Aisha Febriani menikahi seorang pria yang belum ia kenal sebelumnya. Sejak kecil ia tinggal di kampung halaman neneknya. Namun setelah ia menginjak usia 19 tahun, ia dijemput oleh kedua orangtuanya dan pindah ke kota.
Di saat yang sama, Aisha dilamar oleh seorang pria tampan yang belum ia kenal. Mereka menikah berdasarkan wasiat ayah pria itu. Tapi, tidak ada yang tahu bahwa ternyata pria itu memiliki seorang kekasih, dan mereka saling mencintai. Namun pria itu juga bersikap baik pada Aisha sampai suatu hari, kejadian tidak terkira membuat Aisha harus menerima penderitaan yang bertubi-tubi.
Aisha, tidak akan pernah menyerah. Meskipun pada awalnya ia tidak mengenal suaminya, tapi ia yakin, ia sudah lebih dulu jatuh cinta pada suaminya sejak pandangan pertama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queisha Calandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5.
Aisha merasa tubuhnya sudah lebih baik saat ia membuka matanya pagi hari, ia juga tidak menemukan suaminya yang semalaman menemaninya tidur. Ia sadar bahwa saat ini ia bangun kesiangan karena rasa lelah yang ia dapat kemarin.
Aisha turun dari ranjang dan bergegas ke kamar mandi. Setelah mandi, ia berencana untuk menyiapkan sarapan seperti biasanya meskipun ia tahu jam sarapan mereka sudah lewat beberapa menit.
Sementara itu, Rena yang sedang menggantikan peran Aisha di dapur pun merasa senang, ada suami mereka yang menemaninya.
"Hari ini mungkin Aisha masih butuh istirahat. Kamu tidak apa-apa kan mengerjakan semuanya dulu?" Tanya Rey sambil mengamati setiap gerak yang Rena lakukan.
"Tidak apa-apa. Sudah menjadi kewajiban ku juga kan." Jawab Rena.
"Aku sudah membaik kok. Tidak masalah mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasa." Suara Aisha membuat dua insan itu menoleh.
"Sudah bangun? Bagaimana tidurmu?" Tanya Rey.
"Sangat nyenyak." Jawab Aisha. "Masak apa Rena?" Tanya Aisha beralih pada madunya.
"Aku tidak tahu kamu suka makanan apa, jadi aku mencoba membuat sup ayam. Semoga kamu suka ya." Jawab Rena.
"Aku bukan pemilih makanan. Apapun aku suka. Biar aku bantu kamu." Kata Aisha.
"Khusus hari ini aku saja yang bekerja, kamu istirahatlah dulu. Tidak apa-apa." Kata Rena menolak dengan halus.
"Besok, aku pasti akan masak makanan kesukaan kalian." Kata Aisha.
"Baiklah, aku tunggu." Kata Rena sambil tertawa kecil.
"Oh iya, dimana mama kalian?" Tanya Aisha.
"Sedang menyiram tanaman di belakang." Kata Rena.
"Tanaman?" Gumam Aisha pelan. Ia tidak merasa pernah menanam apapun di taman belakang berumah mereka. Selama ini Aisha juga tidak memiliki waktu untuk sekedar membeli tanaman.
"Iya, jadi mama aku kemarin beli beberapa tanaman, mama sangat suka berkebun. Tidak apa-apa kan?" Ujar Rena.
"Tentu saja tidak apa-apa. Selama ini aku tidak pernah ada waktu untuk memikirkan hal-hal seperti itu. Padahal dengan adanya tanaman, udara jadi terasa lebih segar." Kata Aisha.
"Benar. Kalau begitu bagaimana kalau kapan-kapan kita pergi sama-sama beli tanaman hias dan merawatnya bersama." Kata Rena.
"Setuju." Jawab Aisha.
Rey yang melihat kedua istrinya saling akur satu sama lain hanya tersenyum melihatnya. Ia tidak menyangka bahwa Aisha dan Rena bisa sedekat itu meskipun di awal, Aisha tampak tidak menginginkan Rena masuk ke dalam keluarganya.
"Syukurlah, sekarang aku bisa tenang. Aisha maupun Rena, aku berjanji akan memperlakukan kalian dengan adil dan sebaik-baiknya." Batin Rey.
........
Rey sudah kembali bekerja setelah beberapa hari cuti menikah. Tentu saja kabar pernikahan Rey dan Rena sudah tersebar. Namun berbeda dengan status Aisha yang sampai saat ini hanya keluarga mereka yang mengetahui. Rekan kerja Rey hanya tahu bahwa Rey hanya menikahi Rena.
"Hari ini, Rey sudah mulai bekerja. Sekarang rumah jadi sepi lagi. Enaknya kita melakukan apa?" Tanya Aisha yang berusaha mengusir kebosanannya.
"Eeemm, bagaimana kalau kita pergi ke salon?" Usul Rena.
"Aku belum pernah ke salon dan sepertinya itu juga membosankan." Kata Aisha.
"Cafe?" Usul Rena lagi. Aisha menggeleng cepat.
"Bagaimana kalau kita berbagi cerita?" Usul Aisha.
"Cerita?" Tanya Rena.
"Ya, cerita kita masing-masing." Jawab Aisha.
"Kamu yakin mau dengar?" Tanya Rena. Aisha menganggukkan kepalanya. "Baiklah." Lanjut Rena. "Jadi, dulu keluargaku termasuk keluarga yang makmur, papaku memiliki perusahaan sendiri. Tapi, karena suatu hal, perusahaan bangkrut dan akhirnya papaku jatuh sakit cukup lama dan meninggal. Hanya tersisa aku dan mama tanpa sepeser pun. Bahkan hutang dimana-mana. Sampai aku kenal sama Rey. Dia yang membantuku mencari pekerjaan disela-sela kegiatan sekolahku. Ya meskipun pendapatan tidak banyak tapi cukup untuk mencicil hutang kami." Kata Rena mulai menceritakan kehidupannya yang dulu.
