Irene, seorang gadis cantik yang gampang disukai pria manapun, tak sengaja bertemu Axelle, pria sederhana yang cukup dihindari orang-orang, entah karna apa. Sikapnya yang dingin dan tak tersentuh, membuat Irene tak bisa menahan diri untuk tak mendekatinya.
Axelle yang tak pernah didekati siapapun, langsung memiliki pikiran bahwa gadis ini memiliki tujuan tertentu, seperti mempermainkannya. Axelle berusaha untuk menghindarinya jika bertemu, menjauhinya seolah dia serangga, mendorongnya menjauh seolah dia orang jahat. Namun anehnya, gadis ini tak sekalipun marah. Dia terus mendekat, seolah tak ada yang bisa didekati selain dirinya.
Akankah Irene berhasil meluluhkan Axelle? Atau malah Axelle yang berhasil mengusir Irene untuk menjauh darinya? Atau bahkan keduanya memutuskan untuk melakukannya bersama setelah apa yang mereka lalui?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sam Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Stranger
Di sebuah tempat yang cukup gelap, terdapat beberapa botol beer kosong yang tergelatak begitu berantakan disana. Seorang pria tampak berdiri sambil menatap sebuah benda di tangannya, pria itu tersenyum puas melihat sebuah kartu nama di dalamnya.
"Bae Joohyun, hmm, boleh juga." Ujar pria itu, pelan. "Seorang blasteran Korea bertemu dengan gadis Korea, sepertinya akan menarik..." Gumamnya, tersenyum sinis. "Liat, loe masih bisa lari gak, kalo gw mengusik dia?"
"Boss!! Boss Besar ada di ruangan sebelah, dia nyariinn loe..." Intrupsi seorang pria, membuat pria itu memasang wajah datarnya kembali.
"Ok, gw bakal kesana bentar lagi..."
"Baik, Boss!!" Ujar pria itu, ia pun pamit pergi. Pria itu menghela nafas, lalu mengikuti langkah pria tadi.
Plak!! Plak!!
Beberapa tamparan mendarat di pipi pria itu, semua yang ada disana hanya diam menatap datar bawahan orang itu.
"Kenapa loe gak bisa nangkap anak itu? Dia cuman anak kecil, loe lebih dewasa dari dia, harusnya loe lebih cerdik..."
"Dia beruntung,..."
"Omong kosong!! Keberuntungan cuman sekali datangnya, kalau berkali-kali, itu berarti kalian yang gak becus!!" Ujar orang itu, kesal. "Gw kasih satu kesempatan lagi, loe harus bisa nangkap dia gimanapun caranya. Ngerti?"
Pria itu terdiam, menahan dongkol di hatinya. Ia benar-benar sudah berusaha menangkap si Winter sialan itu, tapi entah kenapa pria tinggi itu selalu berhasil lolos darinya.
"Ngerti gak loe?" Ujar orang itu sambil menarik kerah baju pria itu, membuat pria itu menatapnya.
"Saya mengerti, Boss, maaf..."
"Pergi, cari tau dia dimana."
"Kami sudah tau dia tinggal dimana, di daerah teritorial EXO. Apa kita bisa menangkapnya disana?"
"Jangan disana, loe gak tau EXO?" Ujar orang itu, kesal. "Mereka genk terkenal, apalagi ketuanya, kita gak akan bisa mengusik daerah mereka."
"Lalu?"
"Pancing dia keluar dari sana, apapun caranya. Asal jangan di daerah EXO, kita akan aman..."
"Baiklah."
Pria itu mengepalkan tangannya, begitu kesal atas apa yang terjadi padanya. Ini semua karna loe!! Lihat aja, gw pasti bisa membalasmu nanti, Winter, atau perlu gw panggil Axelle??
***
"Permisi, anda Nona Bae Joohyun..."
Irene terdiam, ia menatap pria itu dengan waspada. Tak ada yang tau nama aslinya, selain teman dekatnya. Tapi... Dia tak mengenal pria ini, siapa dia?
"Ini dompet anda, kan?"
Irene menatap dompet yang begitu ia kenal, itu memang miliknya. Kapan dia mengambil dompet itu? Semalam? Barusan? Atau dompetnya memang terjatuh di jalan, saat ia berjalan kemari?
"A-anda siapa?" Tanya Irene, hati-hati. "Anda kenal saya?"
"Kan ada tanda pengenal anda disana, bukankah sudah seharusnya saya mengetahui nama anda?"
Satu fakta, dompet itu tak terjatuh barusan. Kalau ia jatuh barusan, pria ini akan langsung mengikutinya, tanpa ada waktu untuk melihat isi dompetnya. Itu berarti...
Irene berjalan mundur, ekor mata Irene bergerak melihat sekelilingnya. Tak ada siapapun yang memperhatikan mereka, haruskah ia meminta tolong??
"Irene!! Ngapain kamu disini?" Tanya seseorang, membuat keduanya langsung menoleh.
"Kak... Kak Stuart!!" Ujar Irene, tersenyum, akhirnya ada orang yang dikenalnya.
"Dia siapa?" Tanya Stuart sambil menatap pria yang tiba-tiba menutupi wajahnya itu, Stuart menatapnya, pria itu seolah tak ingin terlihat olehnya.
"Dia mengembalikan dompetku, terimakasih..." Ujar Irene sambil mengambil dompet itu dengan cepat, membuat Stuart bisa melihat raut ketakutan darinya.
"Sama-sama..." Ujar pria itu, lalu ia berjalan pergi dengan terburu-buru.
Irene menghela nafas lega, Stuart menatapnya. "Kenapa Kakak disini?" Tanyanya, setelah menenangkan diri.
"Kamu baik-baik saja?" Tanya Stuart, khawatir.
"A-aku baik-baik saja, haha..." Jawab Irene, tertawa garing. "Kakak belum jawab pertanyaanku..."
"Kamu lupa? Aku tinggal disini, kamu pasti lupa..."
"Jadi ini daerah tempat tinggal Kakak, aku gak kenal..." Ujar Irene, ia benar-benar tak mengenal daerah ini.
"Iya sih, kamu kan gak pernah kesini. Kamu ngapain disini?"
"Hmm, nyasar." Jawab Irene, ia malas kalau harus bilang menginap di rumah seseorang, apalagi harus Axelle.
"Sepagi ini? Kamu nyasar semalaman?"
"Ah..."
Kruukk!!
Irene memegang perutnya, kaget, ia lupa belum sarapan tadi. Wajahnya memerah, ia benar-benar malu didepan Stuart.
"Kamu kenapa? Belum makan?"
"Kedengaran ya, hehe..."
"Kamu mau sarapan denganku? Kebetulan aku belum sarapan, mau?"
"Boleh, boleh..." Ujar Irene, penuh semangat.
"Ayo, aku tau makanan yang enak disekitar sini..."
Tanpa mereka sadari, seseorang tengah memperhatikan mereka. Tak sedikit pun pemandangan itu terlewat oleh mata tajamnya, ia tersenyum sinis.
Kenapa ia terlihat begitu dekat dengan Stuart? Apa mereka saling mengenal?
Deg!!
Ia bersembunyi, kala Stuart menatap kearahnya. Ia begitu kaget, Stuart bisa menatap kearahnya dengan tepat.
Apa itu cuman perasaan gw aja? Atau dia memang menemukanku tadi?