NovelToon NovelToon
Kau Hancurkan Hatiku, Ku Hancurkan Keluarga Mu

Kau Hancurkan Hatiku, Ku Hancurkan Keluarga Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Beda Usia / Pelakor / Pernikahan rahasia
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Cahyaning fitri

Kau Hancurkan Hatiku, Jangan Salahkan aku kalau aku menghancurkan Keluargamu lewat ayahmu....

Itulah janji yang diucapkan seorang gadis cantik bernama Joana Alexandra saat dirinya diselingkuhi oleh kekasihnya dan adik tirinya sendiri.

Penasaran ceritanya???? Yuk kepo-in.....

Happy reading....😍😍😍😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 : Shock

“Ada apa, Rey? Apa yang elo temuin?” tanya Joana begitu mendudukkan bokongnya di kursi.

“Minum es cappucino dulu, Jo? Gue dah pesenin?”

“Thanks, Rey. Elo tau aja apa yang gue suka?” ucap Jo tersenyum, namun sikapnya tetap anggun.

Setelah meletakkan gelas es di atas meja dengan anggun, gadis itu menatap Rey dengan tatapan tajam, namun penasaran.

“Ada apa?” tanya Jo.

“Gue berhasil mendapatkan informasi tentang orang yang memblok surat kabar itu?” ucap Rey dengan hati-hati.

“Ah, siapa?” tanya Jo dengan semangat.

“Lu bakalan nggak percaya, Jo?”

“Come on, Rey. Elo bikin gue penasaran aja?” cemberut gadis itu.

Rey terdiam sejenak. Ia memberikan tatapan tajam, namun tegas dan jelas.

“Dia Tuan Jaya Bastian?” jawab Rey tenang, namun tatapannya waspada, takut sahabatnya syok.

“Jaya Bastian?” pekik Jo, suaranya hampir tak terdengar.

“Elo yakin, Rey?”

Dengan berat hati, Rey mengangguk cepat.

“Bagaimana mungkin, Rey? Dia bokap gue, Rey?” kata-katanya terbata, namun mengandung amarah, kekecewaan, dan penasaran tingkat tinggi.

“Gue juga nggak tahu alasannya. Tapi, informasi yang gue dapet emang bener dan akurat. Gue dapet dari sumber terpercaya?”

“Tapi…. kenapa harus bokap gue, Rey? Apa dia terlibat dengan kecelakaan itu?”

“Gue nggak yakin. Tapi gue menarik kesimpulan kalau bokap lo, cuma memblokade berita aja. Nggak mungkin terlibat. Karena yang ada di mobil itu nyokap lo sendiri, istri bokap elo. Mana mungkin dia tega kan?” kata Rey, membuat kedua tangan Jo menggenggam erat, emosinya tak stabil.

“Tugas elo cari tau sendiri apa yang menyebabkan bokap elo memblokade berita itu?” kata Rey, “Dan gue akan tetep selidiki siapa dalang di balik kecelakaan itu?”

Tubuh Jo mematung. Dia masih terlihat syok berat, hingga tiba-tiba Rey menepuk pundaknya pelan.

“Eh, Iya?”

“Elo denger apa yang gue omongin kan?”

“Denger kok?” sahut Jo, tersenyum kecil, namun wajahnya masih nampak syok tak percaya.

“Papa…. kenapa, Pah? Apa papa ada hubungannya dengan kecelakaan mama?”

-

-

Joanna berjalan tanpa arah. Tatapannya kosong. Ia mengikuti langkah kakinya entah mau kemana. Ia sediri, hanya ingin melangkah, melangkah, dan melangkah tanpa tujuan.

Tiba-tiba ia teringat dengan Bram, suaminya. Harusnya di saat seperti ini, Bram ada disampingnya. Menguatkannya.

Tapi apa? Hatinya terasa kosong. Sepi. Sunyi.

Sudah satu Minggu lebih suaminya di China dengan istri pertama. Mereka hanya berjumpa lewat suara ataupun video call. Itu saja kalau ada waktu dan kesempatan. Selebihnya Joanna hanya berharap sendiri, selalu menatap pintu, berharap suaminya kembali pulang dengan cepat.

