Kau Hancurkan Hatiku, Jangan Salahkan aku kalau aku menghancurkan Keluargamu lewat ayahmu....
Itulah janji yang diucapkan seorang gadis cantik bernama Joana Alexandra saat dirinya diselingkuhi oleh kekasihnya dan adik tirinya sendiri.
Penasaran ceritanya???? Yuk kepo-in.....
Happy reading....😍😍😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 : Perempuan itu Ternyata.....????
"Ini foto-fotonya, Nyonya!" ucap orang suruhan itu menyodorkan setumpuk foto di atas meja.
Rosa meraih setumpuk foto yang diberikan dengan tangan gemetar. Dia menatap satu per satu, mulai dari gambar yang biasa saja hingga yang terakhir. Dadanya tiba-tiba sesak saat matanya menatap sosok yang sangat dikenalnya—seolah seluruh dunia berhenti sejenak.
"Ini... ...?" bisiknya, suaranya bergetar tanpa sadar. Matanya membelalak, menahan perasaan campur aduk antara terkejut dan gelisah yang menguat dalam dada.
Joanna.
Ya foto perempuan yang di duga menjadi selingkuh suaminya adalah Joanna.
Gadis yang sangat ia kenal, yang menjadi mantan putranya.
Rosa menatap mata suruhan itu, bola matanya membulat sempurna dan tubuhnya bergetar hebat seakan dibekukan oleh kejutan.
"Ini... ini tidak mungkin,” desisnya lemah, mencari kepastian. “Apakah kamu yakin tidak salah orang?”
“Tidak mungkin saya salah, Nyonya," tegas si suruhan. “Sudah tiga hari berturut-turut saya mengikuti Pak Bram. Dia dan gadis cantik ini jalan berdua ke puncak dan bahkan menginap di sana.”
Rosa tersentak, kehilangan kata-kata. "T-tapi... Joanna?" gumamnya, seraya terduduk lemas di kursi.
“Anda kenal gadis ini, Nyonya?" tanya si suruhan lagi.
Rosa mengedipkan mata beberapa kali, kebingungan mendorongnya meremas roknya yang lembut. Dengan tangan yang berat, ia mengambil dan meneliti foto yang ditunjukkan oleh suruhan tersebut.
Di dalamnya, Jo dan suaminya tampak begitu mesra. Mereka saling menyuap, tertawa lepas, dan saling menatap dengan tatapan yang terlalu dalam. Siapa pun tak akan menduga mereka berdua bisa memiliki hubungan semacam itu.
“Apa ada info lainnya yang tidak saya tau?”
“Sebelum mereka ke puncak, saya sempat mengikuti Pak Bram. Dan Pak Bram mendatangi sebuah apartemen di kawasan perumahan elit di jalan Ciremai, Nyonya. Mungkin apartemen itu----apartemen yang didiami perempuan itu?”
Rosa menunduk pelan, tatapannya kosong penuh luka. Di dalam hatinya, badai amarah dan kesedihan bergemuruh tanpa henti, menghancurkan setiap harapan yang pernah ia miliki. Suami yang selama ini dipuja, ternyata menyimpan pengkhianatan yang paling kejam di balik senyum manisnya. Dunia Rosa runtuh dalam hening yang menyakitkan, meninggalkan bara luka yang membakar jiwanya tanpa ampun.
*******
“Mami dari mana?” tanya Kevin begitu melihat mamanya yang baru pulang dan masuk dari pintu masuk.
“Vin, kamu di rumah?” bukannya menjawab, Rosa malah balik bertanya.
“Iya, aku di rumah. Hari ini entah kenapa aku merindukan rumah,” ujarnya terkekeh kecil.
“Tumben,” sahut perempuan itu mendudukkan bokongnya di samping sang putra.
Namun suasana di rumah itu terasa berbeda. Mata Kevin memperhatikan kelelahan yang menempel pada wajah maminya, Rosa. Pandangannya muram dan langkahnya tertatih seolah menahan beban yang berat.
