NovelToon NovelToon
Jodoh Di Tangan Semesta

Jodoh Di Tangan Semesta

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Konflik etika / Aliansi Pernikahan / Beda Usia / Keluarga / Karir
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Anindya Semesta hanyalah gadis ingusan yang baru saja menyelesaikan kuliah. Daripada buru-buru mencari kerja atau lanjut S2, dia lebih memilih untuk menikmati hari-harinya dengan bermalasan setelah beberapa bulan berkutat dengan skripsi dan bimbingan.

Sayangnya, keinginan itu tak mendapatkan dukungan dari orang tua, terutama ayahnya. Julian Theo Xander ingin putri tunggalnya segera menikah! Dia ingin segera menimang cucu, supaya tidak kalah saing dengan koleganya yang lain.

"Menikah sama siapa? Anin nggak punya pacar!"

"Ada anak kolega Papi, besok kalian ketemu!"

Tetapi Anindya tidak mau. Menyerahkan hidupnya untuk dimiliki oleh laki-laki asing adalah mimpi buruk. Jadi, dia segera putar otak mencari solusi. Dan tak ada yang lebih baik daripada meminta bantuan Malik, tetangga sebelah yang baru pindah enam bulan lalu.

Malik tampan, mapan, terlihat misterius dan menawan, Anindya suka!

Tapi masalahnya, apakah Malik mau membantu secara cuma-cuma?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semesta 7.

Dua minggu setelah drama hamil dimulai, Malik dan Anindya dijadwalkan fitting gaun pengantin. Mama yang membuat reservasi dengan butik kenalannya. Mereka hanya tinggal datang dan request kalau memang memerlukan tambahan. Meski pernikahannya dadakan, Mama bilang tetap harus disiapkan dengan baik dan sesempurna mungkin.

Tapi Malik yang dasarnya masih setengah hati menerima pernikahan ini, memutuskan membawa serta Yudhis bersamanya. Tak hanya diminta menemani, Malik juga menyodorkan Yudhis untuk menggantikan dirinya menjajal kemeja dan jas. Ukuran baju mereka sama, jadi tidak ada masalah. Selain menjajal kemeja dan jas, Malik juga meminta Yudhis memberikan penilaian terhadap gaun pengantin Anindya. Malik sudah terlalu sebal pada gadis nakal itu, jadi sudah pasti tidak akan bisa memberikan penilaian yang objektif.

Pegawai butik yang tidak tahu apa-apa, dengan baik melayani Yudhis dan Anindya. Keduanya diperlakukan bak sepasang calon pengantin, dan Malik di sana hanyalah seorang kerabat yang diajak untuk menjadi saksi. Malik tidak keberatan. Daripada menenggelamkan diri pada prosesi fitting, dia lebih memilih mengurus pekerjaannya.

Di sofa tunggu, Malik khidmat dengan tab berisi banyak pekerjaan. Kakinya menyilang, raut wajahnya terlihat serius. Sesekali ia menggosok bibir bawahnya dengan jari telunjuk. Sesekali menyisir helaian rambutnya menggunakan jemari-jemari panjang. Dan sesekali berdeham lalu melonggarkan dasi ketika dirasa udara di sekitar mulai panas serta tak nyaman.

Sedang fokus pada satu pekerjaan, Anindya datang dengan gaun pengantinnya. Berdiri ceria, lalu berputar-putar bak princess.

Malik hanya melirik sekilas dan berkata ok, tapi Anindya masih tak berhenti pamer di depannya.

Akhirnya, Malik menyerah. Dia tinggalkan pekerjaannya sejenak, hanya untuk dibuat terpaku pada sosok Anindya yang tampil anggun dalam balutan gaun pengantin putih gading berekor panjang. Bagian dadanya sedikit terbuka, bagian bahunya turun dan terdapat renda-renda di sekitar lengannya.

Penampilan Anindya--entah bagaimana--tampak jauh berbeda dari biasanya. Sisi kenakanan dan centil yang melekat padanya mendadak sirna, tergantikan dengan kesan anggun dan dewasa. Tak akan ada yang berpikir bahwa gadis itu adalah gadis cerewet dan sedikit clumsy, yang dengan gagah berani menjebak seorang laki-laki untuk dinikahi.

