Seorang suami harus kehilangan istri yang sangat dia cintai dan seorang anak harus rela kehilangan kasih sayang ibu nya. karena insiden kecelakaan.
Mampukah Aditya hidup tanpa istrinya dan membesarkan putri nya seorang diri.
Lalu bagaimana dengan putri mereka setelah kehilangan sang bunda.
Yuk baca dan jadi la saksi kisah ini.
hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Setelah selesai mandi Mahendra turun dan Vino memantapkan nya dengan tatapan curiga.
"Mau kemana? baru pulang sudah mau pergi lagi?" tanya Vino.
"Jemput mama dan papa di bandara" jawab Mahendra.
Vino menatap wajah Hendra yang sedikit memerah dan langsung bertanya.
"Luh mabuk lagi? apa yang membuat kamu menyentuh minuman itu lagi Hen? Bukan kah kamu sudah janji gak akan minum lagi? Apa kamu mau mati." bisik Vino dengan penuh penekanan.
"Gak! Saya gak minum saya pergi dulu." pamit Hendra.
Hendra sengaja langsung pergi untuk menghindari berbagai pertanyaan dari Vino. Keyla yang ada di teras bersama dengan suaminya menatap Hendra yang keluar bersama dengan Vino.
"Ayah bunda saya jemput mama dan papa dulu." pamit Mahendra.
"Hati - hati hen jangan ngebut." ucap Abi.
Hendra hanya mengangguk dan langsung pergi setelah dia berpamitan. Sedangkan Vino hanya menatap saja Hendra pergi.
******
D rumah sakit Vina tak kepikiran untuk menghubungi keluarga nya yang dia pikirkan bagaimana cara nya agar suaminya segera sadar dan keluar dari masa kritisnya.
"Mbak Vina gak pulang. biar kak Adit Nita yang jaga." ucap Nita.
"Gak Nit kamu kalau mau pulang - pulang saja. Biar kak Adit saya yang urus." ucap Vina.
Mata Vina sudah bengkak karena beberapa jam menangis, Nita juga memilih untuk tidak pulang dia bisa merasakan bagaimana perasaan kakak iparnya.
"Kak buka mata kakak, apa kakak gak kasihan sama Vina, Vina sendirian kak." mata itu masih saja menangis.
Nita keluar dari ruangan Adit meninggalkan Vina yang sedih melihat kondisi suaminya. Dia ingin memberi kabar kedua orang tua Vina agar mereka menemani kakak iparnya.
Saat dia akan menghubungi ibunya Vina, Vivian dan Rian mendekat dan langsung bertanya apa yang terjadi dengan Adit. Karena saat dia datang salah satu perawat memberi tahu Vivian.
"Apa yang terjadi dengan Adit Nit?" tanya Vivian.
"Mbak lihat saja sendiri. Nita mau telpon bunda nya mbak Vina dulu." ucap Vina.
Nita tak melihat keberadaan Rian dia kesal dengan Rian saat di minta tolong Rian sebagai abang tak perduli.
"Tunggu Nita abang tau kamu marah dan kecewa kamu salah paham, abang masuk untuk mengambil jaket saat abang masuk kamu malah pergi." ucap Rian.
"Oke anggep saja ucapan abang benar." ucap Nita berlalu dari hadapan Rian.
Vivian yang tak ingin ikut campur langsung masuk kedalam ruang Adit dan melihat Vina menangis di dekat suaminya.
"Vina."
Vina memeluk Vivian yang mendekat kearah dirinya.
"Kak Adit Via. kak Adit terluka! Saya harus bagaimana. Apa Tuhan Sekejam itu sama saya?" tanya Vina.
"Sudah kita do'akan saja Adit akan baik - baik saja." ucap Vivian.
Adrian yang melihat kondisi saudara ingin marah dan menatap Vina dengan tatapan kesal.
"Benar kata mama kamu itu istri pembawa sial." ucap Adrian.
Plak...!
Nita masuk setelah dia menghubungi kedua orang tua Vina. Adrian kaget mendapat tamparan dari adik nya.
"Apa - apaan ini Nita?"
"Abang yang apa - apaan! jika abang datang hanya ingin menyalahkan mbak Vina silahkan keluar. Abang emang pantas tingal di desa. setelah kembali ke kota sifat abang kembali sama egois nya seperti bunda." kesal Nita.
Rian ingin menampar Nita tapi Vivian langsung berdiri untuk mencegah keributan.
