NovelToon NovelToon
Jodoh Ke-2 Penyempurna Hidup

Jodoh Ke-2 Penyempurna Hidup

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mom Azzqa

Mia Maulida seorang wanita berusia 36 tahun dengan dua orang anak yang beranjak remaja menjalankan multi peran sebagai orangtua, isteri dan perempuan bekerja, entahlah lelah yang dirasa menjalankan perannya terbersit penyesalan dalam hati kenapa dirinya dulu memutuskan menikah muda yang menjadikan dunianya kini terasa begitu sempit, Astaghfirullahal'adzim..lirihnya memohon ampun kepadaNYA seraya berdoa dalam hati semoga ada kebaikan dan hikmah yang dirasakan di masa depan, kalaupun bukan untuknya mungkin untuk anak anaknya kelak.

Muhammad Harris Pratama seorang pengusaha muda sukses yang menikah dengan perempuan cantik bernama Vivi Andriani tujuh tahun lalu, nyatanya kini merasakan hampa karena belum mendapatkan keturunan. Di saat kehampaan yang dialaminya, tak disangka semesta mempertemukan kembali dengan perempuan cantik berwajah bening nan teduh yang dikaguminya di masa putih abu-abu. Terbersit tanya kenapa dipertemukan saat sudah memilki kehidupan dengan pasangan masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Azzqa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Sayangnya Aris ingin mengungkapkan kepada Mia kalau isterinya Vivi tidak sesempurna itu, yang belum bisa memberikannya keturunan, meskipun Aris tahu ketidak sempurnaan itu adalah bukan keinginan isterinya. Aris menikahi Vivi bukan karena perjodohan dari orang tuanya, ia menikahinya karena memang pilihannya sendiri. Vivi gadis cantik yang berpendidikan, dari keluarga berada setara dengan orang tuanya.

Aris dan Vivi kuliah di kampus yang sama, meskipun saat Aris kuliah dulu tidak pernah bertemu dengan Vivi. Ia dan isterinya itu punya jarak umur yang cukup jauh yaitu 6 tahun, keduanya dipertemukan pertama kali di kampus saat Aris diundang ke acara kampus sebagai pembicara tamu, alumni yang bisa dibilang sudah sukses di usia yang masih muda, untuk membagikan pengalamannya dalam berbisnis dimulai saat ia masih duduk di bangku kuliah, memberi pengetahuan tentang leadership, jiwa enterpreneur, dan bagaimana memanfaatkan peluang sekecil apapun hingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk diri sendiri dan orang banyak.

Ia yang pertama kali dikenalkan dengan Vivi yang masih jadi anak kuliahan semester tujuh tertarik dengan kecantikan Vivi yang hampir sempurna, tubuhnya ideal tidak terlalu berisi dan juga tidak kurus, tinggi semampai dengan rambut hitam panjangnya yang alami, kulitnya putih bersih sangat terawat, dan dengan gaya centil manjanya khas anak orang kaya, membuatnya terpikat. Tak butuh waktu lama untuk pendekatan beberapa kali jalan, langsung jadian. Bisa dibilang Vivi adalah gadis populer di kampus dan banyak yang menginginkannya, Aris merasa tertantang untuk menjadi pemenangnya.

Aris yang sudah berusia matang, berniat untuk mengakhiri masa petualangan cintanya, dalam hatinya ingin segera menikah untuk menyempurnakan separuh agamanya, ia ungkapkan keinginannya kepada Ayah, Ibunya. Mereka memberikan lampu hijau kepadanya ketika mengenalkan Vivi sebagai pacarnya yang akan dipilih menjadi isterinya, karena mungkin melihat Vivi yang cantik, sopan, berpendidikan, latar belakang keluarganya juga oke.

Tanpa butuh waktu berlama-lama pacaran, akhirnya Aris memutuskan menikah dengan Vivi setelah Vivi menyelesaikan kuliahnya dan diwisuda. Kalau sudah cinta apapun keinginan orang yang dicintainya akan dikabulkan, begitu juga Aris yang mengikuti keinginan Vivi untuk menunda memiliki momongan karena ingin menghabiskan indahnya waktu kebersamaan menjadi pasangan halal dengan menjelajah tempat yang menarik berdua, menciptakan moment dan kenangan indah berdua sebelum nanti benar-benar repot dengan adanya momongan.

"Aku ingin tanya seandainya kamu jadi perempuan yang susah memberikan keturunan untuk suamimu, apakah kamu merelakan suamimu untuk menikah lagi?" Aris bertanya lirih kepada Mia dengan muka yang sangat serius

Mia mengedikkan bahunya dan menggelengkan kepalanya, "aku nggak tahu pak, mungkin susah untuk ikhlas merelakan suami menikah lagi. Tapi yang namanya perempuan apalagi dengan kekurangan yang dimiliki, kalau mau berusaha ya harus dipaksakan ikhlas tapi kalau seandainya dalam perjalanannya tidak bisa bertahan, lebih baik mundur dan melepaskan diri"

Aris berdecak mendengarkan jawaban Mia, "kamu jawabannya tidak tegas sama sekali ikhlas atau tidaknya, kalau tadi yang kamu bilang seperti itu ya sudah pasti pilihannya memang cuman ada dua bertahan atau mundur"

Mia menarik nafas dalam, "saya bisa jawab tegas tidak ikhlas dan akan mundur kalau memang saya merasa sudah memberikan keturunan, cinta, jiwa dan raga sudah diberikan semua untuk suami dan keluarga terus mau menikah lagi, dengan tegas saya bilang No lebih baik saya mundur, melepaskan diri"

Lalu Aris melanjutkan, "Dan bilang yes, ikhlas suami boleh menikah lagi kalau??"