"Ok," kata Malik.

"Apanya yang ok? Gaunnya atau Anin?"

Malik berdeham. Tenggorokannya mendadak terasa kering. "Dua-duanya," jawabnya pelan.

Untung jiwa usil Anindya tidak sedang muncul. Alih-alih menggodanya lebih lanjut, gadis itu hanya mengangguk dan berlarian menuju ruang ganti. Pekerja yang sedari tadi standby membantunya membawa ekor gaun yang lumayan panjang menyapu lantai.

Tidak lama setelah Anindya pergi, Yudhis muncul sudah dalam balutan pakaian kasualnya lagi. Hari ini dia seharusnya cuti, dan memang sudah tidak berangkat ke kantor. Dia sedang main golf bersama tunangannya ketika Malik menelepon. Seperti biasa, tidak ada penolakan untuk bosnya. Jadi dia tinggalkan tunangannya dan segera meluncur kemari.

"Jasnya udah oke, kemeja juga. Celana tadi saya minta siapkan dua ukuran buat jaga-jaga."

"Ok. Makasih."

Yudhis hanya mengangguk, lalu hening dibiarkan merajalela sampai Anindya kembali dengan senandung riangnya.

Malik bangkit, menyambar tab dan sedikit merapikan jasnya, lalu berjalan mendahului Yudhis dan Anindya. Keduanya kemudian mengekor tanpa banyak bicara. Selain belum saling mengenal, tak banyak pula topik pembicaraan yang bisa mereka bawa. Belum lagi Yudhis yang masih agak canggung karena akting Malik tempo hari.

Sebab Yudhis sudah banyak berkontribusi sampai merelakan waktu cutinya untuk membantu Malik, lelaki itu diizinkan pergi. Malik akan menyetir mobilnya sendiri, mengantar Anindya pulang, lalu kembali ke kantor menyelesaikan sisa pekerjaan. Hari ini jadwalnya padat sekali. Sedikit sebal sebenarnya karena harus membuang waktu ke sini.

"Seatbelt," kata Malik sebelum memutar kemudi.

Anindya menyengir kuda, lalu asal-asalan memasang seatbelt sampai talinya melilit tak keruan. Malik memutuskan tidak peduli. Mau nyaman mau tidak, masa bodoh, dia harus segera kembali ke kantor.

Dalam perjalanan itu, Malik tak membiarkan hening merayap di dalam kabin. Sebetulnya dia bukan tipikal yang terlalu suka mendengarkan musik. Baginya, menyetir dalam keadaan sunyi terasa jauh lebih baik karena dirinya bisa fokus hanya pada jalanan. Akan tetapi, kali ini berbeda. Daripada memberikan kesempatan pada Anindya sehingga gadis itu bisa berceloteh tak jelas, ia lebih memilih menyalakan radio.

Suara penyiar yang merdu menemani laju mobil menembus jalanan siang yang terik dan padat. Malik menggenggam kemudi tak terlalu erat. Tangannya luwes bergerak, memutar kemudi layaknya ahli jalanan.

Baru lima menit berjalan, gadis di sampingnya sudah mulai berulah. Bukan lagi berceloteh tak jelas, Anindya kini merengek minta Langit menghentikan mobilnya di sebuah restoran cepat saji yang mereka lewati.

"Nggak," tolak Malik, tegas. Sekali lagi, dia sedang terburu-buru. Tak ada waktu untuk meladeni rengekan kekanakan Anindya.

Namun, sang gadis sepertinya memang ingin menguji kesabarannya. Bukannya diam dan mengalah, ia malah terus merengek dan mengguncang lengan Malik.

"Ayolah, Mas Malik."

Malik mencoba tidak peduli. Silakan saja mencoba, mari lihat sampai kapan rengekan itu bisa bertahan jika Langit bersikeras tak menggubris.

"Ih, ayolah..."

Sabar, Malik. Sabar.

"Mas Malik ... please, lah...."

Jangan dengarkan, anggap saja angin lalu.

"Ayolah ... Dedek bayinya lagi pengen makan nugget, Mas."

