NovelToon NovelToon
Luka Di Balik Senyum

Luka Di Balik Senyum

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Pelakor
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: retnosari

Laluna: 'Aku mengira jika suamiku benar-benar mencintaiku, tetapi aku salah besar. Yang mengira jika aku adalah wanita satu-satunya yang bertahta di hatinya'.


Jika itu orang lain, mungkin akan memilih menyerah. Namun, berbeda dengan Luna. Dengan polosnya Dia tetap mempertahankan pernikahan palsu itu, dan hidup bertiga dengan mantan muridnya. Berharap semua baik-baik saja, tetapi hatinya tak sekuat baja.


Bak batu diterjang air laut, kuat dan kokoh. Pada akhirnya ia terseret juga dan terbawa oleh ombak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon retnosari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketika mati rasa

Tibalah malam hari dan sekarang sudah pukul delapan malam. Lagi-lagi Luna belum juga pulang, sedangkan orang rumah sibuk mencari keberadaannya.

“Mas, apa jangan-jangan bu Luna ada di rumah sahabatnya?”

Untuk sesaat. Arin pun memikirkan ucapan Emi, ia yakin jika istrinya ada di sana juga.

“Aku akan menghubungi Aruna,” tukas Arin seraya mengambil ponsel tersebut di dalam sakunya.

Tidak lama kemudian Arin kembali dengan wajah lesu. Emi yang sadar pun langsung bertanya soal Luna.

“Mas, bu Luna tidak apa-apa, kan di sana?”

Arin pun menjawab dengan gelengan kepala, hal itu semakin membuat Emi kesal karena Arin tak langsung menjelaskan.

“Mas, katakan. Apa yang terjadi dengan bu Luna! Bahkan tadi pagi baik-baik saja.” Emi yang terlalu khawatir jika sudah terjadi sesuatu kepada Luna.

“Masalahnya Luna tidak ada di sana!”

Emilia yang mendengar pun langsung tertegun. Di saat semuanya khawatir, justru mantan gurunya tiba-tiba menghilang lagi.

“Em, kamu mau ke mana? Emi!”

Setelah mendengar ucapan Arindra bahwa Luna tidak ada di rumah sahabatnya. Buru-buru Emi pergi tanpa pikir panjang ia harus bisa menemukan gurunya itu.

“Emi, tunggu aku!” Beberapa kali memanggil Emi, tetapi Arin diabaikan dan hanya bisa mengikuti ke mana Emilia akan pergi.

“Mas, bawa motor saja. Itu lebih memudahkan untuk mencarinya,” pinta Emi dan Arin pun setuju.

Menyusuri gelapnya malam, Arindra dan Emi berusaha mencari ke mana Luna berada.

“Mas, selain mbak Aruna. Siapa lagi sahabat bu Luna?” tanya Emi.

“Tidak ada, Luna tidak pandai bergaul dengan seseorang. Satu-satunya orang yang selalu menemaninya cuma Aruna,” jawab Arindra.

“Baiklah, kurasa aku tahu ke mana bu Luna pergi.”

Sedikit kaget dengan penjelasan Emi, tetapi ia juga tidak ingin mencari tahu sekarang. Kembalinya Luna, setidaknya sudah membuatnya begitu lega.

Setengah jam telah berlalu. Mereka berdua sampai di danau, dengan pikiran bingung. Kenapa Emi membawa Arindra datang ke sini. Sedangkan tujuan utamanya adalah mencari keberadaan Luna.

“Em, tujuan kita mencari Luna! Kenapa kamu malah datang ke sini,” ucap Arin dan tak habis pikir dengan Emi.

“Em, aku berbicara padamu. Bisakah kamu mendengarku dan tidak mengabaikanku,” imbuh Arindra lagi karena Emi belum juga merespons.

“Mas, bahkan kamu tidak tahu tempat bu Luna berada. Sekarang lihat, lihat dengan jelas!”

Emi pun menunjuk bagian bawah. Benar, di sana ada seorang perempuan tengah duduk seorang diri. Pandangannya hanya tertuju pada danau dan di sinilah Arindra merasa tak berguna.

“Bagaimana kamu tahu, bahkan kami hidup bersama selama lima tahun, tetapi aku tidak tahu soal ini.”

Sebuah penyesalan tanpa akhir, Arindra menatap lekat-lekat wanita di bawah sana. Rasa bersalahnya semakin dalam karena ia tidak tahu soal Luna. Tentang tempat kesukaannya, tidak mengerti dengan isi hatinya. Bahkan, Arin tidak memberikannya kesempatan untuk menjadi istri satu-satunya.

Perlahan, langkah mereka berdua mendekati Luna. Perempuan itu belum juga sadar jika di sampingnya ada Emilia dan Arindra—suaminya.

“Kalian berdua manusia munafik yang pernah aku kenal.”

Sontak, Luna menatap orang yang berbicara. Sedikit terkejut untuk sesaat setelah mengetahui siapa itu.

“Emi, kenapa kamu tahu jika ibu ada di sini?” tanya Luna dengan heran.

“Aku yang memberi tahu tempat ini kepada Ibu. Menurut Ibu, apa ini lucu?”

Luna terdiam, tidak ingin berdebat dengan mantan muridnya.