"Mami kenapa? Kayaknya lelah banget deh," tanya Kevin dengan nada khawatir.
Rosa hanya menghela napas, memaksa senyuman yang terasa pahit.
Setelah mengetahui perselingkuhan suaminya, wajah Rosa berubah pucat tanpa darah, seolah nyawanya tercabut perlahan. Foto-foto mesra suaminya bersama Jo seperti bayangan hantu yang menghantui, berkelebat tak henti di sudut pikirannya, menusuk hatinya dengan tajam. Dunia Rosa runtuh dalam sepi yang mencekam, membiarkannya terperangkap dalam gelap yang pekat tanpa jalan keluar.
"Iya, tadi ketemu teman lama," jawabnya mencoba menyembunyikan gelisah yang mulai menggerogoti.
“Oya, Vin. Mami mau tanya, kamu dan Jo sebenarnya putus karena apa? Mami boleh tau?”
“Hah,” Kevin sedikit tercengang. Pasalnya tidak biasa-biasanya sang mama kepo dengan urusan pribadinya.
“Kenapa, Mih? Tumben mami kepo?”
“mami cuma mau tau. Tolong jawab jujur, Nak?” tekan Rosa, dia sangat penasaran.
“Emmmm—-kami merasa nggak cocok aja sih, Mih. Makanya kami putus?”
“Yakin cuma gara-gara itu? Nggak ada alasan khusus kenapa kalian bisa putus?”
Kening Kevin menukik tajam. Menatap aneh pada mamanya yang kali ini terlihat sangat berbeda dari biasanya.
“Ada apa, Mih?”
Rosa menghela nafasnya panjang.
“Nggak apa-apa. Hanya saja mami takut dia punya niat nggak baik pada keluarga kita karena kamu menyakitinya?”
“Maksudnya?” Kening Kevin semakin mengerut tidak paham.
“Kamu tau papi kamu ada hubungan dengan perempuan lain?”
Kevin terkejut bukan main. Ekspresinya seperti tak percaya.
“Mami tau, kamu nggak akan percaya. Tapi ini kenyataan, Vin. Papi kamu selingkuhin Mami?” kata Rosa, wajahnya terlihat sedih.
“Mami jangan ngaco. Nggak mungkin papi tega melakukan itu. papi sangat mencintai Mami, nggak mungkin dia tega selingkuhin Mami,” sangkal Martin tidak percaya.
“Tapi itu bener, Vin. Mami nggak bohong,” jawab Rosa, “Awalnya—--Mami cium bau parfum perempuan di jas papi. Dari situ, Mami curiga. Namun karena belum ada bukti, Mami cuman berspekulasi saja. Tidak berani menuduh. Lalu—--kecurigaan Mami semakin besar saat Mami diam-diam sering pergoki papimu pulang malam dengan alasan banyak pekerjaan. Lalu, ditambah sering ke luar kota, bahkan bulan kemarin sampai ke Jepang. Menghabiskan uang banyak. Kalau hanya untuk bertemu klien, nggak mungkin papimu sampai belanja-belanja segala. Dia bukan tipe pria yang suka belanja, kecuali Mami yang beliin. Lalu akhirnya Mami sewa seseorang untuk membuntuti papi kamu, Vin. Mami terpaksa?” mata rosa sudah berkaca-kaca. Hatinya terasa hancur mengingat foto-foto suaminya dengan perempuan lain yang tak lain ialah mantan kekasih putranya sendiri. Di foto mereka terlihat begitu mesra.
“Terus apa informasi yang di dapat orang suruhan mami?” Kevin menegakkan tubuhnya. Pembicaraannya dengan sang mama semakin menarik.
Rosa mengambil foto-foto tersebut di dalam tasnya, lalu menyerahkannya pada Kevin.
“Kamu lihat sendiri?” ujar Rosa.