"Kalian apa - apaan ini rumah sakit kenapa bertengkar. Mas juga apa maksud mas bicara seperti itu. ini semua bukan salah Vina ini kecelakaan Mas. Kenapa mas sepertinya kesal dengan Vina apa mas masih memiliki rasa untuk Vina istri Adit?" tanya Vivian.
Rian menarik nafas saat mendengar ucapan istrinya dia langsung meminta maaf atas sikap nya.
"Maaf Vina. Buka maksud saya berkata seperti itu." ucap Rian
Rian pergi dari ruangan Adit sedangkan Vina hati nya sakit, ingin sekali dia saja yang menggantikan posisi suami nya. Air mata nya mengalir begitu saja dia menangis tanpa suara membuat diri nya terasa sesak untuk menjalani kehidupan.
"Mbak Vina mau sarapan?" tanya Nita.
Vina hanya menggeleng dia membenarkan semua yang di katakan oleh Rian, semenjak Adit bersama nya Adit selalu menderita.
"Maafin Vina kak. andai bisa biar Vina yang menggantikan posisi kakak di sini." ucap Vina.
Nita memeluk Vina dia tak tega mendengar ucapan kakak ipar nya, walau dia bukan adik kandung Adit dan Rian tapi Nita besar bersama dengan Adit dan Rian itu lah Nita begitu menyayangi semua kakak iparnya.
Tak lama setelah mendengar kabar jika Adit kecelakaan dalam kerja nya, semua keluarga Vina datang dan melihat keadaan putrinya yang berantakan.
"Bunda semua salah Vina bunda kak Adit seperti ini Vina istri pembawa sial bunda." tangis Vina pecah saat melihat kedatangan kedua orang tuanya.
Vino mengepal tangan saat mendengar ucapan Vina yang begitu menyakitkan.
"Kenapa berkata sperti itu Adit pasti sedih, jangan menyalahkan diri mu kamu bukan pembawa sial. kamu kesayangan ayah dan bunda." jawab Keyla sang ibu
"Gak ada yang bilang bunda."
Abi mendekat dan memeluk putri satu - satunya. Dia sakit hati mendengar ucapan buruk putrinya. Abi sebagai ayah menghapus air mata Vina.
"Jangan menangis lagi semua akan baik - baik saja. Kamu tau dulu ayah juga sempat kecelakaan saat kerja dan mengalami musibah saat tengah malam. Kamu tau siapa yang selalu ada buat ayah, bunda. Jangan menyerah apa pun kata orang jangan di ambil hati jadi lah penguat untuk Adit agar dia segera sembuh jika kamu rapuh siapa yang akan menjadi penyemangat Adit." ucap sang ayah.
"Iya ayah." jawab Vina.
Dia menghentikan tangis nya saat kedua orang tua nya hadir sebagai penyemangat dan pelindung dirinya.
******
Sedangkan di bandara Mahendra yang menjemput ibu nya terkejut saat mendapat pesan dari Chan jika Adit masuk rumah sakit.
"Lho mama sendiri?" tanya Hendra.
"Iya papa sedang ada urusan besok dia akan datang." ucap Rania.
Rania melihat wajah putranya dan sedikit mencium aroma tak sedap dari mulut putranya.
"Kamu minum lagi nak?" tanya Rania.
Mahendra terdiam dia tak bisa berbohong dengan semua keluarganya.
"Sedikit mah."
"Nak apa yang membuat kamu jadi seperti ini? kenapa kamu gak mau cerita?" tanya Rania.
"Gak ada mah, oh iya kita kerumah sakit ya Adit di rawat." Mahendra sengaja membahas Adit karena tak ingin membuat ibunya sedih saat tau dia minum lagi.
Mahendra tak pernah mau cerita apa yang dia rasakan dia menyimpan sendiri kesedihan dari semua keluarganya. Tak lama meraka sampai Rania turun dan Mahendra menarik nafas saat dia harus kembali kerumah sakit di mana orang yang dia benci ada di sana.
eeeeeh datang Rian menghancurkan semua nya.
ternyata dia sangat menyayangi Adit ya sampai menangis liat Adit terbaring tak berdaya,,,
Doa seorang istri itu emang mujarab ya,,, Alhamdulillah akhirnya Adit sadar,,pasti saat bangun nanti Vina bahagia bgt liat Adit udah sadar/Smile//Smile/
lekas sembuh, semua orang mengkhawatirkan mu