"APA?" Jerit Lolita Nismara Fidelia seorang gadis cantik berkulit putih, mata indah berbentuk hazel, hidung mancung dengan tinggi badan semampai. Tapi memiliki kekurangan yaitu IQ di bawah rata-rata, masih duduk di bangku kelas sebelas SMA.
Mata Loli membola ketika garis dua terpampang nyata berwarna merah di atas tespack yang dia beli kemarin atas paksaan dari sahabatnya yang bernama Audy Mahaputri.
"Jadi perut buncit ini bukan busung lapar, tapi ada bayi di dalamnya?" Gumam Loli frustasi.
"Bagaimana cara bayi ini bisa masuk ke dalam perutku ya?" Tambahnya.
Penasaran dengan tingkah konyol Lolita, yukk pantengin terus karya terbaru Author. Semoga suka. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Trauma Lolita
Detik-detik berganti dengan detik, menit pun silih berganti, hari-hari pun terus berjalan, tak terasa sudah satu minggu berlalu dimana pasangan suami istri beda usia itu tinggal di rumah baru milik mereka. Tiada hari tanpa adegan romantis, cinta mereka semakin kuat seiring berjalannya waktu. Membuat siapapun akan merasa iri.
Pagi ini nampak berbeda dari hari-hari sebelumnya, Lolita yang biasanya sudah bangun kala adzan subuh berkumandang. Sudah sibuk memasak untuk sarapan, menyiapkan air untuk Edgar mandi, tapi kali ini dia masih bergelung dengan selimut dengan tubuh yang bergerak gelisah. Membuat Edgar curiga, mungkin istrinya sedang tidak baik-baik saja.
"Sayang... Lili kamu kenapa?" Tanya Edgar kemudian menyentuh kulit sang istri. Dan betapa kagetnya dia kala rasa panas menyekat seperti membakar tangannya. Ditambah bulir keringat dingin membasahi sebagian kepala Lolita.
"Abang... Perut aku keram, rasanya sangat sakit." Suara Lolita lirih.
"Astaga, tunggu sebentar. Abang akan bawa kamu ke Rumah Sakit."
Edgar bergegas memunguti pakaiannya yang berceceran di mana-mana. Pengantin baru stock lama itu tiada hari terus ber cinta. Lolita yang berdalih ingin memberikan service terbaiknya supaya sang suami tidak selingkuh. Dan Edgar yang menyambut suka cita keinginan sang istri, hingga lupa jika Lolita sedang mengandung. Tidak boleh terlalu diforsir.
Karena kesalahan itu membuat Lolita kembali menjadi pasien Rumah Sakit. Semua orang tua sudah datang untuk melihat kondisi putri, menantu dan cucu kesayangan bagi mereka.
"Bagaimana bisa Lolita kembali dirawat, sebenarnya apa saja kerjaan kamu sebagai seorang suami Edgar? Dasar tidak pecus." Omel oma Sinta.
"Lolita kelelahan Oma." Jawab Edgar.
"Memangnya kamu suruh apa istrimu itu?" Tanya papa David geram.
"Itu..." Tergagap, Edgar malu untuk mengatakan kebenaran pada semua orang.
"Jangan katakan jika istrimu lelah karena terus memanjakan senjata milikmu." Tebakan Oma Sinta tepat sasaran.
Edgar menunduk, wajahnya memerah antara malu juga karena rasa bersalah. Dia terlalu hanyut dalam euforia.
"Apa kamu sudah berkonsultasi ke dokter kandungan sebelumnya, hingga melakukan hubungan intim dengan istrimu yang sedang hamil?" Tanya mama Elena.
Edgar terdiam, menatap satu persatu orang yang ada di hadapannya. Sedetik kemudian dia menunduk dalam. Benar, selama menjadi suami Lolita hampir 5 bulan lamanya, dia belum sekalipun mengantar istrinya periksa.
"Jangan-jangan kamu juga tidak melakukan kewajiban yang satu itu. Astaga kamu itu bodoh atau bagaimana Edgar." Marah mama Karin.
"Kamu yang menginginkan pernikahan tanpa adanya persetujuan dari Lolita. Lalu kamu juga menghamilinya disaat dia tidak tersadar. Lantas setelah semua yang kamu lakukan itu, kamu tidak bertanggung jawab pada hasilnya."
Papa David marah, dia kecewa dengan perangai buruk sang putra.
"Apakah ini yang kamu bilang mencintai Lolita? Meskipun saya hanya keluarga angkat, tapi saya sangat menyayangi Lolita seperti putri kandung. Saya telah berjanji pada almarhum kedua orang tua kandung Lolita untuk menjaga putri mereka dengan baik. Dan ternyata saya salah."
"Keputusan saya menerima pinangan sepihak darimu ternyata hanya membuat Lolita menderita. Jangan membawa nama cinta jika nyatanya hanya nafsu yang kamu punya." Sesal papa Bagas.
"Kita tunggu sebentar apa kata dokter, setelah itu kita pikirkan solusi yang terbaik untuk masalah ini." Ucap mama Karin menengahi perdebatan yang terus memojokkan putranya.