Mata Kevin membulat, menatap satu persatu foto di tangannya. Mulutnya menganga, seolah-olah tak percaya dengan apa yang ia lihat. Sungguh mustahil, tapi faktanya, difoto itu, Jo dan papinya terlihat begitu mesra dan romantis. Itu sudah cukup membuktikan bahwa keduanya memang memiliki hubungan.
Di tambah, beberapa hari yang lalu, dia juga pernah melihat papinya dan Jo berada dalam satu mobil. Semakin benar dugaan dan sangkaannya selama ini. Mereka benar-benar memiliki hubungan.
Tapi hubungan apa?
Nggak mungkin mereka memiliki hubungan kerjasama pekerjaan.
Kecuali kalau Jo nekat menjadi selingkuhan papinya hanya untuk membalas dendam padanya.
“Mami mikir—-jangan-jangan Jo sengaja deketin Papi buat balas dendam sama kamu. Kamu dan dia berpisah secara baik-baik kan, Vin?” tanya Rosa. Kevin langsung tersentak kaget. Ia amati wajah maminya yang terlihat lelah, sedih dan penuh kekecewaan.
“A-aku…..? Mih….biar aku selesaiin ini!”
“Jawab mami, Vin? Kamu—-nggak nyakitin hatinya kan saat kalian memutuskan untuk berpisah?” tanya Rosa, penasaran.
Kevin menelan ludahnya kasar.
“Mi—-aku….?” reaksi tubuh Kevin begitu gugup, dia bingung harus menjelaskan apa.
“Jawab, Vin? jujur sama mami?” pinta Rosa, air matanya menggantung.
Kevin menghela nafasnya panjang. Kepalanya menunduk dalam-dalam.
“Aku—- aku yang udah ngehianatin dia, Mih! Aku duluan yang menghianati dia. aku tahu aku salah….!"
“Kevinnnn……!" seru Rosa, terisak-isak.
"Kenapa, Vin? Kenapa? Apa alasannya kamu mengkhianati dia? Apa dia dulunya mengkhianati kamu sampai kamu tega balik mengkhianatinya?"
"Nggak, Mih. Ini pyur kesalahan aku. Aku yang sudah mengkhianati cintanya, dengan bermain gila dengan perempuan lain....!" ucap Kevin menundukkan kepala, merasa menyesal.
"Ya Tuhan!!!! Bukannya kalian berencana untuk menikah? Tapi----kenapa kamu tega mengkhianatinya????"
"Karena----karena aku khilaf dengan godaan, Mih. Aku khilaf....!"
"Khilaf bukan berkali-kali, Kevin? Tapi kamu sampai memutuskannya? Itu berarti kamu dan Karin.....? Kalian sudah sering melakukan hal terlarang?"tanya Rosa, nadanya meninggi.
"Katakan Kevin? Katakan?"
"Iya, Mih. Aku dan Karin sering melakukan itu. Dan tanpa sengaja, perbuatan kami kepergok.....!"
"Ya Tuhan.....!" mata Rosa membelalak, menatap tak percaya, sambil menutup mulutnya.
"Kevin......!"
********
“Aku antar kamu pulang ke apartemen?” ucap Bram mengecup kening istrinya.
“Hmmmm,” angguk Jo dengan manja. Kepalanya bersandar di lengan sang suami. Padahal Bram saat itu sedang menyetir.
“Mau mampir dulu nggak?”
Joana menegakkan tubuhnya. Lalu mengangguk cepat.
“Aku mau ke toko kosmetik. Aku lupa, bedak dan eyeshadow ku sudah pada habis. Nanti sore aku ada penerbangan lagi….!” ucapnya, sambil menggigit bibir, sepertinya sudah menjadi kebiasaan gadis itu kalau kebingungan dia akan menggigit bibirnya sendiri.
“Ya sudah. Aku antar…..!” ucap Bram.
“Yakin, Dad?”
“Yakin dong….?”
Senyum Jo semakin mengembang. Senangnya Bram bisa mengantarkannya membeli kosmetik yang memang sudah pada habis.
“Ke toko kosmetik Bella Kosmetik aja, Dad!” perintah Jo.