“Kenapa Ibu tidak langsung pulang? Bukankah pesta pagi tadi acara penyambutanku? Tapi justru Ibu kembali menghindar.”

Luna menatap lekat-lekat Emilia. Wajah sendunya begitu menenangkan. Untuk sementara, Arindra hanya bisa menyimak pembicaraan oleh kedua wanita di depannya saat ini.

“Rasaku kepada kalian telah mati rasa, aku sudah tidak lagi merasa sakit. Jadi, untuk apa menghindar.” Setelah beberapa saat, akhirnya Luna angkat bicara.

“Aku di sini hanya ingin memikirkan masa depanku, entah. Aku masih memiliki atau tidak, merasa kehidupan ini sudah tak ada artinya.” Lagi … kali ini Emi dan Arinda mendengar keluh kesah Luna.

“Luna, hukum aku dengan caramu. Benci aku sesukamu,” ucap Arindra yang seketika bersimpuh di bawah kaki Luna.

“Bangunlah, tak ada gunanya kamu bersimpuh di bawahku. Rasaku telah mati untukmu, Mas. Bahkan kalian berdua telah membunuh hatiku, aku tidak marah, aku juga tidak bisa membencimu.”

Kedua tangan Luna masih berada di kedua saku. Blazer Pemberian Arindra yang dikenakannya saat ini. Telah mengingatkan tentang masa lalu menyakitkan.

“Aku salah, aku salah karena tidak bisa sepenuhnya memberi apa yang kamu mau, aku bersalah telah melukai hatimu sehingga membuatmu layaknya mayat hidup tanpa tujuan hidup.” Arindra pun masih berada di bawah kaki Luna, berulang kali meminta maaf, tetapi tetap saja semuanya tanpa akhir.

“Mas, kamu pernah mengajariku banyak hal kepadaku, tapi kamu lupa mengajariku cara untuk melupakanmu. Aku kalah meski faktanya akulah istrimu,” ucap Luna dengan deraian air mata.

“Setelah hari ulang tahunku, mari bercerai.”

Terkejut, mata Emilia membulat sempurna. Bukan, bukan ini yang diharapkan, bukan pula menginginkan kedua berpisah.

“Bu, bukan ini yang aku mau.”

“Lalu apa? Seberapa jauh aku mengejar. Cinta suamiku bukan untukku, aku lelah. Lelah dengan pertahanan yang sia-sia,” sahut Luna kepada Emilia.

“Bu, apa kita tidak bisa hidup bertiga dengan rukun. Apa kita tidak bisa berusaha menjadi keluarga seutuhnya,” ujar Emilia yang tak kalah sedih ketika Luna mengajukan perceraian.

Jika di dunia nyata, maka apa yang dilakukan Luna adalah suatu kesempatan untuk menjadi satu-satunya bagi Emi. Namun, berbeda dengan Emilia di mana menginginkan istri sah dari kekasihnya untuk tetap hidup bertiga dan saling menjaga.

“Sangat bisa, jika aku mampu menahan rasa sakit yang ditorehkan oleh dia! Bahkan sudah lima tahun hatinya masih dipenuhi oleh nama kamu. Apa menurutmu ada kesempatan untuk hidup bertiga?” Seraya menunjuk ke arah Arindra, Laluna pun berkata sesuai fakta kepada Emilia.

“Em, kamu terlalu mudah untuk bisa memahami situasi seperti ini. Jalani kehidupanmu, dan ibu juga akan berjalan sesuai langkah kaki ini.”

Emi yang masih tidak bisa menerima semua ini. Harapannya terlalu besar kepada Luna.

“Mas, kenapa kamu diam saja! Bilang kepada bu Luna untuk tidak ada kata cerai.” Emi pun memukul Arindra beberapa kali di bagian dadanya. Memintanya untuk tetap mempertahankan pernikahan mereka.

“Em, maaf. Aku mencinta Luna, tetapi aku juga tidak bisa menjadi apa yang diinginkan.”

“Jahat kamu Mas, jahat!”

Emi pun berlari dan menjauh dari mereka sejauh mungkin. Arindra dan Luna pun berusaha mengejar. Mencoba memberi pengertian karena masalah mereka tak semudah yang diucapkan. Namun, tiba-tiba saja suara klakson membuat Emilia menjerit dan ….

“Bu Luna, bangun … Ibu, bagun Bu!”

1
Rizky Sandy
g ada mantan jadi saudara,,, mending pergi menjauh,,,,
🤗🤗: ada, bahkan dunia nyata pun ada. tinggal kitanya yang harus melupakan masa lalu biar gak terjebak.
total 1 replies
Soraya
knp paman sama bibinya luna gak gak dikabarin klo aluna kecelakaan
🤗🤗: di sini dia gak punya keluarga kak, dari sejak muda mereka sudah tiada.
total 1 replies
Blu Lovfres
akur novel yg menyebalkan bikin emosi dgn peran wanita nya yg jdi mayat hidup
Soraya
bingung mau komen apa
🤗🤗: komen aja yang pengen kakak ungkapin😄
total 1 replies
Soraya
mampir thor
🤗🤗: makasih akak🥰
total 1 replies
Azlin Hamid
Luar biasa
Atika Sari
bsa dijual,trus bli rumah lgi
🤗🤗: yups bener kak. nanti bagi dua.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!