FATAMORGANA

Setelah kelulusan Mella dengan nilai yang memuaskan, Audi juga demikian dia lulus dengan nilai terbaik. Janji Mella dan Rendi akan membiayai semua pendidikan Audi sampai perguruan tinggi, Audi tersenyum puas dengan pencapaiannya. Dia tak lagi terpuruk atas kesalahan yang pernah diperbuatnya, semua kesalahan dimasa lalu akan dibayar dengan keberhasilan dalam segala hal.

Audi sangat bersyukur miliki kakak yang begitu menyayanginya, walau terlambat menyadarinya. Setidaknya itu lebih baik daripada, tidak melakukan apapun untuk menebus kesalahannya. Audi berjanji pada dirinya akan terus berusaha dengan maksimal, merubah kehidupannya demi anaknya. Anaknya sumber kekuatan dirinya, untuk melakukan perubahan dalam hidupnya.

"Kamu mau kuliah ambil apa Di?" Tanya Mella menatap adiknya

"Aku mau fisip-Hi ka, boleh?" Ucap Audi, Mella dan Rendi saling pandang, lalu mereka tersenyum

"Boleh dikampus kakak juga? Dekat kalau dari sini berangkatnya" Jelas Mella

"Tapi mahal yaa ka?? Kalau kakak kan beasiswa, aku nggak pakai beasiswa" Audi menunduk rasa nggak enak dengan kakaknya

"Nggak masalah Di, kami back up all out! Yang penting serius, hati-hati dalam bergaul. Dunia perkuliahan jauh lebih besar lagi godaannya" Tegas Rendi pada adik iparnya

"Iyaa mas, aku janji akan belajar sungguh-sungguh dan selesai sesuai target mas" Ucap Audi excited menggenggam tangan Mella, Mella tersenyum melihat adiknya sudah banyak perubahan.

Selesai bicara pada Audi, Mella dan Rendi pergi kerumah mama Ana. Tujuannya untuk beri tau Ardi bicarakan kuliahnya, setelah menempuh perjalanan satu jam lebih mereka sampai. Rendi dan Mella tersenyum, melihat toko mamanya ramai pembeli.

"Assalamu'alaikum" Ucap Rendi dan Mella kompak, Ana tersenyum melihat anak dan menantunya

"Wa'alaikumussalam sayang" Ana langsung peluk Mella, Mella dan Rendi mencium tangan mamanya. Ardi menghampiri kakak-kakaknya, mencium tangan mereka

Rendi tersenyum lebar melihat Ardi dirangkulnya, Ana sudah pekerjakan satu orang yang membantunya ditoko. Ana menunjukan pembukuan pada Mella, Mella tersenyum dan membuka buku yang diserahkan padanya. Mella terkejut melihat omset toko mamanya, dia mencium pipi mama sambungnya. Rendi dan Ardi melihat keduanya akur sangat bahagia, Ana benar-benar membuktikan perkataannya untuk berubah. Bahkan pergaulan sosialitanya sudah dia tinggalkan

"Kedatangan kami kesini untuk bicarakan kelanjutan kuliahnya Ardi, mah" Ucap Mella

"Yaa sayang, gimana gimana sayang??" Mama Ana antusias

"Kalau di Al Azar mau nggak Di?" Mella menatap Ardi, Ardi terkejut mendengarnya

"Tapi disana mahal ka biayanya" Ujar Ardi, Mella dan Rendi saling pandang

"Kamu nggak perlu pikirkan itu, yang penting kamu mau apa nggak? Kalau mau besok kami antar kamu kesana urus semuanya, hum" jelas Rendi, Mama Ana menitikan airmatanya punya anak sambung dan menantu yang sangat perduli dengan dirinya dan adik-adiknya

"Tentu saja aku mau mas, kalau gitu nanti aku siapkan semua yang harus dibawa kesana. Besok mas kesini atau ketemuan disana?" Ujar Ardi

"Besok kami kesini jemput kamu, kita kesana bareng" Jelas Rendi, Ardi menganggukan pelan

Ana siapkan makanan untuk anak-anaknya, dia sudah masak rendang, Mella sukanya rendang ati sapi. Kontak bathin kalau anaknya akan datang, Mella tersenyum lihat mamanya ingat kesukaannya. Mereka makan bersama dengan tawa dan canda, obrolan hangat yang selalu Mella harapkan.

Selesai makan dan ngobrol mereka berdua pamit, Mella hendak kerumahnya yang sudah lama kosong. Walau ada orang yang selalu bersihkan, tetap saja Mella bingung mau diapakan rumah itu.

