NovelToon NovelToon
Salah Kamar

Salah Kamar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Cinta setelah menikah / Percintaan Konglomerat
Popularitas:110.2k
Nilai: 5
Nama Author: Qinan

Rupanya salah masuk kamar hotel saat liburan membuat Gia Adrian harus rela terjebak dalam sebuah pernikahan konyol dengan pria asing dan begitu juga dengan Gio Hadikusumo terpaksa menerima pernikahan tersebut padahal dirinya merasa tak melakukan apapun.

"Aku tidak mau menikah dengan gadis manja dan liar sepertinya," ucap pria tampan nan macho dengan pandangan sedingin es gunung himalaya tersebut.

"Ck, kamu kira aku juga mau menikah dengan pria dingin dan kolot sepertimu? hidupku pasti akan penuh sial nanti," umpat Gia menolak mentah-mentah pernikahannya. Ia masih sangat muda dan masih ingin bersenang-senang.

"Pokoknya kami tidak ingin menikah, kami hanya salah masuk kamar!" ucap mereka bersamaan saat kedua orangtuanya memaksakan sebuah pernikahan demi menjaga nama baik keluarga masing-masing.

Gia anak gaul metropolitan, kaya raya dan manja serta gemar hang out bisakah bersatu dengan Gio pria kepulauan yang dingin dan serius yang selalu menjunjung tinggi adat istiadat keluarga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penawaran Gia

Sesampainya di kamarnya Gio langsung merebahkan Gia diatas ranjangnya lalu menatapnya dengan pandangan tajam dan rahang mengeras.

"Apa kamu sengaja berpakaian seperti itu untuk menggoda semua pria yang ada disini?" ucapnya dengan nada yang begitu dingin hingga membuat Gia langsung menelan ludahnya kemudian gadis itu pun segera beranjak duduk.

"Memang ada apa dengan pakaianku? aku sudah biasa memakainya," sahutnya namun saat hendak berdiri pria itu kembali menahannya bahkan kini mendekatkan tubuhnya hingga membuat gadis itu sontak memundurkan badannya.

"A-apa yang kamu lakukan?" ucapnya ketika melihat pria itu nampak menyusuri setiap inci tubuhnya dengan pandangan dinginnya.

"Jangan salahkan jika seseorang tergoda dan berniat jahat karena kamu sendiri yang memancingnya," tegas Gio yang kini telah mengungkung tubuh gadis itu hingga membuat Gia langsung ketakutan lalu pandangan mereka pun nampak terkunci.

Apa ia akan diperkosanya? Rasanya jantung Gia semakin berdebar-debar kencang, tenaganya pun terasa lemah seakan dihisap oleh magnet pria itu namun detik selanjutnya Gio langsung menjauh lalu ditariknya selimut untuk menutupi tubuh gadis itu.

"Gantilah pakaianmu dengan yang lebih sopan dan akan ku bawakan makan siangmu kesini!" ucapnya seraya berlalu pergi namun Gia langsung beranjak duduk.

"Tunggu!" ucapnya hingga membuat Gio yang hendak membuka pintunya langsung berhenti namun enggan berbalik badan.

"Aku ingin bicara," Gia segera turun dari ranjangnya.

"Bukankah semalam kamu janji jika kita akan bicara hari ini," imbuhnya mengingatkan seraya melangkah mendekat dan Gio pun langsung berbalik badan menatapnya namun tak mengatakan apapun.

"Bukankah kita sama-sama tahu jika malam itu kita tak melakukan apapun jadi untuk apa pernikahan ini dipertahankan? karena pada kenyataannya kita juga sama-sama tak memiliki perasaan jadi aku menawarkan padamu tentang sebuah pernikahan kontrak, mungkin terdengar konyol tapi berapa pun yang kamu minta akan ku berikan." tukas Gia mengutarakan rencananya, ia kaya raya dan berapa pun yang pria itu mau akan ia bayar asalkan bisa segera pergi dari tempat ini.

"Lalu?" Gio hanya menatapnya datar.

