Tema cerita: Fantasi, Petualangan, Pedang dan Sihir
Update 1-2 Bab/hari, setiap jam 20:00 WIB.
Caelum Aurelius adalah seorang penyihir dan peneliti dari sebuah organisasi bernama Arcana, sebuah organisasi sihir yang telah berdiri sejak abad pertengahan di bumi dan merupakan salah satu organisasi sihir tertua.
Pada suatu malam Caelum mencoba melakukan penelitian untuk "melintasi dinding realitas". Namun percobaan tersebut mengalami kegagalan yang mengakibatkan Caelum terlempar dalam dimensi hampa.
Saat Caelum tersadar dia melihat pemandangan asing disekitarnya.
"Berdasarkan pengamatan awal, lokasi ini tidak identik dengan satupun wilayah yang ada di bumi, terutama bulannya" sambil menatap ke arah langit, Caelum melihat 2 Bulan yang bersinar berdampingan.
Dan semuanya dimulai dari sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilhamkn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28: Latihan Neraka II
Ruangan menjadi sunyi sesaat, Caelum tidak menyangka bahwa Nyonya Maerin akan tertarik pada percobaannya, jadi ketika dia mendengar perkataan tersebut, Caelum seketika memikirkan sebuah ide.
"Nyonya Maerin, saya tidak keberatan untuk menunjukkan dengan anda secara langsung"
"Aku dengar kamu menggunakan darah, apakah itu satu-satunya cara?" Maerin menyandarkan badannya ke kursi namun tatapannya tetap tertuju dengan Caelum.
"Tidak.. saya hanya mencoba hipotesis saya dan itu terbukti dengan penggunaan darah, media yang dibutuhkan adalah sesuatu yang dapat mengalirkan mana, jadi darah hewan magis atau serbuk tanaman magis juga bisa" Caelum menggambarkan beberapa kemungkinan media lainnya yang dapat digunakan.
Mendengar hal itu Maerin menatap langit-langit ruangan, bagaimanapun dia telah mempelajari rune untuk waktu yang sangat panjang, dan penjelasan yang diberikan oleh Caelum adalah sesuatu yang tidak pernah dia pikirkan sebelumnya. Dia kemudian mengeluarkan beberapa bahan dan menyerahkannya kepada Caelum.
"Gunakan ini" Maerin mengeluarkan sebuah kantung dari cincinnya.
"Apakah itu cincin dimensional yang sangat langka itu?" gumam Caelum, baru menyadari bahwa cincin yang dikenakan oleh Maerin adalah salah satu Artefak langka yang memiliki kemampuan menyimpan benda mati dalam dimensi saku.
Setelah menerima bahan-bahan yang diberikan oleh Maerin, dia melihat ada sebuah tabung mini yang di dalamnya terdapat cairan berwarna biru gelap.
Caelum segera menggambarkan rune menggunakan cairan biru tersebut ke atas bilah sebuah belati yang diberikan oleh Maerin, mendengar penjelasan dari Caelum bahwa benda apapun yang memiliki ketahanan mengalirkan mana dapat digunakan sebagai katalis, semakin kuat materinya semakin lama dia biasa bertahan. Selama proses menggambar rune, Maerin memasang ekspresi yang berbeda-beda, ada heran, serius, kagum, dan bersemangat. Setelah selesai, Caelum segera menyerahkan belati itu kepada Maerin.
"Apakah sudah selesai?"
"Anda bisa mencobanya Nyonya Maerin" Lira yang sedari tadi hanya terdiam juga merasa kagum dengan gambaran rune dan seberapa lihainya Caelum menggambar.
Setelah menerima belati tersebut dan mengamatinya, Maerin segera menyalurkan mana kedalam belati tersebut, seketika setiap rune dan pola yang tergambar menyala dengan warna merah. Caelum telah mengembangkan mantra baru yakni api, untuk di aplikasikan pada senjata, dia membuat susunan rune ini untuk menutupi kemampuan bertarungnya yang kurang.
Setelah rune dan pola pada belati itu menyala, seketika api menyala dan menyelimuti bilah belati tersebut, Maerin dan Lira yang menyaksikan hak itu merasa kagum. Bagaimana tidak, rune sederhana yang di gambar tanpa menggunakan bahan pelengkap lainnya dapat dengan mudah menciptakan efek setara dengan senjata magis yang di tempa dengan bahan dan metode langka.
Setelah keterkejutan awal, Maerin segera bangkit dan berjalan ke arah Caelum, melihat Maerin berjalan sembari memegang belati menyala itu, Caelum hanya bisa menelan ludah.
"Apakah aku melakukan kesalahan"
Maerin memegang pundak Caelum dan memasang senyum paling ramah yang pernah Caelum lihat.
"Nak.. jadilah muridku" mendengar itu, Caelum dan Lira sama-sama terdiam. Lira merasa kaget karena dia belum pernah mendengar Maerin mengangkat murid secara langsung, disisi lain Caelum merasa senang. "apakah aku bisa bebas dari pelatihan iblis itu kalau aku menjadi murid Nyonya Maerin"
"Namun karena kamu telah menjadi murid dari Elvarin, aku akan memintanya memberikanmu libur tiap akhir pekan untuk belajar denganku, apakah kamu bersedia nak" Maerin masih memasang ekspresi ramah seperti sebelumnya.