"Mas menurut kamu, rumah aku harus bagaimana?" Mella melihat kearah suaminya yang lagi nyetir

"Jual saja sayang, daripada ditinggalkan jadi rusak" Jawab Rendi menaikan alisnya

"hemm gitu yaa mas? kamu bisa tolong cari pembelinya mas?" Ucap Mella, Rendi tersenyum melirik istrinya

"Iyaa sayangku nanti mas carikan" Ujar Rendi, tidak terasa mereka sudah sampai. Mereka keluar dari mobil, tiba-tiba mereka dihampiri tetangga Mella

"Alhamdulillah neng Mella datang juga, saya dan suami mau hubungi neng eeh nggak tau nomernya" Ujar Sandra, Mella tersenyum

"Ada apa emangnya tante?" Ujar Mella sopan, Rendi jabat tangan dengan suaminya Sandra

"Maaf yaa neng sebelumnya, mengenai rumah neng Mella kira-kira mau dijual nggak? Maaf yaa karena saya lihat kosong terus" Jelas Sandra to the point, Mella menoleh suaminya. Rendi tersenyum lebar menganggukan kepala

"Kita masuk kedalam rumah dulu yaa tante, biar enak ngobrolnya" Mella buka pintu mobil ambil kue dan minuman yang tadi dibawakan mamanya, Sandra tersenyum jalan bersama Mella masuk kedalam rumah

"Tante dan om silakan duduk dulu, sebentar yaa" Mella masuk kedapur, beberapa menit kemudian dia keluar bawa nampan. Rendi langsung mendekati istrinya, diambil nampan isi makanan dan minuman untuk tamunya.

Mereka mulai membuka obrolan, setelah ngobrol sekitar satu jam. Akhirnya mencapai kesepakatan rumah Mella dijual dengan harga 1,2 Milliar, rencana Mella hasil penjual rumah itu akan dia bagi tiga dengan kedua adiknya.

Rendi setuju apapun yang istrinya mau selagi itu positive, walau Rendi tau kedua adik Mella sebenarnya tidak ada hak. Justru Rendi kagum dengan kemurahan hati istrinya, Mella akan berikan untuk Ardi dan Audi disaat mereka berdua sudah selesaikan kuliahnya.

Sandra dan suaminya berikan down payment sebesar dua puluh persen, mereka akan selesaikan pembayaran seluruhnya dinotaris. Biaya notaris akan dibebankan pada kedua pihak. Mereka akan kenotaris lusa, kalau besok Mella menemani adiknya daftar kuliah. Sandra dan suami setuju, setelah Sandra dan Suaminya pulang. Mella rapikan bekas minuman dan kue-kue, Rendi mencium pipi istrinya. Mella membawa beberapa barang-barang yang ada didalam kamarnya, Rendi langsung menggelengkan kepalanya

"Kamu tunjuk saja yang mau dibawa, nanti aku yang masukan kemobil sayang" Tegas Rendi menatap istrinya, Mella tersenyum gemes lihat suaminya

"Cup! Iya sayang hanya itu saja yang aku bawa" Mella menunjuk dua travel bag, Rendi senyum lalu diangkatnya kedua travel bag istrinya. Selesai semuanya Mella kunci rumahnya, mereka berdua masuk kedalam mobil meluncur menuju rumah orangtua Rendi.

Rendi melirik istrinya sedang sibuk dengan bukunya, tiba-tiba Hp Istrinya berdering. Mella melihat layar Hpnya, ternyata dari kampus HP diloudspeaker suaminya selalu minta begitu

Kampus : Hallo selamat sore Mella Darmayanti Kusuma Atmadja Ningrat

Mella : iyaa pak

Kampus : Hari kamis jam 8 pagi bisa kamu datang kekampus untuk urus beasiswa kamu S2

Mella menatap suaminya, Rendi tersenyum lebar menganggukan kepala

Mella : iyaa pak, saya akan datang. Terima kasih banyak pak

Kampus : Sama-sama Mella

Saat Traffic Light Rendi melumat bibir istrinya, beberapa menit mobil jalan lagi, dia bangga sekaligus kagum pada istrinya. Tapi dia juga takut kalau papanya jadikan Mella sebagai CEO, berarti akan berhadapan dengan banyak lelaki. Rendi baru membayangkan saja sudah kesal, apa lagi kalau sudah jadi benaran.

Bersambung

Mohon masukannya Readers agar saya bisa terus menulis buku ini, saran dan kritik kalian saya tunggu. Thank's a Lot 🙏🌹♥️