Mia terdiam sejenak seraya menggelengkan kepala, "susah pak untuk ikhlas butuh hati yang kuat luar biasa untuk itu, mungkin bisa dimaklumi bilang yes ikhlas kalau suaminya menikahi janda yang sudah sangat tua dengan banyak anak yatimnya yang bertujuan menolong, mengangkat status sosial anak-anak yatim agar punya ayah yang bisa melindungi, mengayomi seperti anak-anak yang lain"

"Iya seperti yang dilakukan Rasulullah maksudmu?" tanya Aris memastikan

Mia menjawabnya dengan menganggukkan kepala.

Aris mencerna semua yang dikatakan Mia, bisa dibilang memang tidak ada perempuan manapun yang mampu ikhlas merelakan suaminya menikah lagi, terlepas perempuan itu memiliki kekurangan atau tidak. Tapi bagaimana caranya ia bisa segera memiliki keturunan jika tidak menikah lagi dengan wanita yang subur, sedangkan vivi segala cara program hamil sudah dilakukannya tapi belum ada hasil, lantas apakah ia harus terus bersabar menunggu Vivi hamil sampai waktu yang tidak terbatas ?

"Kamu dulu menikah langsung hamil?" Aris mulai menanyakan tentang Mia di masa lalu

Mia menjawabnya dengan mengangguk, lalu Aris melanjutkan pertanyaan "kamu langsung siap memiliki anak? Padahal kamu menikah di usia yang masih sangat muda kan..?"

"Sebenarnya sih belum siap pak, dan mungkin untuk menunggu kesiapan tidak akan siap seratus persen, cuman yang namanya orang hidup kan proses belajar dan menjadi orang tua itu proses belajar yang terus menerus tidak ada batas waktunya kecuali kematian, sangat melelahkan sebenarnya tapi tentu menyenangkan juga. "

"Beruntungnya suami kamu Mia, dia pasti sangat bahagia hidupnya memiliki isteri seperti kamu dan anak-anak yang lengkap sepasang anak perempuan dan laki-laki" Aris mengatakannya dengan tersenyum getir

"Setiap orang punya ujian hidupnya masing-masing pak, bahagia atau tidaknya tergantung manusianya bersyukur atau tidak atas apa yang ia miliki" Mia pun tersenyum getir entahlah suaminya bersyukur atau tidak memilikinya dan anak-anak, mungkinkah suami dan dirinya bisa dibilang pasangan yang bahagia.

"Aku dan isteri menikah sudah masuk tahun ke tujuh, awalnya kami menunda untuk memiliki momongan karena isteri yang masih baru lulus kuliah, merasa belum siap untuk hamil dan aku menyetujuinya. Tapi ketika kami menginginkannya ternyata tidak semudah itu mendapatkannya, ada sesuatu pada rahim isteriku yang membuat susah hamil meski sudah dilakukan pengobatan, kurang kebih lima tahun kami sudah berusaha untuk program kehamilan tapi belum ada hasil" Aris tak menyadari, mengalir begitu saja menceritakan masalahnya kepada Mia

Mia bingung menanggapinya, ia menarik nafas "saya turut prihatin pak, mungkin masih belum waktunya saja, banyak berdoa dan sabar, pasti Allah akan memberikannya di waktu yang tepat"

"apalagi orang tuaku sudah sangat menginginkan memiliki cucu, sebagai penerus keluarga kami dan harapan mereka hanya dari aku karena aku anak tunggal. Orang tuaku menyuruhku untuk poligami, aku masih mempertimbangkannya sebagai jalan keluar terakhir yang harus diambil, sembari mempersiapkan mental aku, terutama isteriku" Aris melanjutkan ceritanya

Mia mengangguk, ia diam saja merasa bingung kenapa Aris harus menceritakan kepadanya.

"Maaf aku cerita begini bukan apa-apa, aku percaya sama kamu tidak menceritakannya lagi kepada orang lain" Aris seperti mengetahui apa yang ada dalam fikiran Mia

Mia manggut-manggut mengerti dan menyetujuinya, ini masalah yang sangat pribadi tentang bossnya sangat tidak bijak kalau Mia sampai menceritakan lagi ke orang lain meskipun dengan orang terdekatnya.

Mia ingin pamit untuk menunggu di luar saja, ia sudah setengah jam berada di ruangan bossnya dan tidak ingin berlama-lama lagi berdua di dalam ruangan. Akhirnya Aris pun menyetujui, keduanya berjalan bersama menuju lantai bawah dan beberapa saat kemudian motor yang ditunggu datang juga.

Mia menanyakan biaya perbaikan motornya tapi kata orang bengkel sudah dibayar, dan Mia menanyakan kepada Aris tapi bossnya itu tidak menanggapinya, hanya bilang sudah beres tinggal dipake saja motornya, bonus helm baru. Mia merasa tidak enak hati dengan kebaikan yang begitu banyak diberikan Aris kepadanya. Ia kemudian pulang saat petang diikuti oleh mobil Aris di belakangnya seperti mengawalnya, padahal Mia bilang tidak usah diantar karena ia sudah terbiasa pulang naik motor sendiri meski malam sekalipun, tapi Aris tetap saja mengikutinya sampai masuk komplek perumahannya.

1
Yaky De la rosa
Saya merasa ikut diajak ke kisah ini, thor.
Stephanie Vanessa Cortez Lopez
Gak bisa berhenti baca
Mom Azzqa: Terimakasih /Rose/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!