Proses Revisi. Disarankan jangan membaca dulu.
Alur VERY++++ Slow.
KARYA INI TERISNPIRASI DARI NOVEL KING OF GODS, KARYA FAST FOOD RESTAURANT
Weng Lou merupakan seorang anggota Klan Keluarga Weng yang berasal dari keluarga cabang. Dia berhasil masuk kedalam Keluarga Utama setelah berlatih dengan sangat keras dan menjadi seorang jenius berbakat didesanya.
Namun, dirinya yang merupakan jenius di keluarga cabangnya bukanlah siapa-siapa di keluarga utama. Banyak sekali jenius beladiri yang berasal dari keluarga utama. Namun meski begitu, ia tetap berlatih dengan keras agar tidak tertinggal dari yang lain.
Hingga suatu malam, dia mengalami kejadian aneh, dan berakhir dengan dirinya mendapatkan sebuah kitab. Kitab yang membuat kehidupannya berubah. Dari seorang pecundang, menjadi seorang jenius .
Nama kitab itu adalah "Kitab Keabadian". Dan dengan kitab itu, ia akan menuju 'Keabadian'.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noviant Juan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 31. Pertarungan Yang Sebenarnya
Tengah Malam, di Desa Sungai Biru.
Satu demi satu Beruang Iblis Hitam berhasil dibunuh dan menyisakan 10 ekor saja.
"Teknik Bara Api, gerakan kedua, Tendangan Bara Api!"
Ibu Weng Lou menendang dada salah satu Beruang Iblis Hitam dan membuatnya termundur beberapa meter sebelum berhenti dan lanjut menyerang.
"Teknik Panah Pumusnah, gerakan kedua, Panah Menembus Bumi!"
Weng Lou melompat tinggi dari atas rumah dan menarik penuh Busur Badai Angin miliknya.
Shuuuu.....
Anak panah melesat dengan sudut 60 derajat dan menembus mata dan tengkorak Beruang Iblis Hitam.
"Tembakan yang bagus Lou!" Puji Weng Hua.
"Oi! Nanti saja jika kau ingin memujinya! Aku sudah tidak kuat lagi!" Seru Weng Wan yang dari sejak tadi menahan serangan dua ekor Beruang Iblis Hitam.
Pertama kali melihat ini, Weng Lou sangatlah terkejut.
Bagimana bisa Weng Wan yang hanya Praktisi Beladiri Dasar Pondasi tingkat 3 menengah mampu menahan serangan sari 2 Beruang Iblis Hitam sekalaligus?
Bahkan Weng Hua yang sangat jarang terkejut pun bereaksi terhadap ini.
Namun mereka tidak menyadari, bahwa sebenarnya yang paling terkejut diantara mereka adalah Weng Wan sendiri.
Dengan sepasang golok disetiap tangan, dia terus menangkis setiap serangan dari kedua Beruang Iblis Hitam dihadapannya.
"Sejak kapan kau sekuat ini? Jika aku tau sebelumnya lebih baik tak kuberikan kepadamu Sumber Daya itu," tanya Weng Lou santai sambil melihat Weng Wan yang sibuk menahan serangan Beruang Iblis Hitam.
"Kau siala-"
BOM!!!
Sebuah ledakan besar terjadi dari tempat ayah Weng Lou dan Tuan Gong bertarung melawan pemimpin para Beruang Iblis Hitam.
Ibu Weng Lou segera pergi kesana dan meninggalkan Weng Lou, Weng Hua, dan Weng Wan.
"Ibu serahkan sisianya pada kalian bertiga!" Seru ibu Weng Lou sambil berlari menuju kearah ayah Weng Lou.
"Baik bu!" Jawab mereka bertiga serentak.
"Hei sejak kapan ibuku ibu kalian?" Tanya Weng Lou memandangi mereka berdua heran.
"Ah itu-"
Grooaarrrr....
Dua ekor Beruang Iblis Hitam yang dari tadi terus menyerang Weng Wan kini memberikan serangan yang jauh lebih besar dari sebelumnya kepada Weng Wan.
Weng Wan yang tak mampu menahan serangan kedua Beruang Iblis Hitam terlempar kebelakang karena kekuatan yang sangat besar dari kedua beruang itu.
"Wan!"
