Susuk

"Kau kenapa tidak bisa tidur lagi kah?" tanya Kendal melihat Bintari yang terus bergerak.

"Mata susah terpejam saja, mungkin aku terlalu senang saat ketemu Lula." jawab Bintari langsung keluar kamar.

"Entah Lula nya atau malah Arka nya yang membuat kau sangat senang!" celetuk Kendal.

"Heh kau ini cantik cantik tapi kok julid sekali sih, sana gabung club sama Ibu ku!" sergah Bintari.

Kendal merengut karena dia malah di suruh gabung dengan grub kulit yang ada di kampung, ketua nya sudah meninggal dan Hasnah Ibu nya Bintari pun tobat. cuma tinggal satu yang kadang kadang masih ada aroma julid nya, entah satu itu kapan tobat nya karena sudah sejak dulu di nasehati tapi tidak mempan.

Sekarang mau nambah personil baru yaitu Kendal, karena dia sangat cerewet sekali sejak tadi membuat Bintari risih saja melihat nya. dia sangat julid melihat Lula, inti nya tidak suka dan ia merasa ada yang tidak beres pada gadis itu sehingga Bintari perlu berhati hati apa bila di samping nya.

Sayang nya yang satu ini di beri tau masih gaya cuek seolah tidak peduli karena selama ini Lula tidak banyak tingkah, dia tadi juga bilang kalau kerja jadi pembantu di rumah orang. Bintari merasa Kendal terlalu over saja sehingga dia merasa ada yang tidak beres, namun entah kenapa hati Bintari ingin percaya dengan ucapan Kodam nya ini.

"Kau itu tidak tau apa apa jadi setidak nya percaya sama aku." ujar Kendal.

"Emang dia bisa apa di kota ini? kau merasa tidak beres karena ada penunggu kan di tubuh nya." sahut Bintari.

"Belum bisa di pastikan, itu seolah tenggelam dan tidak bisa di lihat." jawab Kendal.

"Berarti cuma dugaan mu saja dong." ujar Bintari.

"Firasat kucing tidak pernah meleset, tapi apa Arka juga merasa kan tadi ya?" tanya Kendal mulai kepo.

"Walau pun merasakan tapi ya cuek saja lah, sebab kan dia sangat cinta sama Lula." sahut Bintari.

"Menurut gosip yang ku dengar, kata nya Purnama tidak mau loh kalau Arka sama Lula." ucap Kendal lagi.

"Ah tidak usah kau bahas itu, kau bahas saja soal yang menunggu tubuh Lula." Bintari lebih tertarik pada yang itu.

"Tadi saja kau tidak percaya dengan omongan ku!" sewot Kendal.

Bintari tertawa melihat wajah kucing cantik ini kalau emosi, semua nya jadi mengkerut dan bulu nya tegang semua. sebenar nya kalau di bilang seram ya seram lah wujud nya Kendal ini, sebab dia manusia tapi ada kumis putih dan ekor nya juga panjang di belakang. kalau yang merasa dia seram maka sangat seram, tapi Bintari tidak takut pada nya.

"Ya kan aku takut nya kau salah sangka." ujar Bintari memberikan kue berbentuk ikan pada Kendal.

Hap.

Sekali masuk saja kue ikan itu masuk di dalam mulut nya Kendal, kalau sudah di sogok begitu maka pasti akan cair dan otomatis dia bisa cerita apa yang sedang Bintari ingin tau. sebab di sini Bintari merasa penasaran akan tingkah nya Lula yang di bilang ada sesuatu, di mana gadis itu mencari nya kalau kota begini sebab aneh saja bisa menemukan dukun handal di kota besar.

"Aku yakin ada sesuatu di tubuh nya, tapi tidak bisa di lihat saat ini karena seperti tenggelam." jelas Kendal.

"Kok bisa begitu?" tanya Bintari lagi.

"Nah itu aku belum tau, jangan jangan dia sengaja menekan nya agar Arka tidak tau karena dia kan mau jalan sama Arka to." sahut Kendal.