Ceklek
Dokter keluar dari ruangan, kemudian melangkah mendekati keluarga Lolita.
"Bagaimana kondisi cucu menantu saya dokter?" Ucap Oma Sinta khawatir.
"Keadaan pasien sudah stabil, tidak terjadi pendarahan hanya kram perut biasa. Tapi akan menjadi berbahaya jika tidak segera ditangani karena kehamilan kembar rentang keguguran. Dan sebaiknya suami pasien bisa berpuasa."
"Setidaknya paling lama dua minggu untuk menahan hasrat." Ucap dokter.
"Saya ingin tahu, usia kandungan cucu saya." Tambah Oma Sinta.
"Loh, belum ada yang tahu ya? Apa memang pasien ini tidak pernah memeriksakan kandungannya ke dokter?" Cecar Dokter mulai heran.
"Iya dokter, suami pasien memang bodoh." Ucap Oma Sinta sinis.
"Hmm..." Menghela nafas, Dokter sudah tahu apa yang terjadi tanpa penjelasan lanjutan. Karena banyak pasangan suami istri muda yang lalai.
"Usia kandungan pasien saat ini sudah berjalan 20 minggu. Kedua janin sehat meskipun sempat terguncang, tapi cukup hebat masih bisa bertahan. Berat badan mereka juga sudah lumayan cukup." Terang Dokter.
"Apa ada pantangan lain selain berhubungan intim dalam dua minggu ke depan?" Tanya Edgar pelan.
"Jaga pola makan, dan rajin berolah raga. Jangan lupa mengkonsumsi vitamin yang nanti saya resepkan." Jawab Dokter, kemudian pamit untuk melanjutkan tugas memeriksa pasien lainnya.
"Sudah puas bertanyanya? Ternyata hanya nasib senjata yang kamu pikirkan."
"Bukan seperti itu Oma..."
"APA?"
Cucu dan nenek berdebat di depan pintu ruangan yang terbuka, membuat Lolita terbangun dari tidurnya.
"Abang..." Ucap Lolita saat membuka mata, hanya Edgar yang dicari.
"Abang di sini sayang. Maafkan abang ya sudah membuat kamu kelelahan." Ucap Edgar penuh sesal.
"Itu juga mau ku kok."
"Sekarang kita harus libur hingga dua minggu, karena kedua bayi kita sedikit protes." Ucap Edgar.
"Tidak masalah, asal abang tidak mencari pelampiasan dengan wanita lain."
"Tidak sayang, abang hanya milikmu. Abang janji, tidak satu pun wanita yang bisa menyentuh abang."
"Jangan bohong ya bang, aku tidak bisa hidup tenang jadinya."
Mendengar semua pembicaraan antara Edgar dan Lolita, semua orang tua akhirnya tahu. Jika Lolita memiliki ketakutan berlebih akan kehilangan. Masa lalu yang sempat membuat Edgar menjauhinya adalah penyebab utama trauma.
Beberapa saat kemudian, Lolita kembali tidur karena efek obat yang diberikan oleh perawat. Dan saat ini, semua orang sedang berdiskusi.
"Sepertinya Lolita memiliki trauma akan kehilangan, dan penyebab utamanya jelas adalah Edgar. Jadi harus Edgar juga yang menjadi obat untuknya." Ucap papa David memberi perintah.
"Apa ada pemicu yang terjadi akhir-akhir ini?" Tanya papa Bagas menatap lekat Edgar.
"Ada pesan masuk dari akun tidak dikenal, membuat Lolita cemburu buta."
"Astaga, pak David tolong saat dalam perusahaan atau pekerjaan. Hindarkan Edgar bersinggungan dengan wanita, maksud saya jangan bekerja sama dengan rekan bisnis jika itu seorang wanita single." Pinta papa Bagas.
"Iya, sekretaris lama Edgar juga sudah dipindah tugas ke kantor cabang." Terang papa David serius.
"Kasihan Lolita." Ucap Oma Sinta.
Karena Lolita harus rawat inap meskipun kondisinya sudah stabil, membuat Edgar wajib menemaninya. Pria tampan itu sangat memprioritaskan keadaan istrinya.
Beberapa hari kemudian, Lolita sudah diperbolehkan pulang. Dengan penuh semangat Lolita berjalan, dirinya sudah rindu berada di rumahnya. Tapi saat sedang menunggu Edgar mengambil mobil dari parkiran, Lolita dihampiri seseorang.
"Hai... cantik, wah makin besar ya perutnya membuat kamu semakin terlihat sexy." Ucapnya menatap mesum.
gak benar
bisa kacau balau
rumah tangga
Edward kalau itu beneran
kelelahan abang
kayaknya dia lagi bobo nyenyak
enak kan
surga dunia
kalau sudah halal
dach gitu bisa pacaran lagi
candu untuk mereka berdua
tiada hari tanpa bercinta...
lanjut thor ceritanya
di tunggu up nya
semoga tripel up