Weng Lou segera berlari dan menangkap Weng Wan yang masih dalam kondisi terlempar.
"Argh...sudah kubilang aku tak bisa menahan mereka lebih lama...."
"Iya iya maaf," Weng Lou tampak bersalah sambil tersenyum kecut.
"Makanlah ini. Ini sejenis pill yang mengisi kembali tenaga dalam, tapi juga berguna menyembuhkan luka dalam," kata Weng Lou sambil memberikan sebutir pill kepada Weng Wan.
Weng Wan tanpa pikir panjang langsung menelan pill yang diberikan oleh Weng Lou dan berkonsenterasi menyerap pill tersebut.
Setelah memberikan pill itu kepada Weng Wan, Weng Lou segera menarik busurnya lagi.
"Teknik Panah Pemusnah, gerakan pertama, Hujan Panah Kematian!"
Weng Lou melesatkan begitu banyak anak panah dalam waktu singkat keatas dua Beruang Iblis Hitam itu.
Sembilan anak panah berjatuhan kearah dua Beruang Iblis Hitam itu. Tentu saja anak panah-anak panah itu tidaklah terlalu melukai mereka, namun itu memang bukan untuk melukai mereka tetapi untuk mengalihkan perhatian mereka berdua.
"Teknin Panah Pemusnah, gerakan ketiga, Panah Pemusnah Kembar!"
Shuuuu.....
Dua buah anak panah melesat dan mengenai masing-masing satu mata dari kedua Beruang Iblis Hitam itu dan berhasil menembus tengkoraknya.
"Dua jatuh...tujuh lagi," Weng Lou menyisir pandangannya kearah ketujuh Beruang Iblis Hitam yang sedang memporak-porandakan rumah para warga, mencoba menemukan manusia didalmnya.
"Wan! Kau sudah selesai bukan?"
"Hm....fuuu....iya, aku sudah selesai menyerapnya!" Jawab Weng Lou sambil berdiri.
"Bagus. Mari kita selesaikan ini demgan cepat, lalu pergi membantu ayahku," Weng Lou melesat kearah salah satu Beruang Iblis Hitam terdekat darinya dan diikuti Weng Hua dan Weng Wan dibelakangnya.
Sementara itu, dipinggir wilayah Desa Sungai Biru.
Pertarungan yang sangat sengit berlangsung antara ayah Weng Lou dan Tuan Gong melawan pemimpin Beruang Iblis Hitam.
"Teknik Pemecah Gunung, gerakan pertama, Hantaman Penghancur!"
Tuan Gong melompat tinggi keatas Beruang Iblis Hitam itu, dan memberikan serangan dengan daya ledak yang luar biasa menggunakan pedang besarnya.
BOM!!!
Mereka mengira itu akan cukup mempan melawan Beruang Iblis Hitam itu, namun nyatanya pedang milik Tuan Gong hanyamenembus kulitnya saya, tidak dengab daging didalamnya.
"Kalian pikir serangan lemah seperti itu dapat melukaiku dengan serius? Kalian pasti bermimpi!" Beruang Iblis Hitam itu menyerang balik dengan cakarnya, namun berhasil dihindari oleh Tuan Gong setelah dia berhasil mencabut pedangnya dari tubuh Beruang Iblis Hitam itu.
"Li! Sisanya kuserahkan padamu!" Teriak Tuan Gong dan membuat Beruang Iblis Hitam itu menyadari ayah Weng Lou sedang mengumpulkan tenaga dalamnya.
"Tak akan kubiarkan, manusia!" Dia segera menerkam kearah ayah Weng Lou.
"Teknin Tombak Badai, gerakan keempat, Tusukan Halilintar!"
Sebuah tusukan yang dipenuhi oleh tenaga dalam melesat kearah dada Beruang Iblis Hitam itu.
Jduaar!!!!
Sebuah kilatan berwarna biru muncul begitu ujung tombak ayah Weng Lou mengenai dada Beruang Iblis Hitak itu.
Bagai disambar petir, sang beruang terlempar cukup jauh dengan luka besar di dadanya.
Namun tidak hanya sang Beruang Iblis Hitam saja yang terlempar, ayah Weng Lou juga ikut terlempar kebelakang karena daya ledakan dari serangan yang ia berikan sendiri.