"Kita menikah kontrak sampai 40 hari kedepan dan setelah masa pingitku selesai kira berpisah secara baik-baik dan aku akan kembali ke daerah asalku," sahut gadis itu lagi.

Pernikahan kontrak yang sangat singkat pikirnya namun siapa yang tahan tinggal disini, selain kampung yang masih kuno juga lingkungan yang toxic. Kemudian gadis itu pun mengambil sesuatu dari atas nakas, sebuah kertas yang ia tulis tangan sebelumnya.

"Ini perjanjian pernikahan kontrak kita jadi selama 40 hari kamu tidak berhak menyentuhku bahkan mengatur hidupku lalu setelah kontrak selesai kita otomatis bukan pasangan suami istri lagi jadi sekarang tulis nominal yang kamu inginkan lalu tanda tangan disini!" Gia menjelaskan isi lembaran kertas tersebut kepada pria itu lalu segera memberikannya.

Gio menerimanya dan tanpa membacanya ulang kertas tersebut langsung dirobeknya dihadapan gadis itu dan tentu saja itu membuat Gia sontak melotot menatapnya.

"A-apa yang kamu lakukan?" gadis itu langsung melayangkan protes karena sebelumnya sudah susah payah menulisnya.

"Pertama tidak ada pernikahan kontrak diantara kita, karena pernikahan yang dilaksanakan dihadapan Tuhan tidak bisa dibuat mainan," tegas pria itu membuka suaranya.

"Ta-tapi ..."

"Kedua, di kampung ini terutama keluargaku tidak pernah yang ada namanya perceraian jadi menikah sekali untuk seumur hidup," potong pria itu melanjutkan perkataannya namun Gia kembali melotot mendengarnya.

Apa itu berarti ia akan terpenjara seumur hidupnya di tempat anta berantah ini? memikirkan hal itu pun gadis itu langsung menggeleng cepat bahkan kini kakinya terasa lemas.

"Tapi ..."

"Jadi terima saja takdirmu dan belajarlah menjadi istri yang baik terutama mematuhi semua aturan di kampung ini," lagi-lagi Gio memotong ucapan sang istri.

Gia benar-benar tak percaya mendengarnya, belajar menjadi istri yang baik? tentu saja ia akan melakukannya jika itu dengan pria yang ia cintai.

"Tapi kita tak saling mencintai, aku tidak mencintaimu begitu juga sebaliknya kamu tak menyukaiku kan?" ucapnya menimpali, lagipula apa enaknya menjalani pernikahan tanpa cinta.

"Hm." Gio mengangguk kecil, ia memang belum mencintai gadis itu.

"Kalau begitu kenapa harus memaksakan diri? bukankah menjalani hubungan tanpa cinta itu hanya menyiksa diri?" Gia mencoba mempengaruhi pria itu agar terbuka pikirannya.

"Aku hanya tidak ingin melawan takdir," sahut pria itu menatapnya lantas pandangan beralih kearah jendela kamarnya yang terbuka dan menampakkan langit biru siang itu seakan-akan apa yang mereka jalani saat ini adalah takdir yang diberikan oleh Tuhan.

"Dengan mengorbankan perasaanmu yang jelas-jelas sedang menunggu mantan kekasihmu datang?" potong Gia namun pria itu langsung beralih menatapnya dengan pandangan kembali dingin seakan menegaskan jika ia tak diizinkan untuk ikut campur atas hatinya.

"Aku akan mengambilkan makan siangmu," ucap pria itu mengalihkan pembicaraan dan berlalu pergi meninggalkan gadis itu.

Gia nampak kesal bahkan tak segan menendang pintu yang baru saja ditutup oleh suaminya tersebut. "Dasar pria kolot, jika tidak cinta kenapa masih bertahan." umpatnya dengan kesal.

Ia tidak mungkin akan terkurung untuk selamanya di kampung ini dan ia bersumpah pria itu harus bertanggung jawab atas penderitaannya nanti.

"Apa aku menikah saja lagi? dia bilang tidak akan pernah bercerai, tapi dia tidak bilang jika melarang untuk menikah lagikan?"