Syuttt

Malik mendadak banting setir. Tubuh Anindya terguncang ke samping, bahunya membentur pintu hingga membuatnya meringis.

"Aduh...." keluhnya seraya memegangi bahu.

"Saya bilang enggak ya enggak. Kenapa kamu keras kepala dan kekanakan sekali? Dan lagi, berhenti bawa-bawa bayi khayalan kamu itu, saya muak."

Anindya tersentak. Untuk pertama kalinya, Malik meninggikan nada suaranya. Wajah lelaki itu pun tampak marah, telinganya sampai memerah.

Yang kali ini, Anindya tak lagi berani bertingkah. Sisi Malik yang begini sudah cukup menyeramkan. Maka Anindya memalingkan wajah. Membawa pandangannya ke luar jendela dan mencoba mengamati apa saja yang tertangkap oleh matanya. Harusnya dia percaya ketika seseorang mengatakan bahwa air yang terlalu tenang, menyimpan pusaran arus yang membahayakan. Harusnya dia tahu di mana harus berhenti, supaya tidak membuat Malik murka begini.

Sementara Anindya mulai merenungi sikapnya, Malik sendiri sedikit menyesal sudah kelepasan. Tak biasa dia begini. Bahkan ketika ada masalah besar di kantor, Malik tak sampai meledak-ledak apalagi membentak karyawannya, meski mereka kelewat salah. Malik tidak pernah gagal menahan diri, tetapi dengan Anindya, entah kenapa hal-hal kecil mudah sekali membuatnya terusik.

Suara penyiar di radio sudah tak lagi terdengar jelas. Pikiran Malik mulai melayang tak tentu arah ketika tangannya memutar kemudi dan kembali menjalankan mobil. Suasana di dalam kabin jelas canggung. Anindya masih tak berani menatap balik ke arahnya, sementara Malik sendiri tak tahu harus memperbaiki keadaannya dengan cara apa.

Maka siang itu, Malik membiarkan tensi di dalam mobilnya semakin memberat.

Bersambung....

1
Zenun
Lebih dulu mengunci😁
Zenun: mengunci pintu
nowitsrain: Mengunci apa tuchh
total 2 replies
Zenun
mending jujur aja lebih bagus
nowitsrain: Oraittttt
nowitsrain: Oraittttt
total 2 replies
kalea rizuky
lanjut donk seruu
nowitsrain: Syap /Scream//Scream/
total 1 replies
kalea rizuky
astaga pasti ngamuk malik/Curse//Curse//Curse/
kalea rizuky
/Curse//Curse//Curse/ astaga Dragon Ball ngakak liat kelakuan anin/Curse//Curse/ setiap novel yg namannya anin pasti kelakuan nya random
nowitsrain: Hmmm sebuah teori konspirasi
total 1 replies
kalea rizuky
Malik abis di cakar meoww/Curse/
nowitsrain: Meow ndutt
total 1 replies
kalea rizuky
caca di anggap abang kayaknya papa anin pengen anak cwok/Curse//Curse/
nowitsrain: Bisa jadii
total 1 replies
Zenun
udah diceramahin duluan sama Malik, auto tercekat
nowitsrain: Mengkicep
total 1 replies
Zenun
mau pura-pura keguguran ya
Zenun
mamam tuh malah mandi di sini 😁
Zenun
Hng.. tak semudah itu
Zenun
Oma takut kamu sakit Anin
Zenun
sekarang kamu bikin Anin minta maaf sama bocil yang dibikin nangis coba😁
nowitsrain: Nggak deh, nggak mau coba-coba.
total 1 replies
Zenun
nyari oren centil
nowitsrain: Oyen bahenoyy
total 1 replies
Zenun
keadilan apa ni yang tegak? 🙊
nowitsrain: Apa ya....
total 1 replies
Zenun
ayo minta maap ndut
Zenun
tuh kan, dia menemukan mbul
Zenun
mungkin ketemu si mbul
Zenun
Bilang aja, Anin balik yik, kasihan dedek bayinya
nowitsrain: Wkwkwk
total 1 replies
Zenun
Abis diserang sama si ndut yang lagi kejar ular😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!