Sinopsis :
Berlian Puspa Lingga, seorang wanita muda yang mengalami amnesia setelah mencoba bunuh diri karena hubungan toxic dengan mantan tunangannya, Nino Atmaja. Keluarganya merahasiakan tentang masa lalu Berlian untuk melindunginya dari trauma.
Takdir membawa Berlian bertemu dengan Saka Cakra Tama, kakak tiri Nino, pada satu malam yang romantis dan panas. Saka, yang awalnya anti wanita, jatuh cinta dengan Berlian dan berusaha keras untuk memenangkan hatinya. Dengan berbagai cara, Saka mengikat Berlian dengan tali pernikahan.
Lambat laun, hati Berlian pun tertawan oleh cinta Saka. Namun, rintangan hubungan mereka datang silih berganti. Apakah Berlian dapat melupakan masa lalunya dengan Nino dan menerima cinta Saka dengan tulus? Ataukah ingatan tentang Nino akan kembali dan mengubah segalanya?
"Menikahi Kakak Tiri Mantan" adalah cerita tentang cinta, pengorbanan, dan penebusan. Apakah Berlian dan Saka dapat menemukan kebahagiaan bersama ataukah masa lalu akan terus menghantui?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 : Pertemuan Tak Terduga
Luna pikir rencananya berjalan dengan lancar, tapi dia tidak tahu siapa yang berhadapan dengannya. Sesampai di rumah, datanglah polisi menangkapnya. Luna syok karena semudah itu dia tertangkap.
Polisi itu memberitahu Luna bahwa menurut rekaman CCTV depan toilet, dia telah mencelakai seorang ibu hamil. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Luna ditahan dan dimasukkan ke penjara. Dengan sedikit kekuasaan Saka, Luna dipastikan mendekam di penjara selama beberapa tahun.
Sontak, Luna memberontak, mencoba meminta ampun, menyesal terhadap perbuatannya. Namun, Saka tidak akan mengampuninya. Beruntung Berlian cepat dibawa ke rumah sakit. Meskipun sempat pendarahan, tapi tim dokter berhasil menyelamatkan Berlian maupun bayi dalam kandungannya.
Agar masalah ini tidak terulang lagi, Saka melakukan penjagaan yang lebih ketat dari sebelumnya. Mendengar Berlian masuk rumah sakit, ibunya dan tiga kakak Berlian langsung ke sana. Mereka cemas dengan kondisi Berlian. Namun, baru pagi harinya mereka diizinkan masuk ke ruangan Berlian.
"Mama datang ke sini?" tanya Berlian, dengan suara pelan karena kondisinya masih belum fit.
"Tentu saja Mama datang. Walau kamu sering membuat Mama kesal, kamu tetap anak Mama. Bagi Mama, kandungan kamu adalah cucu Mama," jawab Elsa.
"Syukurlah kamu baik-baik saja, kakak cemas sekali. Kakak janji akan memperketat lagi penjagaan mall agar peristiwa itu tidak terulang lagi," ucap Miko.
"Saka, maafkan aku atas kejadian kemarin," kata Miko lagi.
"Tidak masalah, toh anak dan istriku baik-baik saja. Dan yang lebih penting, pelakunya sudah mendapat ganjaran setimpal," jawab Saka.
"Kak Dirli tidak kencan dengan Intan?" tanya Berlian.
Dirli terdiam, Miko melirik Dirli penuh penasaran.
"Kencan? Intania Sion maksudnya?" tanya Miko.
"Aku sudah bertemu Intan tadi malam. Dia memang cantik, tapi bukan tipeku. Sudah kakak bilang, kakak tidak mau dijodohkan," ucap Dirli.
"Kak Dirli, Intan itu cantik dan baik. Semalam dia ke Manila, membantu kami menangkap pelaku pembunuhan di Mall Lingga group," kata Vito.
"Siapa bilang dia tidak baik, aku hanya tidak tertarik padanya," jawab Dirli.
"Memangnya tipe kamu seperti apa?" tanya Saka, yang juga penasaran.
"Entahlah, aku belum menemukannya," jawab Dirli lagi.
"Kak Dirli keterlaluan. Andaikan dia mau kencan sama Miko atau kak Vito, bisa-bisanya dia memilih Kak Dirli," desis Berlian.
"Maksud kamu apa?" tanya Miko, lagi-lagi penasaran.
Tiba-tiba, ada seseorang mengetuk pintu.
"Masuk!" titah Saka.
Pintu dibuka, dan yang datang ternyata Intan dan Kalista.
"Berlian, bagaimana keadaanmu?" tanya Intan, dia membawa parcel buah untuk Berlian.
"Aku sudah mulai pulih. Terima kasih sudah datang," jawab Berlian.
Dia senang Intan datang di saat kakak dan ibunya juga ada di sana.
"Kamu Intan? Yang dijodohkan anak saya untuk kakaknya?" tanya Elsa.
Intan mengangguk dengan malu-malu.
"Tuan Miko, Kak Dirli, Tuan Vito," sapa Intan pada tiga kakak Berlian.