Namun ekspetasinya salah, berhari-hari bahkan sudah genap dua bulan, Bram belum kembali. Komunikasinya dengan pria itu juga dua Minggu yang lalu, setelah itu Bram benar-benar tak menghubunginya. Ponselnya tidak aktif.

Hati Joanna semakin kosong dan hampa. Ia merasa seperti hidup dalam kepedihan yang tak berkesudahan. Menjadi istri kedua Bram memang bukanlah kehidupan yang diimpikannya. Ia merasa seperti hanya dijadikan sebagai penghangat ranjang saja, bukan sebagai pasangan yang sebenarnya.

Setiap kali Bram meminta haknya, Joanna tidak bisa menolak, menjalankan kewajibannya sebagai istri.

Ia tidak merasakan cinta atau kasih sayang yang tulus dari sang suami, seperti Bram begitu mencintai Rosa.

Setiap pria itu puas puas, ia akan diabaikan seperti barang yang sudah tidak terpakai lagi.

Sedih?

Tentu saja.

Ia sering menangis sendiri, memikirkan nasibnya yang miris. Mencintai sendirian.

Joanna merasa seperti tidak memiliki harga diri sebagai seorang istri. Ia hanya dijadikan sebagai objek keinginan Bram, tanpa ada perasaan atau emosi yang sebenarnya.

Beruntungnya, dia adalah wanita yang cerdas dan mandiri. Joanna tahu, bahwa ia harus menjaga dirinya sendiri, terutama dalam hal hubungan intim.

Setiap kali berhubungan dengan Bram, gadis itu tak lupa meminum pil KB untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

Meskipun hubungan dengan Bram tidak seperti yang diimpikannya, Joanna merasa aman karena ia memiliki kendali atas tubuhnya sendiri.

Joanna tidak ingin terjebak dalam situasi yang lebih buruk, seperti hamil. Karena memang ia belum siap.

******

Keesokan harinya.

Joanna nampak lesu saat berjalan ke arah bandara. Bahkan saat kapten Tyo menyapanya, sama sekali Joanna tak melirik. Seolah-olah gadis cantik itu sibuk dengan dunianya sendiri. Hingga akhirnya Kapten Tyo tiba-tiba mengejar, dan mensjajarkan jalannya dengan jalan Jo.

Jo terkesiap begitu tersadar bahwa di sampingnya sudah ada kapten Tyo.

“Kapten….?” pekik gadis itu kaget.

“Dari tadi saya panggil kamu, tapi sama sekali kamu tidak menoleh?” katanya.

“Oh, astaga. Maaf, Kapt?” kata Jo, benar-benar tidak enak.

Tyo terkekeh geli melihat reaksi Jo yang sangat menggemaskan.

“Masih ada 60 menit, bagaimana kalau saya traktir minum kopi?” tawarnya. Lalu Jo melirik ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan, dan benar saja kurang 60 menit untuk menyiapkan semuanya di pesawat.

“Emmmm, bagaimana ya?”

“Ayolah. Ada hal penting yang ingin saya bicarakan?” kata pemuda tampan itu.

“Baiklah,” angguk gadis itu, mengiyakan ajakan kapten Tyo.

Kini keduanya tengah berada di sebuah Coffe shop yang berada di bandara.

Jo mengerutkan keningnya, dia penasaran dengan apa yang ingin dibicarakan rekan kerjanya itu. Karena tidak biasanya kapten Tyo bersikap seperti itu kalau tidak ada yang penting.

Sambil melipat kedua tangannya di depan dada, Jo menatap pria itu dengan intens.

“Jadi…..apa yang ingin kapten bicarakan dengan saya?” tanya Jo.

“Begini, Jo. Saya benar-benar butuh bantuanmu kali ini?” katanya dengan nada memohon.

“Iya, tapi bantuan apa, Kapt?”

“Jadi, begini Jo…..? Perusahaan orang tua saya, eh, maksudnya perusahaan kakek saya….. akan mengadakan pesta ulang tahun perusahaan yang ke-10. Dia membuat pesta cukup mewah yang dihadiri para pembisnis pembisnis se-Indonesia.”