"Mungkin dia punya Kodam seperti ku juga, ya sudah lah biar Arka yang mengurus nya karena aku yakin mereka akan pacaran." lirih Bintari.

Kendal cuma melirik saja karena dia tau hati Bintari sakit, perjuangan Bintari melupakan Arka itu bukan hal yang mudah dan itu pun belum berhasil pula sampai sekarang. sudah mau tiga tahun tapi belum juga bisa lepas dari perasaan gila ini, pasti nya Bintari merasa amat tertekan sekali.

Belum lagi tadi Lula malah datang bersama Arka, bahkan gadis itu tidak segan menggandeng tangan Arka. mau naik motor juga di pakai kan helm, seolah dada Bintari ada luka yang amat dalam sehingga rasa sakit nya berdenyut denyut, bahkan kalau di ingat lagi masih terasa nyeri.

"Ada suara motor datang itu, sana buka." suruh Kendal.

"Siapa yang bertamu malam malam begini, oh baru jam delapan ya ternyata. pantas aku tidak bisa tidur!" sergah Bintari menatap Kendal.

Kendal cuma tertawa karena ini hari memang masih sore, namun karena Bintari gelisah maka nya tidak sadar kalau masih sore. Bintari membuka pintu, sesaat dia kaget melihat siapa yang datang kerumah nya malam malam begini. bahkan tatapan nya amat lurus, sama sekali tidak ada senyum atau pun raut menyambut ramah pada tamu nya ini.

"Hai, Bin!" Digo tersenyum sambil mengulurkan tangan.

"Digo, ya ampun aku kaget tadi." Bintari cepat tersenyum menatap tamu nya.

"Kami mampir enggak ganggu kamu kan?" Arka juga tersenyum manis.

"Ah tidak, silahkan duduk dulu biar ku buatkan minum." Bintari menyuruh tamu nya duduk di teras.

"Enggak usah, ini aku bawa minum untuk kita bertiga." cegah Digo membawa bungkusan.

Bintari pun jadi urung dan segera duduk sambil melirik Arka sesaat, tapi cepat dia sadarkan diri nya bahwa pemuda itu bukan untuk di lihat. lagi pula ini bertamu malam malam, entah kenapa Bintari merasa kurang nyaman karena hati nya kian berdenyut tidak karuan.

"Gimana kuliah kamu, Bin? lama enggak ada kabar mu." Digo tak lepas menatap Bintari karena dia memang suka pada gadis ini.

"Alhamdulilah lancar, kamu sendiri gimana? udah mau susun skripsi kah?" tanya Bintari pelan.

"Iya, kamu sendirian tinggal di sini?" Digo melihat rumah nya Bintari.

"Pasti nya, mau sama siapa lagi karena aku tidak nyaman dengan orang lain." jawab Bintari lembut.

"Kau masih sama seperti dulu." Digo tersenyum manis.

Bintari yang di bilang begitu jadi tersenyum kikuk, Arka memegang erat pegangan kursi karena entah kenapa dia merasa marah dan tidak terima apa bila Bintari akrab dengan orang lain. padahal dia sendiri mulai pendekatan dengan Lula, sedangkan Bintari tidak boleh.

"Malam besok ada acara di XXX loh, Bin. mau enggak keluar?" ajak Digo langsung.

"Oh yang acara itu, seperti pasar malam gitu kan?" ujar Bintari.

"Iya, anggap saja mengenang kampung lah kita melihat pasar malam." gurau Digo.

"Mau lah, terima saja tawaran dia." bisik Kendal.

Bintari melirik Kodam nya dan Kendal terus mengangguk sambil memohon, di sini ia merasa mungkin memang harus membuka diri agar perasaan nya pada Arka bisa berkurang. maka akhir nya Bintari pun mengangguk, Arka yang tambah jengkel bukan main karena mereka malah mau jalan jalan pula.

Selamat pagi besty, ini horor nya agak ada bau bau percintaan dikit ya dari para bocah ABG.