NovelToon NovelToon
CINTA DI BALIK DENDAM SANG BODYGUARD

CINTA DI BALIK DENDAM SANG BODYGUARD

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:772
Nilai: 5
Nama Author: Rii Rya

dendam adalah hidupnya. Melindungi adalah tugasnya. Tapi saat hati mulai jatuh pada wanita yang seharusnya hanya ia jaga, Alejandro terjebak antara cinta... dan balas dendam yang belum usai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rii Rya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

eps 10. MISI PERTAMA!

Sean tengah duduk santai sambil menyeruput secangkir teh herbal buatan Alana. Pria itu meletakkan cangkir teh tersebut saat melihat kedatangan alejandro. Kali ini dia sendirian.

"Kemana kekasih mu tadi?" Tanya Sean yang langsung membuat alejandro tersedak ludahnya sendiri.

"Dia bukan kekasihku, tuan. Jangan berpikir yang tidak-tidak," Jawabnya sambil berdehem singkat.

Sean tertawa renyah "lalu kemana dia, kau mengantarnya kembali?"

Alejandro menggelengkan kepalanya pelan.

"Aku terpaksa memberinya minuman yang sudah ku beri obat tidur, dia ada di mobil," jawab pria itu dengan entengnya membuat Sean yang tengah menyeruput teh nya langsung terbatuk-batuk.

"Sepertinya tindakan mu agak kejam, Al."

"Hanya dosis rendah, setengah jam lagi dia akan sadar. Aku tidak ingin dia tahu pembicaraan kita, tuan,"

Tiba-tiba sebuah suara mengejutkan alejandro

"Kak, Al?" Alejandro langsung menoleh kearah suara itu berasal, untuk sepersekian detik, pria itu sempat mengira yang tengah berdiri tak jauh darinya itu adalah Kirana.

"Kau mengenalnya?" Ryuga menoleh kearah Kinara disebelahnya penasaran.

Kinara mengangguk "kak Al, dia kekasih mendiang kak Kirana, Ryu."

Sean yang sudah mengetahui bahwa Kinara adalah kembaran Kirana hanya bisa berdehem singkat memecah kecanggungan diantara mereka.

Ryuga sengaja menggenggam tangan Kinara mengantisipasi tatapan mata alejandro yang terus memperhatikan Kinara.

Kinara menarik tangan ryuga untuk menghampiri Sean yang sudah berdiri menyambut gadis itu yang hendak menyalami tangannya.

Singkat cerita, semua pembicaraan terjadi, sampai pada rencana Sean dan alejandro yang sempat terdengar oleh ryuga dan Kinara.

"Daddy, izinkan aku bergabung dengan mu," Ryu sengaja mendekati ayahnya dan bergelayut di lengan pria kekar itu bak anak kecil.

"Lepaskan, kau ini tidak malu ya dilihat Kinara?" Omel Sean

"Baiklah, kalau Daddy tidak mengizinkan, kalau begitu soal Daddy yang sengaja merobek piyama pink pemberian mommy bakal aku bocorin ke mommy, sekarang juga." Ryuga sengaja mengancam Sean dengan kelemahan nya.

Wajah Sean memerah menahan malu

"Astaga, kau ini!"

"Hayo, pilih mana? Di cuekin mommy atau aku ikut misi ini?" Ryuga menaikturunkan kedua alisnya menggoda ayahnya yang kepalang panik karena putranya itu terkadang ember.

Sean duduk kembali ke sofa dan memijat pelipisnya pelan dan meminta mereka bertiga duduk mendengarkan arahannya.

Ryuga langsung bersorak kegirangan saat mendengar misi serius itu yang sangat menarik baginya.

"Shutt, pelankan suaramu, jangan sampai mommy mu tahu," ucap Sean dengan sedikit penekanan.

"Ini bukan misi biasa, Alejandro."

Nada suara Sean Rajendra terdengar berat, tapi senyumnya penuh kenakalan.

"Ada sebuah rahasia besar yang disimpan Adalrich Wigantara di ruang kerjanya di dalam istana. Dan kau... akan masuk ke sana."

Alejandro menyipitkan mata. "Langsung masuk ke sarangnya? Anda yakin itu ide bagus, tuan?"

Sean terkekeh. "Tentu saja tidak. Tapi siapa bilang kita akan masuk lewat pintu depan?"

"Ingat tiga hari lagi rencana akan dijalankan, bersiaplah!"

Tiga hari kemudian....

Ryuga sibuk di atap gedung tua tak jauh dari istana. Di depannya, ada drone besar dengan kontainer logam yang berdengung pelan. Di dalamnya, ratusan tikus hitam berdesakan, mencicit gelisah. Kinara berdiri di sampingnya, memegangi satu tikus yang diberi pita merah kecil.

"Ini semacam... simbol perlawanan?" tanya Kinara.

Ryuga mengedikkan bahu. "Ini Tikus No.1. Harus jadi pemimpin yang baik."

Beberapa menit kemudian, langit di atas istana berubah menjadi neraka kecil. Drone itu terbang rendah dan... klik! kontainer terbuka. Ratusan tikus hitam meluncur turun seperti hujan kutukan, berlari panik di lantai marmer dan karpet mewah istana.

Teriakan membahana.

"Ada TIKUS! Banyak sekali!"

"AMBIL SAPU!"

