Farah meninggal karena dibunuh. Namun itu bukanlah akhir kehidupannya. Farah diberi kesempatan untuk hidup kembali sebagai siswi bernama Rasti. Siswi yang tidak lain adalah murid di sekolah suaminya bekerja.
Nama suami Farah adalah Yuda. Sudah memiliki dua anak. Hidup Yuda sangat terpuruk setelah kematian Farah. Hal itu membuat Farah berusaha kembali lagi kepada suaminya. Dia juga harus menghadapi masalah yang di alami pemilik tubuhnya. Yaitu menghadapi orang-orang yang sering membuli dan meremehkan Rasti. Sebagai orang yang pernah bekerja menjadi pengacara, Farah mampu membuat Rasti jadi gadis kuat.
Apakah Farah bisa membuat suami dan anak-anaknya mau menerimanya? Mengingat dia sekarang adalah gadis berusia 17 tahun. Lalu bagaimana nasib Rasti yang selalu diremehkan karena bodoh dan berbadan gemuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8 - Tentang Fatma
"Apa-apaan!" Yuda melotot. Dia tentu dapat mendengar jelas penyebutan sayang yang diucapkan Rasti.
"Kalian semua ikut Bapak ke ruang BK!" ujar Yuda.
"Pak, aku sama sekali nggak terlibat. Kebetulan akulah yang menghentikan mereka." Yoga yang merasa tidak bersalah, langsung memberikan penjelasan. Sebagai murid teladan, dia tentu tidak ingin dirinya mendapat hukuman.
"Kita lihat saja nanti," tanggap Yuda. Dia membiarkan ketiga muridnya berjalan lebih dulu.
Rasti menatap Yuda sejenak. Ada rasa rindu sekaligus takut yang bercampur aduk. Akan tetapi dirinya terpaksa harus bersikap seperti remaja pada umumnya.
Ketika sudah di ruang BK, Rasti dan Ifa disuruh duduk. Sementara Yoga terbukti tidak terlibat karena Frida yang menyuruhnya memeriksa lokasi belakang sekolah. Frida sendiri adalah guru BK. Beliau merupakan pembina OSIS di sekolah. Yoga sering membantunya terutama saat memiliki jam pelajaran kosong.
"Rasti? Kamu membolos juga?" tanya Frida merasa tak percaya.
"Enggak." Rasti lekas menggeleng. Dia melirik ke arah Ifa. Berharap gadis itu mengaku kalau dirinyalah yang membuat Rasti harus terlibat.
"Terus kenapa kau dan Ifa ingin pergi melewati tembok sekolah?" selidik Frida.
"Ifa yang memaksaku untuk membantunya," jawab Rasti. Dia terpaksa jujur karena tidak mau dihukum.
Ifa memutar bola mata jengah. Ia sudah menduga Rasti akan mengadu.
"Sudah kuduga! Rasti nggak mungkin membolos." Yoga yang masih ada di ruangan, langsung angkat bicara.
Dahi Frida berkerut. "Apa benar itu, Fa?" tanyanya.
"Iya, itu benar. Memang aku yang paksa Rasti. Lalu apa sekarang? Aku disuruh membersihkan toilet atau halaman sekolah?" tanggap Ifa yang telah terbiasa kena hukuman. "Oh iya, sepertinya Rasti juga ingin mengadukan orang lain selain aku. Iyakan, Ras?" Ifa menyenggol Rasti dengan siku. Dia jelas membicarakan perbuatan Fatma dan gengnya terhadap Rasti.
"Iya! Aku hampir saja lupa." Rasti memukul jidatnya sendiri. Dia sudah mengangakan mulut karena ingin mengadukan Fatma dan kawan-kawan. Akan tetapi sekelebat ingatan mendadak muncul. Farah dapat melihat jelas ingatan pemilik tubuhnya. Fatma tidak hanya musuh Rasti di sekolah, namun juga di keluarga. Ternyata ibunya Fatma adalah adik kandung ayahnya Rasti. Itu mengartikan kalau Fatma dan Rasti memiliki hubungan sepupu.
Ingatan paling menonjol adalah saat Fatma mengancam tidak akan menganggap Rasti sebagai keluarga, jika gadis berbadan gemuk tersebut nekat mengadukan tentang pembullyan. Selain itu, Fatma juga memastikan ibunya memecat ayahnya Rasti. Kebetulan ayahnya Rasti bekerja sebagai sopir di rumah Fatma.
Karena memikirkan nasib ayahnya Rasti, Farah akhirnya memilih menutup mulut. "Tidak jadi, Bu. Aku mendadak lupa," ujarnya.
"Apa?" Ifa terperangah. Dia merasa Rasti tidak adil. Padahal Fatma jelas-jelas melakukan hal buruk pada Rasti dibanding dirinya.
"Ras! Kau harus--" ucapan Ifa terhenti saat Rasti memegang tangannya. Rasti lalu menggeleng. Seakan memberikan kode agar Ifa tidak mengadu.
Rasti menggigit bibir bawahnya. Dia jadi merasa bersalah pada Ifa. Tetapi mau bagaimana lagi? Dia sudah terlanjur memberitahukan kebenaran pada Frida.
"Kalau tidak ada yang dibicarakan lagi, kembalilah ke kelas!" perintah Bu Frida. "Dan Ifa, pulang sekolah ini kau harus bersihkan toilet!" sambungnya.
"Iya, Bu..." sahut Ifa malas. Dia dan Rasti berdiri.
"Tunggu! Aku rasa Rasti juga harus dihukum." Yuda kembali. Dia tadi sempat pergi setelah mengantar Rasti dan kawan-kawan.
"Kenapa, Pak? Rasti kan nggak salah," imbuh Yoga.
Ati ati yah ,jgn ampe kena jebakan betmen 😁