"Tentu saja Nyonya... merupakan sesuatu kehormatan bagi saya.. namun" Setelah mendengar jawab awal Caelum, Maerin langsung berjalan keluar dari ruangan dengan sangat Capet sembari membawa belati yang menyala itu.
"Anda bisa menjadi guru penuh saya" kata-kata yang belum sempat keluar hanya bisa tertahan dalam pikirannya.
Caelum hanya bisa menatap pintu dengan ekspresi kosong, satu-satunya kesempatan untuk bebas dari latihan neraka kini telah hilang.
Lira yang melihat Caelum terdiam sembari meneteskan air mata hanya bisa tersenyum. "dia pasti sangat bahagia, sangat bahagia hingga menangis terharu" gumam Lira pelan.
Dan malam itu, Caelum yang terbaring di atas kasur, mengenakan pemberat di kedua tangan dan kakinya hanya bisa menatap langit-langit kamar dengan mata terbuka lebar. "semoga besok aku masih bisa selamat". Dan begitulah malam berlalu dengan cepat
......................
Pagi hari setelah sarapan, Caelum dengan wajah lesu kembali ke toko Aylin dengan nafas berat, mendengar pintu toko terbuka Aylin melirik sekilas ke arah Caelum dan menyapanya.
"Apakah menggunakan benda aneh sedang trend saat ini"
"Aku bisa memberikannya padamu jika kamu mau" jawab Caelum lesu.
"Tidak terimakasih" Aylin kembali fokus pada pekerjaannya.
Caelum kemudian segera melakukan pekerjaannya, namun kini pekerjaan itu terasa lebih berat dari sebelumnya. Setelah menyelesaikan pekerjaannya dia tidak punya tenaga untuk kembali dan membersihkan diri, jadi memutuskan untuk segera menuju ke rumah Elvarin.
Setelah tiba dirumah Elvarin, Caelum yang hendak mengetuk pintu, tiba-tiba terangkat oleh angin yang membawanya langsung menuju ke lapangan latihan, dengan perasaan kaget dan kagum dia akhirnya tiba di lapangan latihan dengan penampilan acak-acakan dan bau tak sedap.
Elvarin yang melihat itu mengerutkan alisnya dan menggunakan sihir air untuk membasuh tubuh Caelum atau seperti itulah yang dia bayangkan. Namun kenyataannya, Caelum dibungkus dalam gelembung air dan di putar bagai pakaian laundry. Setelah beberapa saat gelembung air itu pecah dan Caelum yang terbaring di tanah hanya bisa terbatuk dengan keras.
"Tuan apakah anda ingin membunuh murid anda... uhukk... " Caelum masih terbatuk akibat menelan air.
"Aku hanya membantu membersihkan dirimu, jangan banyak protes dan berterima kasihlah" Elvarin hanya mengangkat alisnya.
"Dasar iblis sialan, awas saja kau" teriak Caelum dalam hati.
"Beraninya kau mengumpat pada gurumu"
"A.. apakah anda bisa membaca pikiran tuan" Caelum merasa kaget.
"Wajah jelekmu menggambarkan kata demi kata dengan jelas apa yang kau pikirkan bocah.." mendengar itu, Caelum segera meraba wajahnya untuk memastikan.
"Hari ini kita akan melatih kepekaanmu, tapi sebelum itu lari keliling lapangan seratus kali" teriak Elvarin secara mendadak.
Merasa kaget, Caelum segera mulai berlari, "aku harus berlatih mengendalikan ekspresi wajah" bisik Caelum dalam hati.
"Berhentilah berpikir dan fokus saja berlari dasar bocah" teriak Elvarin.
"sudah kuduga dia bisa membaca pikiran" teriak Caelum dalam hati.
Setelah berlari dengan nyawanya di ujung tanduk, Caelum akhirnya berhasil menyelesaikan lari 100 putaran, kini ia terbaring di atas tanah dengan nafas berat.
"Sangat lambat.. sekarang kita beralih ke latihan selanjutnya" Elvarin menggambarkan sebuah lingkaran di tengah lapangan.
"Kemarilah dan berdiri di lingkaran ini" Caelum hanya berjalan dengan linglung ke lingkaran yang yang di gambar oleh Elvarin.
"Sekarang tutup mata ku dengan kain ini" Elvarin mengeluarkan sebuah kain penutup mata dan menyerahkan kepada Caelum. Karena terlalu lelah untuk berdebat jadi dia mengenakan penutup mata itu dengan patuh.
"Sekarang, hindari semua serangan yang di arahkan kepadamu tanpa meninggalkan lingkaran yang aku gambar"
"hah.. huhhh.. apa?"
Arghh... rasa sakit saat sesuatu menghantam dahinya.
"Fokus bocah, dengarkan dan rasakan" teriak Elvarin.
"Aku tidak bisa melihat apapun bagaimana caranya menghindari itu!....argggnhh" teriak Caelum.
Elvarin tanpa sadar tersenyum sambil terus melemparkan biji buah ke arah Caelum.
Arghhhh...
Uhkkk......
Siall...........
Semangat Thorr
tapi ada beberapa bahasa yang baru denger aku tuh 🤭
tetep semangat ya kakak othor