NovelToon NovelToon
Cinta Pada Pandangan Pertama

Cinta Pada Pandangan Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hani Syahada

Kalandra merupakan siswa pintar di sekolah dia selalu datang tepat waktu, Kalandra bertekad untuk selalu membahagiakan ibunya yang selama ini sendiri menghidupinya. Kalandara ingin memiliki istri yang sifatnya sama seperti ibunya dan setelah dia berkata seperti itu, ternyata semesta mendengar doanya Kalandra bertemu seorang gadis cantik ketika dia membaca buku di perpustakaan. Kalandra terpesona oleh gadis itu yang belakangan di ketahui bernama Aretha. Apakah Aretha juga punya perasaan yang sama seperti Yang Kalandra rasakan. Jangan lupa selalu tunggu cerita menarik dari Kalandra dan Aretha ya...!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani Syahada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11 CPPP

Setelah membeli semua buah, aku pun segera naik ke motor bersama Aretha karena seperti yang aku bilang tadi, kalau ibuku pasti sudah menungguku di rumah. Aku pun segera pergi dari tempat toko buah.

Di perjalanan pulang Aretha tidak ingin ketinggalan untuk mengabadikan momen matahari terbenam lewat teleponnya,di bilang sama aku kalau desa ini sangat indah. Aretha merasa nyaman tinggal di sini, karena sebelumnya dia tinggal di kota yang super padat kendaraan berlalu lalang.

“Andra, desamu ini cantik ya.. bersih lagi, makin betah aku tinggal di sini!” ujar Aretha sambil tersenyum kepadaku.

Aku juga merasa kalau hidupku semakin bermakna karena kehadiran kamu Aretha, kamu yang membawa warna baru di hidupku pikirku dalam hati.

“Iya dong.. desaku memang bagus! Kamu tidak akan menyesal tinggal di sini! Ucapku sambil memandangi matahari terbenam.

Aku tidak tahu kenapa merasa sinarnya sangat indah sekali hari ini, apa mungkin karena di temani Aretha sehingga suasananya berbeda.

Kami pun akhirnya sampai di rumah dan seperti yang sudah aku duga ibuku menungguku di depan pintu.

“Andra, jam berapa ini! Kamu baru pulang!

Sindir ibuku, sambil meletakkan tangannya di pinggang dengan alis yang turun membuat hawa rumah agak panas.

“Maaf bu, tadi kami asik main, jadi lupa kalau sudah mau magrib! Ucapku sambil garuk-garuk kepala karena malu di lihatin oleh Aretha.

Dan tanpa aku duga, Aretha membelaku di depan ibuku.

“Maaf tante, tadi gara-gara Aretha yang memilih buahnya kelamaan, makanya kita berdua pulangnya telat, jangan salahkan Andra ya... Tante!”

Ucap Aretha sambil mengeluarkan buah naga dan jeruk yang tadi di beli untuk ibuku agar tidak marah lagi.

“Tante, tidak marah kok, tante cuma kasih pelajaran untuk Andra, supaya tidak mengulangi lagi hal yang sama! Apalagi di masa depan dia sebagai pemimpin dalam rumah tangga, tentu harus di pupuk sejak dini tentang rasa tanggung jawab! Tapi makasih lo.. kamu sudah belikan buah tante!” ujar ibuku sambil tersenyum kecil kepadaku.

Namun aku tidak tahu apa maksud senyuman ibu itu, apakah mengandung makna lain atau memang sekedar senyuman, aku pun hanya membalas senyumnya. Dan karena aku dan Aretha sudah sampai, dia pun memutuskan untuk segera pamit pulang karena mengingat hari sudah gelap.

“Tante, Aretha pamit pulang dulu ya..! Ucap Aretha sambil mencium tangan ibuku.

Namun tiba-tiba saja ibu menarik ku ke samping.

“Nak, jangan pulang sendiri, udah gelap biar Kalandra yang antar kamu! Kamu sekarang tinggal di rumah nenekmu kan, jadi tante lebih tenang kalau kamu ada yang menemani pulang!

Ucap ibuku, yang terus mendorongku ke samping Aretha untuk mengantarkannya pulang.

Aku pun bertanya sama Aretha apa dia mau aku antarkan pulang.

“Retha, karena hari udah mulai malam juga dan desa tempat nenekmu jauh dari sini! kamu aku antarkan saja mau kah?"

Mataku sambil melirik ibu karena aku takut kalau Retha tidak mau aku antar, namun ibuku tiba-tiba saja menarik Aretha ke motorku.

“Kamu ini nak, kenapa pakek minta izin segala! Kalau niat antar ya.. antarkan saja! Maaf ya.. nak Retha, ibu tarik kamu lagi, habis ibu gereget sama anak ibu yang lambat kalau bertindak! Sindir ibuku sambil menatap tajam aku.