"Miko dan Vito dipanggil Tuan, sementara Dirli dipanggil kakak?" Saka tersenyum kecil.
Ucapan Saka membuat Intan malu karena begitu ketara dirinya sedang mengejar Dirli.
"Kamu cantik sekali, persis Tante waktu muda," kata Elsa.
"Mama setuju kalau Dirli menikah dengan Intan," sambung Elsa.
"Ma!" Dirli menyuruh ibunya diam.
Intan tidak bisa berkata lebih lanjut. Pasalnya tadi malam Dirli tidak terlalu banyak bicara. Hanya Intan yang banyak bicara. Secara keseluruhan Intan suka gaya dan profesi Dirli, tapi Dirli kelihatan jelas tidak tertarik padanya.
Intan tidak mau peristiwa dulu terulang kembali, di mana pria terpaksa menjalin hubungan dengannya. Jika Dirli tidak suka padanya, Intan tidak akan memaksa.
"Tunggu dulu, tatapan apa itu?" Berlian tidak sengaja menangkap Miko menatap Intan dengan tatapan sendu, secara diam-diam. Tatapan itu begitu familiar.
"Apa yang kamu lihat?" tanya Vito, penasaran.
"Nona ke sini mau apa?" tanya Vito lagi, mencoba mengalihkan perhatian.
"Nona ke sini mau apa?" tanya Vito, mencoba mengalihkan perhatian. Sejak dia dan Intan tadi datang, semua orang hanya tertarik bicara pada Intan, hingga melupakan Kalista.
Kalista datang membawa bunga, sebagai tanda kepeduliannya terhadap Berlian. "Dia Kalista, CEO Perusahaan Cabang Tama group di Asia Tenggara," kata Saka memperkenalkan Kalista.
Tidak baik kalau keluarga istrinya tahu kalau Kalista adalah salah satu anggota geng black. Oleh karena itu, Saka hanya memperkenalkan Kalista sebagai CEO perusahaan.
"Aku datang ingin menjenguk. Kebetulan aku baru datang dari Brunei. Tadi di lift aku tidak sengaja ketemu wanita ini," jawab Kalista, menunjuk Intan.
"Berlian, semoga kamu dan bayimu sehat selalu sampai melahirkan," lanjut Kalista, dengan senyum hangat.
"Terima kasih," sahut Berlian, merasa senang dengan kedatangan Kalista.
"Terima kasih sudah datang. Oh ya, Juan di kantor, selama tiga hari ke depan aku tidak masuk bekerja, mumpung kamu di sini, bantu Juan di kantor," kata Saka, meminta bantuan Kalista.
"Adik ipar, dia ke sini ingin menjenguk Berlian sekaligus refreshing, masa sampai sini masih kamu suruh kerja. Nona, adik iparku memang begitu. Bagaimana kalau aku temani jalan, berkeliling Jakarta," tawar Vito dengan percaya diri.
"Tidak perlu, aku ke kantor saja," tolak Kalista dengan halus, tanpa menunjukkan rasa tidak suka.
Semua yang ada di sana tertawa kecil melihat Vito ditolak. Dengan percaya diri mengajak Kalista jalan-jalan, di luar prediksi ternyata Kalista menolak.
Kalista pun pamit pulang, tidak ingin mengganggu lagi. Tidak lama setelah Kalista pamit, Intan juga pamit.
"Aku baru ingat ada pertemuan penting, aku duluan," ucap Miko, tanpa menunggu jawaban yang lain. Miko langsung berjalan keluar, meninggalkan ruangan.
"Pertemuan penting? Kok aku tidak tau?" ucap Vito, tidak curiga sedikitpun.
Berlian baru sadar, tatapan Miko terhadap Intan persis tatapan Saka saat menatapnya. Berlian menutup mulutnya yang menganga tak percaya.
"Kok bisa Kak Miko suka pada Intan? Apa mereka sudah kenal sebelumnya?" batin Berlian, penasaran dengan sikap Miko.
Rupanya Miko keluar duluan untuk mengejar Intan. Miko berlari secepat mungkin agar tidak kehilangan jejak Intan.
Untunglah Intan baru sampai di parkiran, belum meninggalkan parkiran. Saat Intan hendak masuk, Miko langsung menahan pintu mobil.
Intan terkejut melihat kedatangan Miko. "Ada apa Tuan?" tanya Intan, penasaran dengan sikap Miko.
"Kamu tidak mau memanggil aku Kakak? Seperti kamu memanggil Dirli?" ucap Miko, dengan nada yang berbeda dari biasanya.
"Hah?" Intan bingung dengan sikap Miko, tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
Vito dan Kalista bersatu...
tinggal Miko lagi nih yang berjuang buat dapatin Intan
tapi jangan dulu deh Vito,
tunggu nikah dulu baru buat baby 😆
"nasi goreng" ☺️
gpp ya Vito,demi orang tercinta...
moga kamu selamat Vito, pernikahan udah di depan mata lho...
yang satu ngebet banget,yang satu coba menghindar
tinggal kk Dirli yang masih membatu 😆
Miko mulai gombal gambil nih..
😆😆😆😆
lanjutkan Miko 💪
the power of money