NovelToon NovelToon
Ipar Tapi Maut Bagiku

Ipar Tapi Maut Bagiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Selingkuh / Cinta Terlarang / Anak Kembar / Cerai / Beda Usia
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: CancerGirl_057

【Baik, Cantik×Ganteng+Perselingkuhan,Cinta Segitiga+Cinta Manis, Komedi Romantis】Saat suamiku sibuk bermesraan bersama mantan kekasihnya, akupun tidak mau kalah! Dan pada akhirnya akupun memadu kasih dengan dia yang adalah......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirl_057, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27 #

"Dengar, Ketty! Jangan sekali-kali kamu membicarakan maslah kita! Ingat, Bapakku lagi sakit," ucapnya saat kami berdua berada dalam lift.

Jam besuk rumah sakit memang terbatas. Untuk itu, ibu terpaksa harus meninggalkan Bapak sendiri agar kami bisa masuk secara bergilir demi melihat kondisi bapak.

"Ket, harusnya kalian nggak perlu datang. Nanti kamu kecapean, sakit. Ibu bisa kok ngurus Bapakmu sendirian," ucap Ibu mertuaku saat Mas chris sedang melihat kondisi ayahnya.

"Nggak apa-apa, Bu. Ketty juga khawatir, Ketty pingin lihat kondisi Bapak."

"Kamu itu harus jaga kesehata, jaga stamina, nggak boleh stress. Biar cepat diberi momongan," ucapnya lagi.

Aku hanya tersenyum dan menghela nafas mendengar penuturan ibu mertuaku. Bagaimana bisa hamil jika anaknya sendiri tidak mau menyentuhku, batinku menggerutu kesal.

Tidak berselang lama, Mas Chris kembali. Ia mengatakan jika Bapak baru saja menerima obat yang disuntikkan melalui selang infus dan langsung tertidur pulas. Aku pun mengurungkan niat untuk mengunjunginya agar tidak mengganggu jam istirahatnya.

Pukul delapan pagi, jam besuk rumah sakit sudah dibuka normal. Aku dan Mas Chris bisa masuk bersamaan untuk melihat kondisi Bapak.

Nampaknya, keadaan Bapak sudah cukup membaik. Laki-laki tua itu sudah duduk dengan nyaman sambil tersenyum menatap kedatangan kami.

"Ketty, anakku," ucapnya lirih. Aku mencium punggung tangannya yang keriput sambil tersenyum. Aku mendoakan segala kebaikan untuk kesembuhannya.

"Bapak nggak apa-apa, kenapa repot-repot kemari," ujar Bapak mertuaku.

"Ketty khawatir, Pak. Ketty senang lihat Bapak sudah baikan," Ucapku.

Tidak berselang lama, rombongan dari tetangga mertuaku pun datang menjenguk. Jumlahnya cukup banyak hingga mereka harus bergiliran masuk demi menjaga kenyamanan pasien lain.

"Loh, Ketty di sini. Masih berdua aja sama Mas Chris, belum hamil juga, ya?" tanya seorang ibu-ibu dengan jilbab menjulur panjang hingga menyentuh betis.

"Eh, belum, Bu. Doakan saja." jawabku sambil tersenyum canggung. Aku melirik Mas Chris dengan tatapan penuh ancaman.

Tidak hanya satu orang, beberapa diantara mereka menanyakan hal yang sama saat melihatku. Wajar saja, pernikahan kai sudah lebih dari lima tahun lamanya. Sementara orang lain yang usia pernikahannya lebih muda dari kami justru sudah beranak pinak.

Selepas kepergian orang-orang itu, Ibu mertuaku tampak terpengaruh dengan pertanyaan para tetangganya.

"Bukankah sebaiknya kalian melakukan pemeriksaan? Ibu khawatir kalau kalian punya masalah kesehatan yang bikin kalian belum punya momongan," ucap ibu mertuaku.

:Nggak apa-apa, nggak perlu buru-buru. Memang Tuhan belum kasih, mau bagaimana lagi," sela bapak.

"Tapi, Pak. Malu, masa orang-orang udah pada gendong cucu, Ibu belum!" Wajah ibu mertuaku nampak kecewa.

"Mumpung lagi di rumah sakit, cepat periksa sekalian, sana!" seru ibu mertuaku.

"Nggak usah, Bu. Bener omongan Bapak, ngapain buru-buru," tolak Mas Chris.

Sejenak aku berpikir. Selama ini aku merasa sehat dan subur. Aku datang bulan tepat waktu dan tidak pernah mengalami masalah k3w4n1t44n. Bisa jadi, sumber masalahnya dari Mas Chris. Ia terlalu sering mengkonsumsi obat penguat, senjatanya pun tak pernah bisa bertahan lama.

"Yuk, periksa, Mas. Nggak ada salahnya menuruti nasehat Ibu." ucapku.

Sontak Mas Chris menoleh dan membulatkan kedua matanya dengan lebar menatapku. Ia memberi isyarat agar aku menarik kembali ucapanku.