"Panggil pembasmi hamaaaa!!"

Dan seperti yang sudah direncanakan...

Sebuah truk putih dengan tulisan besar "PEMBASMI HAMA - BLACK PANTHER PEST CONTROL" berhenti di gerbang istana. Turun dari dalamnya Alejandro, mengenakan seragam lengkap, lengkap dengan masker dan alat semprot.

"Siap masuk," gumamnya.

Bersama tiga orang dari pasukan Black Panther yang menyamar, mereka mulai beraksi, menyemprot sudut-sudut, memeriksa ventilasi, dan dengan sangat profesional, mereka mulai menuju ruang kerja presiden.

Di dalam, Alejandro bergerak cepat. Ia mengikuti petunjuk dari Sean yang ditransmisikan lewat earpiece.

"Di balik lukisan singa emas, ada panel rahasia. Tekan bagian kiri bawah."

Klik.

Sebuah laci tersembunyi terbuka. Di dalamnya, terdapat dokumen, flashdisk, dan... sebuah foto tua. Alejandro memicingkan mata. Wajah yang familiar...ayahnya, berdiri berdampingan dengan Adalrich. Tapi yang membuatnya terkejut adalah coretan di balik foto itu: "Jika dia tahu, semuanya hancur."

Alejandro menyimpan semua bukti itu ke dalam tasnya. Tapi sebelum ia sempat keluar, alarm berbunyi.

"Ada Penyusup di ruang kerja Presiden!"

"Oh, bagus..." desahnya.

Di luar, Kinara yang sedang menyamar sebagai petugas keamanan wanita panik mendengar kabar itu.

"Ryuga! Plan B! Sekarang!"

Ryuga, yang sedang makan keripik di atap, langsung menekan tombol merah di remote-nya.

Poof!

Asap putih menyelimuti lantai bawah istana. "Bersihkan jalannya!"

Alejandro berlari melalui lorong, membawa bukti di tangannya, dan saat dia bertemu tikus No.1 yang tersesat, dia mendesah.

"Bahkan kau pun ikut dalam misi ini..."

Dengan lonceng darurat berbunyi, Alejandro dan timnya melompat kembali ke truk mereka dan melaju keluar sebelum gerbang ditutup.

Misi selesai. Tikus, baik yang asli maupun metaforis telah mengguncang istana.

Di markas Sean, mereka tertawa lepas saat menonton rekaman kamera drone yang memperlihatkan seorang menteri berlari naik meja karena dikejar tikus.

"Elena harus lihat ini," kata Alejandro dengan senyum geli.

Namun di balik tawa itu, ada satu hal yang belum diketahui banyak orang.

Rahasia yang ditemukan Alejandro... hanyalah permulaan.

Suasana markas Black Panther malam itu tampak riuh tapi waspada. Alejandro duduk di pojok ruangan sambil menatap hasil scan dokumen yang ia curi dari ruang kerja Presiden. Ryuga dan Kinara sedang memperbesar hasil rekaman CCTV yang berhasil mereka salin sebelum alarm berbunyi.

Sean Rajendra berdiri di depan proyektor, menyorot layar besar dengan peta jaringan konspirasi yang mulai tersusun.

"Ini... bukan hanya soal pembunuhan ayahmu, Alejandro," ujar Sean dengan nada serius. "Ini soal jaringan korupsi dan pencucian uang yang dilakukan Adalrich bersama beberapa jenderal dan menteri. Dan yang lebih gila, nama Arthur juga muncul di sini."

Alejandro mengepalkan tangan. "Berarti semua ini sudah dirancang sejak lama. Bukan hanya untuk kekuasaan... tapi balas dendam."

Kinara menunjuk salah satu dokumen.

"Ada satu nama yang sering disebut, Project W.A. Itu kayak semacam misi rahasia yang didanai pemerintah bayangan."

Ryuga menambahkan, "Dan lokasi terakhir proyek itu ada di sebuah fasilitas bawah tanah. Tapi... aksesnya cuma bisa ditembus pakai retina Presiden."

Sean tersenyum tipis. "Sudah waktunya kau dan Elena masuk lebih dalam lagi, Alejandro."

Alejandro menoleh, menahan napas. "Elena? Tidak. Dia sudah cukup trauma."

"Justru karena itu," potong Sean. "Dia berhak tahu semuanya. Kebenaran tentang siapa sebenarnya ayahnya, dan rahasia masa lalu yang coba dikubur keluarga Wigantara."

Sementara itu, di vila tempat Elena disembunyikan...

Elena sedang menulis diari ketika Alejandro masuk membawa kotak kecil.

"Apa ini?" tanya Elena penasaran.

Alejandro duduk di sebelahnya. "Bukti. Tapi aku tak mau kau terlibat kalau kau tidak mau."

Elena menatapnya dengan dalam. "Kau pikir aku bisa tinggal diam setelah tahu ayahku pernah ingin membunuh ayahmu? Aku ingin kebenaran juga, Al."

Mereka terdiam sesaat.

"Aku... cuma takut kehilanganmu," bisik Alejandro.

Elena menggenggam tangan Alejandro. "Kita sudah terlalu jauh untuk mundur."

"Ajari aku menembak lagi." tambah elena dengan serius.

1
Mamimi Samejima
Terinspirasi
Rock
Gak nyangka bisa sebagus ini.
Rya_rii: terima kasih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!