harus meminta maaf agar laki-laki di depannya itu tidak marah.
Ken menatapnya dengan seksama, wajah Erina tidak bermake-up. Terlihat cantik natural membuat Ken menelan ludahnya sendiri, napasnya tiba-tiba tertahan. Ada rasa rindu yang dalam pada istrinya.
Dia mendekat, masih dengan tatapannya tapi tatapannya berubah jadi dalam. Erina pun menatapnya balik, dia tercekat ketika melihat tatapan Ken tidak seperti biasanya.
Gadis itu mundur beberapa langkah tapi tangan Ken dengan cepat memegang pinggangnya. Tatapan kerinduan itu tentu saja membuat Erina jadi gugup, dia menundukkan kepala, merasa tidak kuat akan tatapan aneh itu.
"Erika, apa kamu lupa dengan kewajibanmu?" tanya Ken pandangannya masih pada wajah Erina.
"Kewajiban apa?" tanya Erina gugup membalas tatapan Ken.
Ken diam, wajahnya masih dengan wajah kerinduan pada istri yang di cintainya. Beberapa detik kemudian, wajah Ken mendekat. Semakin dekat wajah Ken, Erina semakin gugup. Apa yang ingin di lakukan Ken padanya?
"Emm, apa kamu sudah makan?" tanya Erina mencoba menetralisir suasana agar tidak terlalu tegang dan intim dengan Ken.
"Makan? Aku ingin memakanmu," ucap Ken lirih masih menatap Erina.
Laki-laki itu terus menatap Erina dengan seksama, ada yang berbeda dari gadis di depannya itu. Berbeda dari biasanya, sesuatu yang membuatnya semakin bersemangat untuk melakukan sesuatu. Tapi wajah Erina seperti bukan Erika, Ken tertegun.
Dia merasa lain, tapi ada dorongan kuat untuk menyentuh gadis di depannya. Biasanya jika dengan Erika istrinya hanya akan di goda saja bersemangat dan bergairah, tetapi Erina lain. Entah apa yang membuat Ken merasa berbeda.
Setelah berkata seperti itu, dia diam sejenak. Ragu untuk lebih intim. Tapi semangatnya masih sama, kemudian dia mencoba mendekati wajah Erina. Menundukkan wajahnya sehingga hampir menyentuh bibir Erina dengan bibirnya.
Tapi tiba-tiba..
"Eh, aduh! Sssht, gusiku tiba-tiba sakit," ucap Erina memegangi pipinya.
Ken memundurkan wajahnya menatap Erina, gadis itu masih gugup. Dia sadar tidak boleh lebih intim seperti itu dengan suami orang, walau bagaimana pun Ken adalah suami Erika.
"Kenapa?" tanya Ken merasa kecewa dan cemas.
"Mungkin gusiku sariawan. Tadi sore sudah terasa sakit, tapi aku abaikan. Tiba-tiba sekarang sakit lagi," jawab Erina beralasan.
Ken melepas pinggangnya dan menarik napas panjang, sedikit kesal tapi kemudian dia berbalik dan melangkah pergi.
"Besok periksa ke dokter, jangan sampai gigimu itu berlubang," ucap Ken setelah dia keluar dari kamarnya.
Erina merasa lega, dia menarik napas panjang dan memejamkan matanya.
"Syukurlah, ini tidak terjadi. Terpaksa aku berbohong, kamu bukan suamiku Ken," ucap Erina lirih.
_
Pagi hari, entah kenapa pipi Erina terlihat cuby. Ken melihat istrinya itu mengerutkan dahinya, menatap Erina seksama.
"Pipimu bengkak? Sakit sariawanmu serius. Kamu harus periksa ke dokter," ucap Ken ketika mereka berada di meja makan untuk sarapan pagi.
"Aku baik-baik saja, ini juga sembuh kok," jawab Erina mengambilkan roti panggang dan mengoleskannya dengan selai kacang.
"Baik bagaimana? Lihat pipimu, bengkak," ucap Ken lagi.
Nenek Sabrina pun bergabung melihat perdebatan Ken dan Erina.
"Kenapa kalian berdebat? Ini masih pagi," ucap nenek Sabrina duduk di kursinya.
"Erika sakit sariawan nek, dia tidak mau di periksa ke dokter," jawab Ken.
Nenek Sabrina menoleh pada Erina, memandanginya dengan seksama wajah gadis itu. Erina yang di tatap nenek Sabrina jadi malu, memegangi pipinya dan memang dia merasa sakit pipinya itu.
"Kamu harus ke dokter, Erika. Kalau di biarkan nanti tambah sakit," ucap nenek Sabrina.
"Ini hanya sariawan saja nek, tidak jadi masalah," kata Erina.
"Itu jadi masalah bagiku, bagaimana kalau sakitnya lama? Aku bagaimana?" ucap Ken membuat Erina menatapnya heran.
Tapi kemudian dia ingat kejadian semalam, Ken mau menciumnya tapi tiba-tiba dia berpura-pura sakit sariawan. mungkinkah itu karma?
"Erika, suamimu itu khawatir dengan sakitmu. Kamu harus menurut, periksa ke dokter," ucap nenek Sabrina.
"Iya baiklah nek, nanti setelah mengantar Gio ke sekolah. Aku akan pergi ke dokter," jawab Erina, dia tidak mau memperpanjang masalah sariawan.
Mereka makan dengan tenang, Erina mengunyah makanan dengan hati-hati. Dia masih berpikir apakah itu adalah karna?
"Tidak. Itu hanya kebetulan saja," gumamnya pelan.
Acara sarapan pagi pun selesai, Ken segera pergi ke kantor. Tapi sebelum pergi ke kantor, dia mendekati Erina dan memegangi pinggang gadis itu. Membuat Erina kaget, tubuhnya menegang tapi berusaha tenang. Dia ingat sedang berperan sebagai istri yang baik.
"Jangan bohong padaku, kamu harus periksa ke dokter," ucap Ken ketika di depan mobil.
"Iya, aku pasti periksa ke dokter."
Ken tersenyum, wajahnya mendekat lalu mencium bibir Erina dengan cepat kemudian dia masuk ke dalam mobil. Tentu saja Erina terkejut, dia menatap Ken yang sudah masuk ke dalam mobil.
"Sayang, aku berangkat."
"Eh, iya. Hati-hati."
Mobil melaju pelan meninggalkan Erina yang masih diam dengan keterkejutannya yang belum usai. Beberapa bulan lalu sikap Ken masih dingin dan tidak pernah menciumnya apa lagi bersikap manis seperti itu.
"Oh Tuhan, kenapa jadi begini?"
_
_
*****
bagaimana kl mereka jatuh hati...
sampai kapan bs menghindar dr hubungan suami istri?
ato Nadia?