“Ya, terus…..?”

“Emmm, tentu saja saya harus datang. Tapi masalahnya…..?” Tyo menggantung kalimatnya, membuat Jo terheran-heran.

“Apa masalahnya? kapten tinggal datang kan?”

“Tidak sesederhana itu…?” Tyo nampak cemberut, wajahnya muram.

“Kakek saya….dia itu ngotot banget saya datang karena akan diperkenalkan dengan cucu koleganya. Kamu tau maksudnya?”

“Nggak tau lah, Kapt?” manyun Jo, kapten muda itu malah terkekeh.

“Dia ingin menjodohkan saya dengan cucu koleganya itu. Kakek saya berpikiran kalau saya nggak suka perempuan karena di umur saya sampai sekarang masih jomblo. Dia khawatir kalau saya ini penyuka sejenis. Entah pemikiran dari mana itu saya saja heran?” cebiknya. Sementara Jo hampir meledak tawanya mendengar cerita rekan kerjanya itu, “Sementara saya sama sekali tidak berminat?” lanjutnya lagi.

“Terus….. hubungannya dengan saya apa?” Jo menatap heran pada pria itu.

“Emmmm, saya mau minta tolong, kamu jadi pacar pura-pura saya?”

“Apa?” kaget Jo.

“Jangan salah paham dulu? Saya hanya ingin kamu jadi pacar pura-pura saya untuk dikenalin sama kakek. Hanya pura-pura saja kok? Serius, pura-pura? Tapi kalau kamu maunya beneran, saya nggak akan nolak?” katanya terkekeh.

Jo mendengus kecil. Wajahnya cemberut.

Bukannya dia tak suka dengan kapten Tyo.

Sebelum dirinya ketemu dengan Bram, Jo pernah menyukai pria itu. Dia berusaha membuka hatinya untuk pria lain, setelah putus dengan Kevin.

Namun setelah kejadian mahkotanya terenggut pria lain, pria yang tak lain adalah papa mantannya, sejak itu, Jo menutup perasaannya kuat-kuat.

Dia merasa tidak pantas bersanding dengan pria tampan dan baik seperti kaptennya itu.

“Kalau Saya nolak, gimana?”

“Please, jangan tolak. Karena saya rasa hanya kamu yang cocok dan sesuai kriteria kakek saya?” kata pemuda itu.

“Tapi saya tidak mau membohongi orang tua, Kapt! Takut dosa?”

“Iya, saya tau. Tapi kali ini please, cuma pura-pura aja kok? Tolong ya, Jo? Tolong banget?” mohon pemuda itu.

“Saya harus bawa cewek ke pesta supaya kakek saya tidak menjodoh-jodohkan saya dengan cucu koleganya. Saya hanya ingin mematahkan tuduhannya itu yang menganggap saya ini tidak suka dengan perempuan, makanya dia niat banget jodohin saya. Kalau dia percaya saya punya gebetan, dia nggak akan jodohin saya lagi kok? Setelah itu kita berhenti berpura-pura? Intinya, saya hanya ingin menunjukkan kalau saya ini punya gebetan. Itu saja, Jo?”

“Duh, gimana ya, Kapt?”

“Please, bantu saya? Kali ini aja?” mohonnya. Jo nampak berpikir.

“Kalau kamu bantu saya, saya janji, apapun yang kamu inginkan dari saya, saya akan penuhi….?”

“Hah, beneran?”

“Beneran. Apapun akan saya penuhi?”

“Oke deh, saya mau. Tapi kapan acaranya?” tanya Jo, sambil menyesap coffee latte nya.

“Hari Sabtu, tepat malam Minggu. Sepulangnya kita terbang?”

“Tapi…..?”

“Tapi apa?”

'Saya nggak punya gaun bagus, Kapt? Kalau mendadak, saya takut nggak bisa cari gaun yang cocok.”

“Tenang saja. Saya sudah mempersiapkan semuanya?”

Bersambung....

Komen dong?????

1
US
bagus alurnya thor /Drool/
Cahyaning Fitri: Terima kasih 😘😘😘
total 1 replies
Fang
Kisah yang menyentuh hati.....😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!