NovelToon NovelToon
Pusaka Penguasa Dunia

Pusaka Penguasa Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hendrowidodo_Palembang

"Tidak heran ini disebut Jurang Neraka, aku sudah jatuh selama beberapa waktu tapi masih belum menyentuh dasar..." Evindro bergumam pelan, dia tidak mengingat sudah berapa lama dia terjatuh tetapi semua kilas balik yang dia lakukan memakan waktu cukup lama.

Evindro berpikir lebih baik dia menghembuskan nafas terakhir sebelum menghantam dasar jurang agar tidak perlu merasa sakit yang lainnya, tetapi andaikan itu terjadi mungkin dia tetap tidak merasakan apa-apa karena sekarang pun dia sudah tidak merasakan sakit yang sebelumnya dia rasakan dari luka yang disebabkan Seruni.

Evindro akhirnya merelakan semuanya, tidak lagi peduli dengan apapun yang akan terjadi padanya.

Yang pertama kali Evindro temukan saat kembali bisa melihat adalah jalan setapak yang mengeluarkan cahaya putih terang, dia menoleh ke kanan dan kiri serta belakang namun hanya menemukan kegelapan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hendrowidodo_Palembang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Qorin

Evindro tidak ingat berapa waktu yang telah berlalu, ketika semua inderanya telah kembali bekerja, dia sudah berada di tempat yang berbeda. Terdengar suara air terjun yang membuat Evindro membuka matanya.

Evindro menemukan dirinya sedang berada di tepi sungai yang berada di bawah air terjun. Evindro melihat sekelilingnya dipenuhi pohon yang rindang serta burung-burung berkicau dengan riang. Pemandangan tersebut membuat dahi Evindro mengerut.

"Eh, Ini tidak seperti yang kuingat..."

Pada kehidupan sebelumnya, lokasi yang menjadi tempat Evindro berhadapan dengan Qorin nya adalah puing-puing Padepokan Kun Billah.

Hancurnya Padepokan Kun Billah selalu menjadi luka terdalam Evindro, begitu banyak rekan, saudara dan orang terdekatnya yang terbunuh dalam kejadian tersebut. Semua itu membuat Evindro menyesali ketidakmampuannya untuk berbuat apa-apa.

Evindro masih kebingungan dengan situasinya saat terdengar suara dari belakangnya.

"Kau tidak berpikir bahwa semua masih tetap sama setelah semua yang kau lalui pada kehidupan kedua ini bukan?"

Evindro mematung ketika pandangannya bertemu dengan sumber suara tersebut, seorang pria sepuh yang sedang tersenyum hangat padanya.

Sosok tersebut tidak tampak asing bagi Evindro, tentu saja karena pria sepuh yang kini berada di hadapannya tidak lain adalah dirinya sendiri pada kehidupan sebelumnya, Evindro yang dijuluki Pendekar Juru Selamat.

"Kau... Bagaimana kau yang menjadi Qorin aku?" Evindro berkata dengan terbata-bata.

Evindro sadar sosok di hadapannya adalah Qorin, namun dia masih sulit percaya bahwa Qorin mengambil wujud dirinya di kehidupan pertama.

"Entahlah, mungkin karena kau masih terlalu terikat dengan masa lalumu, mungkin karena kegagalanmu atau mungkin karena kelemahanmu sendiri." Qorin tersenyum hangat pada Evindro.

"Lemah? Dengan kekuatanku sekarang, aku yakin bisa melampaui kamu sebelum usia 20 tahun."

Sebagai Pendekar Juru Selamat, Evindro menjadi salah satu pendekar terhebat di dunia persilatan Batavia namun dia sadar pondasinya tidak matang dan banyak kekurangan pada dirinya yang membuatnya gagal menggunakan Kitab Al-Hikam dengan sempurna.

"Apa yang gagal kau capai, aku telah mendapatkannya. Aku pasti bisa menghentikan Era Kekacauan."

Mendengar pernyataan Evindro, Qorin justru tertawa.

"Aku memang mengambil wujud ini tetapi bukan berarti aku merupakan orang yang sama, semua yang telah kau capai, aku juga mencapainya dan semua yang kau kuasai, aku juga kuasai bahkan aku menguasainya lebih baik darimu."

Qorin menunjukkan energi yang mengaliri seluruh tubuhnya dengan sempurna, tanda seluruh meridian kecilnya telah terbuka.

"Tulang Naga Langit, Seluruh otot menjadi otot pink dan terbukanya semua meridian kecil... Kekuatan ini, andaikan kehidupan pertama berhasil kumiliki maka tidak ada yang bisa mengalahkan aku di dunia persilatan!" Qorin tertawa dengan lantang, suaranya menggetarkan bumi.

Evindro menutup kupingnya, suara tawa Qorin membuat telinga dan kepalanya terasa mau pecah. Dia tidak menduga Qorin Evindro akan memiliki kekuatan yang begitu dahsyat.