Aku merasa seperti bersalah sama Retha padahal aku cuma bertanya saja tapi tetap kena omel, ini sebenarnya yang anak kandung aku apa Aretha, kenapa aku merasa seperti anak tiri  di sini.

Namun aku hanya mengatakannya dalam hati karena kalau sampai aku berbicara malah tambah kena omel lagi aku, tapi meskipun begitu, aku merasa senang ibuku akhirnya bisa lebih ceria karena biasanya ibuku lebih pendiam serta tidak leluasa untuk mengungkapkan perasaanya, tapi sekarang setelah Aretha datang ke kehidupan kami, aku merasa ibuku jauh lebih bahagia serta beban di pundaknya sedikit berkurang. Aku merasa sangat bersyukur Aretha ada di sini.

“Ibu, aku kan, cuma minta pendapat Retha, mau tidak pulang sama aku! Kenapa ibu mengomeli aku bu!” ucapku sambil cemberut di hadapan ibu seperti anak kecil.

Aretha pun sampai geleng-geleng kepala melihat ibu dan anak ini.

“Tante, makasih ya... Udah perhatian banget sama Retha, tapi Aretha tidak apa-apa kok, kalau pulang sendiri!” ucapnya sambil mengambil helem di garasi belakang rumahku.

“Tidak apa-apa Retha! aku memang mau antar kamu pulang, aku tidak tenang kalau kamu pulang sendiri malam-malam begini! apalagi kita beda desa dan rumah nenekmu juga jauh dari tetangga lain, jadi lebih aman kamu aku antar!”

Ucapku sambil mengambil jaket dan helem dari kamarku.

“Iya nak, Andra saja mau kok, jadi kamu tidak perlu sungkan, anggap saja Andra calon suamimu! Ujar ibuku sambil tertawa kecil dan menginjak kakiku.

Aku yang mendengarnya saja, tiba-tiba menjatuhkan helmku sendiri, aku tidak menyangka kalau ibu akan langsung berbicara tanpa basa-basi seperti itu dan seketika itu juga aku dan Retha hanya saling melirik satu sama lain. Aku tidak tahu apa yang Aretha pikirkan setelah ini dan yang paling aku takutkan adalah jika nanti Aretha tiba-tiba menjaga jarak sama aku, semoga saja hal itu tidak terjadi.

“Andra, ayo.. kita berangkat! Kata kamu tadi mau antar aku kan? Ucapnya sambil naik motornya.

Namun ibuku menyuruh Aretha untuk di bonceng saja sama aku dan motornya di titipkan di rumahku, dan besok pagi baru di ambil.

“Nak, motormu di titipkan saja di sini, tante sudah telepon orang tuamu, mereka bilang tidak apa-apa motormu di sini!

Ibuku kemudian mendekatiku dan berbisik.

“Andra, ibu sudah bantu kamu, jadi jangan sia-siakan kesempatan ini karena kesempatan tidak datang dua kali, ibu tahu hari ini kamu belum berbicara apa pun soal perasaanmu sama Aretha, tapi kalau kamu terus berjuang agar bisa dekat dengannya, ibu yakin dia akan segera tahu perasaanmu yang sebenarnya”

Bisikan ibuku itu membuat hatiku jadi tidak karuan dan membuatku berpikir kalau selama ini aku memang terlalu kaku untuk mengungkapkan cinta, bahkan ibuku sampai turun tangan untuk membantuku. Aku jadi makin bingung sekarang, apalagi ibu sudah turun tangan begini.

Aku hanya berharap, semoga Aretha lambat laun tahu perasaanku kepadanya, aku hanya ingin bersama dirinya mulai dari sekarang sampai nanti, dan aku juga berharap semoga setelah pertemuan kita ini, dia akan tetap tersenyum kepadaku seperti saat ini. Di sela lamunanku tentang bisikan ibu, Aretha memanggilku untuk segera mengantarkannya pulang.

"Andra, ayo antar aku pulang! kenapa kamu diam, aku merasa kamu sering banget diam kalau sudah berkata tentang sesuatu!" ucap Aretha yang kemudian menarik tanganku untuk naik ke motor.

"Tidak apa-apa kok, Retha, ayo.. Aku antar kamu sekarang! Ujarku dengan penuh semangat karena Retha mengandeng tanganku.

1
mampir say~ AGREEMENT
Semangat kakk ... ditunggu yahhh
mampir say~ AGREEMENT
wahh pake pov satuu
Seven sweet
seru banget
HANDER
semangat tor, ditunggu bab selanjutnya
Seven sweet: Terima kasih thor, kamu juga semangat ya... di tunggu juga bab selanjutnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!