"Ugh..." Ayah Weng Lou memuntahkan darah segar dari mulutnya begitu ia mendarat ditanah.
"Hei Li! Kau baik-baik saja?" Tuan Gong datang menghampiri ayah Weng Lou sambil membawa pedang besarnya dipunggungnya.
"Apa aku terlihat baik-baik saja?!" tanya ayah Weng Lou sedikit kesal.
Ayah Weng Lou mengambil pil penyembuh yang diberikan Weng Lou kepadanya, ini merupakan pill terakhir miliknya. Sebelumnya, ia sudah memakainya karena terkena cakaran beruang itu dipunggungnya.
Dia kemudian duduk bersila dan menelan pill itu, lalu mencoba menyerap khasiat pill itu dengan cepat.
Tuan Gong hanya memperhatikan dirinya sejenak sebelum pandangannya teralihkan kembali kepada pemimpin Beruang Iblis Hitam yang sudah berdiri kembali dengan mata yang merah.
"Oi oi, kau tau tatapanmu itu sangat menakutkan bukan?"
"Manusia...mati...MANUSIAAA!!!!"
Beruang Iblis Hitam itu tiba-tiba melesat dengab sangat cepat menuju kearah ayah Weng Lou yang sedang menyerap pill penyembuh.
"Kau tau aku tak akan membiarkanmu bukan?" Tuan Gong memasang kuda-kudanya, dan menghirup udara dalam jumlah besar.
"Teknik Pemecah Gunung, gerakan ketiga, Sayatan Pedang Batu!"
Sebuah sayatan yang sangat cepat diberikan Tuan Gong dan berhasil mengenai salah satu kaki Pemimpin Beruang Iblis Hitam itu dan memotongnya.
"Haa....sangat muda-uurghh!"
Tuan Gong tidak menyangka, Beruang Iblis Hitam itu tidak saja tidak terjatuh, dia bahkan memberikan serangan balik berupa sapuan kencang kepadanya.
Tuan Gon terlempar jauh dan menabrak salah satu rumah warga hingga rubuh.
"Urgh...beruang sialan ini..!!!"
Beruang Iblis Hitam itu nyatanya tidak menghiraukan Tuan Gong setelah memukul mundur dirinya, dia segera menuju kearah ayah Weng Lou dengan 3 kakinya yang tersisa.
"MATII MANUSIAA!!!"
Beruang Iblis Hitam itu memberikan serangan cakaran kepada ayah Weng Lou yang masih duduk bersila dengan mata terpejam.
"Jangan coba-coba menyentuh keluargaku!!"
Tanpa disangka, kepala Cabang Keluarga Weng Desa Sungai Biru, Weng Xialong, tiba-tiba sudah ada ditempat itu dan berdiri dihadapan Beruang Iblis Hitam itu sambil menahan cakarannya dengan tongkat kayu ditangannya.
"Kalian sudah cukup membuat diriku kehilangan anggot keluargaku, kali ini aku yang akan menghabisi kalian!"
Weng Xialong mengayunkan tongkatnya keatas dan membuat Beruang Iblis Hitam itu kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
"Teknik Tonkat Petir, gerakan kedua, Hantaman Petir!"
Weng Xialong mengayunkan tongkat ditangannya dan menghentakkannya ke arah kepala Beruang Iblis Hitam itu.
JDUUAARR!!!!
Kepala Beruang Iblis Hitam itu langsung remuk begitu menerima hantaman dari tongkatnya dan membuatnya kehilangan nyawa.
"Argh...!!"
Karena terlalu berkonsenterasi menyerang, Weng Xialong tidak menyadari bahwa cakar Beruang Iblis Hitam itu juga mengarah kepadnya.
Salah satu cakarnya berhasil menembus dadanya.
Dia akhirnya bertekuk lutut dan dengan sayu menatap ayah Weng Lou yang baru saja membuka mata.
"Kepala Keluaraga!!"
Ayah Weng Lou segera menghampirinya dan menangkap tubuhnya yang akan terjatuh ketanah.
"Aku senang...dapat berguna setidaknya sekali saja semasa hidupkku..." Weng Xialong tersenyum lembut kepada ayah Weng Lou dan kemudian mengembuskan napas terakhirnya.