Qorin berhenti tertawa beberapa saat kemudian lalu tersenyum lembut ke arah Evindro. "Dengarkan aku, selama ini kepalamu hanya berisi tentang menghentikan Era Kekacauan, padahal kau sendiri sadar itu tiada gunanya. Andaikan kau berhasil menghentikan Era Kekacauan, apa gunanya? Dunia persilatan tidak akan berubah, akan menjadi tempat yang penuh darah dan kematian. Kau menghentikan satu Era Kekacauan namun di masa depan pasti akan terjadi hal yang sama lagi dengan alasan yang berbeda, dan belum tentu kau bisa menghentikannya."

Evindro mengerutkan dahinya, sosok di hadapannya sungguh Qorinnya. Ujian untuk mengalahkan Qorin sudah dimulai ketika Qorin mencoba menghancurkan idealisme serta prinsip yang dipegang oleh seorang pendekar.

"Kau benar, tetapi lebih baik menghentikan satu daripada diam dan tidak berbuat apa-apa. Meskipun dunia persilatan masih akan tetap berdarah dan dipenuhi kematian, selama aku menghentikan Era Kekacauan maka ada peluang untuk situasi menjadi lebih baik."

"Omong kosong, selama aliran hitam dan putih masih ada maka Era Kekacauan tetap bisa terjadi lagi, bahkan berulang kali..." Qorin mengepalkan tangannya dan melepaskan aura yang dahsyat. "Lihat, dengan pencapaianmu ini, kau bisa menjadi Pendekar Suci terkuat di dunia persilatan, bahkan bisa mencapai tingkat lebih tinggi dari Pendekar Suci. Kau sadar dengan kekuatan sebesar itu apa yang bisa kau lakukan?"

Evindro mengerutkan dahinya, dia mundur dua langkah karena merasa sedikit terancam pada aura yang dilepaskan Qorin.

"Kau juga menyadarinya bukan? Benar, dengan kekuatan ini kau memiliki kemungkinan melenyapkan aliran hitam dari dunia persilatan!" Qorin tersenyum semakin lebar.

Nafas Evindro tertahan, dia sudah menebak yang akan Qorin katakan tetapi masih terkejut ketika mendengarnya secara langsung.

"Jangan berusaha menghindar, tidak peduli berapa kali kau menghentikan Era Kekacauan, semua akan terulang kembali namun kalau kau melenyapkan aliran hitam, dunia akan lebih baik..."

"Tidak! Dunia ini butuh keseimbangan! Hitam dan Putih akan selalu berjalan berdampingan, memusnahkan salah satunya berarti memusnahkan semuanya!" Evindro berusaha menolak sugesti yang diberikan oleh Qorin.

Aliran Hitam tidak akan pernah bisa dimusnahkan, andai Evindro menghabisi setiap pendekar aliran hitam sekalipun, di masa depan akan muncul lagi kelompok aliran hitam yang baru. Semua itu berlaku sebaliknya, aliran putih meskipun dipunahkan oleh aliran hitam, suatu hari akan terbentuk lagi.

Tidak peduli sekeras apa orang menolaknya, aliran putih dan hitam adalah dua sisi dari koin yang sama, tidak dapat dipisahkan.

Evindro sadar, kalau dia menyerah pada Qorin dan sungguh melakukan pembantaian pada aliran hitam, dia tidak akan berhenti sampai di sana. Tindakan tersebut akan membuat Evindro dipandang sebagai seseorang yang sangat berbahaya, seluruh pendekar dunia persilatan yang tersisa pasti akan berusaha menghabisinya.

Pada akhirnya hanya ada satu diantara Evindro atau dunia persilatan yang akan bertahan.

Senyum Qorin sedikit memudar sebelum dia menghela nafas pelan. "Kau sungguh keras kepala, dengan menerimaku maka kau akan dengan mudah mendapatkan kekuatan yang tidak bisa kau bayangkan..."

"Aku tidak akan menerima jalanmu, aku akan mengikuti jalan yang kupilih sendiri!"

Qorin menggelengkan kepalanya pelan sebelum menghentakkan kakinya, seketika ratusan pedang muncul di sekitar keduanya.

Evindro mengenali beberapa pedang diantara ratusan pedang tersebut, "Ini..."

"Yang ada di hadapanmu adalah semua pedang yang pernah kau gunakan selama kehidupan pertamamu, mereka semua pedang yang patah dan hancur karena kau tidak cukup ahli menggunakannya."

Qorin kemudian mengambil salah satu pedang, "Kau masih ingat pedang ini? Ini adalah pedang yang menemanimu selama dua tahun dan yang terpenting, pedang inilah yang bersamamu pada pertempuran terakhir menghadapi ratusan pendekar raja dan pendekar suci."

Evindro melirik pedang tersebut, itu salah satu pedang yang dia kenali.

"Kau menyalahkan pedang ini atas kematianmu kan? Kau berpikir andai memiliki pedang lebih baik, mungkin kau bisa bertahan dari kepungan musuh."

1
Aman 2016
mantul Thor 💪💪💪
Aman 2016
jooooz pooolll
Aman 2016
mantab Thor lanjut terus updatenya
Aman 2016
top markotop Thor lanjut
Aman 2016
top top markotop lanjut terus Thor
Aman 2016
jooooz pooolll Thor lanjut
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!