Seorang remaja laki-laki yang masih bersekolah SMA terpaksa menerima permintaan sang mommy untuk menikah dadakan dengan anak mantan supirnya. Apakah sang anak akan menerimanya?.
Sedangkan sang mempelai perempuan tidak tahu siapa yang akan menikahinya. Dia sudah tak sadarkan diri ketika ijab qobul itu terjadi.
Entah mimpi apa aku semalam, dari seorang lajang sekarang sudah beristri.
-Greyvanno Alexander Geraldy
Siapa dia? benarkah suamiku?
-Naretta Andara Ibrahim
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Winda keenandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23
Vanno dan Retta segera menuju gazebo belakang untuk menemui sahabat-sahabat Vanno. Sebelumnya Retta terlebih dahulu mengambil jus jeruk yang sudah disiapkan oleh bi Mar dan membawanya ke sana.
Kelima pasang mata memperhatikan kedatangan Vanno dan Retta dengan tatapan penasaran. Retta segera meletakkan jus jeruk tersebut di hadapan mereka.
Setelah selesai, Vanno menarik Retta agar duduk di sebelahnya, meski masih ada sedikit jarak di antara mereka. Mereka masih merasa canggung dengan kejadian yang baru saja terjadi di dalam kamar.
Vanno mengambil jus jeruk miliknya dan menyesapnya sebentar. Sementara kelima sahabatnya masih terus diam memperhatikannya. Retta semakin gugup, dia sedikit menggeser duduknya hingga hampir menempel pada lengan kiri Vanno. Dia melupakan kecanggungannya tadi dan berganti dengan rasa gugup.
Melihat semua sahabatnya semakin penasaran, Vanno akhirnya buka suara. "Apa yang mau kalian ketahui?" tanyanya.
Mendengar pertanyaan Vanno, Neo langsung menjawab. "Semuanya. Jelaskan kenapa akhir-akhir ini lo susah banget dihubungi. Dan,..." ucapan Neo terpotong, sementara tatapan matanya tertuju pada Retta yang duduk menempel pada Vanno. "Siapa dia?, kenapa lo bisa dekat dengan cewek. Bukannya lo phobia cewek?" lanjutnya.
Vanno menghembuskan napas sebelum menjawab pertanyaan Neo. "Dia istri gue" jawabnya.
Apaaaa?!. Sontak semua sahabatnya terkejut.
"Lo jangan bercanda deh Van, nggak lucu tahu!" kata Mario.
"Gue nggak bercanda. Ini, Retta. Istri sah gue. Kita nikah sebulan yang lalu." Kata Vanno sambil memegang tangan Retta.
Hal itu tak luput dari perhatian kelima sahabatnya. Bahkan, mereka langsung membulatkan mata melihatnya.
"Bagaimana bisa?" Johan yang tidak habis pikir bersuara. "Lo sudah kenal lama sama dia?, sudah pacaran lama?" lanjutnya.
Melihat para sahabatnya semakin penasaran, akhirnya Vanno menjelaskan kejadian sebenarnya. Kelima sahabat Vanno mendengarkan sambil sesekali memberi komentar.
Setelah semua memahami, akhirnya mereka berjanji untuk menjaga rahasia Vanno dan Retta. Penjelasan berakhir ketika bi Mar memberi tahu jika makan siang sudah siap.
Mereka makan siang bersama sambil sesekali mengobrol ringan. Neo tidak mensia-siakan kesempatan untuk menggoda Retta.
"Jadi, yang dulu gue lihat lo nurunin cewek di halte dekat perempatan itu bini lo Van?" tanya Neo.
Vanno hanya mengangguk sambil terus mengunyah sebagai jawabannya.
"Buseeettt. Pantes saja lo sering kabur jika diajak ngumpul setelah pulang sekolah. Malam hari, lo juga sulit banget dihubungi," kata Johan. "Ternyata sudah ada ladang yang bisa diolah setiap hari." Lanjutnya dan diikuti oleh tawa dari keempat orang lainnya.
Sementara itu, Vanno hanya mendengus kesal mendengar godaan sahabatnya itu. Sedangkan Retta, wajahnya sudah merah padam mendengar godaan sahabat Vanno itu.
"Berisik!" Kata Vanno, yang langsung mengakhiri tertawaan para sahabatnya.
Setelah selesai makan siang, kelima sahabat Vanno segera pamit pulang.
Ketika Retta masih membersihkan meja makan, terdengar suara ponselnya berbunyi. Dia segera mengambil ponselnya dan menggeser ikon berwarna hijau tersebut ketika tahu siapa yang menelepon.
"Hallo, assalamualaikum buk, bagimana?" tanya Retta ketika sambungan telepon sudah terhubung dengan sang ibuk.
"Waalaikumsalam. Ta, kamu hari ini jadi menginap di rumah ibuk kan?, hari ini mommynya Vanno jadi berangkat?" tanya ibu.
"Jadi buk, mommy sudah berangkat. Tapi, kalau untuk menginap aku belum tanya mas Vanno. Eeuummm, dia nanti mengijinkan aku menginap di rumah ibuk atau tidak belum tahu." jawab Retta dengan suara sedih.
"Tidak boleh!" kata Vanno tiba-tiba.
.
.
.
.
.
\=\=\=\=\=
Kasih dukungan dong…
Biar tambah semangat.. 🤗🤗