Seketika senyuman kembali terbit dibibir tipis gadis itu, bersedih bukanlah sifat aslinya bahkan sepanjang ia hidup tak pernah merasa sedikit pun kesedihan karena selama ini hidupnya terlalu sempurna namun senyumnya perlahan menyurut.

"Lalu aku akan menikah dengan siapa? bahkan hingga kini aku belum pernah jatuh cinta, apa aku tidak normal?"

Gia merasa frustrasi sendiri sampai pada akhirnya pintu kamarnya kembali dibuka dan nampak sang suami membawa sebuah nampan berisi dua piring makanan untuk mereka.

Ah, kenapa pria itu tiba-tiba menjadi baik?

"Ayo makanlah!" Gio memberikan sepiring makanan kepada gadis itu dan tentu saja dengan senang hati Gia langsung menerimanya apalagi makanannya terlihat sangat enak sama seperti yang ia santap saat di hotel tempatnya menginap sebelum tragedi itu.

Tidak mungkinkan bibi Nala yang membuatnya?

"Apa bibi yang memasak?" tanyanya ingin tahu.

"Makanlah tidak usah banyak bicara!" tegas Gio dan Gia langsung mengerucutkan bibirnya tapi setelah itu segera memakannya mengingat ia telah melewatkan sarapannya dan menghadapi kenyataan juga butuh tenaga bukan.

"Oh ya kamu tadi bilang pernikahan yang telah di satukan oleh Tuhan tidak boleh dipisahkan bukan?" ucapnya kembali meskipun sang suami melarangkan untuk tak banyak bicara saat sedang makan.

"Hm," Gio hanya berdehem kecil ditengah kunyahannya.

"Apa itu berarti kita boleh menikah lagi? bagaimana jika aku saja yang menikah lagi, karena jika kamu yang menikah lagi maka bebanmu akan semakin bertambah apalagi gaya hidupku sangat mahal tapi jika aku yang menikah lagi dengan pria yang lebih kaya otomatis bebanmu akan berkurang." tukas Gia mengutarakan ide konyolnya namun sontak membuat Gio tersedak makanannya sendiri hingga membuat pria itu langsung mengambil minum dan menghabiskannya sampai tak bersisa.

Haus bang?

1
nyaks 💜
apanya yg lemah Gi?? 🤣🤣🤣
nyaks 💜
wkwkwkwkwk
nyaks 💜
lucu dan imut ya Gi 😂
nyaks 💜
😅😅😅
nyaks 💜
baiknya si Abang Gio 😅😅
MD...
wkwkwk
MD...
imut katanya 🤧😅🤭🤣
MD...
Gi... aduh matamu ternodai..
MD...
aduhhh malah Nonton live lagi😁
MD...
bohong ahhh
MD...
liat suami Tampan kek gitu, mau bungkus gak Gi??
bungkus aja lah , halal ini ko 😁
MD...
wkwkwk...gpp Gi.. tar kalian tinggal pada pegang isiannya 🤭🤭🤣
MD...
wkwkwk....duh suamimu baiknya 🤣🤣 s Gio gak mikir aneh2kan waktu nyuci dalemanmu🤭🤭😅
MD...
sepolos²nya cewek, kalau liat daleman cowok, lahhh pasti gini 😁
kiya
rame slalu karna ada gia, udah ga sepi lg rmh kakek
Retno Harningsih
lanjut
Radya Arynda
mantap ceritanyA,,,,,👍👍👍👍selalu di tunggu up nya
Radya Arynda
semangaaat terus gia,,,buat gebrakan yang lebih wao unruk orang2 gila yang selalu meremeh kan kamu🤣🤣🤣🤣🤣👍👍👍👍👍👍👍
zenara
penasaran bikin ulah apalagi Gea🤣🤣 salah mu bibi mo ngerjain gadis bar bar dan usil kyak Gea, ya kena sendiri lah

hayo loh siapa yang duluan jg atuh cinta ni🤭🤭
Syarifah Komsiyah
kira2 proyek baru apa ya yg gia lakukan kok sampai bibi nala berteriak sedangkan si gia malah tersenyum lebar, lanjuuuuttt thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!