"Yuk, Mas. Sekalian kita konsultasi, program hamil juga boleh," ajakku dengan senyuman yang mengembang sempurna.

Menurutku, jika Mas Chris bersedia melakukan tes kesuburan, maka ini akan sangat menguntungkan bagiku.

Aku akan membuktikkan jika sumber masalah kami bukanlah pada diriku. Sebagaimana pendapa orang awam, setiap kali pasangan yang tak kunjungan di karuniai anak, pasti pihak wania yang selalu disalahkan.

"Mas, yuk, ah!" ucapku sambil mendekati Mas Chris. Aku merangkul lengannya dengan manja. Aku tidak malu merayu Mas Chris di depan kedua orang tuanya. Aku tunjukkan pada mereka jika hubungan rumah tangga kami sangatlah harmonis dan manis.

"Nggak!"" tolak Mas Chris tegas. Ia menepis tanganku dengan cepat.

"Chris! Kamu nggak boleh egois gitu!' Tegur ibu mertuaku. "Istrimu udah bersedia tes kesuburan. Kamu juga harus mau, biar semuanya lebih jelas. Bagus juga kalau kalian langsung melakukan program hamil," lanjutnya.

"Tapi, Bu," keluh Mas Chris dengan wajah kesal.

"Turuti saja ibumu, Nak. Nak Ketty juga, kan mau. Ini semua demi kebaikan kalian." sela Bapak mertuaku.

Kini Mas Chris tak bisa lagi membantah. Jika ayahnya sudah buka suara, maka mau tidak mau Mas Chris harus melakukannya.

Tanpa menunggu persetujuan Mas Chris, aku pamit pada kedua mertuaku dan membawa Mas Chris keluar dari ruangan perawatan itu.

Mas Chris tampak sangat marah padaku, namun aku mengabaikannya.

"Kamu apa-apaan, sih! Kamu pikir aku suka caramu seperti ini? Buat apa coba tes kayak gitu segala!" seru Mas Chris.

"Aku penasaran aja, Mas. Lagi pula ini akan bisa jadi alasan buat Ibu kenapa kita nggak kunjung punya anak! Meskipun sebenarnya, kita udah pisah ranjang!"

"Terserah kamulah, ketty! Pokoknya aku nggak mau!" tegas Mas chris.

"Oh, jadi aku harus bilang sama Ibu dan Bapakmu kalau alasan aku nggak hamil-hamil itu karena kamu yang nggak pernah ngasih aku nafkah batin, gitu?"

Mas Chris menatapku tajam, pandangan matanya begitu menakutkan. Ia kesal, namun tak mungkin berani membentakku karena kami sedang berada di lorong rumah sakit yang cukup ramai di lewati orang.

"Berhenti bertingkah dan membuatku semakin membencimu, Ketty!" ucapnya ketus.

"Kita cuma perlu tes itu aja, Mas. Setelah itu, kita punya alasan logis kenapa kita nggak segera punya anak!"

Pada akhirnya, Mas Chris menyetujui permintaanku dengan sanga terpaksa.

Kami melakukan pendaftaran di lobi dan menunggu giliran untuk di panggil oleh dokter spesialis yang menangani kasus seperti ini.

Aku mendapatkan rincian biaya untuk melakukan tes kesuburan di rumah sakit ini, namun aku menyembunyikannya dari mas Chris. Menurutku, biayanya memang terbilang sangat besar, namun aku tidak peduli. Lagi pula, aku yakin Mas Chris pasti punya uang simpanan. Karena sudah jelas, Mbak Lisa tidak akan mau bersama laki-laki miskin yang tidak punya uang.

Saat tiba giliran, kami harus melunasi pembayaran sebelum melakukan semua prosedur, Mas Chris hampir marah. Namun aku hanya tersenyum seolah tak tahu apa-apa.

Ketika kami berkonsultasi dengan Dokter Spesialis, aku menjawab beberapa pertanyaan seputar jadwal haid an masalah yang aku hadapi saat datang bulan. Dokter mengatakan tiak ada masalah dengan itu.

Namun, aku bersungguh-sungguh mengatakan pada dokter tentang kondisi Mas Chris. Laki-laki itu tampak sangat malu, namun aku mengatakan hal jujur agar semuanya semakin jelas.

Pada akhirnya, dokter menyarankan Mas Chris untuk melakukan beberapa pemeriksaan, seperti tes analisis sp3rm4, Vasografi, hingga biopsi t3st1s.

...****************...

1
🌺Ana╰(^3^)╯🌺
Aku suka banget sama karakter di dalam cerita ini, author jangan berhenti yaa!
Leth@: siap....makasih kak sudah mendukung🙏
Leth@: makasih🙏
total 2 replies
_Sebx_
Duh, bikin merinding!
Leth@: ok....saya mampir yaa kak
Leth@: ok...jgn lupa follow yaa✌️
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!