“Kenapa harus ke sana?”
“Toko kosmetik itu sudah menjadi langgananku. Orangnya juga udah kenal baik sama aku. Kalau pindah ke toko yang lain rasanya tuh agak beda gitu?” keluh Jo.
“Perempuan memang makhluk paling ribet…..!”
Jo hanya nyengir menanggapi suaminya.
Bram memarkir mobilnya di tempat parkir yang luas di depan toko kosmetik. Dia tidak ikut turun dan mengantar Jo masuk ke dalam, karena memang sebagian besar pengunjung toko kosmetik tersebut adalah perempuan. Bram merasa sedikit malu jika harus ikut masuk ke dalam toko yang dipenuhi dengan berbagai macam produk kecantikan dan perempuan yang sibuk memilih-milih barang.
"Tidak apa-apa, aku bisa sendiri, Dad!" kata Jo sambil tersenyum kepada sang suami. "Aku hanya ingin membeli bedak dan eyeshadow saja. Mungkin lipstik juga."
Bram mengangguk dan memandang Jo dengan mata yang penuh pengertian. "Baiklah, aku akan menunggu di sini. Panggil aku jika kamu butuh bantuan."
Jo mengangguk dan melangkah menuju pintu masuk toko kosmetik. Dia memang tidak memerlukan bantuan Bram untuk membeli produk-produk kecantikan. Dia sudah terbiasa memilih-milih barang sendiri dan tahu apa yang dia inginkan.
Saat Jo masuk ke dalam toko, dia langsung menuju ke bagian bedak dan eyeshadow. Dia memilih-milih beberapa produk dan akhirnya menemukan bedak yang sesuai dengan warna kulitnya. Kemudian, dia memilih eyeshadow yang warnanya sesuai dengan warna matanya.
Setelah itu, Jo menuju ke bagian lipstik. Dia ingin membeli lipstik yang tidak terlalu mencolok, karena akhir-akhir ini dia lebih suka memakai lipstik yang natural dan tidak terlalu menarik perhatian. Dia memilih-milih beberapa lipstik dan akhirnya menemukan satu yang warnanya sesuai dengan keinginan.
Dengan senyum puas, Jo membayar produk-produk yang dia pilih dan meninggalkan toko kosmetik. Dia merasa senang karena sudah menemukan produk-produk yang sesuai dengan keinginannya. Saat dia keluar dari toko, Bram sudah menunggu di mobil dengan senyum hangatnya.
"Sudah selesai?" tanya Bram.
Jo mengangguk dan tersenyum. "Sudah, aku sudah menemukan semua yang aku butuhkan.”
“Ya sudah. Ayo kita pulang!”
Seseorang yang berdiri tidak jauh dari sana terus menatap Jo dan pasangannya dengan senyum sinis di wajah. Dia mengambil beberapa foto dengan ponselnya, memastikan bahwa gambarnya jelas dan tidak ada yang terlewatkan. Seseorang itu tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya, seolah-olah dia telah menemukan rahasia besar yang selama ini dia cari untuk menjatuhkan.
"Kapten Tyo pasti langsung kaget jika melihat foto ini!" pikir seseorang itu sambil tersenyum lebar. "Hahaha... nggak nyangka Joanna ternyata simpanannya om-om. Bisa heboh nih?" Seseorang itu tidak bisa menahan tawanya, seolah-olah dia telah menemukan sesuatu yang sangat lucu.
Sementara itu, Jo tidak menyadari bahwa dirinya sedang diawasi dan difoto oleh seseorang. Mereka berjalan menuju mobil, siap untuk melanjutkan perjalanan mereka.
To be continued.....
Komen, please......
up tiap hari dong kak makin seru nich/Smile//Smile//Smile/
thor buat jo bangkit n bisa buktiin kl mm nya emang dicelakai ma istri barunya bpknya. dan jo bisa bangkit n sukses walaupun ada anak bram. n buat bram n anaknya menyesal udah ninggalin jo
adil dan seimbang sakitnya