"Jadi, kalian mulai berhubungan saat itu?" Tanya Aisha. Rena menganggukkan kepalanya.
"Kami berhubungan tanpa status pada mulanya. Tapi, akhirnya hubungan kami jelas. Rey bahkan melamarku saat itu. Tapi, aku menolak waktu itu, lucu saja. Kami masih sama-sama sekolah. Mana boleh menikah?" Rena tertawa kecil mengingat kenangannya dulu bersama Rey sedangkan Aisha hanya tertegun mendengar cerita Rena. "Lulus dari SMA, kami kuliah di universitas yang berbeda tapi kami tetap sering bertemu bahkan tidur bersama." Kata Rena membuat jantung Aisha berpacu dengan cepat.
"Maksudmu melakukan itu?" Tanya Aisha.
"Iya. Rey adalah pria pertamaku, dan yang satu-satunya." Kata Rena. "Rey pernah berjanji bahwa kelak ia akan menikahiku walau bagaimana pun keadaannya. Tapi, papa Rey lebih dulu menjodohkan kalian dan tidak mau mendengar penjelasan Rey tentang hubungan kami." Kata Rena lagi. Aisha mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kalau kamu, apa cerita menarik yang bisa kau ceritakan padaku?" Tanya Rena.
"Aku mana ada cerita menarik. Aku hanya gadis kampung dulu. Jangankan pacar, Rey saja adalah pria pertama yang menyentuhku." Kata Aisha.
"Dulu kamu tinggal di kampung?" Tanya Rena.
"Iya. Aku tinggal di kampung nenekku bersama kakek dan nenekku. Kedua orangtuaku bekerja di kota sebelah. Saat mereka menjemputmu, aku tidak menyangka bahwa saat itulah aku dijodohkan dengan Rey, kali itu adalah pertemuan pertemuan pertama kami. Pertemuan kedua adalah hari pernikahan kami." Jawab Aisha.
"Hanya bertemu sekali kami mau menikah?" Tanya Rena heran.
"Iya, karena aku sudah jatuh cinta pada Rey pada pandangan pertama." Jawab Aisha jujur tanpa sadar membuat Rena menahan amarahnya.
"Kalian sudah pernah berhubungan? Maksudku saat tidur." Tanya Rena. Jika tidak saling mencintai, mana mungkin mau berhubungan. Selama ini Rena pikir Rey tidak pernah menyentuh Aisha meskipun mereka adalah suami istri mengingat mereka tidak saling mencintai.
"Pernah. Saat malam pertama dan malam-malam berikutnya. Rey sangat baik dan pengertian." Jawab Aisha tanpa sadar membuat Rena semakin marah dan kesal. Rey harus menjelaskan ini padanya cepat atau lambat.
"Apa Rey pernah bilang jika dia mencintaimu?" Tanya Rena, Aisha terdiam. Rey sama sekali tidak pernah mengatakan kalimat sakral itu. Bahkan selama berbungan suami istri, Aisha kerap mendengar Rey menyebutkan nama Rena. Saat itu Aisha belum mengetahui siapa Rena sampai akhirnya Rey meminta izin untuk menikah lagi dan memperkenalkan Rena padanya.
"Dia. Tidak pernah." Jawab Aisha pelan.
"Bagus." Batin Rena.
"Apa rencanamu sekarang?" Tanya Rena. "maksudku untuk membuat Rey juga jatuh cinta padamu." Imbuh Rena.
"Tidak ada. Aku tidak ingin memaksakan perasaan Rey. Hanya saja untuk saat ini aku benaran ingin memiliki keturunan dari Rey." Jawab Aisha. Rena mengepalkan tangannya, bagaimana bisa Aisha berfikir seperti itu. Apakah dirinya sengaja membuat Rey jatuh cinta padanya karena hadirnya seorang anak?
"Ah, Rena. Aku lupa. Rey minta dibuatkan ayam bakar untuk menu makan malam nanti. Aku harus ke pasar untuk membeli daging ayam dulu." Ujar Aisha sambil berdiri dari posisi duduknya bersantai dengan Rena sebelumnya.
"Ya, pergilah!" Ucap Rena sambil melempar senyum palsu. Namun begitu Aisha pergi, Rena mulai memperlihatkan sikap aslinya.
"Ya pergilah, jika perlu tidak usah kembali!" Lanjut Rena. "Kalau begini terus, apa yang mama katakan akan benar-benar terjadi." Gumam Rena. "Tidak boleh. Tidak boleh terjadi begitu saja." Ucap Rena lagi.
"Sudah menyadari posisimu sekarang? Sudah percaya sama mama?" Ibu Rena tiba-tiba muncul dan menghampiri putrinya.
"Ternyata dia dan Rey sudah beberapa kali berhubungan, ma. Bagaimana bisa Rey melakukan ini? Jelas-jelas tidak cinta." Kata Rena.
"Kamu saja yang terlalu polos. Orang sudah menikah, mana ada tidak melakukannya?" Ujar Ibunya.
"Tidak boleh, ma. Rey hanya milikku. Meskipun aku tidak keberatan Aisha tetap ada disini, tapi aku tidak mau mereka memiliki hubungan seperti itu. Rey hanya milikku. Jika Rey ingin memiliki anak kelak, anak itu harus lahir dari rahimku." Kata Rena.
"Kamu tenang saja. Mama akan membantumu melakukan apa saja agar suamimu hanya milikmu seorang." Kata ibunya sambil tersenyum licik.
.........
Bersambung ..